Makalah Tio Anyar
Makalah Tio Anyar
1. Pilihan Ganda
Multiple choice test terdiri atas suatu pertanyaan atau keterangan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau dengan kata lain, multiple choice test terdiri
atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (option).
Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar (sebagai kunci jawaban) dan
beberapa pengecoh (distractor).
Sampai saat ini multiple Choice item dapat dibedakan menjadi delapan model, yakni:
a. Model melengkapi lima pilihan
Terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang belum lengkap, disertai oleh 5
kemungkinan jawaban yang dapat melengkapi jawaban tersebut. Tugas testee adalah memilih
salah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang menurut keyakinan testee paling tepat
(=merupakan jawaban yang benar)
Contoh:
1. Apabila kita memasuki masjid, disunnatkan untuk melakukan solat sunnat…
a) Tahiyatul masjid
b) Istisqa’
c) Rawatib
d) dhuha
e) tarawih
Kunci jawaban dari pertanyaan tersebut adalah A. tahiyatul Masjid
Soal:
1. Nabi Muhammad SAW bersifat ma’sum atau terhindar dari dosa
SEBAB
Dosa seseorang akan ditanggung oleh orang yang bersangkutan
Kunci jawaban dari pertanyaan tersebut adalah B, karena pernyataan betul, alasan betul, tetapi
keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat.1
1
Akhir Mali El Bustany. Teknik Evaluasi Pendidikan Islam-Tes Objektif, http://arminaven.
blogspot.com/2011/06/tehnik-evaluasi-pendidikan-islam-tes.html.di akses tanggal 18 Februari 2021, pukul
19.50WIB
d) Jika (1) turun, maka (2) naik
e) Jika perubahan pada (1) tidak mempengaruhi (2)
Soal: 1.
1) Volume Urine
2) Berat Jenis Urine
Jawaban: C
Contoh:
Pilihlah: Kategori manakah yang berhubungan erat dengan empat hal tersebut, dan pilihlah hal
yang tidak termasuk kelompok hal diatas!
Soal:
1. Sidiq
2. Amanah
3. Khianat
4. Fathonah
5. Tabligh
2
Wakhinuddin S. Tes Objektif, http://wakhinuddin.wordpress.com/2010/06/03/tes-objektif/, diakses tanggal 18
Februari 2021, pukul 20.38 WIB
c) Dalam menyusun butir-butir soal soal tes obyektif diusahakan sungguh-sungguh agar tidak
ada butir soal yang menimbulkan penafsiran ganda/rancu dalam pemberian jawabannya
d) Dalam menyusun kalimat soal-soal tes obyektif, bahasa atau istilah-istilah yang
dipergunakan hendaknya cukup sederhana, ringkas, jelas, dan mudah dipahami oleh testee
e) Hendaknya diberikan pedoman atau petunjuknya secara jelas dan tegas, sehingga testee
dapat bekerja sesuai dengan petunjuk atau perintah yang telah ditentukan
f) Kunci jawaban harus tidak bias diperdebatkan lagi.
g) Tidak boleh diberikan “clues” secara tidak langsung seperti panjang pendeknya alternative-
alternatif, penggunaan kata-kata khusus.
h) Soal-soal manapun alternative tidak boleh diambil secara kata demi kata dari buku
sehingga ada kemungkinan siswa menjawab benar bukan karena ia menguasai bahannya akan
tetapi karena bunyi kalimatnya yang sangat familier.
B. TES MENJODOHKAN
Dalam proses belajar mengajar tentunya terdapat suatu tes terhadap peserta didik. Salah
satu tes yang digunakan yaitu tes menjodohkan. Item tes menjodohkan sering juga disebut
matching test item. Item tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif. Secara
fisik, bentuk item tes menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama
berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus yang berarti dengan daftar premis karena dalam
kolom tersebut berisi definisi, frasa atau kata tunggal dan kolom kedua berisi kata frasa yang
disebut juga daftar respons atau jawaban.3 Dalam tes bentuk menjodohkan, siswa dituntut untuk
menjodohkan, mencocokkan, menyesuaikan, atau menghubungkan antara dua pernyataan yang
disediakan, pernyataan biasanya diletakkan dalam dua lajur, lajur kiri berupa pernyataan pokok
(stem) atau pertanyaan dan lajur kanan merupakan jawaban atas pernyataan lajur kiri.4
3
Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Buma Aksara. Hal 123
4
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. hal 91
Pertanyaan menjodohkan ini pada umumnya kegunaannya terbatas pada pengukuran
pengetahuan yang mencakup terminologi, batasan atau definisi, fakta, dan asosiasi konsep yang
memiliki kaitan sederhana. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Cross (1992) dalam
Sukardi (2010: 123) bahwa matching test items are appropiate for identfying the relationship
things; atau item tes menjodohkan adalah tepat untuk mengidentifikasikan hubungan antar
sesuatu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes menjodohkan merupakan tes yang
memiliki dua lajur yang saling berhubungan. Pada prinsipnya tes menjodohkan mengevaluasi
pengetahuan tentang fakta yang memiliki makna spesifik. Agar dapat digunakan sebagai materi
premis atau kolom respons, fakta harus sederhana dan jelas. Jika kedua kriteria tersebut tidak
dipenuhi maka tipe tes lain perlu dipertimbangkan penggunaannya.5
5
Ibid 123