BERDASARKAN POLIMERISASI :
Resin komposit diaktivasi kimia
Resin ini disebut juga resin komposit self-cured, yang terdiri dari dua pasta. Salah satu
pasta berisi inisiator benzoyl peroxide dan pasta lainnya berisi activator tertiary amine.
Resin komposit diaktivasi oleh sinar
Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan dalam bentuk suatu
pasta dalam sebuah tube
Resin komposit dual-cured
Resin ini merupakan sistem dua pasta, yang mengandung inisiator dan aktivator cahaya
dan kimia. (Sakaguchi et al, 2012)
b) KEKURANGAN
Terjadinya lesi sekunder
Terjadinya lesi karies sekunder
Terjadinya pengkerutan selama polimerisasi berlangsung
Dapat berubah warna saat pemakaian jangka panjang
Biayanya relatif mahal
Keauasan permukaan oklusal yang signifkan (Supriyanti et al, 2013) (Tulenan et
al, 2014)
SHEAR STRENGTH
Shear strength adalah stress maksimum suatu material dapat bertahan sebelum gagal
pada pemberian beban secara metode shear (geser). Metode uji shear strength suatu
material disebut punch method atau pushout method.
Distribusi stress pada metode ini tidak murni shear dan hasil sering berbeda karena
perbedaan dimensi spesimen, geometri permukaan, komposisi dan persiapan, serta
prosedur uji mekanik.
Rumus dari uji ini ialah : F/πdh. (Yuliati et al, 2015)
FLEXURAL STRENGTH
Flexural strength adalah uji kekuatan suatu batang yang didukung di setiap ujung
batang tersebut di bawah beban statis. Flexural strength juga merupakan kemampuan
material untuk melengkung sebelum patah. Uji ini adalah pengukuran kolektif dari
tensile, compressive, dan shear stress secara bersamaan.
RUMUS: σ = 3PL/4wt2
(Yuliati et al, 2015)(Anusavice, 2013)
UJI KEKERASAN
BRINELLE HARDNESS NUMBER
Pengujian ini menggunakan specimen lingkaran (d=25 mm, tebal=2mm) dan bola
kecil (Indenter) dengan d=1mm serta dengan beban 20 kg diaplikasikan diatas
permukaan specimen selama 15 detik.
Hasil atau bekas diameter cekungan diukur dan dihitung dengan rumus HBN =
2F/ (3.14D x (D-(D² – d²) ½)) BHN = Bilangan kekerasan Brinell (callister,
2010)(sakaguchi et al, 2019)
KNOOP HARDNESS TEST
Uji ini menggunakan indenter yang lebih kecil dan beban tidak lebih dari 3,6 kg.
Indenter knoop hardness test juga terbuat dari diamond, tetapi outline nya
berbeda dengan vickers indenter. Meskipun berbentuk diamond, salah satu
diagonalnya lebih panjang. Pengukuran kekerasan dilakukan pada diagonal
terpanjang. Keuntungan uji ini yaitu bisa digunakan untuk berbagai material. Dan
kekurangan uji ini adalah specimen terlebih dahulu dihaluskan permukaannya
guna mengetahui cekungan mikro (microsendentation) (Sakaguchi et al., 2012)
(Yuliati et al, 2015)
VICKERS HARDNESS NUMBER
Menentukan kekerasan suatu material dalam yaitu dengan menguji daya tahan
material terhadap intan yang kecil bebrbentuk pyramid, alat yang digunakan
adalah Vickers hardness Tester. (yuliati et al, 2015)