Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

Disusun oleh:
Bayu Hernawan Rahmat Muharia
1102013054

Pembimbing :
dr. Joko Nafianto Sp. S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Rumah Sakit Bhayangkara tk.I R.S.Sukanto-
Jakarta
BAB I
LAPORAN
KASUS

I. Identitas Pasien

 Nama : Tn. L
Jenis kelamin : Laki - laki
Usia : 55 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan :-
Alamat : Kp. Setu RT 2/8 Cilangkap, Tapos
Tanggal masuk RS : 3 Februari 2018
Tanggal pemeriksaan : 6 Februari 2018
Ruang perawatan : Ruang Nuri I

II. Anamnesis
Secara autoanamnesis pada tanggal 6 Februari 2018

• Keluhan utama: Lemah kedua tungkai

• Keluhan tambahan:

• Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke IGD Rs. Polri diantar keluarga dengan keluhan kelemahan
anggota gerak bawah sejak 2 minggu SMRS. Sebelumnya pasien post rawat 2 minggu
yang lalu dengan curiga SOL myelum oleh dr. Maula Sp.s. Pasien juga mengaku bahwa
kedua kaki tidak dapat digerakkan. Pasien juga merasakan pegal pada daerah
 punggung, terasa terbakar, terasa tertusuk  –  tusuk dan terasa kebas. Pasien juga
mengatakan tidak bisa buang besar dan buang air kecil. Nyeri kepala (-), mual (-),
muntah (-).

 Riwayat penyakit dahulu:


₋ Riwayat hipertensi : (-)
₋ Riwayat diabetes : (-)
₋ Riwayat jantung : (-)
₋ Riwayat trauma : (+) luka tembak pada punggung kiri
₋ Riwayat epilepsi : (-)

 Riwayat Kebiasaan

₋ Alkohol : disangkal
₋  Narkoba : disangkal
₋ Merokok : disangkal

 Riwayat penyakit keluarga:

Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit serupa.

III. Pemeriksaan Fisik 


Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 februari 2018

Kesadaran umum : Baik 

Kesadaran : compos mentis

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Pernafasan : 20x/menit

 Nadi : 98x/menit

Suhu : 36,7 oC

Status Generalis

1. Kepala : Normocephal
2. Mata : Mata normal, Sklera ikterik -/-, Konjugtiva Anemis -/-, pupil
isokor 3mm/3mm
3. Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi, tidak ada sekret
4. Mulut : Bentuk normal, tidak ada kelainan
5. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak
hiperemis, liang telinga lapang, membran timpani intak 
6. Leher  : Letak trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah bening -/-
7. Thoraks:
Inspeksi : simetris pada keadaan statis dan dinamis
Palpasi : fremitus tactil dan vokal simetris kanan dan kiri

Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Cor : bunyi jantung I/II regular,murmur (-),gallop (-)


Pulmo: suara napas vesikular,ronki(-),wheezing (-)

8. Abdomen:
Inspeksi : datar, sikatrik (-)

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (-)

9. Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)

Status Neurologis

GCS: E4 M6 V5

Tanda Rangsang Meningeal:

Kanan Kiri

Kaku kuduk -

Brudzinky 1 - -

Laseque - -

Kernig - -

Brudzinsky 2 - -

Saraf Kranial

Kanan Kiri

N.I Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.II

Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lapang pandang Normal Normal

Warna Normal Normal


Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks cahaya langsung + +

N.III, IV, VI

M.rectus medius Normal Normal

M.rectus superior Normal Normal

M.rectus inferior Normal Normal

M.Obliqus inferior Normal Normal

M.levator palpebra Normal Normal

Refleks cahaya tak + +


langsung

N.V

Sensorik

V1  Normal  Normal

V2  Normal  Normal
V3  Normal  Normal

Refleks Kornea  Normal  Normal

Motorik

Mengigit  Normal  Normal

Membuka rahang  Normal  Normal


N.VII

Sensorik (pengecapan  Normal


2/3 anterior lidah)

Motorik Mengerutkan dahi = Normal

Mengangkat alis = Normal

Memejamkan mata = Normal

Meringis/senyum = Normal

Menggembungkan pipi = Normal

Mencucu = Normal
Diagnosis etiologis : Tumor ekstramedullar

VII. Diagnosis Banding:

Tumor Intramedular

VIII. Tatalaksana:
₋ IVFD Nacl
₋ Inj. Ceftriaxone 2x1
₋ Inj. Methylcobalamin 3x1
₋ Alpentin 1x1

IX. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR MEDULLA SPINALIS

I. Pendahuluan

Penderita tumor medulla spinalis sekitar 15 % dari seluruh penderita neoplasma


susunan saraf. Tumor medulla spinalis terdiri dari intramedular dan ekstramedular. Tumor
intramedular dapat berasal dari substansi medulla spinalis itu sendiri manakala tumor
ekstrameduller menekan medulla spinalis dari luar. Tumor intramedular dapat berada di
ekstramedular dan intramedular. Prevalensi tumor medulla spinalis lebih sedikit dibanding
tumor intrakranial, dengan rasio 1:4. Sedangkan tumor primer di medulla spinalis sangat
 jarang, insidensinya, hanya 1,3 per 100000 populasi. Terutama ditemukan pada dewasa muda
atau usia pertengahan dan jarang pada usia anak atau usia tua. Berbeda dengan tumor
intrakranial, umumnya tumor spinal adalah jinak dan gejala yang timbul terutama akibat efek
 penekanan pada medulla spinalis bukan akibat invasi tumornya. Oleh karena itu sebagian
tumor intraspinal dapat dilakukan tindakan eksisi sehingga deteksi dini adanya tumor dapat
mencegah defisit neurologis yang lebih berat.1,2

Tipe pada tumor medulla spinalis hampir sama dengan tumor kranialis. Tumor dapat
 berasal dari sel parenkim medulla spinalis, serabut saraf, selaput myelin, jaringan vaskuler
intraspinal, rantai simpatik, atau kolumna vertebralis. Segmen yang paling sering terkena
adalah segmen torakal (50%), servikal (25%), dan lumbosakral (20%). Sedangkan frekuensi
menurut lokasinya adalah 55% tumor epidural, 40% tumor intradural-ekstramedular dan 5%
tumor intramedular. 2,4,5

Tumor spinalis yang terjadi pada medulla spinalis sebagian besar adalah ependymoma
atau glioma. Sebab terjadinya tumor medulla spinalis masih belum diketahui. Pada beberapa
kasus tumor dapat disebabkan oleh defek genetik. 6

II. Anatomi Medulla Spinalis

Medulla spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat (SSP). Terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus
terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu terminalis serabut-serabut bukan
syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat. 1

Gambar 1 Medulla Spinalis

Tiga puluh satu pasang nervus spinal keluar dari medulla spinalis melalui foramen
intervertebralis. Mereka meninggalkan sistem saraf pusat dan menandakan awal sistem saraf
 perifer. Tiga puluh satu pasang saraf ini diberi nama sesuai dengan tingkat kolom vertebra:

 Cervical (C) - 8 pasang saraf 

 Thoracic (T) - 12 pasang saraf 

 Lumbar (L) - 5 pasang saraf 

 Sacral (S) - 5 pasang saraf 

 Coccygeal - 1 sepasang saraf 


Tujuan dari terapi radiasi pada penatalaksanaan tumor medulla spinalis adalah untuk
memperbaiki kontrol lokal, serta dapat menyelamatkan dan memperbaiki fungsi neurologik.
Tarapi radiasi juga digunakan pada reseksi tumor yang inkomplit yang dilakukan pada daerah
yang terkena.12

d. Pembedahan

Pembedahan sejak dulu merupakan terapi utama pada tumor medulla spinalis. Pengangkatan
yang lengkap dan defisit minimal post operasi, dapat mencapai 90% pada ependymoma, 40%
 pada astrositoma dan 100% pada hemangioblastoma. Pembedahan juga merupakan
 penatalaksanaan terpilih untuk tumor ekstramedular. Pembedahan, dengan tujuan
mengangkat tumor seluruhnya, aman dan merupakan pilihan yang efektif.

Indiksi pembedahan

·Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat
dijangkau.

·Kegagalan radiasi

·Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal

Komplikasi pembedahan

·Resiko deficit neurologis yang besar selama tindakan operasi.

·Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak anak
disbanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat menyebabkan
kompresi medulla spinalis.

X. Prognosa

Pada pasien yang menderita tumor medulla spinalis mempunyai peluang hidup sehingga 5
tahun melebihi 90%. Fungsi neurologis setelah operasi pembedahan mengangkat tumor
 bergantung pada status preoperative. Oleh itu, matlamat dilakukan pembedahan mengangkat
tumor adalah untuk menghalang berlanjutnya proses disfungsi neurologis hasil dari
 penekanan tumor , untuk menegakkan diagnose dan secara potensi menyembuhkan tumor
dengan mengangkat tumor secara keseluruhan. Prognosis semakin buruk seiring
meningkatnya umur (>60 tahun).11
DAFTAR PUSTAKA

1. Reinhard Rohkamm. Chapter 1- Fundamentals of Neurology, Color Atlas of


 Neurology 2004
2. Hoch Daniel B. 2008. Spinal Tumor
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001403.htm (1 November 2010)
3. Harrop James S. 2009. Spinal Cord Tumors - Management of Intradural
Intramedullary Neoplasms http://emedicine.medscape.com/article/249306-overview.
(5 november 2010)
4. Mazzoni, Pietro; Pearson, Toni Shih; Rowland, Lewis P. Chapter 56 -Gliomas,
Merritt's Neurology Handbook, 2nd Edition, 2006
5. Mazzoni, Pietro; Pearson, Toni Shih; Rowland, Lewis P. Chapter -63, Merritt's
 Neurology Handbook, 2nd Edition, 2006
6. Mark Mumenthaler, Heinrich Mattle, Ethan Taub. Chapter 7-Disease of Spinal Cord,
Fundamentals of Neurology 2006
7. Anonym. Brain and Spinal Cord Tumors in Adults. 2008. Available at
www.cancer.org
8. Fuchs B, Boos N. Primary Tumors of The Spine In: Boos N, Aebi M, editors. Spinal
Disorders Fundamentals of Daiagnosis and Treatment.2008. p. 951-76.
9.Pan E, Prados MD. Spinal Cord Tumors. 6 ed. DW K, RE P, RR W, editors.
Hamilton: BC Decker; 2008.
10. Japardi, Iskandar. Radikulopati Thorakalis. http://www.USU-digitallibrary.com. 2010
11. Murphy,Michael. Spinal Tumours [press release].2009. East Melbourne: Oxford
University Press.p.182-184.
12.Mumenthaler and Mattle. Fundamental of Neurology. Thieme. 2006. Page 146-147.

Anda mungkin juga menyukai