Anda di halaman 1dari 14

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

KESELAMATAN TRANSPORTASI

KERETA API

TUGAS INDIVIDU

OLEH

AKBAR DESNANDA PUTRA


180512001001

FAKULTAS TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

PROGRAM STUDI TEKNIK

PEMINATAN REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN

JAKARTA

MARET 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan tugas
tentang Keselamatan Perjalanan Kereta Api.

Adapun penulisan tugas ini merupakan bentuk dari menjalankan amanat sebagai mahasiswa
dalam menjalankan proses akademik. Pada tugas ini akan membahas mengenai keselamatan
perjalanan kereta api haruslah menjadi prioritas ketika kereta api sedang melintas. Salah satu
cara utamanya adalah dengan tidak melemparkan batu ke arah kereta api yang sedang melintas
karena dapat membahayakan baik kepada penumpang maupun petugas yang ada di dalam
kereta api.

Kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses pembuatan tugas ini hingga selesai. Penulis
juga berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, saya meminta kesediaan pembaca untuk memberikan
kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan tugas saya ini, untuk kemudian kami
akan merevisi kembali pembuatan tugas ini di waktu berikutnya.

Jakarta, Maret 2021

Akbar Desnanda Putra

ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER.................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Keselamatan Transportasi Kereta Api ............................................................... 3
2.2 Faktor yang mempengaruhi keselamatan perjalanan kereta api ........................................ 4
2.3 Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kereta api ............................................. 5
2.4 Cara meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api ............................ 7
a. Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) .............................................................................. 7
b. Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) .................................................. 7
c. Sosialisasi dan Edukasi tentang Keselamatan Perjalanan Kereta Api ................................. 8
BAB III KESIMPULAN .......................................................................................................................... 10
DOKUMENTASI ................................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permasalahan pada moda transportasi khususnya pada dunia perkeretaapian di


Indonesia dalam aspek keselamatan dan keamanan transportasi masih menjadi topik yang
selalu dibicarakan. Salah satu hal yang perlu didisiplinkan adalah mengenai minimnya
kesadaran dan peran masyarakat akan keselamatan dan keamanan transportasi.

Keselamatan Transportasi Kereta Api memiliki nilai strategis yang apabila tidak dibina
dengan prioritas bisa mengundang dampak negative dan sinisme bukan saja terhadap
penyelenggaraan perkeretaapian Indonesia, tetapi juga terhadap pemerintah selaku Pembina
perkeretaapian Indonesia dan bahkan bagi bangsa Indonesia

Meningkatkan keselamatan perkeretaapian hendaknya simultan dengan menumbuhkan


budaya safety bagi seluruh elemen penyelenggaraan perkeretaapian. Safety fungsi pimpinan
harus benar-benar di implementasikan. Dikukuhnya fungsi Safety / Keselamatan baik di PT
KAI maupun di Ditjen KA hendaknya ditindaklanjuti dengan koordinasi safety yang
harmonis dan berlanjut diantara kedua fungsi tersebut. Sasaran utamanya adalah menopang
penyelenggaraan operasi perkeretaapian Indonesia sebagai Safe transportation.

Dalam hal ini, kesadaran masyarakat dan kedisiplinan pengguna jalan serta keterlibatan
semua pihak dari Kementrian Perhubungan Provinsi/Kota/Kabupaten, PT KAI, Polri,
Akademisi, dan masyarakat sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan keselamatan
perjalanan kereta api.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan penjelasan dari latar belakang yang ada di atas, maka dapat ditentukan
rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain :
1. Apa yang dimaksud keselamatan transportasi kereta api
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi keselamatan perjalanan kereta api?

1
3. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kereta api?
4. Bagaimana cara meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui tentang keselamatan transportasi kereta api


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keselamatan perjalanan
kereta api
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kereta api
4. Untuk mengetahui cara meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta
api

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan Transportasi Kereta Api

Keselamatan Transportasi Kereta Api merupakan suatu kondisi dari penyelenggaraan


transportasi Kereta Api yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan
kelaiakan teknis terhadap sarana dan prasarana serta sistem pendukung dalam sistem
transportasi Kereta Api.

Sedangkan Keamanan Transportasi Kereta Api adalah suatu kondisi yang terwujud dari
penyelenggaraan transportasi Kereta Api yang bebas dari gangguan fisik dan tidak
menyalahi atau melanggar hukum yang berlaku.

Tongkat safety transportasi pada dasarnya adalah hasil totalitas kemampuan untuk
mencegah kerugian sekecil apapun dengan dukungan berbagai aspek yang memperkokoh
kemampuan tersebut, mulai softwares dan hardwares.

Acuan tertinggi penyelenggaraan perkeretaapian di Indonesia adalah Undang-Undang


RI No.23 tahun 2007 tentang perkeretaapian. Di dalam UU tersebut, walaupun kegiatan
Safety atau keselamatan tersirat, tetapi tidak tersurat dengan khusus seperti misalnya
menjadi judul Bab ataupun pasal.

Di dalam Pasal 13 ayat (3), Safety hanya diwakili kata “selamat” (safe) pada kalimat
sebagai berikut: ‘Arah peminaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman,
nyaman, cepat, tepat, tertib dan teratur serta efisien.

Jumlah kata “Selamat” dan “Keselamatan” di dalam UU ini hanya ada 13, seluruhnya
tidak terkait dengan bagaimana fondamen budaya safety di perkeretaapian dibangun secara
komprehensif untuk menjadi pilar utama penunjang tingkat Keselamatan penyelenggaraan
perkeretaapian Indonesia.

3
Penjelasan mengenai “Selamat” sebagai “terhindarnya perjalanan kereta api dari
kecelakaan akibat factor internal” dan pengertian ‘Aman” sebagai “terhindarnya perjalanan
kereta api (dari kecelakaan) akiabt faktor eksternal baik berupa gangguan alam maupun
manusia”, merupakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk diperdalam secara
seksama di dalam membina manajemen sistem keselamatan perkeretaapian kita kedepan.

2.2 Faktor yang mempengaruhi keselamatan perjalanan kereta api

Peran teknologi modern, seperti sistem peringatan dan perlindungan kereta api,
dibutuhkan guna melengkapi upaya manusia meningkatkan standar keselamatan. Teknologi
itu dirancang agar kecelakaan tak terjadi meski petugas membuat kesalahan saat bertugas.

Perkeretaapian dikenal sebagai moda transportasi massal yang paling aman karena
sejumlah karakteristik melekat dalam sistem perkeretaapian. Manajemen perkeretaapian di
seluruh dunia dengan tekun mengawal citra ini dalam hamper dua abad terakhir.
Keselamatan selalu ditempatkan sebagai faktor kunci.

Tidak ada sistem perkeretaapian yang dapat bertahan apabila mengabaikan aspek vital,
seperti keselamatan dan ketepatan waktu yang tak hanya signifikan bagi pengangkut
penumpang, tetapi juga bagi pengangkut barang yang saat ini menghadapi kompetisi amat
ketat.

Ketika kereta api dioperasikan dengan kecepatan rendah, kecelakaan juga terjadi.
Dari pembelajaran hampir dua abad terhadap kecelakaan, sistem keselamatan dan
teknologi terus-menerus disempurnakan. Kemajuan besar telah dicapai dalam
keselamatan perkeretaapian di seluruh dunia. Keselamatan perkeretaapian adalah
produk akhir dari fusi kohesif sejumlah elemen, meliputi sumber daya manusia,
sarana, prasaran, sistem operasi, industry, dan vendor berbagai peralatan, dan
masyarakat (Bhushan dan Agarwal, 2006)

Sasaran keselamatan perkeretaapian adalah mencapai standar keselamatan


tertinggi : nol toleransi terhadap semua risiko yang mungkin timbul. Tak ada
kompromi yang dapat ditoleransi demi menjamin keselamatan pengguna jasa kereta

4
api. Pengelola harus selalu menempatkan keselamatan sebagai sasaran kun ci pada
semua tingkap manajemen. Investasi harus diberikan kepada semua area yang dapat
memperkuat keselamatan.

Karena kecelakaan dapat melukai bisnis perkeretaapian, keselamatan menempati


peringkat tertinggi. Keselamatan dan produktivitas merupakan indek s kinerja kunci
yang tak dapat dipisahakan antara satu dan lainnya serta harus terus -menerus
dipantau oleh manajemen puncak. Kedua faktor itu merupakan produk akhir aktivitas
bisnis dalam organisasi transportasi.

Sebagai faktor yang mungkin banyak mempengarhui keselamatan Kereta Api adalah
mencakup :
• Software yang belum memadai, seperti regulasi, aturan dan prosedur
• Hardware yang sudah tidak layak atau tidak cocok seperti produk teknologi sarana
dan prasarana
• Liveware yang kurang mendukung, sepeni pelatihan, budaya, lisensi
• Organoware yang belum kondusif, seperti instansi, kelembagaan, organisasi,
perusahaan dan komunitas

2.3 Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kereta api

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementrian Perhubungan sebagai regulator


dan PT KAI sebagai operator harus berupaya keras sesuai dengan fungsi masing -
masing mencapai standar keselamatan yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang terus meningkat.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapia n memang tak


secara spesifik menuliskan aspek keselamatan dalam pasal tersendiri. Maka,
keselamatan belum merupakan suatu sistem yang terintegrasi.

Misi PT KAI ialah menyelenggarakan bisnis perkeretaapian berdasarkan empat


pilar utama : Keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan, dan kenyamanan. Pelayanan
KA yang prima butuh standar keselamatan yang prima.

5
Maka dari itu untuk menunjang keselamatan perjalanan kereta api, PT KAI selalu
mengingatkan kepada warga yang ada disekitar untuk tidak melakukan aktifit as di
sekitar jalan rel kereta api. Salah satunya mengingatkan warga tentang bahaya
melempar batu ke kereta yang sedang berjalan karena dapat melukai penumpang di
dalamnya.

Sering sekali terjadi tindakan pelemparan batu ke arah kereta yang mana
kebanyakan dilakukan oleh anak-anak. Dimana pada dasarnya batu kerikil (ballast)
yang ada di sepanjang rel kereta api digunakan untuk meredam getaran kereta yang
melintas dan bukan disalahgunakan untuk melempari kereta.

Selain adanya pelemparan batu ke arah kereta, Swafoto (selfie) juga dapat
membahayakan perjalanan kereta api itu sendiri. Ketika terjadinya kecelakaan antara
orang dan kereta api di sepanjang jalur rel, bukan hanya akan ada korban jiwa saja,
namun dapat juga membahayakan keselamatan para penumpang yang ada di
dalamnya, semisal karna masinis melakukan rem darurat yang dapat menyebabkan
terjadinya anjlokan kereta api.

Sudah banyak kejadian kecelakaan akibat selfie di sepanjang rel kereta api. Rel
bukan tempat untuk berfoto dan seharusnya hanya diguan akan untuk lintasan kereta
api. Beberapa kecelakaan akibat swafoto di rel kereta api di antaranya terjadi di
Bandung dan beberapa tempat lain.

Ada beberapa aturan keselamatan KA di sepanjang jalur kereta api yang


sepatutnya dilakukan dan dipahami oleh seluruh pihak. Salah satunya Undang-
Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 181 poin 1, yang berbunyi
setiap orang dilarang :
a) Berada di ruang manfaat jalur kereta api
b) Menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau
melintasi jalur kereta api
c) Menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan
kereta api.

6
Aturan diatas sudah jelas dikatakan bahwa tidak boleh adanya segala aktifitas di
sekitar ruang manfaat jalur kereta api kecuali petugas yang mempunyai surat tugas
dari penyelenggara perkeretaapian dan sanksinya termaktub dalam Pasal 199 dengan
bunyi sebagai berikut :

Pasal 199 : Setiap orang yang berada di ruang manfaat jalan kereta api,
menyeret barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak, dan menggunakan
jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk angkutan kereta api yang dapat
mengganggu perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3(tiga) bulan atau denda pa ling banyak Rp
15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)

2.4 Cara meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api

Ada beberapa cara dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan pada perjalanan
transportasi kereta api.

a. Sistem Manajemen Keselamatan (SMS)

Sistem Manajemen Keselamatan adalah pendekatan sistematis dalam


menangani keselamatan yang meliputi organisasional, akuntabilitas, kebijakan dan
proses.

Tujuan adanya SMS ini untuk memastikan bahwa organisasi mencapai tujuan
bisniisnya dengan cara yang aman dan mematuhi semua kewajiban keselamatan yang
berlaku padanya.

b. Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP)

Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP) diatur dalam


Peraturan Menteri Perhubungan No.69 Tahun 2018. Peraturan ini mengatur seluruh

7
aspek keselamatan baik mengenai manajemen keselamatan dan juga keselamatan
penumpang untuk meningkatkan aspek keselamatan di dunia perkeretaapian.

Tujuan SMKP :
• Meningkatkan keselamatan perkeretaapian yang terencana, terstruktur, dan
terintegrasi
• Mencegah terjadinya insiden dan/atau kecelakaan Kereta Api
• Menciptakan tempat dan lingkungan kerja SDM Perkereaapian yang selamat,
aman, nyaman, dan efisien

Kewajiban Penerapan Regulasi SMKP :


Sistem SMKP yang mengacu pada PerMenHub No.69 Tahun 2018 ini diwajibkan bagi
seluruh sector dan bidang perusahaan yang bergereak di bidang perkeretaapian.

Setiap Penyelenggara Perkeretaapian diwajibkan menyusun, menerapkan dan


menyampaikan laporan penerapan SMKP meliputi :
• Penetapan kebijakan Keselamatan Perkeretaapian
• Perencanaan Keselamatan Perkeretaapian
• Pelaksanaan rencana Keselamatan Perkeretaapian
• Pemantauan dan Evaluasi kinerja Keselamatan Perkeretaapian
• Peninjauan dan peningkatan kinerja SMKP

c. Sosialisasi dan Edukasi tentang Keselamatan Perjalanan Kereta Api

Untuk mengurangi risiko adanya terjadi kecelakaan bai kantar kereta api dengan
orang ataupun adanya unsur kesengajaan seperti melempari bat uke arah kereta api,
maka perlu dilakukan upaya untuk menimalisisr hal tersebut. Mulai dari pemasangan
trails pada lokomotif untuk melindungi masinis dalam menjalankan tugasnya,
penggantian jendela kereta menggunakan akrilik, pemagaran sepanjang jalur kereta api
di area padat penduduk, hingga adanya tindakan upaya hukum.

Seluruh elemen melakukan koordinasi terus menerus untuk diadakannya


sosialisasi kepada masyarakat di sekitar jalur kereta api. Sosialisasi di rasa sangat

8
efektif untuk memberikan informasi dan memberikan pesan persuasive untuk tidak lagi
melakukan pelemparan batu kereta api yang dapat membahayakan keselamatan dan
keamanan perjalanan kereta api.

Seperti yang sudah saya lakukan Bersama beberapa Dosen Prodi RIL ITL
Trisakti dan beberapa teman prodi untuk melakukan Campaign / Edukasi tentang
Keselamatan Perjalanan Kereta Api berlokasi di kota Bandung dengan berkolaborasi
dengan komunitas kereta api (Edan Sepur) dan di bantu oleh pihak Dinas Perhubungan
Kota Bandung, dan Polisi setempat yang dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya
Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kepada masyarakat dalam
menjaga keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api.

9
BAB III
KESIMPULAN

Keselamatan Transportasi Kereta Api merupakan suatu kondisi dari penyelenggaraan


transportasi Kereta Api yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan
kelaiakan teknis terhadap sarana dan prasarana serta sistem pendukung dalam sistem
transportasi Kereta Api.

Sedangkan Keamanan Transportasi Kereta Api adalah suatu kondisi yang terwujud dari
penyelenggaraan transportasi Kereta Api yang bebas dari gangguan fisik dan tidak
menyalahi atau melanggar hukum yang berlaku.

Ada beberapa aturan keselamatan KA di sepanjang jalur kereta api yang


sepatutnya dilakukan dan dipahami oleh seluruh pihak. Salah satunya Undang-
Undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 181 poin 1, yang berbunyi
setiap orang dilarang :
a) Berada di ruang manfaat jalur kereta api
b) Menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel
atau melintasi jalur kereta api
c) Menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan
kereta api.

Aturan diatas sudah jelas dikatakan bahwa tidak boleh adanya segala aktifitas di
sekitar ruang manfaat jalur kereta api kecuali petugas yang mempunyai s urat tugas
dari penyelenggara perkeretaapian dan sanksinya termaktub dalam Pasal 199 dengan
bunyi sebagai berikut :

Pasal 199 : Setiap orang yang berada di ruang manfaat jalan kereta api,
menyeret barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak, dan menggunakan
jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk angkutan kereta api yang dapat
mengganggu perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3(tiga) bulan atau denda paling banyak Rp
15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)

10
DOKUMENTASI

11

Anda mungkin juga menyukai