Disusun oleh:
Tingkat 1D3-B Kelompok 6
1. Nuzul Citra Dewanti
2. Ramadiaz Eka Putra
3. Raniyah Putri Hafni
4. Revalina Norviatinnisa
5. Rizkyah Putri Amalia
6. Sabrina Christianingrum
7. Septina Putrika Utami
8. Siti Risqa Sa’adah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekologi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
turut serta dalam pembuatan makalah ini.
Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
yang harus diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Keanekaragaman Hayati...............................................3
ii
2.5.3 Keanekaragam Hayati Air Estuaria.....................................28
Pengaruh campuran massa air tawar dan air laut tersebut menghasilkan
suatukondisi lingkungan dan komunitas biota yang khas, komplek
dan dinamis yang tidaksama dengan air tawar atau air
laut.Dinamika tersebut sangat terkait dengan poladistribusi
salinitas, kekuatan arus, amplitudo pasang-surut, kekuatan ombak,
pengendapansedimen, suhu, oksigen serta penyediaan unsur hara
(Suyasa dkk., 2008). Dimana air tawar yang mempunyai densitas
lebih kecil dari air laut cenderung mengembang diatasnya.Pada
daerah estuaria ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang
berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air
pasang.Massa air yang masuk kedalam daerah estuaria pada waktu
terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya
salinitas air didaerah estuaria pada saat itu umumnya rendah.Pada
waktu air pasang air masuk kedalam estuaria dari air laut
bercampur dengan estuaria, sehingga mengakibatkan salinitas
naik.Mengakibatkan organisme-organisme laut tidak dapat hidup
didaerah estuaria, kebanyakan organisme-organisme laut tersebut
hanya dapat bertoleransi terhadap perubahan salinitas yang
kecil.Dan akibatnya mereka tidak di bisa hidup didaerah
estuaria.Hanya spesiesyang memiliki kekhususan fisiologi baik
ikan air tawar, ikan asli estuarine dan ikan darilaut yang mampu
bertahan hidup di perairan estuari.Oleh karena itu jumlah spesies
yangmendiami perairan estuarine lebih sedikit dibandingkan
dengan organisme yang hidup diperairan tawar atau laut.(Bengen,
2002).............................................................................................28
3.2. Saran............................................................................................30
Daftar Pustaka......................................................................................................31
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1. Untuk mengetahui dan memahami ekosistem air tawar, laut dan estuaria.
2. Untuk mengetahui dan memahami kenekaragaman spesies air tawar, laut
dan estuaria.
3. Untuk mengetahui dan memahami keanekaragaman populasi air tawar,
laut dan estuaria.
4. Untuk mengetahui dan memahami keanekaragam hayati air tawar, laut
dan estuaria.
5.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Keanekaragaman Hayati
3
tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa
varietas yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang
terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu
dengan lingkungan, seperti pada buah rambutan. Faktor lingkungan juga turut
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotipe) suatu individu di samping ditentukan
oleh faktor genetiknya (genotipe). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat
terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi).
4
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik.
Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu
(uniseluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multiseluler) yang dapat dilihat
langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah,
dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor
kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi.
Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik
dengan komponen abiotik pun bervariasi pula.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon,
yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub
dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdapat bioma Taiga. Jenis
tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan
fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Ciri-ciri ekosistem perairan tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklirm dan cuaca. Jenis tumbuhan
5
yang terbanyak adalah ganggang, sisanya berupa tumbuhan biji, dan hamper
semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
1) Adaptasi tumbuhan: tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu
dan dinding selnya kuat seperti beberapa jenis alga hijau. Tumbuhan tingkat
tinggi seperti teratai (Nymphaea gigartea) mempunyai akar jangkar. Hewan
dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air tekanan osmosisnya sama
dengan tekanan osmosis lingkungan.
2) Adaptasi hewan, ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan
hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot vang kuat. Hewan
tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk
memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi,
insang, dan percernaan.
Salah satu contoh ekosistem perairan lotik adalah perairan Sungai. Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem
akuatik yang berperan penting dalam siklus hidrologi dan sebagai daerah
tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya sehingga kondisi suatu
sungai sangat dipengaruhi karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan di
sekitarnya.
6
1) Plankton, terdiri atas fitoplankton dan zooplankton yang melayang
terbawa arus air (pergerakannya pasif).
2) Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air contohnya ikan.
Berdasarkan jenis makanannya ikan dapat dibagi ke dalam 8 kelompok
(Kottelat et al., 1993), yaitu (1) jenis herbivora endogen, hidupnya pada
tanaman yang tumbuh di air atau materi autochthonous; (2) jenis
herbivora eksogen makanannya berupe tumbuhan yang berasal dari luar
sistem sungai; (3) tingkat I yaitu jenis pemangsa endogen yang memakan
hewan air kecil seperti nematoda, rutifer, plankton, vertebrata yang dicerna
sebagai delritus di lumpur dan pasir, (4) tingkat 2 yaitu jenis pemangsa
endogen yang makan larva serangga khusus, (5) tingkat 2 jenis pemangsa
eksogen yang memakan hewan air seperti serangga yang jatuh di dalam
air; (6) tingkat 3 yaitu jenis pemangsa hewan air yang lebih besar seperti
udang, keong yang umumnya berada pada dasar perairan, (7) tingkat 4
yaitu jenis pemangsa yang memakan ikan lain; dan (8) omnivora vang
memakan materi hewan dan tumbuhan.
3) Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaar air,
contoh serangga air, seperti capung (Odonata), serangga (mayfly)
(Ephemeroptera), stone flie (Plecoptera), lalat hitam (Diptera), dan
ngengat (Lepidoptera).
4) Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat atau bergantung
pada tumbuhan atau benda lain (contohnya keong).
5) Bentos, hewan yang hidupnya di dasar atau pada endapan sedimen,
misalnya herbagai jenis hewan avertebrata. Komposisi umum dari
avertebrala makrobentik meliputi Tubificidae (Oigochaeta), Simulidae
(Diptera), Hydropsychidae (Trichoptera), Chironomidae (Diptera),
Ephemeroptera. Plecoptera. Coleoptera, Heteroptera. Odonata, Gastropoda
(Prosobranchia), Bivalvia, dan Krustasea (Decapoda).
7
Salah satu tipe ekosistem lentik (tergenang) adalah perairan danau yang
merupakan suatu badan air alami yang selalu tergenang sepanjang tahun dengan
kedalaman bervariasi sehingga membentuk stratifikasi perairan secara vertikal
akibat perbedaan suhu, nutrien, dan intensitas cahaya matahari yang masuk pada
kolom perairan.
Danau adalah badan air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan
dan tidak berhubungan dengan laut, kecuali melalui sungai. Danau bisa berupa
cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang kemudian menampung dan
menyimpan air yang berasal dari hujan, mata air, rembesan, dan/atau air sungai
(KNPELB, 2004).
Zona litoral
Zona litoral merupakan wilayah tepi pada danau dan daerah ini
merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang
melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea,
ikan, amfibi (katak), reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik
dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
8
Zona limnetic
Zona limnetik merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Zona ini dihuni oleh berbagai organisme,
diantaranya fitoplankton termasuk ganggang dan sianobakteri, zooplankton
yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang serta nekton.
Zona profundal
Zona profundal merupakan daerah yang dalam dan merupakan daerah
dasar pada suatu danau. Zona ini dianggap sebagai daerah afotik danau. Pada
zona profundal hidup predator heterotrof dan bentos (hidup di dasar air) yang
mendekomposisi (menguraikan) limbah-limbah organik. Selain itu, pada zona
profundal terdapat banyak mikroba (bakteri) dan makhluk hidup lain yang dapat
hidup secara anaerob.
Danau oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif.
Ciri-cirinya yaitu airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme dan di
dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
Danau eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya yaitu
airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme dan oksigen terdapat di
daerah profundal.
9
Lautan di bumi sekitar 70,8% dengan luas 510 juta km2. Air laut memiliki
kemampuan dalam menyimpan panas, dan arena air laut lebih padat (densitas
tinggi) sehingga mempunyai kemampuan lebih untuk mempertahankan berbagai
kondisi fisik tertentu. Lautan berperan penting dalam perubahan cuaca dan iklim.
Selain itu, kekayaan sumber daya hayati laut juga sangat melimpah yang
dipengaruhi dinamika faktor lingkungan.
Lingkungan perairan laut secara singkat dapat dibagi menjadi dua bagian
utama, yaitu:
Bagian pelagik dapat dibagi secara horizontal menjadi dua zona, sebagai
berikut:
Batas antara kedua zona tersebut di laut tidak begitu jelas tetapi biasanya
ditentukan batas neritik hanya sampai pada kedalaman ±200 m, meskipun ada
faktor-faktor lain yang ikut menentukan, misalnya faktor salinitas, kandungan
lumpur, dan lainnya (Wibisono, 2005).
10
Sementara itu, pemisahan zona neritik dan oseanik karena beberapa hal
berikut:
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang beraneka ragam. Berikut ini
adala macam- macam dari ekosistem air laut:
1) Ekosistem laut dalam. Ekosistem alut dalam ini terdapat di daerah laut paling
dalam atau palung laut. Ekossitem ini tidak dapat ditembus oleh cahaya
matahari. Organisme yang hidup di ekosistem ini adalah predator dan ikan
yang dapat memancaran cahayanya sendiri.
2) Ekosistem terumbu karang. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang jernih.
Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain adalah terumbu
karang, hewan spons, mollusca, bintang laut, ikan, dan juga ganggang.
Ekosistem terumbu karang ini mempunyai manfaat ekosistem terumbu karang
bagi biota laut dan manusia yang beraneka ragam.
3) Ekosistem estuari. Ekosistem ini berada di daerah percampuran air laut dengan
air sungai. Di ekosistem estuari ini terdapat ekosistem yang khas, yakni
ekosistem padang lamun dan ekosistem hutan mangrove (baca: ciri-ciri hutan
mangrove).
4) Ekosistem pantai pasir. Ekosistem pantai pasir merupakan ekositem yang
berada di pesisir pantai dengan hamparan pasir. Tempat ini selalu terkena
deburan ombak dan cahaya matahari yang kuat pada siang harinya.
11
5) Ekosistem pantai batu. Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem yang
meiliki banyak bongkahan batu yang besar maupun kecil. Banyak organisme
yang hidup di ekosistem ini, misalnya ganggang cokelat, kepiting, kerang,
siput, dan juga burung.
2.2.3 Ekosistem Air Estuaria
Estuari adalah suatu perairan semi tertutup yang berada pada bagian hilir
sungai dan masih berhubungan bebas dengan laut dan menerima masukan air
tawar dari daratan sehingga memungkinkan terjadinya percampuran antara air
tawar dan air asin.
Estuari adalah badan air yang bergerak dinamis sebagai tempat bertemunya
air tawar dari sungai dan air asin dar laut. Adanya perbedaan karakteristik antara
air tawar dan air asin maka pencampuran yang terjadi di antaranya tidak akan
terjadi dengan mudahnya, terkadang pencampuran dapat terjadi dengan sempurna
tetapi kadang pula akan terstratifikasi membentuk lapisan tersendiri.
Kombinasi pengaruh air asin dan air tawar pada perairan estuari akan
menghasilkan komunitas yang khas, dengar kondisi lingkungan yang bervariasi
(Supriharyono, 2007), antara lain adalah sebagai berikut:
1) Tempat bertemunya arus air sungai dengan arus pasang surut yang berlawanan
menyebabkan suatu pengaruh kuat pada sedimentasi, percampuran air, dan
ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
12
2) Percampuran kedua massa air tersebut menghasilkan sifat fisik lingkungan
yang tidak sama dengan air sungai dan air laut.
3) Perubahan akibat pasang surut mengharuskan organisme menyesuaikan secara
fisiologis dengan lingkungannya.
4) Tingkat salinitas perairan estuari tergantung pada pasang surut air laut,
banyaknya aliran air sungai dan topografi daerah tersebut sehingga system
ekologi pada daerah estuari sangat berbeda dengan sungai dan laut.
13
1) Estuari berstratifikasi sempurna (estuari baji garam), yaitu tipe estuari dengan
stratifikasi salinitas yang kuat dan dicirikan oleh adanya batas yang jelas
antara air tawar dan air asin. Estuari tipe ini ditemukan di daerah dengan aliran
air tawar dari sungai yang besar lebih dominan daripada instrusi air asin dari
laut yang dipengaruhi oleh pasang surut. Tipe ini dijumpai pada sungai yang
berarus lebih besar dari arus pasang surut sehingga air tawar yang dibawa oleh
sungai cenderung melimpasi air garam yang lebih berat dari laut.
2) Estuari berstratifikasi sedang, yaitu tipe yang terjadi akibat adanya gerakan
pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan pada kolom air
hingga terjadi pertukaran air secaia vertikal. Pada permukaar air cenderung
mengalir keluar sedangkan air laut merayap masuk dari bawah. Arus pasang
dan arus surgai memiliki kekuatan yang seimbang sehingga salinitas akan
secara gradual meningkat seiring kedalaman perairan.
3) Estuari homogen vertikal (campuran sempurna), bila gerakan pasang surut
sangat dorniran sehingga air cenderung tercampur dengan baik dari atas
sampai ke bawah, menyebabkan salinitas menjadi homogen secara vertikal
yang bervariasi seiring status pasang surutnya karena berada di bawah kendali
pasang surut maka salinitas di semua titik dapat beruhah drastis bergantung
pada kedudukan pasang surut, artinya saat terjadi surut air laut maka salinitas
didominasi oleh air tawar yang datang dari sungai, sedangkan pada saat
pasang masukan air lautlah yang menentukan besaran salinitas. Hal ini
biasanya terjadi di muara yang kecil.
14
2) Organisme estuari, umumnya adalah orgarisme laut yang hidup di pusat
estuari yang dapat hidup di perairan laut, citemukan di estuari karena
kompetisi dengan hewan lainnya.
3) Euryhaline, umumrya organisme laut yang hidupnya di daerah estuari dengan
distribusi dari laut sampai ke pusat estuari yang tidak tahan pada salinitas
sekitar 18%0.
4) Polysternohaline, adalah organisme laut yang hidup di mulut estuari pada
salinitas sampai 25%0.
5) Organisme peruaya, kebanyakan berupa ikan dan kepiting yang tinggal di
estuari hanya sebagian dari siklus hidupnya, misalnya ikan salmon (Salmo
salar) dan sidat (Anguilla anguilla) yang menggunakan estuari sebagai rute
ruaya menuju sungai atau laut.
Tipe-tipe Estuari
Estuari tipe ini memiliki ciri khas yaitu gradien salinitas di permukaan lebih
rendah dibandingkan dengan salinitas pada bagian dalam atau dasar perairan.
Rendahnya salinitas di permukaan perairan disebabkan karena air tawar yang
memiliki berat jenis lebih ringan dibanding air laut akan bergerak ke atas dan
terjadi percampuran setelah beberapa saat kemudian. Kondisi ini, juga dapat
disebabkan pula oleh rendahnya proses penguapan akibat sedikitnya intensitas
matahari yang masuk pada wilayah estuari. Tipe estuari ini dapat ditemukan di
15
wilayah sub tropis yang mana terjadinya penguapan rendah dan volume air tawar
yang relatif banyak. Sedangkan untuk wilayah tropis sendiri, dapat pula
ditemukan tipe ini apabila terjadi musim penghujan. Yang mana intensitas cahaya
matahari pada musim tersebut sedikit dan massa air tawar yang masuk lebih
besar(Knox, 1986).
2) Estuari negatif
Estuaria tipe ini biasanya ditemukan di daerah dengan sumber air tawar yang
sangat sedikit dan penguapan sangat tinggi seperti di daerah iklim gurun pasir.
Keadaan dari estuari tipe ini dikarenakan oleh air laut yang masuk ke daerah
muara sungai melewati permukaan sehingga mengalami sedikit pengenceran
karena bercampur dengan air tawar yang terbatas jumlahnya. Lalu tingginya
intensitas cahaya matahari menyebabkan penguapan sangat cepat sehingga air
permukaan hipersalin (banyak mengandung garam) (Knox, 1986).
3) Estuari sempurna
16
Spesies dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa
karakteristik penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi,
fisiologi atau biokimia. Definisi spesies secara morfologis ini yang paling banyak
digunakan oleh pada taksonom yang mengkhususkan diri untuk
mengklasifikasikan spesies dan mengidentifikasi spesimen yang belum diketahui
(Mochamad Indrawan, 2007:16-18).
1) Ganggang hijau
17
tersebut adalah zigot yang dapat tumbuh menjadi individu
baru.
b. Chara merupakan Chlorophyta yang berbentuk lembaran.
Chara merupakan ganggang yang hidup di air tawar,
mempunyai ruas-ruas yang mengandung nukula dan globula.
2) Ganggang Biru-Hijau
3) Ganggang Kuning-Hijau
Ikan Mas
18
Ikan mas (Cyprimus carpio) dipercaya datang ke Indonesia dari Eropa
dan Tiongkok, ikan ini berkembang menjadi budidaya paling penting,
yang pada tahun 1860-an masyarakat di Ciamis, Jawa Barat telah
mempraktekkan pemijahan ikan mas dengan penggunakan kakaban
ijuk. Praktek seperti ini masih diadopsi para peternak ikan sampai saat
ini.
Ikan Lele
Ikan lele (Clarias sp) ialah jenis ikan air tawar yang cukup populer.
Ikan ini disukai karena dagingnya yang lunak, durinya sedikit dan
harganya yang murah. Peternak pun menyukai ikan ini karena dalam
perawatannya mudah dan cepat besar. Untuk jenis lele ini cukup
banyak, namun hanya terdapat tiga jenis yang umum dibudidayakan di
Indonesia.
Ikan lele ini merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang efesien
untuk dapat dibudidayakan, rasio pakan menjadi daging ikan lele dapat
mencapai 1:1 yang artinya setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan
dihasilkan 1 kg pertambahan berat lele.
Ikan Patin
19
Ikan patin ini dapat dibesarkan dengan kepadatan 20-30 ekort per
meter kubik. Tidak ada patokan ukuran ikan patin siap konsumsi.
Sangat tergantung selera pasar masing-masing daerah. Yang biasanya
para pembudidaya membesarkan ikan patin selama 6 bulan. Khusus
untuk pasar ekspor ukurannya lebih besar lagi.
Ikan Nila
Ikan nila (Oreochromis niloticus) ialah ikan air tawar yang mudah
dipelihara dan gangguan penyakitnya tidak begitu banyak. Dalam
pembibitan nila cukup mudah, dari sepasang indukan bisa dihasilkan
250-1000 butir telur. Untuk waktu persiapan dari telur sampai menjadi
benih berukuran 5-8 cm diperkukan waktu 60 hari.
Ikan nila ini merupakan jenis ikan air tawar yang pertumbuhannya
cepat, jenis nila unggul pertumbuhannya dapat mencapai 4,1 gram per
hari. Untuk pertumbuhan ikan jantan lebih pesat dibanding dengan
ikan betina. Dan dubutuhkan waktu 4-6 bulan untuk membesarkan
ikan nila sampai ukuran siap konsumsi.
Ikan Gurame
20
sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara osmosis,
sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang
Contoh Spesies Air Laut
Lobster air laut ini biasa disebut dengan udang barong ataupun udang
karang. Hewan ini bisa ditemui di kawasan terumbu karang dari yang paling
dangkal hingga 100 meter di bawah permukaan laut. Berikut ini adalah
beberapa jenis lobster air laut yang biasa dijadikan konsumsi oleh manusia
yaitu :
Lobster mutiara merupakan salah satu jenis lobster air laut yang
memiliki harga relatif lebih mahal dari pada loster air laut lainnya. Per
kilogramnya bisa mencapai harga sekitar Rp 900 ribu. Habitatnya terletak
di perairan tenang di daerah batu karang batu terumbu karang dengan
kedalam 5 – 10 meter. Berikut ini adalah ciri-ciri lobster mutiara yaitu :
21
kedalaman kurang lebih 15 meter. Berikut ini adalah ciri-ciri lobster
pakistan yaitu :
22
Memiliki warna hijau kecoklatan di bagian tubuhnya
yang bukan memiliki bintik putih memanjang dari tubuh hingga
pangkal ekornya
Pada setiap kakinya terdapat bercak berwarna putih
terdapat dua buah duri besar pada lempeng antenula nya dan diikuti
dengan duri-duri kecil dibelakangnya
Fauna pada perairan estuari yang mampu terdistribusi dengan luas adalah
ikan karena mobilitas yang tinggi schingga mampu berpindah untuk
menyesuaikan dengan kondisi salinitas yang selalu berfluktuasi setiap saat.
Umumnya, 16 famili ikan tercatat pada perairan estuari di Indoensia (Whiten et al,
1988 dalam Goltenboth et al, 2012).
23
permulaan. perenang
cepat, predator ikan kecil
Carangidae Selaroides leptolepis Berkelompok atau
soliter, predator terhadap
fauna bentik dan
plankton
Gerreidae Gerres nacracanthes Berkelompok di pantai
berpasir, pemakan
plankton
Goblidae Glosogobius celelius Karnivora bentik atau
Etenagobius sulueases ikan omnivor yang hidup
Eleotris muacrolopis berkelompok atau soliter
di habitat yang luas
Haemulidae Podadasys macalatus Predator nokturnal
terhadap bentik
invertebrata pada pesisir
berpasir
Hemiramphidae Zenarrchopterus Kelompok ikan payau,
buffornis omnivor, rahang bawah
memanjang
Latidae Anbasis macracanthus Ukuran sedang, ikan
karnivora
Leiognathidae Leiogmathus equula Berkelompok, ikan
Lelognathus spelendens karnivora terhadap
Secutor rucoris hewan bentuk kecil
Lethrinidae Lethrinus ornatus Predator
Mugilidae Liza dussumeiri Berkelompok. pemakan
Liza vaigiensis diatom bentuk dan alga
Silaginidae Silago sihama Hidup di pantai berpasir
dan estuari, penggali
dasar untuk mencari
cacing dan krustasea
Scatophagidae Scatophoges argus Pemakan alga dan
detritus dasar
Siganidae Siganus vermiculatus Berkelompok di perairan
24
payau berlumpur dan
karang, herbivora
Terapontidae Therapon teraps Ukuran sedang.,
Mesoprites argeneteus karnivora di perairan
payau
Texotidae Taxotes jaculator Berkelompok, karnivora,
terkenal sebagai
penyemprot serangga
Sumber. Whiten et al, 1988
Populasi ikan air tawar raksasa atau megafish dengan berat lebih dari 30
kilogram yang dapat hidup selama beberapa dekade, menurun lebih dari 94 persen
antara tahun 1970 dan 2012. Penurunan jumlah spesies besar ini adalah bagian
dari tren penurunan luas megafauna air tawar.
Para peneliti memperkirakan bahwa populasi hewan air tawar besar telah
menurun hingga 88 persen. “Ini adalah hasil yang sangat mengejutkan,” kata
Fengzhi He, ahli ekologi ikan di Leibniz-Institut Ekologi Air Tawar dan
Perikanan Darat di Berlin, yang menjadi peneli ti utama.
25
Afghanistan, telah anjlok hingga 99 persen. Tim mengumpulkan data tentang
populasi 126 spesies air tawar besar dari 72 negara.
Selain itu, karena banyaknya spesies ikan raksasa yang terlambat dewasa,
memiliki keturunan yang relatif sedikit dan membutuhkan habitat besar dan utuh
untuk migrasi. Gerakan mereka semakin terhambat oleh bendungan listrik tenaga
air di wilayah sungai terbesar di dunia, seperti Mekong, Kongo, Amazon, dan
Gangga.
Penelitian itu melaporkan terdapat lebih dari 200 spesies hewan air tawar di
dunia yang lebih besar dari 30 kilogram, dengan 34 dikategorikan sebagai sangat
terancam punah di Daftar Merah Spesies Terancam Punah bagi Konservasi Alam.
Namun, peneliti tidak memiliki cukup informasi tentang banyak spesies air tawar
besar untuk menentukan status konservasi mereka.
Populasi di air laut merupakan kelompok individual dari satu species. Misal:
populasi kepiting laut, populasi kerang laut, populasi siput/keong, populasi
fitoplankton, populasi zooplankton, populasi gangang, populasi udang, populasi
ikan kecil, populasi ikan besar, populasi Hiu, populasi terumbu karang, populasi
anemon, populasi Paus, populasi bintang laut, populasi bintang ular, populasi
ubur-ubur, populasi tripang dan lain-lain.
2.4.3 Keanekaragaman Populasi Air Estuaria
26
Estuari merupakan pencampuran antara air laut dan air tawar yang berasal
dari sungai. Lingkungan estuari merupakan pantai tertutup dan semi terbuka
atapan yang terlindung oleh pulau- pulau kecil, terumbu karang, dan bahkan
gundukan pasir dan tanah liat. Sebagian besar estuari didominasi oleh subtrat
berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa aleh air tawar dan air laut.
Contoh dari estuari adalah muara sungai,teluk pantai, rawa pasang surut.
Daerah ini mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah dari lautan terbuka,
pada waktu air pasang, salinitas naik, pada waktu air surut, salinitas rendah. Fauna
yang hidup harus dapat beradaptasi terhadap perubahan salinitas. Biota yang
hidup di ekosistem ini umumnya adalah pencampuran antara hidup endemik,
artinya yang haya hidup di estuaria yangg mareka berasal dari laut dan beberapa
berasal dari perairan tawar khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi
yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, akosistem estuari
merupakan daerah pemijahan dan asuhan.
Keanekaragaman hayati dan konservasi ikan air tawar ini adalah untuk
mendalami keanekaragaman hayati ikan di perairan tawar dan masalah eksistensi
sebagian spesiesnya yang mulai terancam punah, serta faktor kesalahan
pengelolaaan yang terjadi.
Strategi global yang ditawarkan dalam ulasan studi literatur ini didasarkan
atas pemilihan langkah konservasi sebagai jawaban untuk mengatasi ancaman
kepunahan tersebut.
Tercatat spesies ikan yang ada di Indonesia berjumlah 1193 spesies dan
keanekaragaman spesies ikan air tawar Indonesia nomor tiga terkaya di dunia.
27
Ikan endemik adalah ikan yang keberadaannya hanya ada pada satu tempat
tertentu, dan tidak ada di tempat lain. Ikan endemik di Indonesia berjumlah sekitar
120 spesies
Ditinjau dari sudut iktiogeografis, ikan air tawar di Indonesia mendiami tiga
daerah sebaran geografis (Paparan Sunda, Daerah Wallace, dan Paparan Sahul)
yang dibatasi oleh dua garis maya: Garis Wallace dan Garis Weber.
Pengaruh campuran massa air tawar dan air laut tersebut menghasilkan
suatukondisi lingkungan dan komunitas biota yang khas, komplek dan dinamis
yang tidaksama dengan air tawar atau air laut.Dinamika tersebut sangat terkait
dengan poladistribusi salinitas, kekuatan arus, amplitudo pasang-surut, kekuatan
ombak, pengendapansedimen, suhu, oksigen serta penyediaan unsur hara (Suyasa
dkk., 2008). Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut
cenderung mengembang diatasnya.Pada daerah estuaria ini juga terdapat fluktuasi
perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan
gerakan air pasang.Massa air yang masuk kedalam daerah estuaria pada waktu
28
terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya salinitas air didaerah
estuaria pada saat itu umumnya rendah.Pada waktu air pasang air masuk kedalam
estuaria dari air laut bercampur dengan estuaria, sehingga mengakibatkan salinitas
naik.Mengakibatkan organisme-organisme laut tidak dapat hidup didaerah
estuaria, kebanyakan organisme-organisme laut tersebut hanya dapat bertoleransi
terhadap perubahan salinitas yang kecil.Dan akibatnya mereka tidak di bisa hidup
didaerah estuaria.Hanya spesiesyang memiliki kekhususan fisiologi baik ikan air
tawar, ikan asli estuarine dan ikan darilaut yang mampu bertahan hidup di
perairan estuari.Oleh karena itu jumlah spesies yangmendiami perairan estuarine
lebih sedikit dibandingkan dengan organisme yang hidup diperairan tawar atau
laut.(Bengen, 2002).
29
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
30
31
Daftar Pustaka
32