Anda di halaman 1dari 17

Original Article

http://dx.doi.org/10.1590/1678-7757-2016-0627

Waktu Pengulasan dan Kemampuan


bonding dari bahan adhesif one-step
terhadap enamel and dentin primer

Abstrak

Maria Paula Jacobucci BOTELHO1


Obyektif: Studi ini meneliti apakah peningkatan konsentrasi monomer
Cristina Pereira ISOLAN2 asam pada bahan adhesif one-step dapat mengurangi waktu aplikasi
Júlia Kaster SCHWANTZ2 tanpa mengganggu kemampuan bonding/mengikat terhadap enamel dan
Murilo Baena LOPES1 dentin primer. Bahan dan metode: Penelitian bahan adhesif self-etching
Rafael Ratto de MORAES 2 one-step diformulasikan5 wt% (AD5), 20 wt% (AD20), atau 35 wt%
(AD35) monomer asam. Bahan adhesif diaplikasikan menggunakan
gerakan menggosok selama 5, 10, atau 20 s. Kekuatan Bond/ikat terhadap
enamel and dentin primer diuji di bawah tekanan potong. Bahan adhesif
komersial etch-dan-rinse/bilas adhesive (Single Bond 2; 3M ESPE)
digunakan sebagai referensi. Scanning mikroskop elektron digunakan
untuk melihat morfologi permukaan yang telah dibonding. Data dianalisis pada
p<0.05. Hasil: Pada enamel, AD35 memiliki kekuatan bonding lebih besar
ketika diulas/gosok pada waktu kurang lebih 10 s, sementara jika
diaplikasi selama 5 s memiliki kekuatan bonding lebih rendah. Pada
dentin, peningkatan monomer asam meningkatkan kekuatan bonding
dengan waktu ulas selama 20 s. Bahan adhesif etch-dan-bilas menghasilkan
kekuata bonding lebih tinggi terhadap enamel dan sama dengan bonding
terhadap dentin sebagai perbandingan dengan bahan adhesif self-etch.
Lapisan adhesif lebih tebal dan lebi tidak beraturan untuk bahan etch-dan-
bilas, dengan tidak ada perbedaan antara sistem self-etch. Kesimpulan:
Overall, increasing the acidic monomer concentration only led to an
Peningkatan kekuatan ikatan terhadap enamel ketika waktu diulas kurang lebih
10 s. Pada dentin, meskipun peningkatan kekuatan ikat dengan waktu ulas
yang lebih lama, hasilnya disukai bahwa bahan adhesif dibandingkan
dengan bahan adhesif konvensional. Pengurangan waktu ulas pada bahan
adhesif self-etch harus dihindari pada pemakaian klinis.

Kata kunci: Dental bonding. Bahan gigi. Electron scanning


microscopy. Gigi desidui.

Submitted: December 6, 2016


Modification: March 8, 2017
Accepted: April 2, 2017

Corresponding address: Pelotas - RS - Brazil. Phone/Fax: +55 53 3225-6741 x.135


Rafael Ratto de Moraes e-mail: moraesrr@gmail.com
Faculdade de Odontologia.
Universidade Federal de Pelotas
Rua Gonçalves Chaves, 457, sala 505 - 96015-560

J Appl Oral Sci. 1 2017;25(5):523-32


1
Universidade Norte do Paraná, Londrina,
PR, Brasil.
2
Universidade Federal de Pelotas,
Faculdade de Odontologia, Pelotas, RS,
Brasil.

J Appl Oral Sci. 2 2017;25(5):523-32


Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

Pendahuluan i k a t a n 26.Dentin primet memiliki k onsentrasi


kalsium dan fosfat rendah dibandingkan
dengan dentin p ermanen15. Sehingga,
Bahan adhesif penggunaannya telah meningkat untuk
waktu etching untuk jaringan gigi primer
mencegah dan mengatasi karies gigi. Namun, Waktu
biasanya lebih pendek daripada gigi permanen19,
plikasi, kompleksitas teknis24 dan rasa yang tidak
walaupun kekuatan ikatan cenderung lebih
enak3 terkadang menjadi faktor yang memperumit
rendah pada dentin primer daripada yang
untuk penggunaan sistem adhesif pada kedokteran
permanen23. Melihat enamel, meskipun kadar
gigi anak. Bahan adhesif self-etch telah
mineral rendah pada gigi primer/desidui27, tidak
direkomendasikan sebagai alternatif untuk
ada perbedaan signifikan pada pola etching
mengurangi masalah ini9. Untuk dikatakan ideal,
antara gigi primer dan permanen13.
sistem adhesif,di antara sifat lainnya, perlu menjadi
Saat ini, bahan adhesif single-step memiliki
mudah digunakan dan memiliki minimal sensitivitas
24 perhatian yang lebih pada kedokteran gigi.
teknis . Pengunaan sistem adhesif single-step self-
Namun, studi biasanya terpusat pada kerja ikatan
etch dapat menyimpan waktu klinis 9 dan mengurangi
terhadap jaringan gigi permanen dan efek variabel
diskrepansi antara daerah dentin yang telah
formulasi adhesif dan teknik aplikasi pada
dietching dan diinfiltrasi, dimana biasanya
kemampuan bonding terhadap jaringan gigi primer
dihubungkan dengan bahan adhesif etch-dan-bilas24.
jarang diteliti. Sehingga, tujuan studi ini adalah
Keuntungan lain dalam penggunaan bahan adhesif
untuk meneliti apakah peningkatan konsentrasi
self-etch di pediatrik yaitu teknik tidak melibatkan
monomer asam pada bahan adhesif one-step dapat
pembilasan dan kontrol kelembapan di dentin,
mengurangi waktu pengulasan tanpa mengganngu
dimana tahap tambahan diperlukan di teknik
kemampuan ikatan. Hipotesis yaitu waktu aplikasi
konvensional.
yang lebih pendek dapat memiliki potensi ikatan
Sistem adhesif self-etch terdiri dari monomer
yang sama ketika konsentrasi monomer asam pada
hidrofilik, kebanyakan oleh monomer 2-hidroksiethyl
bahan adhesif meningkat.
methacrylate (HEMA) dan hidrofobik co-monomer,
sebagai tambahan terhadap monomer asam.
Komponen larutan biasanya dikombinasikan dengan Bahan dan metode
air, dimana hal ini penting untuk ionisasi monomer
asam, dengan etanol atau aseton sebagai co-larutan Desain penelitian dan kalkulasi ukuran sampel
untuk meningkatkan tekanan uap pada campuran Ini adalah studi in vitro yang melibatkan 3×3×2

bahan, h a l ini menjadi azeotrope dan dapat desai faktorial. Faktor di bawah studi ini adalah

terjadi evaporasi pada air r esidual . Monomer 17 konsentrasi monomer asam pada bahan adhesif

asam b e r t a n g g u n g j a w a b untuk proses etching one-step self-etch (tiga tingkat: 5, 20, atau 35 wt

pada substrat gigi, menghasilkan retensi dan %), substrat gigi (dua tingkat: enamel a ta u dentin

memicu terjadinya ikatan. Dikatak an bahwa primer), dan waktu aplikasi (ulas aktif) bahan

konsentrasi monomer asam dan air memiliki efek adhesif (tiga tingkat: 5, 10, atau 20 s). Referensi

signifikan pada keagresifan dan ketahanan ikatan grup tambahan untuk tiap substrat gigi diberikan

terhadap enamel atau dentin pada gigi permanen . 16 bahan adhesif komersil. Hemiseksi gigi

Melihat metode aplikasi sistem adhesif self- etch, dilakukakn pada gigi molar primer,

d i k e ta h u i b a h w a a p l i k a s i aktif (mis. D e n g a n total s p e s i m e n 100 enamel dan 100 dentin (n=10

gerakan mengulas/gosok) meningkatkan untuk tiap grup). Ukuran sampel dikalkulasi

kekuatan ikatan dan interaksi dengan enamel5 dan mempertimbangkan desain komparatif dari 9 grup
2,12 dengan perbedaan mean 3.8 MPa pada kekuatan
dentin . Proses bonding melibatkan pembuangan
kalsium fosfat baik dari enamel dan dentin, hal ini ikatan antara grup dan standar deviasi22, dengan

membuat mikroporeus pada permukaan. a=0.05 dan uji kekuatan 0.8. Respons variabel yaitu

Mikroporeus memicu pembentukan zona interdifusi kekuatan ikatan terhadap enamel dan dentin (MPa)

antara enamel dan lapisan hibrida di serta modus kegagalan. Scanning electron microscopy
21,24 (SEM) digunakan untuk melihat morfologi
dentin . Peresapan yang homogeny dan penetrasi
permukaan gigi yang diteliti.
monomer pada permukan jaringan yang
demineralisasi sangat penting untuk kesuksesan
Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

Koleksi dan penyimpanan gigi primer


Molar primer didapat selah persetujuan
BOTELHO MPJ, ISOLAN CP, SCHWANTZ JK, LOPES MB, MORAES RR

proposal penelitian oleh Komite Etik Penelitian Lokal


pH meter digital (model An2000 – Analion; Ribeirão
(proposal no 212012). Geraham primer yang
Preto, SP, Brazil). Formulasi berdasarkan penelitian
digunakan dalam penelitian ini bebas dari karies
sebelumnya6 dan studi pilot.
atau cacat struktural dan secara alami dikelupas
atau diekstraksi karena alasan ortodontik. Spesimen
Aplikasi bahan adhesif
didesinfeksi dengan penyimpanan dalam larutan
Hemiseksi gig primer/desidui ditanam dalam
kloramin-T 0,5% selama tujuh hari; setelah itu, gigi
epoxy resin dengan bukal atau lingual tidak tertutup.
dibersihkan dengan kuret untuk menghilangkan
Permukaan yang tidak tertutup di poles secara
ligamen periodontal dan disikat dengan sikat gigi.
lembab dan ringan menggunakan 600-grit SiC
Gigi kemudian disimpan dalam air suling pada suhu
kertas abrasif (Norton; Guarulhos, SP, Brazil) untuk
4 ° C sampai digunakan. Setidaknya 50 gigi sulung
membuat permukaan polos dan menghilangkan
dibutuhkan. Setiap gigi hemiseksi menjadi dua
lapisan enamel aprismatic (jika ada). Untuk tiap
hemiseksi, memisahkan bagian mesial dan distal
bahan adhesif, kami menggunakan 30 hemiseksi,
gigi, untuk meningkatkan jumlah permukaan uji dan
yang dibagi secara acak ke dalam 3 waktu
mengurangi jumlah gigi yang dibutuhkan.
pengulasan (n=10 hemiseksi per grup): 5, 10 dan
20 s. Bahan adhesif diaplikasikan secara aktif
Formulasi Bahan adhesif one-step self-etch
(dengan gerakan ulas/gosok) ke permukaan enamel
penelitian
menggunakan microbrushes/kuas mikro dengan
3 bahan adhesif one-step self-etch disiapkan
waktu yang sudah ditentukan di tiap grup.
dengan mencampur monomer hidrofobik metakrilat
Campuran dievaporasi selama 10 s dengan tekanan
(bisphenol-A glycidyl dimethacrylate – Bis-GMA),
udara. Setelah menguji permukaan enamel dan
monomer hidrofilik (HEMA), monomer asam (1,3-
mengklasifikasi modus/banyaknya kegagalan, gigi
glycerol dimethacrylate phosphate – GDMA-P),
yang sama di poles lembab dengan 600-grit SiC kertas
campuran (air dan etanol), photosensitizer (0.4 wt%
abrasif hingga medium dentin terlihat. Spesimen
camphorquinone) dan co-inisiator (0.8 wt% 4-
dentin dibagi secara acak kembali ke dalam grup,
dimethylaminoethyl benzoate). Komposisi ini
dan bahan adhesif diaplikasikan dengan cara yang
menggambarkan formulasi umum dari bahan
sama dengan yang dilakukan terhadap enamel. 2
adhesif one-step gigi. Seluruh monomer didapat
grup tambahan didapatkan, untuk menguji bahan
dari Esstech Inc. (Essington, PA, USA), kecuali untuk
adhesif konvensional etch-dan-bilas, two-step
GDMA-P yang disintesis seperti yang dideskripsi di
(Adper Single Bond 2 - SB2 – 3M ESPE; St. Paul, MN,
studi sebelumnya16. Konsentrasi HEMA dan GDMA-P
USA). Pada grup ini, enamel dietching selama 30 s
bervariasi tergantung pada adhesif yang diuji,
dan di dentin selama 15 s menggunakan 37% asam
seperti yang tertera di Tabel 1. Bahan adhesif
fosforik, diikuti aplikasi bahan adhesif tergantung
dipersiapkan menggunakan 2 botol berbeda (A dan
petunjuk pabrik. SB2 adalah bahan adhesif berbasis
B), yang dicampur sebelum aplikasi. Konsentrasi of
Bis-GMA/UDMA/HEMA dengan etanol dan air sebagai
monomer asam pada campuran adhesif yaitu 5 wt%,
capuran dan pH 4.1.
20 wt%, dan 35 wt%, sehingga bahan dilabeli AD5,
AD20, dan AD35. pH campuran adhesif (n=3)
Uji Kekuatan Ikatan dan Analisis Modus
dihitung menggunakan
Kegagalan Segera setelah aplikasi bahan
bonding dan evaporasi campuran, cetakan
elastomer d e n g a n 2 orifices silindris (diameter
1.5 mm,

Tabel 1- Komposisi bahan uji adhesif single-step (wt%)

Reagent AD5 AD20 AD35


Botol A Botol B A+B Botol A Botol B A+B Botol A Botol B A+B
GDMA-P 10% - 5% 40% - 20% 70% - 35%
HEMA 65% 15% 40% 35% 15% 25% 5% 15% 10%
Bis-GMA 10% 50% 30% 10% 50% 30% 10% 50% 30%
Air - 20% 10% - 20% 10% - 20% 10%
BOTELHO MPJ, ISOLAN CP, SCHWANTZ JK, LOPES MB, MORAES RR

Ethanol 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15%
pH 1.91 1.25 1.05

GDMA-P: 1,3-glycerol dimethacrylate phosphate; HEMA: 2-hydroxyethyl methacrylate; Bis-GMA: bisphenol-A glycidyl dimethacrylate.
Pada tiap botol A dan B, 0.4% camphorquinone (photoinitiator) dan 0.8% of 4-dimethylaminoethyl benzoate (co-initiator) ditambahkan
dalam hubungannya terhadap kandungan monomer
Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

ketebalan 0.5 mm) diposisikan di atas permukaan. dibonding lalu ditanam saat itu juga ke
Setelah menempatkan cetakan, bahan adhesif di dalam epoxy resin. Lalu dipolish lembab dengan
light-cured/disinar selama 10 s dengan alat transmis 1200-, 1500-, 2000-, and 2500-grit SiC kertas
cahaya dioda kekuatan radiasi 1100 mW/cm (Radii- 2
abrasif, diikuti polishing menggunakan suspensi
Cal – SDI; Bayswater, Victoria, Australia), berlian (MetaDi – Buehler; Lake Bluff, IL, USA)
menghantarkan penetapan batas pada daerah yang partikel berukuran 3, 1, dan 0.25 μm.
dibonding. Orifise ditumpat dengan resin komposit Permukaan dietching dengan 50% larutan asam
(Filtek Z250 – 3M ESPE), yang di fotoaktivasi selama fosforik selama 5 s dan diproteinase dengan
20 s. Spesimen ditaruh di air distilasi pada suhu imersi 2.5% larutan NaOCl selama 10 min.
37°C selama 24 h lalu diuji acak di bawah tekanan Spesimen dibersihkan secara ultrasonik dengan
potong yang di kalibrasi oleh mesin uji mekanis air distilasi lalu ditempatkan ke dalam tempat dengan
(model DL500 – EMIC; São José dos Pinhais, PR, gel silika selama 2 jam, pada temperatur
Brazil). Kawat stainless steel (berdiameter 0,2 mm) ruangan. Profil cross-section/saat itu juga
dilingkarkan di sekitar tiap silinder dan disejajarkan dilapisi dengan alloy emas-palladium dan diuji
dengan permukaan yang dibonding. Uji kekuatan dengan SEM at 15 kV (model JSM-6610 – JEOL
ikatan dilakukan dengan kecepatan 0,5 mm / menit Ltd.; Tokyo, Japan).
sampai gagal/hancur. Operator mesin uji tidak
mengetahui grup yang diuji. Spesimen fraktur
diamati di bawah pembesaran × 40 menggunakan
Hasil
Untuk enamel, faktor "konsentrasi monomer
stereomicroscope (model M125C - Leica
asam" (p = 0,004) dan "waktu ulas" (p <0,001)
Microsystems Inc.; Buffalo Grove, IL, USA) untuk
keduanya signifikan, serta interaksi antar faktor
menentukan modus kegagalan: adhesif (antar
(p <0,001). Uji kekuatan yang dilakukan
permukaan) atau kegagalan campuran (adhesi
hasilnya 0,804. Sebaliknya, untuk dentin, hanya
sebagian dan kohesif sebagian dalam enamel atau
interaksi antar faktor yang signifikan (p =
dentin). Untuk setiap hemiseksi, satu silinder resin
0,032), sedangkan faktor saja tidak (p = 0,08).
komposit diperoleh dan diuji (n = 10 per grup).
Namun, hasil uji kekuatan yang dilakukan
Dalam kasus kegagalan prematur, hemiseksi
adalah p<0,8 untuk faktor "konsentrasi
dihilangkan dan diganti dengan spesimen baru.
monomer asam". Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1, meningkatkan konsentrasi monomer
Analisis Statistik
asam menjadi 35% menghasilkan kekuatan
Data kekuatan ikatan dianalisis dua arah
ikatan yang secara signifikan lebih tinggi ketika
varians (ANOVA) (konsentrasi monomer asam ×
waktu pengikisan adhesif setidaknya 10 detik.
waktu ulas). ANOVA satu arah dilakukan untuk
Untuk konsentrasi lain, waktu ulas tidak banyak
membandingkan kekuatan ikatan dengan enamel
berpengaruh pada kekuatan ikatan enamel.
atau dentin dari adhesif eksperimental dan
Tidak ada perbedaan antara waktu gosokan
komersial. Untuk analisis tambahan ini, data dari
untuk grup AD5 dan AD20, sementara untuk
adhesif eksperimental dibatasi pada konsentrasi
grup AD35, waktu ulas 5 detik menyebabkan
monomer asam vs kelompok waktu ulas dengan
kekuatan ikatan yang jauh lebih rendah daripada
kekuatan ikatan tertinggi. Semua prosedur
waktu ulas lainnya. Untuk dentin (Gambar 2),
perbandingan ganda berpasangan dilakukan
meningkatkan konsentrasi monomer asam
dengan menggunakan uji Student-Newman-Keuls
menjadi 20% dan 35% menyebabkan kekuatan
(P=0,05). Analisis dilakukan dengan menggunakan
ikatan yang lebih tinggi hanya ketika bahan
program SigmaStat 3.5 (Systat Software Inc.;
diaplikasi selama 20 detik. Membandingkan
Chicago, IL, USA).
waktu ulas yang berbeda dalam dentin, aplikasi
selama 20 detik menghasilkan kekuatan ikatan
Analisis SEM
yang secara signifikan lebih rendah daripada
Spesimen enamel dan dentin primer tambahan
waktu lainnya untuk grup AD5, tetapi kekuatan
untuk tiap grup (n=3) diberikan bahan adhesif lalu
ikatan yang secara signifikan lebih tinggi untuk
ditutup dengan resin komposit seperti yang
grup AD35.
dideskripsikan sebelumnya. Spesimen yang telah
Gambar 3 menunjukkan perbandingan kekuatan
Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

ikatan terhadap enamel dan dentin untuk grup


eksperimental dan komersial. Untuk enamel, bahan
adhesif komersial menunjukkan kekuatan ikatan yang
secara signifikan lebih tinggi dari bahan adhesif
eksperimental, sedangkan untuk dentin, tidak ada
perbedaan signifikan yang diamati. Dalam studi ini,
secara umum, kekuatan ikatan dentin dari bahan adhesif
eksperimental secara signifikan lebih tinggi dari
kekuatan ikatan terhadap enamel. Hasil untuk analisis
kegagalan disajikan pada Tabel 2. Kegagalan adhesif
didominasi di kedua
BOTELHO MPJ, ISOLAN CP, SCHWANTZ JK, LOPES MB, MORAES RR

substrat. Sedangkan hanya beberapa kegagalam


beraturan (Gambar 5D) untuk bahan komersial etch-
pada enamel yang diklasifikasikan sebagai
dan-bilas dibandingkan dengan bahan adhesif self-
campuran/lebih dari 1 faktor, khususnya untuk grup
etch. Lebih banyak resin tags pada dentin terlihat
komersial, kegagalan pada dentin kebanyakan
dibentuk pada grup AD35 (Gambar 5C)
campuran. Modus kegagalan tidak dipengaruhi oleh
dibandingkan dengan bahan adhesif eksperimental
konsentrasi monomer asam maupun waktu ulas.
lainnya, tetapi tidak terdapat perbedaan yang jelas pada
Gambar SEM dari daerah yang dibonding
morfologi antar permukaan yang tampak.
ditunjukkan di Gambar 3 juga di Gambar 4 (enamel)
dan Gambar 5 (dentin). Tidak sangat berbeda
antara bahan eksperimental dengan konsentrasi
monomer asam yang berbeda. Lapisan adhesif lebihi
tebal (Gambar 4D dan Gambar 5D) dan lebih tidak

Gambar 1- Hasil kekuatan ikatan pada enamel (n=10). Garis horizontal padat dan titik-titik pada tiap kotak menunjukkan masing-
masing yaitu median dan mean/rata-rata. Huruf besar menunjukkan perbedaan antar bahan; huruf kecil menunjukkan perbedaan
signifikan antar waktu ulas (p<0.05)

Gambar 2- Hasil kekuatan ikatan pada dentin (n=10). Garis horizontal padat dan titik-titik pada tiap kotak menunjukkan masing-masing
yaitu median dan mean/rata-rata. Huruf besar menunjukkan perbedaan antar bahan; huruf kecil menunjukkan perbedaan signifikan
BOTELHO MPJ, ISOLAN CP, SCHWANTZ JK, LOPES MB, MORAES RR
antar waktu ulas (p<0.05)
Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

Figure 3- Hasil kekuatan ikat pada enamel dan dentin menggunakan bahan adhesif komersial dan kombinasi waktu ulas dengan rata-
rata tertinggi pada tiap substrat (n=10). Garis horizontal padat dan titik-titik pada tiap kotak menunjukkan masing-masing yaitu median
dan mean/rata-rata. Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan antar grup (p<0.05)

Tabel 2- Frekuensi modus/banyaknya kegagalan untuk seluruh grup

Substrat Bahan Waktu Ulas Modus


Kegagalan %
Adhesif Campuran
Enamel AD5 5s 100 -
10 s 100 -
20 s 100 -
AD20 5s 100 -
10 s 100 -
20 s 100 -
AD35 5s 100 -
10 s 100 -
20 s 100 -
SB2 60 40
Dentin AD5 5s 100 -
10 s 90 10
20 s 100 -
AD20 5s 70 30
10 s 80 20
20 s 80 20
AD35 5s 90 10
10 s 100 -
20 s 80 20
SB2 90 10

Adhesive: gagal pada permukaan enamel atau dentin; campuran: sisa resin komposit yang tertinggal di permukaan gigi

Keseluruhan, peningkatan konsentrasi monomer


Diskusi
asam menimbulkan peningkatan kekuatan
bonding hanya jika waktu ulas bahan adhesif
Hasil studi ini menunjukkan kedua konsentrasi
kurang lebih 10 s. Sehingga, hipotesis tidak
monomer asam dan waktu ulas dapat
dapat diterima.
mempengaruhi potensial bonding pada bahan
Peningkatan konsentrasi monomer asam
adhesif one-step self-etch terhadap jaringan gigi
menimbulkan penurunan pH bahan adhesif.
primer. Substrat diuji (enamel atau dentin) juga
Walaupun 3 bahan adhesif eksperimental
memiliki peran penting pada performa bonding.
Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

diklasifikasikan berkekuatan sedang24, bahan adhesif


AD35 memiliki nilai pH
BOTELHO MPJ, ISOLAN CP, SCHWANTZ JK, LOPES MB, MORAES RR

Gambar 4- Gambar scanning electron microscopy (SEM) pada grup enamel yang dibonding pada gambar 3 – A: aplikasi bahan AD5
selama 20 s; B: aplikasi bahan AD20 selama 20 s; C: aplikasi bahan AD35 selama 20 s; D: bahan adhesi etch-dan-bilas komersial.
Panah menunjukkan lapisan adhesif tebal yang diteliti untuk bahan adhesif komersil

Gambar 5- Gambar scanning electron microscopy (SEM) pada grup dentin yang dibonding pada gambar 3 – A: aplikasi bahan AD5
selama 20 s; B: aplikasi bahan AD20 selama 20 s; C: aplikasi bahan AD35 selama 20 s; D: bahan adhesi etch-dan-bilas komersial.
Panah menunjukkan lapisan adhesif tebal yang diteliti untuk bahan adhesif komersil

mendekati agresif kuat. Informasi ini penting karena studi


dibandingkan dengan bahan asam lainnya.
sebelumnya menunjukkan bahwa bahan adhesif self-etch
Pembahasan untuk temuan ini bahwa keasaman
dengan agresif sedang dan khususnya ringan
bahan adhesif mempengaruhi hidrofilisitas bahan
cenderung menghasilkan ikatan yang tahan lama 8,
dan permeabilitas serta rentan terhadap hidrolisis
cth., efek degradasi a i r l e b i h r e n d a h
lapisan adhesif. Selebihnya, demineralisasi yang tidak
Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

parah memicu lebih banyak kolagen tetap dilindungi eliminasi oleh evaporasi7. S tu d i l a i n n y a study
oleh hidroksiapatit, dimana hal ini kurang rentan menyatakan bahwa sedikit air diperlukan untuk
18
terhadap degradasi air . Menariknya, perbedaan pH ionisasi monomer asam tetapi konsentrasi
tidak menunjukkan perbedaan morfologi pada monomer tidak dapat diantikan untuk mencegah
permukaan yang dibonding. Pada generasi pertama pengaruh negatif pada ikatan di dentin14. Pada
bahan adhesif self-etch, kandungan monomer asam studi ini, konsentrasi air dan campuran
cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan distandarisasi, dan konsentrasi GDMA-P diganti
formulasi terkini karena hanya dengan bahan adhesif dengan cara mengurangi kandungan HEMA.
self-etch yang kuat, terbentuk resin tags yang Bahan adhesif komersial menunjukkan kekuatan
berikatan dengan dentin24. Saat ini, diketahui bahwa ikatan yang lebih tinggi terhadap enamel primer
resin tags tidak membantu ikatan dengan dentin daripada bahan adhesif self- etch eksperimental.
secara signifikan dan tipe monomer asam yang Hasil ini sesuai dengan studi sebelumnya10 yang
fungsional lebih penting daripada konsentrasinya. menyatakan bahwa bahan adhesif konvensional
Hasil kekuatan ikatan menunjukkan bahwa memiliki kapasitas tinggi untuk berikatan dengan
potensial adhesif dari bahan eksperimental enamel daripada bahan adhesif self-etch, akibat
bervariasi dengan bahan yang diujikan, waktu ulas, kapasitas demineralisasi asam fosforik tinggi
dan tipe substrat. Sehingga, pembahsan mengenai dibandingkan dengan monomer asam. Etching asam
temuan ini harus berdasarkan beberapa sebelum aplikasi bahan adhesif gigi masih dikatakan
kombinasi m ekanisme. Konsentrasi teknik ‘gold standard’ (utama) untuk berikatan terhadap
monomer asam cenderung meningkatkan agresifitas enamel. Meskipun begitu, pada dentin, kekuatan
bahan adhesif, memperbesar potensi ketidaklarutan ikatan bahan adhesif komersial sama dengan bahan
hidroksiapatit pada enamel dan dentin, dan adhesif the self- etch, meskipun tidak ada etching
perbedaan kandungan mineral pada substrat asam pada grup eksperimental. Hasil ini menguatkan
mempengaruhi mekanisme ikatan yang berbeda. fakta bahwa asam f osforik yang diaplikasikan ke
Permukaan yang tidak larut sangat besar, walaupun dentin tidak memberikan keuntungan terhadap
hal ini positif, perlu didukung oleh infiltrasi yang potensi adhesi/perlekatan24 karena dentin tidak perlu
efektif dari komponen adhesif ke dalam jaringan gigi sepenuhnya larut untuk hibridisasi. Selanjutnya, hasil
dan polimerisasi efektif in loco. Adanya sejumlah ini mengkonfirmasi bahwa bahan adhesif one-step
monomer asam yang banyak mempengaruhi self-etch memiliki kekuatan ikatan yang sama
polimerisasi bahan adhesif karena monomer terhadap enamel dan dentin dibandingkan bahan
metakrilat dengan ujung radikal asam dapat bereaksi adhesif etch-dan-bilas. Untuk bahan adhesif self-
dengan radikal bebas yang dihasilkan selama etch yang diuji, kekuatan ikatan terhadap dentin lebih
polimerisasi radikular dan mengurangi derajat tinggi pada enamel. Hasil ini berhubungan dengan
konversi C=C1. Selanjutnya, pH yang menurun, fakta yang disebutkan sebelumnya, pada dentin,
meningkatkan kesulitan dalam membuat etanol dan hibridisasi tidak tergantung pada perluasan
air selama volatilisasi campuran , dimana hal ini28
kandungan mineral yang tidak larut atau
dapat mempengaruhi polimerisasi . 20
K ombinasi kedalaman penyerapan m i k romekanikal.
seluruh aspek ini berpengaruh dalam performa Berbeda dengan, studi terkini melihat kekuatan ikat
bonding. Pada kasus lain, volatilisasi campuran yang pada dentin sama antara bahan adhesif etch-dan-bilas
sesuai dan fotoaktivasi d a r i lapisan adhesif dan bahan adhesif self-etch25. Ikatan bahan adhesif
adalah langkah penting untuk aplikasi self-etch pada dentin terjadi di hibridisasi
sistem bonding yang disederhanakan dan tidak superfisial, tanpa membuang lapisan smear layer6,
seharusnya dibiarkan selama aplikasi klinis. dan ikatan kimiawi pada monomer asam terhadap
Penggantian konsentrasi air dari bahan adhesif self- hidroksiapatit11. Morfologi daerah yang sama
etch cukup untuk meningkatkan agresifitas etching dibonding diteliti untuk bahan adhesif self-etch
terhadap enamel primer13. Pada gigi primer, yang berbeda untuk melihat peran interaksi kimiawi
konsentrasi air minimum diperlukan untuk dalam pembentukan kemampuan bonding/ikatan
menimbulkan demineralisasi enamel yang cukup, hal ini yang berbeda. Peningkatan konsentrasi monomer
ditemukan di studi sebelumnya sebesar 20% . 13
asam memiliki efek positif pada ketahanan ikatan
Konsentrasi air yang tinggi dapat mengganggu terhadap enamel dan dentin akibat afinitas kimiawi

J Appl Oral Sci. 530 2017;25(5):523-32


Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

tinggi, y a i t u efek yang selanjutnya perlu diteliti. Ketika


bonding terhadap enamel umumnya akibat saling
mengunci secara mekanis oleh karena difusi dan
polimerisasi monomer resin pada permukaan yang dietching3,
pola kegagalan diteliti dengan bahan adhesif yang diuji
menyatakan bahwa kuncian tersebut tidak sempurna.

Untuk studi ini, gigi molar primer/desidui dipilih

J Appl Oral Sci. 530 2017;25(5):523-32


BOTELHO MPJ, ISOLAN CP, SCHWANTZ JK, LOPES MB, MORAES RR

karena adanya mineralisasi enamel yang lebih mengklarifikasi mekanisme adhesi terhadap
seragam/sama pada seluruh permukaan, dimana hal substrat ini.
ini tidak terjadi pada gigi kaninus atau insisivus Bahan adhesif gigi menigkat secara general di
27
primer . Hanya gigi yang sehat yang digunakan kedokteran gigi, dapat mencegah karies atau
karena gigi yang karies dikatakan bukan model yang untuk me restorasi lesi karies dan fraktur.
ideal untuk perbandingan mikromorfologi pertemuan Mekanisme adhesi dasar terhadap dentin atau
19
permukaan dentin dan resin . Hipotesis penelitian enamel baik untuk gigi primer/desidui maupun
ini ditolak, karena tidak mungkin untuk mengurangi permanen yaitu berdasarkan pergantian zat
waktu aplikasi pada bahan adhesif self-etch dengan dimana mineral di jaringan keras digantikan dengan
cara meningkatkan konsentrasi monomer asam. monomer resin pada bahan adhesif yang
Namun, hal ini menarik untuk dicatat bahwa berikatan secara mikromekanis terhadap
perbandingan grup eksperimental dengan bahan porositas yang dihasilkan oleh bahan bersifat asam.
komersial pada dentin. Ikatan terhadap dentin Proporsi mineral berbeda antara gigi primer dan
bergantung pada hibridisasi atau infiltrasi resin permanen, karena kedalam dentin dan enamel
terhadap jaringan fibril kolagen26. Penggunaan berbeda. 2 substrat ini memiliki perbedaan
bahan adhesif self-etch menurunkan kemungkinan penting yang tidak dapat diabaikan. Penggunaan
daerah yang dietching tapi tidak dengan daerah bahan adhesif harus mempertimbangkan
yang non-infiltrasi karena infiltrasi monomer terjadi seluruh faktor ini. Pada kedokteran gigi anak,
secara simultan dengan permukaan yang diberi umur anak juga harus diketahui. Sehingga,
dentin conditoner . 21
Pada gigi primer, banyak perkembangan bahan adhesif yang memiliki
demineralisasi dentin yang diharapkan melalui aksi seluruh faktor ini harus dilakukan karena, pada
asam, hal ini menyatakan bahwa waktu ulas yang anak-anak, karies gigi lebih sulit dikontrol dan
lebih singkat lebih dipilih .19
Walaupun waktu trauma jaringan keras bervalensi tinggi. Pada
minimum diperlukan untuk diberikan dentin kondisioner kedua kasus ini, restorasi adhesif adalah umum.
4
selama 15 s menggunakan asam fosforik , 5 s untuk
waktu ulas dari bahan adhesif eksperimental dengan Kesimpulan
20% GDMA-P memicu nilai kekuatan ikatan yang
sama dengan yang didapatkan di grup bahan adhesif Studi in vitro ini menyatakan bahwa kedua
komersial. Sehingga, hasil ini memicu penelitian konsentrasi monomer asam pada bahan adhesif
selanjutnya terhadap performan bahan adhesif yang one-step self- etch dan waktu ulas dapat
disederhanakan yang diaplikasikan terhadap mempengaruhi performa ikatan pada enamel dan
substrat gigi desidui. dentin gigi primer. Keseluruhan, peningkatan
Karena hrga yang tinggi dan kesulitan dalam identifikasi konsentrasi monomer asam hanya memicu
kasus asli akibat kegagalan pada restorasi adhesif di peningkatan kekuatan ikatan terhadap enamel ketik
lingkungan klinis, studi in vitro umum dilakukan; pada waktu ulas setidaknya 10 s. Pada dentin, meskipun
waktunya, mereka dapat memperkirakan efisiensi peningkatan konsentrasi monomer yang memicu
klinis bahan24. Namun, bahan yang diuji di kekuatan ikat dengan waktu ulas yang lebih lama,
laboratorium memiliki keterbatasan karena faktor menghasilkan yang lebih disukai adalah bahan
klinis yang dapat mempengaruhi performa bahan adhesif eksperimental dibandingkan dengan bahan
kedokteran gigi. Pada kedokteran gigi anak-anak, adhesif konvensional. Sehingga, mengurangi waktu
adanya kelembaban selama prosedur adhesi ulas pada bahan adhesif self-etch yang harus
contohnya terjadi akibat kesulitan dalam menjaga isolasi efekti dihindari pada penggunaan klinis.
pada daerah kerja 3. Namun, hasil dari studi ini
menyatakan bahwa dapat menjadi kemungkinan Sambutan
dalam mengeliminasi langkah klinis pemberian Penulis berterimakasih pada Esstech Inc. untuk
conditioner asam lalu dibilas, setidaknya di dentin donasi reagents yang digunakan dalam studi ini.
primer, dimana hal ini dapat menghilangkan rasa Penulis berterimakasih pada CEME-SUL/FURG, Brazil,
yang tidak enak akibat pembilasan asam 3. Studi untuk dukungan dalam analisis scanning electron
selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan microscopy(SEM).
morfologi ikatan terhadap jaringan primer, dapat

J Appl Oral Sci. 53 2017;25(5):523-32


Rubbing time and bonding performance of one-step adhesives to primary enamel and dentin

Referensi 14- Hiraishi N, Nishiyama N, Ikemura K, Yau JY, King NM, Tagami J, et
al. Water concentration in self-etching primers affects their
1- Adusei GO, Deb S, Nicholson JW. A preliminary study of aggressiveness and bonding efficacy to dentin. J Dent Res.
experimental polyacid-modified composite resin (`compomers') 2005;84:653-8.
containing vinyl phosphoric acid. Dent Mater. 2005;21:491-7. 15- Hirayama A. Experimental analytical electron microscopic studies
2- Amaral RC, Stanislawczuk R, Zander-Grande C, Michel MD, Reis A, on the quantitative analysis of elemental concentrations in biological
Loguercio AD. Active application improves the bonding performance thin specimens and its application to dental science. Shikwa Gakuho.
of self-etching adhesives to dentin. J Dent. 2009;37:82-90. 1990;90:1019-36.
3- Azarpazhooh A, Main PA. Pit and fissure sealants in the prevention 16- Leal FB, Madruga FC, Prochnow EP, Lima GS, Ogliafi FA, Piva E,
of dental caries in children and adolescents: a systematic review. J et al. Effect of acidic monomer concentration on the dentin bond
Can Dent Assoc. 2008;74:171-7. stability of self-etch adhesives. Int J Adhes Adhes. 2011;31:571-4.
4- Bolaños-Carmona V, González-López S, Briones-Luján T, De Haro- 17- Morães RR, Garcia JW, Wilson ND, Lewis SH, Barros MD, Yang B,
Muñoz C, de la Macorra JC. Effects of etching time of primary dentin et al. Improved dental adhesive formulations based on reactive
on interface morphology and microtensile bond strength. Dent Mater. nanogel additives. J Dent Res. 2012;91:179-84.
2006;22:1121-9. 18- Nakabayashi N, Ashizawa M, Nakamura M. Identification of a
5- Caneppele TM, Torres CR, Sassaki A, Valdetaro F, Fernandes RS, resin-dentin hybrid layer in vital human dentin created in vivo:
Prieto de Freitas C, et al. Effects of surface hydration state and durable bonding to vital dentin. Quintessence Int. 1992;23:135-41.
application method on the bond strength of self-etching adhesives to 19- Nör JE, Feigal RJ, Dennison JB, Edwards CA. Dentin bonding:
cut enamel. J Adhes Dent. 2012;14:25-30. SEM comparison of the resin-dentin interface in primary and
6- Cocco AR, Maske TT, Lund RG, Moraes RR. The antibacterial and permanent teeth. J Dent Res. 1996;75:1396-403.
physicochemical properties of a one-step dental adhesive modified 20- Nunes TG, Garcia FC, Osorio R, Carvalho R, Toledano M.
with potential antimicrobial agents. Int J Adhes Adhes. 2016;71:74- Polymerization efficacy of simplified adhesive systems studied by
80. 7- De Munck J, Van Landuyt K, Peumans M, Poitevin A, NMR and MRI techniques. Dent Mater. 2006;22:963-72.
Lambrechts P, Braem M, et al. A critical review of the durability of 21- Salz U, Bock T. Testing adhesion of direct restoratives to dental
adhesion to tooth tissue: methods and results. J Dent Res. hard tissue – a review. J Adhes Dent. 2010;12:343-71.
2005;84:118-32. 22- Sohrabi A, Amini M, Afzali BM, Ghasemi A, Sohrabi A,
8- De Munck J, Van Meerbeek B, Satoshi I, Vargas M, Yoshida Y, Vahidpakdel SM. Microtensile bond strength of self-etch adhesives in
Armstrong S, et al. Micro-tensile bond strength of one- and two- different surface conditionings. Eur J Paediatr Dent. 2012;13:317-20.
step self-etch adhesives to bur-cut enamel and dentin. Am J Dent. 23- Uekusa S, Yamaguchi K, Miyazaki M, Tsubota K, Kurokawa H,
2003;16:414-20. Hosoya Y. Bonding efficacy of single-step self-etch systems to sound
9- Eminkahyagil N, Gokalp S, Korkmaz Y, Baseren M, Karabulut E. primary and permanent tooth dentin. Oper Dent. 2006;31:569-76.
Sealant and composite bond strength to enamel with antibacterial/ 24- Van Meerbeek B, Yoshihara K, Yoshida Y, Mine A, De Munck J,
self-etching adhesives. Int J Paediatr Dent. 2005;15:274-81. Van Landuyt KL. State of the art of self-etch adhesives. Dent Mater.
10- Erickson RL, Barkmeier WW, Latta MA. The role of etching in 2011;27:17-28.
bonding to enamel: a comparison of self-etching and etch-and-rinse 25- Wang L, Bim O Júnior, Lopes AC, Francisconi-Dos-Rios LF,
adhesive systems. Dent Mater. 2009;25:1459-67. Maenosono RM, D'Alpino PH, et al. Water interaction and bond
11- Feitosa VP, Ogliari FA, Van Meerbeek B, Watson TF, Yoshihara K, strength to dentin of dye-labelled adhesive as a function of the
Ogliari AO, et al. Can the hydrophilicity of functional monomers addition of rhodamine B. J Appl Oral Sci. 2016;24:317-24.
affect chemical interaction? J Dent Res. 2014;93:201-6. 26- Wang T, Nakabayashi N. Effect of 2-(methacryloxy)ethyl phenyl
12- Gokce K, Aykor A, Ersoy M, Ozel E, Soyman M. Effect of hydrogen phosphate on adhesion to dentin. J Dent Res. 1991;70:59-
phosphoric acid etching and self-etching primer application methods 66. 27- Wilson PR, Beynon AD. Mineralization differences between
on dentinal shear bond strength. J Adhes Dent. 2008;10:345-9. human deciduous and permanent enamel measured by quantitative
13- Gomes FB, Almeida LH, Oliveira AS, Moraes RR. Influence of microradiography. Arch Oral Biol. 1989;34:85-8.
water concentration on the etching aggressiveness of self-etch 28- Yiu CK, Pashley EL, Hiraishi N, King NM, Goracci C, Ferrari M, et
primers to ground primary enamel. Pediatr Dent. 2012;34:226-30. al. Solvent and water retention in dental adhesive blends after
evaporation. Biomaterials. 2005;26:6863-72.

Anda mungkin juga menyukai