Anda di halaman 1dari 43

Kapasitas Lintas

Referensi :
1. KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 22 TAHUN 2003
TENTANG PENGOPERASIAN KERETA API
2. Uned Supriadi, Kapsitas Lintas, PT.Kereta Api ( Persero ) 2008.

4/25/2021 1
Rumus Rumus Kapasitas Lintas
a. Rumus Jerman :
𝟏𝟒𝟒𝟎
N = 𝑿ƞ
𝑻+𝑪

Di mana,
N = Kapasitas pada perak jalan yang ditentukan ( KA/hari ).
T = Waktu tempuh pada petak jalan yang ditentukan ( menit )
C = Waktu pelayanan hubungan blok dan sinyal, dengan
perhitungan sebagai berikut.
❖ Untuk persinyalan mekanik 4,5 menit.
❖ Untuk persinyalan elektrik 2,5 menit.
❖ Untuk persinyalan sistem CTC 0,75 menit.
Ƞ = Prosentase tertentu

4/25/2021 2
A
C C
C

T T T T
Menurut rumus Jerman, semua KA berhenti di setiap stasiun

4/25/2021 3
b. Rumus Amerika :

𝟏𝟒𝟒𝟎 𝑲 𝟏𝟒𝟒𝟎 𝑿 𝟎,𝟕


C= C= = 40,32
𝑻+ 𝑻𝟏 +𝟐𝒕 𝟏𝟎+𝟏𝟎+𝟓

DI mana
C = Kapasitas Lintas ( KA / hari )
T = Waktu tempuh kereta api dari satu jurusan ( menit ).
𝑻𝟏 = Waktu tempuh kereta api dari satu jurusan yang berlawanan arah
( menit )
t = Selang waktu antara Kereta api langsung atau berhenti dengan
kereta api berlawanan arah berangkat ( menit )
t = selang waktu antara kereta api berhenti dengan kereta api
berlawanan arah langsung atau berhenti ( menit )
K = Faktor efisiensi ➔ 0,7

4/25/2021 4
A

t t

T 𝑻𝟏
Rumus perjalanan KA menurut rumus Amerika ( untuk jalur tunggal ) sudah
memperhitungkan waktu tunggu persilangan

4/25/2021 5
C. Rumus India

𝟏𝟏𝟒𝟎 − Ʃ(𝑻𝒑 + 𝒕)
𝑪𝒈 =
𝑻𝒈 + 𝒕

Cg = Kapasitas Lintas
TP = Waktu tempuh kereta api penumpang ( KA / hari )
Tg = Waktu tempuh kereta api barang ( menit )
t = Waktu pelayanan aat pengaman ( menit )
K + faktor efisiensi

Menurut Uned Supriadi ( 2008 ) Kelemahan rumus ini :


1. Belum dapat disimulasikan dalam grafik ( GAPEKA )
2. Nilai ‘’t’’ tidak dijelaskan secara rinci, shg sulit menentukan angkanya
3. Nilai waktu perjalanan dari sebelum sinyal sampai dengan stasiun setelah melayani blok
dan sinyal belum ada
4. Kapasitas di atas, memisahkan kapasitas lintas untuk KA Barang, artinya ada pembedaan
kapasitas lintas KA barang dan KA penumpang, kenyataanya di lintas, menjadi satu.
5. KA Penumpangpun, kecepatan rata ratanya berbagai macam, terutama KA Lokal dan KA
Komuter ( berhenti setiap stasiun ) berbeda dengan KA Penumpang jarak jauh.
6. Rumus ini belum dapat digunakan pada jalur tunggal maupun jalur ganda.

4/25/2021 6
D. Rumus Steenbeck
𝟏𝟒𝟒𝟎 𝒌
C= 𝒔
𝑺 = 𝒕𝒂 + 𝒕𝒃 + 𝑶 + 𝑾

ta tb

O W
O W

S
Rumus Steenbeck
( untuk jalur tunggal sudah memperhitungkan waktu tunggu persilangan )
4/25/2021 7
Di mana :
C = Kapasitas Lintas ( KA / Hari )
S = Waktu pelayanan Kereta Api ( menit )
ta dan tb = Waktu tempuh dua KA yang bersilang pada ke dua sisi blok kritis
( menit )
O = Jumlah waktu pelayanan untuk dua kereta api ( menit ).
W = Waktu kereta api ke dua harus menunggu sebelum kereta api tersebut
berangkat ( menit )
K = Faktor Efisiensi.
Untuk Ketepatan penggunaan rumus ini, makan diperlukan :
1. Nilai waktu ‘’W’’ dan ‘’t’’ perlu dijelaskan besarannya.
2. Waktu perjalanan dari sebelum sinyal muka sampai dengan stasiun, setelah
melayani blok dan sinyal perlu ditetapkan
3. Variavel pembagi ( S ) merupakan prnjumlahan waktu tempuh dua KA dalam satu
petak ( termasuk di dalamnya waktu tunggu dan waktu pelayanan ), yang besaran
angkanya mesti dapat diperoleh.

4/25/2021 8
E. Rumus Jepang :
1. Jalur Kembar dengan sinyal mekanik

𝟏𝟒𝟒𝟎
𝑵= ×𝒇
𝒉 𝟏 𝑽𝟏 + 𝒉 𝟐 𝑽𝟐 + 𝒖

Di mana :
N = Minimum Kapasitas Lintas ke hilir atau ke hulu ( KA ).
h1 = Waktu tempuh antara dua stasiun untuk kereta api berkecepatan rendah
( menit )
h2 = Waktu tempuh antara dua stasiun untuk kereta api berkecepatan tinggi
(menit)
V1 = Rasio kereta api berkecepatan rendah ( % )
V2 = Rasio Kereta api berkecepatan tinggi ( % )
u = Pelayanan sinyal dan blok ( 2,5 menit )
f = Rasio Kapasitas

4/25/2021 9
A

u u u

𝒉𝟏 𝒗𝟏 𝒉𝟏 𝒗𝟏 𝒉𝟐 𝒗𝟐 𝒉𝟏 𝒗𝟏

Rumus Jepang, semua KA berhenti di setiap stasiun

4/25/2021 10
2. Jalur kembar dengan sinyal otomatik

𝟏𝟒𝟒𝟎
N = 𝑿 𝒇
𝒉+𝒖

Di mana :
h = Headway ( selang waktu dua kereta api berututan ) pada persinyalan
blok otomatik ( 6 menit )
u = Waktu luang ( selang waktu ) antara kereta api masuk dan berangkat dua
tasiun bersebelahan ( 2,5 menit )
ƒ = Rasio kapasitas ( % )

4/25/2021 11
A

u = 2,5 mnt u = 2,5 mnt

h = 6 mnt h = 6 mnt
Model grafik perjalanan KA, dengan rumus jepang pada persinyalan blok otomatik,
( oleh Pci digunakan untuk menghitung di lintas Jabotabek, Bks, Jng, Mri, tidak
termasuk Thb Srp yang saat itu masih single track )

4/25/2021 12
3. Jalur Tunggal dengan Re signalling

Rumus ini oleh Pacific Consultans Internationsl, Japan , ( PCI ) digunakan untuk
menghitung lintas Tanahabang – Serpong,

𝟏𝟒𝟒𝟎
N = 𝑿𝒇
𝑻+𝑪

Dimana :
N = Kapsitas pada petak jalan yang ditentukan ( KA / hari ).
T = Waktu tempuh pada petak jalan yang ditentukan ( menit)
C = Waktu pelayanan hubungan blok dan sinyal, dengan perhitungan
sebagai berikut :
➢ Tablet Blok 2,5 menit
➢ Otomatik Blok 2,5 menit.
ƒ = Faktor rasio kapasitas, antara 0,5 sampai dengan 0,7 tergantung
sifat/ karakteristik lintas yang bersangkutan.

4/25/2021 13
A

C C

T T

Model Grafik Perjalanan KA, menurut rumus jepang di perisnyalan blok


otomatik jalur tunggal, oleh PCI saat itu untuk menghitung Lintas Thb
Srp ( saat masih single track )

4/25/2021 14
Komentar tentang rumus ini :
❖ Yang dihitung hanya pelayanan blok dan sinyal saja.
❖ Jika demikian, maka semua KA harus diperhitungkan berhenti di setiap
stasiun, sedangkan yang berhenti tiap stasiun hanya KA komuter dan KA
lokal saja, karena terkait naik turun penumpang dan persinyalan
/penyusulan.

4/25/2021 15
F Rumus Indonesia :
1. Prof Ir Soebijanto.

𝑭 = 𝟏𝟐𝟎 ( 𝑫𝑽−𝟏 . 60 +𝑪−𝟏 .a )

Di mana :
F = Frekuensi KA antara dua stasiun ( KA/jam )
D = Jarak antara dua stasiun ( km )
V = Kecepatan KA ( km/jam)
C = Waktu pelayanan perangkat sinyal ( menit )
❖ Blok Telegrapf = 6 menit.
❖ Blok elektro mekanik = 3 menit.
a = Faktor koreksi
❖ 0,34 = untuk perangkat sinyal elektrik.
❖ 0,35 = untuk perangkat sinyal dengan hubungan blok

4/25/2021 16
Analisis Rumus :
1. Angka 120 menjadi angka konstanta yang mesti jelas dari mana, ada
pendapat bahwa lebih tepat dengan angka 60 ( satu jam )
2. Nilai C untuk hubungan blok perlu dilakukan survey lapangan, dengan
asumsi 10 menit sebelum KA berangkat sebenarnya pelaksanaan proses
telegraph cukup 1 menit. ( jika dan tidak tunggu )
3. Nilai C untuk blok elektro mekanik dapat dicapai dengan lebih cepat ( 1
s.d 2 menit saja )
4. Nilai waktu perjalanan dari sebelum sinyal sd stasiun setelah melayani
sinyal dan blok belum ada
5. Rumus ini hanya menjadi pengetahuan dasar / pembanding saja,
karena dengan perkembangan teknologi persinyalan menjadi automatik
menjadi perlu update.

4/25/2021 17
2. Uned Supriadi :
a) Untuk Jalur Tunggal
𝟏𝟒𝟒𝟎 𝟏𝟒𝟒𝟎
➔ K= 𝑿ƞ 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑲 = 𝑿 𝟎, 𝟔
𝑯 𝑯

b) Untuk jalur kembar :

𝟏𝟒𝟒𝟎 𝟏𝟒𝟒𝟎
➔K = 𝑯
𝑿 𝟐 𝑿ƞ atau K = 𝑯
𝑿 𝟐 𝑿 𝟎, 𝟕

Atau berdasarkan Headway rata rata untuk dua arah

𝟏𝟒𝟒𝟎 𝟏𝟒𝟒𝟎
➔K = 𝟏 𝑿 ƞ atau K= 𝟏 X 0,7
𝑯 𝑯
𝟐 𝟐

4/25/2021 18
Di mana :
K = Kapasitas pada petak jalan yang dihitung, atau kapasitas lintas
apabila nilai K nya diambil yang terendah.
1440 = Total waktu selama 24 jam ( 24 X 60 ).
𝟏
H = Headway , atau Headway untuk menghitung headway rata rata di
𝟐
jalur kembar, misal H nya 10 maka headway rata rata menjadi 5.
Ƞ = Faktor pengali, dengan diperhitungkan faktor waktu untuk perawatan,
dan waktu karena pola operasi PERKA maka menjadi 60 % untuk jalur
tunggal, dan 70 % untuk jalur kembar.
Dengan perhitungan :
Jalur Tunggal =
➔20 % untuk waktu perawatan, 20 % waktu hilang karena aktivitas Operasi
( sulitnya mimimasi waktu karena karakter / situasi lapangan ).
Jalur Kembar =
➔ 20 % untuk perawatan.
➔ 10 Persen waktu hilang.

4/25/2021 19
Kapasitas jalan Rel

HEADWAY, FREKUENSI, DAN KERAPATAN

PRASARANA KECEPATAN SARANA PERSINYALAN

PETAK JALAN LOKOMOTIF HUB HUBUNGAN


ATAU KERETA BLOK
KRL BLOK
PETAK BLOK GERBONG MANUAL OTOMATIK
KRD
TUNGGAL

KEMBAR
JALUR
JALUR

Pola Hubungan antar Variabel Variabel dengan kapsitas Jalur


4/25/2021 20
Bahan diskusi
Bikin sendiri sendiri

Variabel
Kecepatan ( prasarana,
sarana )
Panjang petak jalan / blok
Cara
Headway
meningkatkankapasitas
Teknologi signalling ( waktu
lintas
Pelayanan )
Single double track
Metode perencanaan
kendali opka.

4/25/2021 21
Jalur ganda, terutama yang lebih tua, dapat menggunakan setiap jalur dalam
satu arah.
Susunan ini menyederhanakan sistem persinyalan, terutama bila pensinyalan
bersifat mekanik (misalnya sinyal semafor).
Jika sinyal dan wesel bersifat elektrik, ada baiknya memberi sinyal pada setiap
jalur di kedua arah, sehingga jalur ganda menjadi sepasang jalur tunggal (dikenal
dengan sebutan jalur-tunggal ganda atau sepur kembar).
Hal ini memungkinkan kereta api untuk menggunakan satu sepur yang sepur
lainnya tidak dapat beroperasi karena pekerjaan pemeliharaan lintasan, atau
gangguan kereta, atau agar kereta cepat dapat menyusul kereta yang lambat.

4/25/2021 22
Sebagai contoh, di Indonesia
➔ Jalur-tunggal ganda yang masih dioperasikan saat ini hanya terdapat pada
petak jalur antara Stasiun Cirebon dan Stasiun Cirebon Prujakan,
➔ Pada setiap jalurnya terdapat sinyal masuk elektrik yang melayani
datangnya kereta api dari arah kedua stasiun tersebut.
➔ Terkadang, pada jalur jenis ini ada peluang bahwa terdapat dua kereta api
yang searah dapat berjalan masuk ke atau keluar dari salah satu kedua
stasiun tersebut secara bersamaan.
➔ Ditambah lagi, di petak jalur tersebut terdapat percabangan jalur menuju
ke timur (Semarang) dan tenggara (Purwokerto, Cilacap, Yogyakarta.
dan Solo).
➔ Permasalahan yang sering terjadi sama persis pada jalur tunggal, yaitu
adanya POTENSI kecelakaan laga kambing (head on)
➔ Sehingga pengendalian penggunaan jalur tunggal ini harus dilakukan
dengan suatu mekanime yang tidak boleh gagal (fail safe) dengan
menggunakan sinyal yang harus dipatuhi oleh masinis.

4/25/2021 23
Keputusan Menteri Perhubungan No 22 tahun 2003 tentang Pengoperasian
Kereta Api :

BAB II TATA CARA BERLALU LINTAS KERETA API

Pasal 2

(1) Dalam pengoperasian kereta api digunakan prinsip berlalu lintas satu arah
baik pada jalur tunggal maupun jalur ganda, dengan ketentuan :
a. pada satu petak jalan bebas tanpa pos atau petak blok hanya diizinkan
dilewati oleh satu kereta api;
b. Menggunakan prinsip berjalan di jalur kanan untuk jalur ganda.

(2) Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


huruf a, hanya dapat dilakukan khusus untuk kereta api yang berfungsi
memberikan pertolongan atau pada jalan rel bergigi.

4/25/2021 24
(3) Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf b, hanya dapat dilakukan apabila terdapat gangguan
operasi kereta api dengan ketentuan :
a. Kereta api berjalan disebelah kiri setelah ada perintah tertulis dari
petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA); atau
b. Terdapat sinyal dari dua arah, masing-masing jalur dapat dilalui
kereta api secara bolak balik.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengecualian sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan
Direktur Jenderal.

4/25/2021 25
Keputusan Menteri Perhubungan No 22 tahun 2003
tentang Pengoperasian KA pada

Pasal 31

(1) Pada jalur kembar dengan sistem blok, kereta api luar biasa dapat diumumkan
dan ditetapkan perjalanan dibelakang kereta api biasa dengan jarak sesuai
selang waktu minimum yang diizinkan.

(2) Kereta api luar biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan nomor
yang sama dengan kereta api biasa yang di mukanya dan dilakukan pengawasan.

(3) Kecepatan, perhentian dan lama berhenti kereta api luar biasa yang mengikuti,
sama dengan kereta api biasa di mukanya.

(4) Kereta api luar biasa dalam perjalanannya harus menyusul kereta api biasa di
mukanya yang dilakukan di suatu tempat yang ditentukan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kereta api luar biasa yang mengikuti kereta api
biasa diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal.
4/25/2021 26
1. Catatan : tidak ditemukan definisi tentang Jalur Kembar dan jalur Ganda
2. Garis Besar skema sistem operasi KA.
3. 10 Prinsip Operasi KA
4. Macam macam sarana KA
5. Garis besar tentang prasaaran KA ( Jalur dan Fasilitas Operasi )
6. KA dan Lingkungan
7. Kapasitas Jalur / Kapasitas Lintas.

4/25/2021 27
BELAJAR
BELAJAR
BELAJAR

SUKSES

4/25/2021 28
4/25/2021 29
Jenis Kereta Api
Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2007 Tentang
Perkeretaapian, pada Bab III , Tatanan Perkeretaapian
Pasal 4
Kereta api menurut jenisnya terdiri dari:
a. Kereta api kecepatan normal;
b. Kereta api kecepatan tinggi;
c. Kereta api monorel;
d. Kereta api motor induksi linear;
e. Kereta api gerak udara;
f. Kereta api levitasi magnetik;
g. Trem; dan
h. Kereta gantung
4/25/2021 31
4/25/2021 32
4/25/2021 33
4/25/2021 34
Pada Sistem Persinyalan Mekanik
( konvensional)

Petak jalan adalah bagian dari jalur kereta api yang dipisahkan antara as stasiun kereta
api dengan as stasiun berdekatan

Jalan Bebas adalah bagian petak jalan antara sinyal masuk suatu stasiun dengan sinyal
masuk stasiun yang berdekatan ( PD.19 PT. KAI 2011 , Urusan Perjalanan KA dan
langsiran )

Dalam Perkembangan jaman karena :


1. Perlunya dilakukan peningkatan kapasitas Lintas
2. Perkembangan Teknologi Persinyalan
Petak jalan / Jalan Bebas dapat dibagi menjadi beberapa petak blok, yang tedapat dua
macam sistem blok.
1. Blok tetap ( sistem terbuka dan tertutup )
➢ Fixed Block Terbuka : Aspek Normalnya Hijau. ( aman )
➢ Fixed Block Tertutup : Aspek Normalnya Merah ( tidak aman )
2. Blok bergerak ( Moving Blok )

35
4/25/2021 36
C.3. DUKUNGAN PERENCANAAN OPERASI KA
FUNGSI KETERANGAN
DALAM PERECANAAN PERAN
OPERASI

KOMERSIAL PEMBUATAN RENCANA ANGKUTAN ASAL DAN TUJUAN


KELAS DAN JENIS
( ORANG MAUPUN BARANG ) PRAKIRAAN VOLUME
Preferensi & perilaku
SDM JUMLAH DARI TIAP PEMEGANG FUNGSI KRU KA
DAN KECAKAPAN, PROGRAM SDM OP NON KRU
PEMENUHAN KEBUTUHAN PEMENUHAN :
FASILITAS AKOMODASI KRU KA REKRUT , DIKLAT,
SERTIFIKASI
SARANA JUMLAH ARMADA, SIAP OPERASI, LOK,KERETA
STAMFORMASI, KAPASITAS ANGKUT, GERBONG
SPESIFIKASI ( JENIS, KELAS,
PERUNTUKAN, KECEPATAN MAKS )
JALAN JEMBATAN Program Jarak dan kecepatan DINASAN JPJ, PJL,
Progam perawatan
Jumlah dan panjang jalur KA / langsir di
stasiun
4/25/2021 38
4/25/2021 39
A. PENGERTIAN :
Sebagaimana Undang Undang No 23 tahun 2007 tentang Perteretaapian,
dan peraturan turunannya :
1. KERETA API : adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian
lainnya , yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait
dengan perjalanan kereta api .
2. PERKERETAAPIAN : adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
prasarana, sarana, dan sumber daya manusia serta norma, kriteria,
persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta
api.
3. PRASARANA PERKERETAAPIAN : adalah jalur kereta api, stasiun kereta
api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan
4. SARANA PERKERETAAPIAN adalah kendaraan yang dapat bergerak di
jalan rel
5. OPERASI KA adalah keseluruhan aktifitas atau kegiatan yang berkaitan
dengan menjalankan Kereta Api.
6. FASILITAS OPERASI KA : adalah segala fasilitas yang diperlukan agar KA
dapat dioperasikan.
7. ANGKUTAN KA adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kereta api. ( Permenhub No.34 tahun 2011 )

8. PENYELENGGARA SARANA PERKERETAAPIAN : adalah badan usaha


yang mengusahakan sarana perkeretaapian umum ( Permenhub
No.34 tahun 2011 )

9. ANGKUTAN Barang KA adalah angkutan barang yang dilakukan


dengan menggunakan gerbong atau kereta bagasi yang terdiri dari
angkutan barang umum, angkutan barang khusus, angkutan bahan
berbahaya dan beracun, dan angkutan Iimbah bahan berbahaya
dan beracun ( Permenhub No.34 tahun 2011 )

10. TUJUAN OPERASI KA : adalah mengusahakan jasa angkutan KA


dalam memperlancar arus perpindahan orang dan atau barang
secara masal untuk menunjang pembangunan nasional ( PP No 59
tahun 1999 )
SEPULUH PRINSIP OPERASI KA
untuk bahan diskusi, dibagi 10 kelompok sesuai jumlah prinsip di bawah ini
1. Keep it moving ( usahakan sarana selalu bergerak dengan teratur )
2. Move it quickly – it’s cheaper that way ( meningkatkan kecepatan lebih
menguntungkan )
3. Remember the interdependence of different parts of railway ( operasional KA
sangat tergantung satu terhadap lainnya )
4. Longer the distance – large the load – the better ( Angkutan jarak jauh dan
kapasitas penuh lebih menguntungkan )
5. It has no fixed capacity – it depens how you use it ( kapasitas operasi KA tidak
tetap, tergantung metoda yang digunakan )
6. If You don’t need it – Get rid it ( sarana yang tidak digunakan sebaiknya
disingkirkan, akan mengurangi efisiensi )
7. Peak demands Militate against the full use of equipment or staff and may lead to
economic result ( pelayanan angkutan puncak dapat merugikan secara ekonomis
ketika angkutan rendah)
8. Making the plan realistic ( membuat rencana yang realistik, akan dicapai hasil yang
baik )
9. Reliable operation ( kehandalan operasi dan kepercayaan adalah faktor yang
penting.
10. Operating cost can be reduced by improved methods ( biaya operasi dapat lebih
efisien karena perbaikan metode operasi ).
Pilihan opka saat ada potensi angkutan
lebih / tambahan potensi angkutan
1. Menambah perjalanan KA :
❖ Tambah Lok, Kru.
❖ Kapasitas lintas.
❖ Investasi kereta / gerbong, invest Lokomotif.
❖ Fasiltas simpan ( stabling dan perawatan sarana )
❖ Menyusun peraturan perjalanan ( Gapeka, Malka, Tem Wam )

2. Menambah panjang rangkaian KA :


❖ Menambah kereta / gerbong ( yang ada, invest )
❖ Tdk perlu nambah Lok, masinis asisten masinis.
❖ Tdk selalu perlu nambah lop perjalanan KA, cukup dgn KA yang
sudah ada. ( situasional )
❖ Maksimum daya tarik lokomotif,’
❖ Maksimum panjang jalur jalur KA di semua stasiun yang dilewat,
penyesaian taktis perka,
❖ BiOP dapat lebih effisen

4/25/2021 43

Anda mungkin juga menyukai