Anda di halaman 1dari 8

(lebih tinggi dari 130/80 milimeter merkuri (mmHg).

ACE (angiotensin-converting enzyme inhibitors) atau penghambat enzim pengubah


angiotensin adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi, gagal jantung, dan
gagal ginjal kronis. Obat ini membuat dinding pembuluh darah rileks sehingga tekanan darah dapat
menurun.

ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim dalam tubuh untuk memproduksi hormon
angiotensin II, yaitu zat yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan kerja jantung.
Dengan begitu, dinding pembuluh darah akan melebar dan kerja jantung menjadi lebih ringan.

Contoh :

1. Benazepril
gagal jantung : dewasa : 2,5mg 1x sehari. MAKS : 20mg/hari
hipertensi : Dewasa : 10 mg, dosis pemeliharaan 20-40mg/hari MAKS : 80mg/hari
2. Captopril
hipertensi : Dewasa: Dosis awal 25-75 mg terbagi menjadi 2-3 dosis. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 100-150 mg terbagi menjadi 2-3 dosis setelah 2 minggu penggunaan.
Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Dosis pemeliharaan 75-150 mg dosis terbagi. Dosis maksimal 450 mg perhari.
Pasca serangan jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga
50 mg dikonsumsi 3 kali sehari.
Nefropati diabetes
Dewasa: Dosis 25 mg dikonsumsi 3 kali sehari.
3. Enalapril
hipertensi : Dewasa: 2,5–5 mg, 1 kali sehari. Dosis pemeliharaan 10–20 mg sekali sehari.
Dosis bisa ditingkatkan sampai 40 mg
Gagal jantung : Dewasa: 2,5 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap
hingga 20 mg. Dosis maksimal: 40 mg per hari terbagi dalam 2 dosis.
Lansia: 2,5 mg, 1 kali sehari.
4. Fosinopril
Hipertensi : Dewasa: 10 mg, 1 kali sehari. Dosis pertama diberikan sebelum tidur untuk
menghindari penurunan tekanan darah yang drastis.
Dosis pemeliharaan: 10–40 mg, 1 kali sehari.
Anak-anak dengan berat badan ≥50 kg: 5–10 mg, 1 kali sehari.
Gagal jantung : Dewasa: 10 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 40
mg, 1 kali sehari.
5. Lisinopril
Hipertensi : Dewasa: Dosis awal 10 mg sekali sehari. Dosis perawatan 20 mg sekali sehari,
dapat ditingkatkan hingga maksimal 80 mg per hari. Untuk penderita hipertensi renovaskular
dan hipertensi berat, dosis bisa diawali dengan 2,5–5 mg sekali sehari. Anak usia 6–16
tahun: Dosis awal untuk anak dengan berat badan 20–50 kg adalah 2,5 mg, sekali sehari.
Dosis maksimal 20 mg perhari. Dosis awal untuk anak dengan berat badan ≥50 kg adalah 5
mg sekali sehari. Dosis maksimal 40 mg per hari.
Nefropati diabetik : Dewasa: 10 mg sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg
sekali sehari, hingga mencapai tekanan diastolik <90 mmHg.
Gagal jantung : Dewasa: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga
20–40 mg, dengan jarak 4 minggu berdasarkan respons tubuh pasien.
Pascaserangan jantung : Dewasa: Dosis awal 5 mg sekali sehari, dalam 24 jam setelah
timbulnya gejala. Dosis perawatan 10 mg sekali sehari selama 6 minggu.
6. Perindopril

Kondisi Usia Dosis


Hipertensi Dewasa Dosis awal: 4 mg (dalam bentuk erbumine) atau 5
mg (dalam bentuk arginine), 1 kali sehari.Dosis
dapat ditingkatkan hingga maksimal 8 mg
(erbumine) dan 10 mg (arginine), jika diperlukan.
Lanjut usia Dosis awal: 2 mg (erbumine) atau 2,5 mg (arginine)
1 kali sehari.
Gagal jantung Dewasa Dosis awal: 2 mg (erbumine) atau 2,5 mg
(arginine), dikonsumsi pada pagi hari. Dosis dapat
ditingkatkan setelah 2 minggu masa
pengobatan.Dosis pemeliharaan: 4 mg (erbumine)
atau 5 mg (arginine), 1 kali sehari.
Penyakit jantung koroner Dewasa Dosis awal: 4 mg (erbumine) atau 5 mg (arginine),
1 kali sehari selama 2 minggu.Dosis pemeliharaan:
8 mg (erbumine) atau 10 mg (arginine) 1 kali
sehari.
Lanjut usia Dosis awal: 2 mg (erbumine) atau 2,5 mg (arginine)
1 kali sehari, pada minggu pertama pengobatan.
7. Ramipril
2,5 mg per hari, saat menjelang tidur. Dosis pemeliharaan adalah 2,5-5 mg per hari, dan
dapat ditingkatkan hingga 10 mg per hari jika dibutuhkan.
8. Trandolapril
Hipertensi : Dewasa: 5 mg, 1 kali sehari. Dosis pemeliharaan 1–2 mg, 1 kali sehari. Dosis bisa
ditingkatkan sampai 4 mg per hari.
Kondisi: Setelah serangan jantung Dewasa: 0.5mg, 1 kali sehari, dimulai 3 hari setelah
serangan. Dosis maksimal 4 mg, 1 kali sehari.
ARB atau angiotensin II receptor blockers adalah golongan obat untuk menurunkan
tekanan darah pada kondisi hipertensi. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan gagal jantung dan
pencegahan gagal ginjal pada penderita diabetes atau hipertensi.  
ARB bekerja dengan cara menghambat pengikatan angiotensin II ke reseptornya. Angiotensin II
merupakan senyawa yang memiliki efek menyempitkan pembuluh darah. Dengan dihambatnya
ikatan angiotensin II ke reseptor, pembuluh darah dapat melebar, sehingga aliran darah dapat lebih
lebih lancar dan tekanan darah dapat menurun.
Contoh :

1. Candesartan
Dewasa: 8 mg sekali sehari. Dosis dapat disesuaikan dengan respons tubuh pasien. Dosis
maksimal 32 mg 1–2 kali sehari.
Anak usia 1–<6 tahun: 200 mcg/kgBB per hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 50–400
mcg/kgBB per hari, sesuai respons tubuh pasien.
Anak usia ≥6 tahun, dengan berat badan <50 kg: 4–8 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
hingga 16 mg per hari.
Anak usia ≥6 tahun, dengan berat badan ≥50 kg: 8–16 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
hingga 32 mg per hari.
2. Eprosartan
Dosis umum eprosartan untuk mengatasi hipertensi adalah 600 mg, satu kali sehari. Dosis
pemeliharan adalah 400–800 mg per hari yang dibagi menjadi 1–2 jadwal konsumsi.
3. Irbesartan
Dewasa: 150 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 300 mg per hari.
Lansia: 75 mg, sekali sehari.
4. Losartan
Dewasa: 50 mg, sehari sekali. Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg per hari.
Anak usia ≥6 tahun dengan berat badan 20–50kg: Dosis awal adalah 0,7 mg/kgBB. Dosis
dapat ditingkatkan hingga maksimal 50 mg per hari.
Anak usia ≥6 tahun dengan berat badan >50 kg: 50 mg, sehari sekali. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 100 mg per hari.
Lansia: 25 mg per hari.
5. Olmesartan
Dewasa: Dosis awal 10–20 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga
40 mg per hari.
Anak usia 6–16 tahun dengan berat badan <35 kg: 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan,
dosis dapat digandakan setelah 2 minggu.
Anak usia 6–16 tahun dengan berat badan ≥35 kg: 20 mg, sekali sehari. Jika diperlukan,
dosis dapat digandakan setelah 2 minggu.
6. Telmisartan
dosis yang dikonsumsi adalah 20-80 mg 1 kali sehari. Sedangkan untuk mencegah serangan
jantung dan stroke, dosis yang dikonsumsi adalah 80 mg, 1 kali sehari.
7. Valsartan
Dewasa: 80–160 mg, sekali sehari. Dosis maksimal 320 mg per hari.
Anak usia 6–18 tahun dengan berat badan <35 kg: 20 mg, sekali sehari. Dosis maksimal 40
mg per hari.
Anak usia 6–18 tahun dengan berat badan >35 kg: 40 mg, sekali sehari. Dosis maksimal 80
mg per hari.
8. Azilsartan medoxomil
dewasa, dosisnya adalah 40 mg, sehari sekali. Dosis dapat ditambah hingga 80 mg per hari.
BETA BLOCKER (BB)
Beta Blocker bekerja dengan cara mengurangi efek adrenalin pada jantung dan pembuluh
darah jantung. Selain itu, obat ini juga akan memperlambat detak jantung, dan mengurangi
tekanan kerja berlebih pada jantung serta pembuluh darahnya.
Contoh obat yang masuk ke dalam golongan beta blocker di antaranya adalah (-lol) :
a) Acebutolol
Hipertensi, dosis awal 400 mg sekali sehari atau 200 mg 2 kali sehari, jika perlu
tingkatkan setelah dua minggu sampai 400 mg 2 kali sehari. Angina, dosis awal 400
mg sekali sehari atau 200 mg 2 kali sehari; 300 mg 3 kali sehari; pada angina berat,
sampai 1,2 g sehari telah digunakan. Aritmia, 0,4-1,2 g sehari dalam 2-3 dosis
terbagi.
b) Atenolol
Oral, hipertensi 50 mg sehari (dosis lebih tinggi tidak lagi perlu dipertimbangkan).
Angina, 100 mg sehari dalam 1 atau 2 dosis. Aritmia, 50-100 mg sehari
c) Betaxolol
20 mg sehari (usia lanjut 10 mg), jika perlu tingkatkan sampai 40 mg.
d) Propranolol Hidroklorida
oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan dengan interval mingguan
bila perlu; dosis penunjang 160-320 mg sehari. Hipertensi portal, dosis awal 40 mg 2
kali sehari, tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan frekuensi jantung;
maksimal 160 mg 2 kali sehari.
e) Pindolol
hipertensi, dosis awal 5 mg 2-3 kali sehari atau 15 mg sekali sehari, tingkatkan bila
diperlukan dengan interval satu minggu; dosis penunjang lazim 15-30 mg sehari;
maksimal 45 mg sehari. Angina, 2,5-5 mg sampai dengan 3 kali sehari.
f) Labetalol Hidroklorida
oral, dosis awal 50 mg sehari (usia lanjut 25 mg) 2 kali sehari dengan makanan,
tingkatkan dengan interval 14 hari sampai ke dosis lazim 100 mg 2 kali sehari; sampai
dengan 400 mg sehari dalam 2 dosis terbagi (jika lebih tinggi dalam 3-4 dosis
terbagi).
g) Bisoprolol Fumarat
Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali pada pagi hari sebelum atau
sesudah makan. Dalam kasus sedang/tidak terlalu berat, satu tablet sehari mungkin
cukup. Kebanyakan kasus dapat terkontrol dengan pemberian 2 tablet/hari (10 mg),
kecuali pada sejumlah kecil kasus memerlukan dosis 4 tablet/hari (20 mg). Pada
pasien dengan disfungsi ginjal atau disfungsi hati berat, maksimum dosis per hari
adalah 2 tablet/hari (10 mg);
h) Penbutolol
i) Sotalol Hidroklorida
j) Propranolol Hidroklorida
oral, hipertensi, dosis awal 80 mg 2 kali sehari, tingkatkan dengan interval mingguan
bila perlu; dosis penunjang 160-320 mg sehari. Hipertensi portal, dosis awal 40 mg 2
kali sehari, tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan frekuensi jantung;
maksimal 160 mg 2 kali sehari.
k) Carvedilol
Hipertensi, dewasa dosis awal 12,5 mg sehari, tingkatkan setelah 2 hari ke dosis
lazim 25 mg sehari, jika perlu dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan interval sekurang-
kurangnya 2 minggu sampai maksimal 50 mg/ hari sebagai dosis tunggal atau
terbagi; usia lanjut dosis awal 12,5 mg sehari, jika respon dapat ditingkatkan setelah 2
minggu menjadi dosis maksimum 50 mg/ hari; gagal jantung kongestif, dosis
individual dan dipantau ketat selama titrasi dosis, dosis awal yang dianjurkan 3,125
mg 2 kali sehari selama 2 minggu ditingkatkan menjadi 12,5 mg sampai 25 mg 2 kali
sehari setelah 2 minggu. Dosis maksimum yang dapat ditoleransi adalah 2 kali 25
mg/hari pada pasien dengan berat badan kurang dari 85 kg dan 2 kali 50 mg/hari
pada pasien dengan berat badan lebih dari 85 kg.
l) Metoprolol Tartrat
oral, hipertensi, awalnya 50 mg sehari, penunjang 50-100 mg sehari dalam 1-2 dosis
terbagi; Angina, 50-100 mg 2-3 kali sehari; Aritmia, biasanya 50 mg 2-3 kali sehari;
bila perlu sampai dengan 300 mg sehari dalam dosis terbagi; Profilaksis migren, 100-
200 mg sehari dalam dosis terbagi; Tirotoksikosis, (tambahan), 50 mg 4 kali sehari.
m) Nadolol
hipertensi, 80 mg sehari bila perlu, tingkatkan dengan interval satu minggu;
maksimal 240 mg sehari.
Angina, 40 mg sehari; jika perlu tingkatkan dengan interval satu minggu, maksimal
160 mg sehari.
Aritma, dosis awal 40 mg sehari; bila perlu tingkatkan sampai 160 mg; kurangi
sampai 40 mg jika terjadi bradikardi; Profilaksis migren, dosis awal 40 mg sehari,
tingkatkan dengan 40 mg dengan interval satu minggu; dosis penunjang lazim 80-160
mg sehari; Tirotoksikosis (tambahan), 80-160 mg sehari.
n) Nebivolol
Satu tablet (5 mg) sehari diberikan pada waktu yang sama setiap harinya di waktu
makan. Tekanan darah akan turun setelah 1-2 minggu pengobatan. Efek optimal
biasanya dicapai setelah 4 minggu. Beta bloker dapat digunakan dalam bentuk
tunggal atau bersamaan dengan antihipertensi lain. Penambahan antihipertensi yang
telah diamati adalah Nebivolol 5 mg dengan hidroklorotiazid 12,5–25 mg.
Penderita di atas umur 65 tahun dosis dimulai 2,5 mg/hari. Bila diperlukan dosis
dapat dinaikkan sampai 5 mg.
o) Oksprenolol Hidroklorida
Hipertensi, 80-160 mg sehari dalam 2-3 dosis terbagi, tingkatkan bila diperlukan
dengan interval 1-2 minggu; maksimal 480 mg sehari.
Angina, 40-160 mg 3 kali sehari.
Aritmia, dosis awal 20-40 mg 3 kali sehari, tingkatkan bila diperlukan.
Gejala ansietas (penggunaan jangka pendek), dosis awal 40 mg 2 kali sehari, jika
perlu tingkatkan sampai 160 mg sehari dalam dosis terbagi.
Calcium channel blocker (CCB)
Untuk bisa bekerja, semua otot di tubuh membutuhkan kalsium untuk keluar dan masuk sel
otot. Obat golongan CCB membantu kalsium masuk ke sel otot jantung dan pembuluh
darah. Hal tersebut kemudian akan membuat kerja jantung menjadi lebih ringan dan
pembuluh darah menjadi lebih rileks. Hasilnya, tekanan darah akan menurun.
Contoh dari obat CCB adalah (-PINE) :
a) Amlodipine
hipertensi atau angina, dosis awal 5 mg sekali sehari; maksimal 10 mg sekali sehari.
b) Diltiazem hidroklorida
aritmia, 60 mg tiga kali sehari (usia lanjut awalnya dua kali sehari) jika perlu
tingkatkan hingga 360 mg sehari disesuaikan dengan usia dan gejala;
hipertensi esensial ringan sampai sedang, dewasa oral 100-200 mg satu kali sehari;
angina varian, dewasa oral 100 mg sekali sehari, jika tidak ada perubahan maka
dapat ditingkatkan hingga 200 mg satu kali sehari.
c) Felodipine
hipertensi, dosis awal 5 mg (usia lanjut 2,5 mg) sehari pada pagi hari; dosis
penunjang lazim 5-10 mg sekali sehari; jarang diperlukan dosis di atas 20 mg sehari.
Angina, dosis awal 5 mg sehari pada pagi hari, jika perlu tingkatkan sampai 10 mg
sekali sehari.
d) Isradipine
2,5 mg dua kali sehari (1,25 mg dua kali sehari pada lansia, gangguan fungsi ginjal
atau hati); jika perlu dapat ditingkatkan setelah 3-4 minggu menjadi 5 mg dua kali
sehari (hingga 10 mg dua kali sehari); dosis penunjang 2,5 atau 5 mg satu kali sehari.
e) Lasidipin
Awal, 2 mg sebagai dosis tunggal per hari, diminum pada pagi hari; ditingkatkan
setelah 3-4 minggu menjadi 4 mg sehari, jika perlu dapat ditingkatkan lagi menjadi 6
mg per hari.
f) Lerkanidipin
Dosis yang dianjurkan 10 mg secara oral sekali sehari minimal 15 menit sebelum
makan. Dosis dapat ditingkatkan hingga 20 mg tergantung respon tiap individu.
g) Nicardipine
Nikardipin injeksi diencerkan dahulu dengan injeksi glukosa 5% atau larutan salin
fisiologis hingga diperoleh 0,01%-0,02% larutan nikardipin hidroklorida (0,1-1,2
mg/mL). Untuk krisis hipertensi akut selama operasi, secara intra vena, dosis 2-10
mcg/kg bb/menit sampai tercapai tekanan darah yang diinginkan, dapat ditingkatkan
dengan tetap memantau tekanan darah. Untuk pengurangan tekanan darah yang
lebih cepat, dosis 10-30 mcg/kg bb/menit dapat digunakan. Hipertensi dalam
keadaan darurat, secara intravena, dosis 0,5 mcg /kg bb/menit sampai tercapai
tekanan darah yang diinginkan, dapat ditingkatkan dengan tetap memantau tekanan
darah.
h) Nifedipine
angina dan fenomena Raynaud, sediaan konvensional, dosis awal 10 mg (usia lanjut
dan gangguan hati 5 mg) 3 kali sehari dengan atau setelah makan; dosis penunjang
lazim 5-20 mg 3 kali sehari; untuk efek yang segera pada angina: gigit kapsul dan
telan dengan cairan.
Hipertensi ringan sampai sedang dan profilaksis angina: sediaan lepas lambat, 30 mg
sekali sehari (tingkatkan bila perlu, maksimum 90 mg sekali sehari) atau 20 mg 2 kali
sehari dengan atau setelah makan (awalnya 10 mg 2 kali sehari, dosis penunjang
lazim 10-40 mg 2 kali sehari).
i) Nimodipine
pencegahan, oral 60 mg setiap 4 jam (dosis total sehari 360), mulai dalam waktu 4
hari setelah aneurism perdarahan subarachnoid dan teruskan selama 21 hari.
Pengobatan, secara infus intravena melalui kateter sentral awalnya 1 mg/jam
(sampai 500 mg/jam jika berat badan kurang dari 70 kg atau jika tekanan darah tidak
stabil), tingkatkan setelah 2 jam menjadi 2 mg/jam asalkan tidak terjadi penurunan
tekanan darah hebat dan harus dilanjutkan paling sedikit 5 hari (maksimal 14 hari);
jika dilakukan pembedahan selama pengobatan, lanjutkan paling sedikit 5 hari
setelah pembedahan; waktu penggunaan maksimal 21 hari.
j) Nisoldipine
k) Verapamil

Tiazid
Thiazide bekerja dengan mengurangi penyerapan natrium atau klorida pada distal tubulus
ginjal, sehingga meningkatkan produksi urine. Selain itu, thiazide dapat merelaksasi
pembuluh darah, sehingga efektif dalam menurunkan tekanan darah.
merupakan diuretika dengan potensi sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi
natrium pada bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian per
oral antara 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam. Lazimnya tiazid diberikan pada pagi
hari agar diuresis tidak mengganggu tidur pasien.

BENDROFLUAZID
edema, dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi hari; dosis penunjang 5-10
mg 1-3 kali seminggu. Hipertensi, 2,5 mg pada pagi hari; dosis yang lebih tinggi jarang
diperlukan

HIDROKLOROTIAZID

edema, dosis awal 12,5-25 mg sehari, untuk penunjang jika mungkin dikurangi; edema kuat
pada pasien yang tidak mampu untuk mentoleransi diuretika berat, awalnya 75 mg sehari.

Hipertensi, dosis awal 12,5 mg sehari, jika perlu tingkatkan sampai 25 mg sehari (lihat juga
keterangan diatas). Usia Lanjut. Pada pasien tertentu (terutama usia lanjut) dosis awal 12,5 mg
sehari mungkin cukup.

INPAMID
2,5 mg sehari pada pagi hari.

KLORTALIDON

edema, hingga 50 mg sehari selama periode terbatas.


Hipertensi, 25 mg pada pagi hari, jika perlu tingkatkan sampai 50 mg (lihat juga keterangan di
atas)

METOLAZON
edema, 5-10 mg pada pagi hari; jika perlu tingkatkan sampai 20 mg sehari pada edema resisten,
maksimal 80 mg sehari
Hipertensi, dosis awal 5 mg pada pagi hari; dosis penunjang 5 mg selang sehari.

SIPAMID

edema, dosis awal 40 mg pada pagi hari; tingkatkan sampai 80 mg pada kasus resisten; dosis
penunjang 20 mg pada pagi hari.
Hipertensi, 20 mg pada pagi hari.

Anda mungkin juga menyukai