Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Nama : Clarisa Kartika Sanusi

Kelas : Farmasi 2B

NIM : 31118062

A. TUJUAN

 Untuk mengidentifikasi jenis-jenis karbohidrat yang terdapat dalam tanaman


dan buah-buahan.

B. Tinjauan Pustaka

Karbohidrat atau disakarida adalah segolongan besar senyawa organic yang tersusun
hanya dari atom karbon, hydrogen. Karbohidrat digolongkan kedalam 3 golongan yaitu
monosakarida, olisakarida, dan polisakarida. Jenis karbohidrat yang sangat banyak maka
diperlukan pengetahuan dasar tentang sifat fisik dan kimia karbohidrat. Selain itu
keragaman jenis karbohidrat memerlukan cara pengujian yang berbeda.

Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hydrogen dan oksigen yang


terdapat dialam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut maka
senyawa ini pernah di duga sebagai “hidrat dari karbon” sehingga disebut sebagai
karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan “hidrat dan karbon”
merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa yang
mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat. Karbohidrat yang
penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat
sederhana atau gula
sederhana; karbohidrat komples mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu
molekul. (Almatsier,2010) Karbohidrat sederhana terdiri atas :

1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom c yang sama dengan molekul air.

2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida diana untuk tiap 12 atom C ada
11 molekul air.

3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida.

4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa
dan fruktosa.

C. Alat dan Bahan

-Alat :

1. Tabung reaksi,

2. Rak tabung,

3. Pipet tetes,

4. Gelas kimia,

5. Kaca arloji,

6. Spatula

7. Cawan uap

8. Penjepit kayu

-Bahan :

9. Laktosa

10. Glukosa

11. Sukrosa

12. Pati

13. Aquadest
14. H2so4 pekat

15. Hno3 pekat

16. Reagen seliwanof

17. Reagen lucas

18. Larutan iodin


19. HCl Pekat

20. NaOH 10%

21. Penilhidrazin

22. Benedict

23. Molish

24. Barfoed

25. Lar tiosulfat

26. Maltosa

D. Prosedur Kerja

a. Tes iodin

• Mengambil larutan karbohidrat sebanyak 2ml

• Masukan larutan kedalam tabung reaksi yang berisi sampel-sampel karbohidrat

• Ambil 2ml aquadest sebagai control

• Tambhakan 1 tetes larutan iodin

• Tambahkan beberapa tetes natrium tiosulfat

• Amati perubahan yang terjadi setiap sampel

b. Tes hidrolis sukrosa


• Masukan 5ml sukrosa kedalam tabung reaksi

• Tambahkan 2 tetes HCL pekat

• Kemudiaan panaskan

• Setelah dipanaskan amati perubahan yang terjadi

c. Tes asam mukat

 Menimbang berat cawan uap.


 Menimbang 0,2gram karbohidrat .
 Setelah ditimbang masukan kedalam tabung reaksi
 Ambil 2ml air masukan kedalam tabung reaksi berisi karbohidrat
 Tambahkan 2ml hno3 pekat
 Panaskan selama 1jam
 Kemudiaan setelah 1jam masukan kedalam bak berisi es

d. Pembentukan osazon

• Timbang cawan uap .

• Timbang 0,1gram karbohidrat

• Masukan karbohidrat yang telah ditimbang kedalam tabung reaksi

• Tambahkan 1ml aquadest

• Tambahkan 5ml fenilhidrazin

• Panaskan selama 30menit

e. Test barfoed

• Ambil larutan karbohidrat sebnyak 1ml.

• Masukan kedalam tabung reaksi.

• Tambahkan 5ml reagen barfoed


• Masukan kedalam tabung reaksi berisi karbohidrat

• Panaskan selama 10 menit

• Amati perubahan yang terjadi

f. Tes benedict

• Ambil 1ml larutan karbohidrat

• Masukan kedalam tabung rekasi

• Tambahkan 5ml reagen benedict

• Panaskan selama bebepa menit

• Amati hasil yang terjadi

g. Tes seliwanoff

• Ambil 1ml larutan karbohidrat

• Masukan kedalam tabung reaksi

• Tambahkan 4ml reagen seliwanof

• Panaskan

h. Tes molish

• Ambil 4ml larutan karbohidrat

• Masukan kedalam tabung reaksi

• Tambahkan 4ml aquadest sebagai control

• Tambhakan 2tetes reagen molish


• Tambahkan h2so4 pekat

E. Hasil Pengamatan

a. Tes iodin
Sampel Hasil
Glukosa (-) polisakarida
Laktosa (-) polisakarida
Maltosa (-) polisakarida
Sukrosa (-) polisakarida
Pati (+) polisakaida

b. Tes hidrolisis sukrosa


Sampel Hasil
Glukosa Negative
Laktosa Negative
Maltosa Negative
Sukrosa Positive
Pati Negative

c. Tes asam mukat


Sampel Hasil
Glukosa Negative
Laktosa Negative
Maltosa Negative
Sukrosa Negative
Pati Negative

d. Tes pembentukan osazon


sampel Hasil
Glukosa Positive
Laktosa Negative
Maltosa Negative
Sukrosa Negative
Pati Positive

e. Tes barfoed
Sampel Hasil
Glukosa Negative
Laktosa Negative
Maltosa Negative
Sukrosa Negative
Pati Negative

f. Tes benedict
Sampel Hasil
Glukosa Positive
Laktosa Positive
Maltosa Positive
Sukrosa Negative
Pati Negative
g. Tes seliwanoff
Sampel Hasil
Glukosa Negative
Laktosa Negative
Maltosa Negative
Sukrosa Negative
Pati Positive

h. Tes molish
Sampel Hasil
Glukosa Positive
Laktosa Positive
Maltosa Positive
Sukrosa Negative
Pati Negative

F. Pembahasan

Pada hasil praktikum kali ini mengenai identifikasi karbohidrat. Karbohidrat merupakan
senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, senyawa yang menghasilkan
polihidrosi aldehid atau polihidroksi keton. Berdasarkan ukuran molekul, jumlah atom C
penyusun dan gugus fungsi yang dikandungnya. Karbohidrat adalah subtansi yang terdiri
atas atom-atom C, H dan O. perbandingan antara molekul H dan O adalah 2:1. Rumus
empiris dari karbohidrat adalah Cn (h2o)n. Karbohidrat dikelompokan menjadi :

1. Monosakarida

2. Disakarida

3. Polisakarida

Pada percobaan ini tes yang pertama yaitu Tes iodin, untuk membedakan atau
memisahkan polisakarida, monosakarida, dan disakarida. Positif polisakarida akan
menunjukan warna biru dan yang lainnya berwarna merahcoklat. Pada uji iodin ini
menggunakan larutan tiosulfat dan aquadest sebagai control, hasil pengamatan
menunjukan sampel pati positif polisakarida.
Percobaan kedua yaitu tes hidrolisis sukrosa, dengan menggunakan sampel
karbohidrat diantaranya glukosa, laktosa, ,maltosa, sukrosa, dan pati. Pada percobaan
ini sukrosa ditambah HCL pekat kemudiaan dipanaskan dan setelah itu di dinginkan.
Pengamatan diketahui larutannya berwarna orange da endapannya berwarna hijau.
Sedangkan pada sukrosa yang tidak terhidrolisis larutannya berwarna biru muda. Pada
hasil pengamatan glukosa, maltosa, laktosa dan pati tidak terhidrolisis.

Pada percobaan ketiga yaitu Tes asam mukat yang bertujuan untuk menguji
adanya galaktosa. Hal ini dikatakan karena pada uji asam mukat terjadi proses
oksidasi asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam
mukat yang kurang larut dalam air berupa Kristal asam mukat yang mudah
dimurnikan dan diketahui bentuk Kristal maupun titik leburnya. Berbeda halnya jika
bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa tidak
membentuk Kristal sehingga warna lebih bening.

Pada percobaan keempat yaitu tes pembentukan osazon untuk menguji adanya
gula aldosa atau ketosa dalam sampel. Mekanisme terbentuknya osazon adalah mula-
mula gugus aldose atau ketosa yang ada pada sampel bereaksi dengan penilhidrazin
membentuk D-glukofenillhydrazon yang sifatnya larut dalam air dan sulit diisolasi.
Dengan adanya pemanasan yang berkelanjutan mengakibatkan penilhidrazin yang
berlebih akan bereaksi lebih lanjut membentuk D-glukosazon yang berupa Kristal
kuning jingga. Hasil pengamatan menunjukan glukosa dan pati positive.

Pada percobaan kelima yaitu tes barfoed untuk mengtahui adanya gula
monosakarida. Prinsip percobaan dari ujibarfoed ini adalah berdasarkan adanya gugus
karbonil bebas yang akan mereduksi cu2+ dalam suasana asam sehingga terbentuk
cu2o endapan berwarna merah bata. Pereaksi yang digunakan pada percobaan ini
adalah larutan barfoed. Larutan barfoed merupakan campuran dari kupri asetat dan
asam asetat dalam air. Larutan ini akan bereduksi dengan gula-gula pereduksi
(monosakarida) sehingga menghasilkan warna endapan merah. Dalam suasana asam
ini gula reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang
sangat lambat dengan larutan barfoed sehingga tidak terdapat endapan merah kecuali
pada percobaan
waktu yang diperlama. Hasil dari uji barfoed ini menunjukan semua sampel negative
monosakarida.
Pada percobaan keenam yaitu tes benedict bertujuan untuk menentukan suatu gula
pereduksi atau bukan, gula pereduksi terdapat pada monosakarida dan disakarida.
Hasil pengamatan menunujukan sampel glukosa, laktosa dan maltosa positive
mengandung gula pereduksi. Sedangkan sukrosa dan pati negative.

Pada percobaan ketujuh yaitu tes seliwanoff untuk membedakan gula


(karbohidrat) yang masuk kategori ketosa atau aldosa. Uji seliwanoff adalah uji yang
membedakan antara ketosa dan aldosa, ketosa dibedakan dari aldose via gugus fungsi
keton/aldehid gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton maka itu
adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida itu adalah aldosa. Uji
ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan ketosa lebih cepat terhdrasi dari
pada aldose.

Pada percobaan terakhir yaitu tes molish bertujuan untuk menentukan adanya
karbohidrat berdasarkan dehidrasi karbohidrat dan h2so4 Pa yang kemudiaan bereaksi
dengan alfa naftol yang menghasilkan zat berwarna ungu. (+) karbohidrat glukosa =
monosakarida. Sukrosa, maltose, laktosa= disakarida. Pati = polisakarida.

G. Kesimpulan

Karbohidrat merupakan senyawa yang paling banyak dialam. Hampir semua tanaman dan
hewan mensintesis dan memetabolisme karbohidrat. Karbohidrat disintesis dalam
tanaman selama fotosintesis. Dapat disimpulkan dari praktikum identifikasi karbohidrat
ini mengidentifikasi dan membedakan macam-macam karbohdrat dan mengetahui reaksi
dengan menggunakan beberapa tes uji dengan menggunakan 5 sampel karbohidrat yaitu
glukosa, laktosa, maltose, sukrosa dan pati.

H. Daftar pustaka

Fessenden & Fessenden .1986. Kimia Organik 2. Erlangga.Jakarta.


Hart,H.1983.Kimia Organik,Suatu Kuliah
Singkat.Erlangga,Jakarta Pine,S.H.1988.Kimia Organik
2.ITB.Bandung.
Syukri.1999.Kimia Dasar 3. ITB Press.Bandung.
Riawan.1990.Kimia Organik.Bina Rupa Aksara.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai