Anda di halaman 1dari 24

LINEAR PROGRAMING

LAPORAN PBAP

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Bisnis Agroindustri dan
Perkebunan

Disusun oleh :
Kelompok 1 TEP-B
Intan Ambarikma 161710201021
Afrizal Aldi 161710201043
Verynikaningrum 161710201046
Habib Yuman 161710201045
Dwi Arief 161710201016

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Profil Perusahaan


CV. Bara Gemilang merupakan perusahaan manufaktur dengan produksi
briket arang yang terbuat dari kulit kopi. Bahan dasar kulit kopi diambil dari
kualitas terbaik yang selanjutnya di proses dengan tehnology modern. Alasan
pemilihan kulit kopi sebagai bahan dasar briket yaitu untuk meningkatkan daya
guna kulit kopi sehingga memiliki nilai ekonomi yang meningkat. Selain itu briket
kulit kopi merupakan bahan bakar terbarukan yang dapat digunakan sebagai
pengganti bahan bakar minyak dan gas yang keberadaannya di bumi semakin
berkurang. Lokasi pabrik bertempat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo,
Kabupaten Jember, Jawa Timur.
CV. Bara Gemilang dipimpin oleh satu ketua dan dua anggota, yang
masing-masing memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya. CV. Bara Gemilang
memiliki 5 bidang keahlian yaitu; pengolahan SDA, ilmu lingkungan dan sosial
ekonomi dan akutansi. Alasan CV. Bara Gemilang didirikan di Kabupaten Jember
karena melihat banyaknya rakyat di Indonesia maupun di seluruh dunia yang
membutuhkan bahan bakar untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, hasil produksi
kopi di wilayah Jember yang semakin meningkat dan merupakan salah satu
penghasil kopi terbesar di Jawa Timur sehingga CV. Bara Gemilang pertama kali
akan didirikan di Kabupaten Jember selain itu untuk membuka lapangan
pekerjaan di wilayah Kabupaten Jember.
Visi dari CV. Bara Gemilang adalah mewujudkan perusahaan Bara Briket
sebagai inovator pencipta bahan bakar alternatif yang mampu menembus pasar
internasional.. Kemudian misi dari CV. Bara Gemilang yaitu dengan mentaati visi
yang berlaku di dalam perusahaan selain itu dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan terhadap kualitas briket yang diberikan.
Dalam memenuhi visi dan misi tersebut, CV. Bara Gemilang mengambil
langkah yaitu dengan cara saling memiliki komitmen dan kepercayaan yang kuat
dari seluruh karyawan kepada semua pelanggan untuk memberikan produk dan
jasa terbaik. Tidak hanya memberikan kualitas terbaik pada produknya, CV. Bara
Gemilang akan menawarkan jasa terbaik kepada konsumen dalam hal produk,
layanan dan teknologi. Tujuan dari visi dan misi hingga layanan yang diberikan
CV. Bara Gemilang selain bertujuan untuk meningkatkan finansial perusahaan,
hal yang paling utama yaitu untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen,
sehingga konsumen dapat puas akan produk yang digunakan dan menjadikan CV.
Bara Gemilang sebagai recommended seller.

1.2 Identitas Perusahaan


1. Nama Perusahaan : CV. Bara Gemilang
Alamat Kantor : Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember,
Jawa Timur.

2. Telp : 0333 – 761121


3. Contact Person : Afrizal Aldi
GSM : 085236728389
E-Mail : bara.gemilang@gmail.com

1.3 Struktur Organisasi


1. Nama Bisnis/Perusahaan : CV Bara Gemilang
2. Logo Perusahaan :

3. Pemilik Perusahaan : Verynika


4. Segmenting Costumer :
- Lokasi = Jember
- Konsumen = Pemiik café (Shisha / Hookah), Owner salon (Spa) dan
untuk keperluan ekspor digunakan sebagai penghangat ruangan
5. Targeting : Café/restoran/rumah makan, salon kecantikan dan keperluan
ekspor
6. Positioning :
- Harga terjangkau
- Kualitas baik
- Mudah didapat
7. Key Customer : Perusahaan penyedia briket yang setiap hari memproduksi
(briket selalu tersedia). Terdapat monitoring dan kunjungan kepada
konsumen. Menggunakan penilaian produk secara online maupun offline
melalui website, brosur dan pengenalan produk secara langsung kepada
masyarakat serta terdapat penyediaan layanan pengaduan produk.
8. Customer Management :
- Selalu memuaskan keinginan pelanggan
- Menerima setiap masukan yang ada
- Mempertanggung jawabkan keluhan konsumen
- Standar layanan pelanggan (belum)
- standard praktik tertentu (Tidak)
9. Market Strategies : Penyuluhan dan penawaran secara langsung kepada
semua kalangan yang datang di pabrik. dan tidak langsung kepada
kalangan yang bertanya secara online
10. Marketing Targets : Produk yang dihasilkan dalam waktu sehari mencapai
2000 kemasan. Sehingga target bulanan minimal bisa menghasilkan 52000
kemasan briket siap digunakan.
11. Market Position : Pada posisi pasar yang kompetitif, Posisi briket kulit
kopi ini lebih unggul dari segi kualitas dan harga.
BAB 2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Produk

CV. Bara Briket merupakan perusahaan penyedia bahan bakar briket yang
bahan dasarnya berasal dari limbah berupa kulit kopi. Briket kulit kopi dijual
secara offline maupun online. Penjualan briket dapat dijual per kemasan maupun
perdus yang berisi 10 kemasan/dusnya. Untuk dus menggunakan kemasan karton
sedangkan untuk kemasan ecer menggunakan kertas semen yang didalamnya
terdapat kemasan primer berupa plastik. Briket kulit kopi ini di produksi setiap
hari dengan menggunakan teknologi modern. Harga yang dipasarkan pun relatif
murah apabila dibandingkan dari segi manfaatnya.

2.2 Desain Kemasan

Kemasan briket ini beralaskan plastik yang merupakan kemasan primer


yang kemudian dikemas lagi menggunakan kemasan sekunder berbahan dasar
kertas semen untuk mempercantik kemasan, selain itu pada kemasan sekunder
terdapat tulisan yang berisikan informasi mengenai produk briket kulit kopi
seperti berat, alamat produksi, cara pemakaian, dan lain-lain.
2.3 Alur Produksi
Berikut merupakan diagram alir pembuatan briket oleh CV. Bara Gemilang.

Berdasarkan diagram alir diatas, terdapat beberapa tahapan pada alur produksi
dalam proses pembutan briket oleh CV. Bara Gemilang, antara lain pemasokan
(suppliying), pengecilan ukuran (size reduction), pencampuran (mixing),
pencetakan (forming), pengeringan (drying), pengemasan (packaging) dan
penggudangan (warehousing).
2.3.1 Pemasokan (Suppliying)
Pemasokan bahan baku dilakukan setiap tiga hari sekali yaitu pada hari
senin, rabu dan jumat. Pada saat pengambilan kulit kopi sudah dalam kondisi
kering. Kulit kopi dibeli langsung kepada perusahaan kopi di Sidomulyo yang
lokasinya tidak jauh dari perusahaan sehingga tidak membutuhkan waktu, tenaga
dan biaya yang besar. Selain pemasokan bahan baku, CV. Bara Gemilang juga
memasok bahan perekat yang berupak tepung tapioka. Pemasokan tepung tapioka
dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari senin. Bahan-bahan tersebut
diletakkan di tempat penggudangan awal yang sudah disediakan khusus untuk
bahan baku dan bahan perekat yang digunakan untuk pembuatan briket.
2.3.2 Pengecilan ukuran (Size reduction)
Proses selanjutnya yaitu pengecilan ukuran. Pada proses ini, sebelumnya
kulit kopi ditimbang terlebih dahulu sebanyak 500 kg-an dengan total yang
dibutuhkan yaitu 2000 kg. Penimbangan dilakukan di tempat penggudangan awal,
kemudian kulit kopi tersebut langsung dibawa ke ruang pengecilan ukuran.
Kapasitas alat pengecilan ukuran yaitu 500 kg/jam sehingga membutuhkan 4 kali
pengulangan yang membutuhkan waktu 4 jam untuk mengubah kulit kopi menjadi
tepung kulit kopi.
2.3.3 Pencampuran (mixing)
Proses penampuran merupakan proses lanjutan dari pengecilan ukuran.
Setelah menjadi tepung kulit kopi, bahan yang sudah jadi kemudian dicampur
dengan perekat yang berasal dari tepung tapioka. Tepung tapioka yang dibutuhkan
untuk 2000 kg tepung kulit kopi yaitu sebanyak 400 kg. Tujuan pemberian
perekat agar briket dapat membentuk secara sempurna serta memiliki kerapatan
yang baik. Karena pada kerapatan yang tepat, briket dapat menghasilkan bara api
yang baik pula sert tidak cepat habis. Pencampuran bahan ini menggunakan alat
pengaduk yang memiliki berkapasitas 100 kg dengan waktu 15 menit. CV. Bara
Gemilang memiliki dua alat pengaduk, sehingga untuk proses pencampuran
membutuhkan waktu 3 jam dengan masing-masing 12 kali pengulangan pada
setiap alat.
2.3.4 Pencetakan (forming)
Proses pencetakan merupakan proses yang harus dilakukan dengan hati-
hati karena apabila adonan yang dimasukkan dalam pencetak kurang ataupun
lebih maka bentuk yang dihasilkan akan memiliki dimensi yang berbeda, dimensi
yang dikehendaki yaitu dengan tinggi 10 cm dan diameter 5 cm, briket ini
berbentuk tabung atau bias disebut blok. Alat pencetak ini memiliki kapasitas
1000kg/jam. Maka dari itu untuk proses pencetakan membutuhkan waktu 3 jam.
Setelah proses pencetakan selesai dilakukanlah proses sortasi untuk memisahkan
briket yang gagal dan briket yang baik yang kemudian briket yang baik akan
dilanjutkan pada tahap pengeringan dan yang gagal akan dijadikan limbah.
2.3.5 Pengeringan (drying)
Pengeringan merupkan tahap akhir dalam pembuatan briket. Setelah
selesai dilakukan proses penyortiran, briket yang berada dalam kondisi baik
kemudian dipindahkan ke tempat pengeringan. Alat pengeringan berbentuk seperti
oven berkapasitas besar yaitu 2000 kg/proses dengan waktu 24 jam dengan suhu
oven 4000C. Pada proses ini cukup dilakukan satu kali pengulangan saja. tujuan
dilakukannya pengeringan agar kadar air dalam briket menurun, kadar air pada
briket harus kurang dari 5% agar dapat dikatakan layak untuk dipasarkan.
2.3.6 Pengemasan (Packaging)
Setelah dinyatakan layak untuk dipasarkan, briket dapat dikemas. Terdapat
tiga kemasan pada briket yaitu kemasan primer, sekunder, tersier. Kemasan
primer berasal dari bahan plastik digunakan untuk membungkus briket, kemudian
kemasan sekunder berupa kertas semen yang digunakan untuk membungkus
kemasan primer yang telah diisi briket. Spada kemasan sekunder ini berisi
informasi-informasi yang diberikan oleh perusahaan mengenai produk briket kulit
kopi. Sedangkan kemasan tersier berasal dari dusboks yang diisi masing-masing
10 briket kemasan. Pada proses pengemasan ini membutuhkan waktu 4 jam
hingga sampai pada proses pengemasan tersier.
2.3.7 Penggudangan (Warehousing)
Tahap akhir pada proses produksi briket kulit kopi yaitu penggudangan.
Setelah dilakukan pengemasan, selanjutnya briket tersebut dibawa ke ruang
penggudangan akhir. Pada ruangan ini terdapat penyetabil suhu ruang yang
bertujuan agar kondisi suhu pada briket tetap terjaga dengan baik.
BAB 3. LINIER PROGRAMMING DAN CRITICAL PRODUCT
METHOD (CPM)

3.1 Linear Programming


3.1.1 Definisi Program Linier
Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan
pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang
bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan. Persoalan
pengalokasian ini akan muncul manakala seseorang harus memilih tingkat
aktivitas-aktivitas tertentu yang bersaing dalam hal pengunaan sumber daya
langka yang dibutuhkanuntuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut (Budiana
Penindra & Wedagama, 2018).
Teknik program linier dapat digunakan dalam dua cara, yaitu:
a. meminimumkan biaya dalam rangka tetap mendapatkan total penerimaan atau
total pendapatan sebesar mungkin (program “mnimisasi atau meminimumkan”
(minimize);
b. memaksimalkan total penerimaan atau total pendapatan pada kendala sumber
daya yang terbatas (program “memaksimalkan atau maksimisasi” (maximize).
(Soekartawi, 1995).
3.1.2 Karakteristik Program Linier
Berikut beberapa karakteristik yang digunakan dalam menyelesaikan
persoalan program linier.
a. Variabel keputusan
Variabel keputusan merupakan variabel yang digunakan untuk menguraikan
secara lengkap keputusan yang akan dibuat.
b. Fungsi tujuan
Fungsi tujuan merupakan fungsi dari variabel keputusan yang akan
dimaksimumkan atau diminimumkan.
c. Batasan/pembatas
Pembatas merupakan kendala yang dihadapi sehingga peneliti tidak bisa
menemukan harga variabel keputusan secara sembarang.
d. Pembatas tanda
Pembatas tanda merupakan pembatas yang menjelaskan apakah variabel
keputusan diasumsikan hanya berharga non negatif atau variabel keputusan
tersebut boleh bernilai positif atau negatif (tidak terbatas dalam tanda).
(Budiana Penindra & Wedagama, 2018).
3.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Program Linier
Beberapa kelebihan dari penyelesaian persoalan dengan menggunakan
program linier sebagai berikut.
a. Mudah dilaksanakan, apalagi dengan menggunakan alat bantu komputer.
b. Dapat menggunakan banyak variabel, sehingga berbagai kemungkinan untuk
memperbolehkan pemanfaatan sumberdaya optimum dapat dicapai.
c. Fungsi tujuan (objective function) dapat difleksibelkan sesuai dengan tuuan
penelitian.
Sedangkan dari segi kelemahan menggunakan penyelesaian program linier
yaitu bila menggunakan alat bantu komputer tidak tersedia maka cara manual
dapat menyulitkan dalam analisis variabel yang banyak (Soekartawi, 1995).
Tabel 3.1 Spesifikasi Alat
Alat Variabel Daimensi Kapasitas Harga Pemeliharaan/Bulan Pekerja Gaji Pekerja Kapasitas
x 120 x 55 x 120 200-300 kg/ jam 7500000 12500 3 150000 300
Pengecilan Ukuran y 80 x 50 x 100 300-500 kg/jam 3800000 6333,333333 4 4 200000 500 2000
z 500 Kg/jam Rp11.000.000 18333,33333 4 200000 500
x 120x90x180 100 -200 Kg/ proses 15000000 25000 2 100000 200
Oven y 200x200x200 400-500 kg/proses 20000000 33333,33333 3 4 150000 500 2000
z 2000kg/proses 16000000 26666,66667 4 200000 2000
x 160x115x170 1000kg/jam 9075000 15125 3 150000 1000
Pencetak y 60x50x80 30onc/press 7000000 11666,66667 2 4 100000 600 2000
z 100 Kg – 200 Kg/proses Rp16.500.000 27500 4 200000 200
x 5000 kg 220000 366,6666667 4 200000 5000
Timbangan y 120x120 2000 kg 18000000 30000 3 4 150000 2000 2000
z 4 Ton - 5 Ton Rp7.500.000 12500 6 300000 5000
x 103 x 102 x 122 100 kg/jam 13.500.000 22500 5 250000 100
Pengaduk y 160 x 93 x 150 300 kg/jam 18.000.000 30000 6 4 300000 300 2000
z 180 x 90 x 140 100 kg/jam 16.200.000 27000 3 150000 100

Tabel 3.2 Hasil Linier Programming Mesin Penngecilan ukuran


Fungsi Z= 7500.000X + 3800.000Y + 11.000.000Z
Batasan : 300x +500y + 500z >=2000
3x +4y+4z<=4
X, y >= 0
v f k
1 0 z= Rp3.800.000 4 <= 4
2 1 500 >= 2000
3 0 0 >= 0
1 >= 0
0 >= 0
Dari hasil perhitungan linear programming dengan metode simpleks pada mesin pengecilan ukuran didapatkan hasil mesin
yang paling efisien yaitu mesin Y dengan kapasitas produksi maksimum 500 kg dengan kebutuhan alat 1 unit yang dikendalikan oleh
2 orang dengan harga alat Rp 3.800.000.
Tabel 3.3 Hasil Linier Programming Mesin Pengeringan (Oven)
Fungsi Z= 15.000.000X + 20.000.000Y + 16.000.000Z
Batasan : 200x +500y + 2000z >=2000
2x +3y+4z<=4
X, y >= 0

v f k
1 0 z= Rp16.000.000 4 <= 4
2 0 2000 >= 2000
3 1 0 >= 0
0 >= 0
1 >= 0
Dari hasil perhitungan linear programming dengan metode simpleks pada mesin pengeringan/oven yang paling efektif
digunakan yaitu alat Z dengan kebutuhan 1 unit seharga Rp 16.000.000 yang mampu mengolah dengan kapasitas maksimum 2000 kg
setiap prosesnya.

Tabel 3.4 Hasil Linier Programming Alat Pencetak Briket


Fungsi Z= 9.075.000X + 7.000.000Y + 16.500.000Z
Batasan : 1000x +600y + 200z >=2000
3x +2y+4z<=4
X, y >= 0

v f k
1 1,333333 z= Rp12.100.000 4 <= 4
2 0 1333,333 >= 2000
3 0 1,333333 >= 0
0 >= 0
0 >= 0
Dari hasil perhitungan linear programming dengan metode simpleks pada alat pencetak briket yang paling efektif digunakan
yaitu alat X sejumlah 2 unit dengan kapasitas produksi sebesar 1000 kg/jam seharga Rp 9.075.000 untuk setiap alatnya.
Tabel 3.5 Hasil Linier Programming Alat Timbangan
Fungsi Z= 220.000X + 1.800.000Y + 7.500.000Z
Batasan : 5000x +2000y + 5000z >=2000
4x +3y+6z<=4
X, y >= 0
v f k
1 0,4 z= Rp88.000 1,6 <= 4
2 0 2000 >= 2000
3 0 0,4 >= 0
0 >= 0
0 >= 0
Dari hasil perhitungan linear programming dengan metode simpleks pada alat penimbangan didapatkan hasil alat yang paling
efisien yaitu alat X dengan kapasitas produksi sebesar 5000 kg untuk setiap prosesnya, pada perusahaan ini membutuhkan 1 unit
timbangan agar lebih menyingkat waktu yang dibutuhkan. Setiap unit alat timbang ini yaitu dengan harga Rp 220.000,00.

Tabel 3.6 Hasil Linier Programming Alat Pengaduk


Fungsi Z= 13.500.000X + 18.000.000Y + 16.200.000Z
Batasan : 100x +300y + 100z >=2000
5x +6y+3z<=4
X, y >= 0

v f k
1 0 z= Rp12.000.000 4 <= 4
2 0,666667 200 >= 2000
3 0 0 >= 0
0,666667 >= 0
0 >= 0
Dari hasil perhitungan linear programming dengan metode simpleks pada alat pengaduk adonan briket yang paling efisien
digunakan yaitu alat Y dengan jumlah alat 1 unit kapasitas produksi sebesar 300 kg per proses, dengan harga Rp 18.500.000,00.
3.2 Penentuan Alat dan Investasi Peralatan
Jadi hasil perhitungan linear programming dengan metode simpleks pada
seluruh alat dan mesin, didapatkan alat dan mesin yang lebih efisien, diantaranya :
Tabel 3.7 Spesifikasi Alat Yang Terpilih
No Alat Jumlah Kapasitas Daya Energi Harga Total Gambar

1 Pengecilan Ukuran 1 300-500 Kg/jam 16 PK Solar Rp3.800.000 Rp3.800.000

Oven Briket 1 2 Ton/proses LPG Rp16.000.000 Rp16.000.000

Pencetak briket 2 1000 KG 20 PK Solar Rp9.075.000 Rp18.150.000

Timbangan 1 5000 kg - - Rp220.000 Rp220.000

Alat Pengaduk 1 300 kg 12 PK Solar Rp18.000.000 Rp18.000.000

Jadi total biaya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi alat
dan mesin pada proses produksi yaitu Rp 56.170.000

3.3 Critical Product Method


Metode Critical Product Method yaitu diagram yang biasa di gunakan
untuk mengendalikan sejumlah kegiatan yang memiliki ketergantungan yang
kompleks. Sehingga metode ini mempunyai kelebihan dengan memperhitungkan
dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau
beberapa kegiatan, kesukaran - kesukaran yang bakal timbul dapat di ketahui jauh
sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat di lakukan,
sehingga memungkinkan tercapainya hasil proyek yang lebih ekonomis. Critical
Path Method (CPM) terdiri dari anak panah dan lingkaran/segi-empat. Anak
panah menggambarkan kegiatan / aktifitas, sedangkan lingkaran / segi-empat
menggambarkan kejadian (Event). Kejadian (event) di awal anak panah disebut
“I”, sedangkan kejadian (event) di akhir anak panah disebut ”J” (Sutanto, 2018).
Berikut merupakan tabel proses pembuatan Bara Briket
Tabel 3.8 Proses Pembuatan Bara Briket

Gambar 3.1 Hasil Perhitungan Critical Product Method


Proses pembuatan Bara Briket terdiri dari 8 proses tahapan yang meliputi
pengolahan awal, pemasokan, pengecilan ukuran, pencampuran, pencetakan,
pengeringan, pengemasan dan penggudangan. Dari hasil perhitungan Critical
Product Method didapatkan hasil 39,5 jam untuk produksi awal, jadi selama
proses pembuatan Bara Briket dilakukan selama 39,5 jam. Dan untuk produksi
selanjutnya membutuhkan waktu kerja 33,5 jam hingga proses pengeringan.
Namun waktu pengeringan dapat dilakukan pada waktu setelah jam kerja,
sehingga tidakmembutuhkan waktu yang terlalu panjang.
3.4 Pekerja
Tabel 3.9 Penentuan Pekerja

Dari tabel 3.9 dapat di lihat bahwa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk
memproduksi Bara Briket per harinya membutuhan sejumlah 8 orang pekerja,
untuk menyamakan pendapatan setiap pekerja yaitu dengan pembagian cakupan
kerja yang sama untuk setiap orangnya, sehingga jam kerja ada setiap pekerja
sama perhitungannya.
BAB 4. DESAIN PABRIK

4.1 Layout Pabrik 3 Dimensi


Tabel 4.1 Ukuran Pabrik
Ruangan Panjang (meter) Lebar (Meter) Tinggi (Meter)
Pengeringan Awal 10 10 5
Gudang Bahan Baku 10 10 5
Pengecilan Ukuran 5 5 5
Pengadukan 10 15 5
Pencetakkan 6 6 5
PengeringanBriket 15 11 5
Pengemasan 8 8 5
Peggudangan Produk 12 8 5
Kantor 6 5 5
Mushola 5 6 5
Kantin 5 5 5
Kamar Mandi 2*2buah 2*2buah 5
Ruang Karyawan 5 6 5
Beberapa bagian dari ruang yang akan di sediakan guna menunjang proses
produksi briket kulit kopi dengan rincian terdapat beberapa ruang proses, kantor,
ruang staff, ruang limbah, mushola, kantin, taman, tempat parkir, toilet dengan
ketersediaan 4 ruang yang diujukan untuk masing-masing 2 toilet putri dan 2
toilet putra.
Gambar 4.1 Layout Pabrik Tampak Depan

Gambar 4.2 Layout Pabrik Tampak Belakang

Gambar 4.3 Layout Pabrik Tampak dari Atas


Gambar 44 Layout Pabrik Tampak Samping Kiri

Gambar 4.5 Layout Pabrik Tampak Samping Kanan


Gambar 4.6 Dimensi alat pengecilan ukuran

Gambar 4.7 Dimensi alat pencampuran


Gambar 4.8 Dimensi alat pencetakan

Gambar 4.9 Dimensi alat pengeringan


Gambar 4.10 Dimensi alat pengemasan

Anda mungkin juga menyukai