Anda di halaman 1dari 5

HASIL BELAJAR MANDIRI TUTORIAL 1, MUHAMMAD HAFLY

1. DEFINISI RESIN KOMPOSIT


Komposit berbasis resin gigi adalah struktur yang tersusun dari tiga komponen utama:
polimerik yang sangat terikat silang matriks yang diperkuat dengan dispersi kaca mineral,
atau resin partikel pengisi dan / atau serat pendek terikat pada matriks dengan agen
kopling.
(Phillip’s, 2012)
2. SIFAT MEKANIK RESIN KOMPOSIT
 SIFAT FISIK (Warna, Strength, Setting).
 SIFAT MEKANIK (Adhesi, Compressive strength, Diametal tensile strength,
Flexural strength, hardness).
 SIFAT KIMIA (Polimerisasi) (Anusavice KJ. 2013; Powers JM., et al. 2009)
3. KOMPOSISI RESIN KOMPOSIT
Komposit gigi terdiri dari tiga komponen utama: matriks resin polimer yang sangat
terikat silang yang diperkuat oleh dispersi kaca, silika, kristal, oksida logam atau partikel
pengisi penguat resin atau kombinasinya dan / atau serat pendek, yang terikat ke matriks
dengan agen kopling silan. Selain itu, komposit gigi mengandung sejumlah komponen
lain, termasuk sistem inisiator-aktivator yang diperlukan untuk mengubah pasta resin dari
bahan pengisi yang lembut dan dapat dicetak menjadi restorasi yang keras dan tahan
lama. (Phillip’s, 2012)

4. KLASIFIKASI RESIN KOMPOSIT


 BERDASARKAN VISKOSITAS :
 Resin komposit Packable
- Muatan filler 70% volume.
- Viskositas yang tinggi. 
 
 Resin komposit Flowable
- Muatan filler 42-53% volume.
- Viskositas/kekentalan yang rendah. (Sakaguchi et al, 2012)
BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL FILLER : 
 Resin komposit makrofiller :
- Ukuran partikel filler 10-100µm
- Permukaan kasar dan cenderung berubah warna
 Resin komposit midifillers :
- Ukuran partikel filler 1-10µm
 Resin komposit minifillers :
- Ukuran partikel filler 0,1-1 µm
 Resin komposit mikrofiller :
- Ukuran partikel filler 0,01-0,1 μm
- Pemukaan halus , sifat fisik dan mekanis rendah
 Resin komposit hybrid :
- Ukuran partikel filler 0,2-3 μm
- Permukaan halus dan memiliki sifat fisik dan mekanis yang baik
 Resin komposit nanofiller :
- Ukuran partikel filler 0,005-0,1μm
- Permukaan paling halus , sifat fisik dan mekanis hampir sama seperti mikrofiller.
( Sakaguchi et al, 2012) (Anusavice, 2013)

BERDASARKAN POLIMERISASI :
 Resin komposit diaktivasi kimia 
Resin ini disebut juga resin komposit self-cured, yang terdiri dari dua pasta. Salah satu
pasta berisi inisiator benzoyl peroxide dan pasta lainnya berisi activator tertiary amine.
 
 Resin komposit diaktivasi oleh sinar  
Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan dalam bentuk suatu
pasta dalam sebuah tube
 Resin komposit dual-cured 
Resin ini merupakan sistem dua pasta, yang mengandung inisiator dan aktivator cahaya
dan kimia. (Sakaguchi et al, 2012)

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RESIN KOMPOSIT


a) KELEBIHAN
 Mempunyai sifat kekuatan dan ketahanan hasil poles yang sangat baik
 Kekuatan setara amalgam
 Memiliki estetik yang tinggi
 Penghantar panas yang rendah
 Relatif mudah dimanipulasi 
 Tahan lama untuk gigi anterior
 Tidak larut dalam cairan mulut
 Bahannya tidak berbahaya/toksik
 Dapat digunakan pada gigi posterior
 Memiliki sifat mekanik lebih bagus dari logam.
(Syamsinar et al, 2015)(Tulenan et al, 2014)(Bakar A, 2014)

b) KEKURANGAN
 Terjadinya lesi sekunder
 Terjadinya lesi karies sekunder
 Terjadinya pengkerutan selama polimerisasi berlangsung
 Dapat berubah warna saat pemakaian jangka panjang
 Biayanya relatif mahal
 Keauasan permukaan oklusal yang signifkan (Supriyanti et al, 2013) (Tulenan et
al, 2014)

6. UJI MATERIAL RESIN KOMPOSIT


 UJI KEKUATAN
FLEXURAL STRENGTH
Alat yang digunakan adalah Universal material testing machine model LRX  dan
software Nexygen 4.0. Resin komposit dibentuk seperti balok dengan ukuran 2x2x25
mm dengan diameter 2mm. Jika adanya pelengkungan pada saat pengujian, maka
akan dicatat oleh software Nexygen (Garoushi et al., 2013).
DIAMETRAL TENSILE STRENGTH
Merupakan metode alternatif untuk mengukur kekuatan tarik material. Metode uji ini
dapat diterapkan pada meterial rapuh (brittle). Tetapi material rapuh (brittle) harus
diuji dengan hati- hati karena setiap konsentrasi stress dalam spesimen dapat
menyebabkan fraktur. RUMUS: Tensile stress = 2 F/πdt
(Yuliati et al, 2015)(Anusavice, 2013)

SHEAR STRENGTH
Shear strength adalah stress maksimum suatu material dapat bertahan sebelum gagal
pada pemberian beban secara metode shear (geser). Metode uji shear strength suatu
material disebut punch method atau pushout method. 
Distribusi stress pada metode ini tidak murni shear dan hasil sering berbeda karena
perbedaan dimensi spesimen, geometri permukaan, komposisi dan persiapan, serta
prosedur uji mekanik. 
Rumus dari uji ini ialah : F/πdh. (Yuliati et al, 2015)

FLEXURAL STRENGTH
Flexural strength adalah uji kekuatan suatu batang yang didukung di setiap ujung
batang tersebut di bawah beban statis. Flexural strength juga merupakan kemampuan
material untuk melengkung sebelum patah. Uji ini adalah pengukuran kolektif dari
tensile, compressive, dan shear stress secara bersamaan.
RUMUS: σ = 3PL/4wt2
(Yuliati et al, 2015)(Anusavice, 2013)

 TATALAKSANA UJI KEKUATAN


Pengukuran kekuatan tarik 
a. Subjek penelitian diletakkan pada alat fiksasi yang terletak pada tengah mesin
b. Alat bantu untuk menarik material penelitian dipasang
c. Mesin dihidupkan 
d. Alat penarik bergerak ke atas dan menarik material penelitian sampai terlepas
e. Monitor pada alat uji akan menunjukkan angka tertentu yang menyatakan
besarnya gaya maksimum yang diperlukan untuk memutuskan material penelitian

Pengujian kekuatan tekan 


a. Sampel diletakkan pada posisi vertikal 
b. Ditekan dengan menempelkan penekan dari UTM ke permukaan sampel (tidak
dijatuhkan)
c. Penekanan dimulai dari tekanan nol dan terus naik, penekanan ini dilakukan
hingga sampel pecah. (Phillip’s, 2012)

 UJI KEKERASAN
BRINELLE HARDNESS NUMBER
Pengujian ini menggunakan specimen lingkaran (d=25 mm, tebal=2mm) dan bola
kecil (Indenter) dengan d=1mm serta dengan beban 20 kg diaplikasikan diatas
permukaan specimen selama 15 detik.
Hasil atau bekas diameter cekungan diukur dan dihitung dengan rumus HBN =
2F/ (3.14D x (D-(D² – d²) ½)) BHN = Bilangan kekerasan Brinell (callister,
2010)(sakaguchi et al, 2019)
KNOOP HARDNESS TEST
Uji ini menggunakan indenter yang lebih kecil dan beban tidak lebih dari 3,6 kg.
Indenter knoop hardness test juga terbuat dari diamond, tetapi outline nya
berbeda dengan  vickers indenter. Meskipun berbentuk diamond, salah satu
diagonalnya lebih panjang. Pengukuran kekerasan dilakukan pada diagonal
terpanjang. Keuntungan uji ini yaitu bisa digunakan untuk berbagai material. Dan
kekurangan uji ini adalah specimen terlebih dahulu dihaluskan permukaannya
guna mengetahui cekungan mikro (microsendentation) (Sakaguchi et al., 2012)
(Yuliati et al, 2015)
VICKERS HARDNESS NUMBER
Menentukan kekerasan suatu material dalam yaitu dengan menguji daya tahan
material terhadap intan yang kecil bebrbentuk pyramid, alat yang digunakan
adalah Vickers hardness Tester. (yuliati et al, 2015)

7. TAHAP RESTORASI RESIN KOMPOSIT

8. KENAPA MENGUNAKAN KOMPOSIT


Karena komposit berbahan dasar resin dapat dibuat agar sesuai dengan penampilan alami
gigi, komposit ini telah menjadi bahan pengisi warna estetik atau gigi yang paling
populer dan banyak digunakan untuk berbagai aplikasi gigi.
Keuntungan utama lainnya dari bahan resin adalah dapat dibuat dalam berbagai
konsistensi, dari pasta yang sangat cair hingga yang kaku, yang memungkinkan bahan
tersebut mudah dimanipulasi dan dicetak, hingga bentuk yang dibuat khusus dan
kemudian diubah melalui reaksi curing polimerisasi menjadi a keras, kuat, menarik, dan
kokoh tahan lama. (Phillip’s, 2012)

Anda mungkin juga menyukai