Anda di halaman 1dari 7

TES PILIHAN GANDA DAN TES PENJODOHAN

1. Pilihan Ganda
Multiple choice test terdiri atas suatu pertanyaan atau keterangan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau dengan kata lain, multiple choice test terdiri
atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (option).
Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar (sebagai kunci jawaban) dan
beberapa pengecoh (distractor).
Sampai saat ini multiple Choice item dapat dibedakan menjadi delapan model, yakni:
a. Model melengkapi lima pilihan
Terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang belum lengkap, disertai oleh 5
kemungkinan jawaban yang dapat melengkapi jawaban tersebut. Tugas testee adalah memilih
salah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang menurut keyakinan testee paling tepat
(=merupakan jawaban yang benar)
Contoh:
1.       Apabila kita memasuki masjid, disunnatkan untuk melakukan solat sunnat…
a)      Tahiyatul masjid
b)      Istisqa’                                   
c)      Rawatib
d)     dhuha
e)      tarawih
Kunci jawaban dari pertanyaan tersebut adalah A. tahiyatul Masjid

b.      Model melengkapi berganda


Soal jenis ini pada dasarnya sama dengan multiple choice model melengkapi lima pilihan, yaitu
terdiri atas pernyataan yang belum lengkap, disertai beberapa kemungkinan jawaban.
Perbedaannya adalah, bahwa pada butir soal jenis ini, kemungkinan jawaban betul bisa satu, dua,
tiga, atau empat.  Contoh:
a)      Bila (1), (2), dan (3) betul
b)      Bila (1) dan (3) betul
c)      Bila (2) dan (4) betul
d)     Bila hanya (4) yang betul
e)      Bila semuanya betul

Soal: 1. Haji wada’ adalah haji yang dikerjakan…


1)      Sepuluh than sebelum nabi wafat
2)      Khusus oleh Nabi Muhammad SAW
3)      Oleh semua umat islam
4)      Setahun sebelum bulan haji berikutnya
Kunci jawabannya adalah C, karena yang benar adalah point nomor (2) dan (4)

c.       Model asosiasi dengan empat atau lima pilihan


Terdiri dari empat atau lima istilah/pengertian, yang diberi tanda huruf abjad didepannya, dan
diikuti beberapa pernyataan yang diberi nomor urut didepannya. Dari setiap pernyataan tersebut,
testee diminta memilih salah satu istilah/pengertian yang berhuruf abjad, yang menurut
keyakinan testee paling tepat. Contoh:

A.    Fasiq       B. kafir         C. Murtad       D. Riya’


Soal:
1)      Orang yang tidak mengakui adanya Allah
2)      Orang yang keluar dari agama islam
3)      Orang yang tahu aturan dan kewajiban, tetapi tidak mau menjalankannya
4)      Gemar pamer dan ingin dipuji orang
Kunci: 1. B, 2. C , 3. A, 4. D

d.      Model analisis hubungan antar hal


Terdiri atas satu kalimat pernyataan yang diikuti oleh kalimat keterangan. Yang ditanyakan
kepada testee adalah, apakah pernyataan tersebut betul, dan apakah keterangan tersebut juga
betul, testee harus memikirkan, apakah pernyataan tersebut disebabkan oleh keterangan yang
diberikan, ataukah pernyataan tersebut tidak disebabkan oleh keterangan tesebut?
Contoh:
Pilihlah:
a)      Jika pernyataan betul, alasan betul, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab-akibat
b)      Jika pernyataan betul, alasan betul, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab-
akibat
c)      Jika pernyataan betul dan alasan salah
d)     Jika pernyataan salah dan alasan betul
e)      Jika pernyataan salah dan alasan salah

Soal:
1.      Nabi Muhammad SAW bersifat ma’sum atau terhindar dari dosa
SEBAB
            Dosa seseorang akan ditanggung oleh orang yang bersangkutan
Kunci jawaban dari pertanyaan tersebut adalah B, karena pernyataan betul, alasan betul, tetapi
keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat.1

e.       Model analisis kasus


Pada butir soal jenis ini, seolah-olah testee dihadapkan kepada suatu kasus. Dari kasus tersebut,
testee ditanya mengenai berbagai hal dan kunci-kunci jawaban itu tergantung pada tahu atau
tidaknya testee dalam memahami kasus tersebut.

f.       Model Hubungan Dinamik


Model tes jenis ini menuntut testee untuk memiliki bekal pengertian/pemahaman tentang
perbandingan kuantitatif dalam hubungn dinamik. Model tes ini lebih cocok diterapkan pada
kelompok mata pelajaran eksak, seperti: Biologi, kimia, Fisika, dsb.
Contoh:
Pilihlah: 
a)      Jika (1) naik, maka (2) naik
b)      Jika (1) turun, maka (2) turun
c)      Jika (1) naik, maka (2) turun

1
Akhir Mali El Bustany. Teknik Evaluasi Pendidikan Islam-Tes Objektif, http://arminaven.
blogspot.com/2011/06/tehnik-evaluasi-pendidikan-islam-tes.html.di akses tanggal 18 Februari 2021, pukul
19.50WIB
d)     Jika (1) turun, maka (2) naik
e)      Jika perubahan pada (1) tidak mempengaruhi (2)

Soal: 1.
1)      Volume Urine
2)      Berat Jenis Urine
       Jawaban: C

g.      Model Hal Kecuali


Pada model tes jenis ini, kolom sebelah kiri dicantumkan 3 macam gejala/kategori (A, B, atau
C), sedangkan pada kolom sebelah kanan ada 5 hal/keadaan (1, 2, 3, 4, 5), dimana empat
diantaranya cocok dengan satu hal yang berada disebelah kiri. Jawaban yang dikehendaki oleh
tester adalah, agar testee menentukan hal berabjad mana yang dipandang cocok dengan empat
keadaan yang bernomor, dan keadaan yang tidak cocok dengan hal/keadaan itu. Jadi, testee
diminta untuk memberikan dua buah jawaban, yaitu 1 huruf abjad dan 1 nomor.

Contoh:
Pilihlah: Kategori manakah yang berhubungan erat dengan empat hal tersebut, dan pilihlah hal
yang tidak termasuk kelompok hal diatas!
Soal:

1. Sidiq
2. Amanah
3. Khianat
4. Fathonah
5. Tabligh

A.    Sifat-sifat orang sombong                                           


B.     Kriteria  untuk menjadi khalifah dalam pemerintahan islam                                           
C.     Sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasul                            
                                                                                    
Kunci jawabannya adalah C.3, karena yang beruhungan erat denga 4 hal diatas selain khianat
adalah C, yaitu sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasul.

h.      Model pemakaian diagram, grafik, peta, atau gambar


Pada tes obyektif model ini, terdapat gambar/diagram/peta/grafik yang diberi tanda huruf abjad
A, B, C, dan sebagainya. Kepada testee ditanyakan tentang hl-hal tertentu yang berkaitan dengan
tanda-tanda tersebut.2
Keunggulan tes Pilihan Ganda:
a)      Sifatnya lebih representatif dalam hal mencakup atau mewakili materi yang telah diajarkan
kepada peserta didik
b)      Memungkinkan bagi tester untuk bertindak lebih obyektif
c)      Lebih mudah dan cepat dalam mengoreksi
d)     Memberi kemungkinan orang lain untuk ditugasi/dimintai bantuan mengoreksi hasil tes
tersebut
e)      Butir soal pada tes obyektif jauh lebih mudah dianalisis
f)       Sangat tepat untuk ujian yang peserta banyak sedangkan hasilnya harus segera seperti ujian
akhir nasional maupun ujian sekolah.
Kelemahan tes bentuk Pilihan Ganda:
a)      Menyusun butir tes obyektif tidak semudah menyusun tes uraian
b)      Umumnya kurang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi atau mendalam
c)      Terbuka bagi testee untuk bermain spekulasi.

Petunjuk Penyusunan Tes Pilihan Ganda:


a)      Untuk dapat menyusun soal tes obyektif yang bermutu tinggi, pembuat soal tes harus
membiasakan diri sering berlatih
b)      Disamping mengungkap aspek ingatan, juga dapat mengungkap aspek yng lebih
mendalam, maka dalam merancang soal, hendaknya tester menggunakan Tabel Spesifikasi
Soal/kisi-kisi soal/blue print

2
Wakhinuddin S. Tes Objektif, http://wakhinuddin.wordpress.com/2010/06/03/tes-objektif/, diakses tanggal 18
Februari 2021, pukul 20.38 WIB
c)      Dalam menyusun butir-butir soal soal tes obyektif diusahakan sungguh-sungguh agar tidak
ada butir soal yang menimbulkan penafsiran ganda/rancu dalam pemberian jawabannya
d)     Dalam menyusun kalimat soal-soal tes obyektif, bahasa atau istilah-istilah yang
dipergunakan hendaknya cukup sederhana, ringkas, jelas, dan mudah dipahami oleh testee
e)      Hendaknya diberikan pedoman atau petunjuknya secara jelas dan tegas, sehingga testee
dapat bekerja sesuai dengan petunjuk atau perintah yang telah ditentukan
f)        Kunci jawaban harus tidak bias diperdebatkan lagi.
g)      Tidak boleh diberikan “clues” secara tidak langsung seperti panjang pendeknya alternative-
alternatif, penggunaan kata-kata khusus.
h)      Soal-soal manapun alternative tidak boleh diambil secara kata demi kata dari buku
sehingga ada kemungkinan siswa menjawab benar bukan karena ia menguasai bahannya akan
tetapi karena bunyi kalimatnya yang sangat familier.

B. TES MENJODOHKAN

Dalam proses belajar mengajar tentunya terdapat suatu tes terhadap peserta didik. Salah
satu tes yang digunakan yaitu tes menjodohkan. Item tes menjodohkan sering juga disebut
matching test item. Item tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif. Secara
fisik, bentuk item tes menjodohkan terdiri atas dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama
berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus yang berarti dengan daftar premis karena dalam
kolom tersebut berisi definisi, frasa atau kata tunggal dan kolom kedua berisi kata frasa yang
disebut juga daftar respons atau jawaban.3 Dalam tes bentuk menjodohkan, siswa dituntut untuk
menjodohkan, mencocokkan, menyesuaikan, atau menghubungkan antara dua pernyataan yang
disediakan, pernyataan biasanya diletakkan dalam dua lajur, lajur kiri berupa pernyataan pokok
(stem) atau pertanyaan dan lajur kanan merupakan jawaban atas pernyataan lajur kiri.4

3
Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Buma Aksara. Hal 123
4
Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. hal 91
Pertanyaan menjodohkan ini pada umumnya kegunaannya terbatas pada pengukuran
pengetahuan yang mencakup terminologi, batasan atau definisi, fakta, dan asosiasi konsep yang
memiliki kaitan sederhana. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Cross (1992) dalam
Sukardi (2010: 123) bahwa matching test items are appropiate for identfying the relationship
things; atau item tes menjodohkan adalah tepat untuk mengidentifikasikan hubungan antar
sesuatu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes menjodohkan merupakan tes yang
memiliki dua lajur yang saling berhubungan. Pada prinsipnya tes menjodohkan mengevaluasi
pengetahuan tentang fakta yang memiliki makna spesifik. Agar dapat digunakan sebagai materi
premis atau kolom respons, fakta harus sederhana dan jelas. Jika kedua kriteria tersebut tidak
dipenuhi maka tipe tes lain perlu dipertimbangkan penggunaannya.5

5
Ibid 123

Anda mungkin juga menyukai