Penyiapan contoh:
Potong wadah kaca dengan gergaji melingkar yang dipasang dengan roda abrasif basah,
seperti suatu roda berlian.Wadah dari kaca tiup dipilih bagian yang mewakili ketebalan rata-rata
dinding dan potong secukupnya hingga dapat sesuai untuk dipasang dalam spektrofotometer.Wadah
gelas tadi dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati untuk menghindari adanya goresan pada
permukaan.Gelas contoh kemudian dibersihkan dengan kertas lensa dan dipasang pegangan contoh
dengan bantuan paku lilin.
Prosedur:
Batas:
Transmisi cahaya yang diukur tidak melewati batas yang tertera pada tabel 1, untuk wadah
sediaan parenterral.Transmisi cahaya wadah kaca atau gelas tipe NP untuk sediaan oral atau topikal
tidak lebih dari 10% pada setiap panjang gelombang dalam rentang 290nm—450nm.
1 50 25
2 45 20
5 40 15
10 35 13
20 30 12
50 15 10
Catatan setiap wadah dengan ukuran antara seperti yang tertera pada tabel di atas menunjukkan
transmisi tidak lebih dari wadah ukuran lebih besar seperti yang terterapada tabel.Untuk wadah
lebih dari 50 ml, gunakan batas untuk 50 ml.
Prinsip: Menetapkan daya tahan wadah kaca atau gelas baru (yang belum pernah digunakan) terhadap air.
Tingkat ketahanan ditentukan dari jumlah alkali yang terlepas dari kaca karena pengaruh media pada
kondisi ynag telah ditentukan. Pengujian dilakukan di ruangan yang relatif bebas dari asap dan debu
berlebihan.
Alat Pereaksi
5) Palu 900 g
6) Magnit permanen
7) Desikator
Prosedur :
Bahan uji ditambahkan 5 tetes indikator dn memerlukan tidak lebih dari 0,020ml natrium
hidroksida 0,020 N LV untuk mengubah warna indikator dan ini terjadi pada pH 5,6.
Penyiapan contoh:
Pilih secara acak 6 atau lebih wadah, bilas dengan air murni, keringkan dengan udar bersih dan
kering.Hancurkan wadah hingga menjadi ukuran lebih kurang 25mm. Lalu pecahan kaca dtumbuk
dengan lumpang dan alu diteruskan dengan pengayakan nomor 20 setelah itu nomor 40.Ulangi
kembali penghancuran dan pengayakan.Kemudian pecahan kaca diayak dengan ayakan yang
menggunakan penggoyang mekanis selama 5 menit. Pindahkan bagian yang tertinggal pada ayakan
nomor 50, yang bobotnya harus lebih dari 10 g ke dalam wadah bertutup dan simpan dalam
desikator hingga saat pengujian
Sebarkan contoh pada sehelai kertas kaca dan lewatkan magnit melalui contoh tersebut untuk
menghilangkan partikel besi yang terikut selama pengahancuran.Masukkan contoh kedalam labu
Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan kimia dan cuci 6 kali, tiap kali dengan dengan
aseton.Keringkan labu dan isi pada suhu 140 selam 20 menit, pindahkan butiran ke dalam botol
timbang dan dinginkan dalam desikator. Contoh uji digunakan dalam waktu 48 jam setelah
pengeringan.
Prosedur :
Timbang contoh uji, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml yang diekstraksi dengan air
kemurnian tinggi dalam tangas air pada suhu 90 selama tidak kurang dari 24 jam atau pada suhu
121 selama 1 jam. Tambahkan 50,0 ml air kemurnian tinggi ke dalam labu dan ke dalam labu lain
untuk blanko. Tutup semua labu dengal gelas piala terbuat dari borosilikat yang sebelumnya telah
diperlakukan seperti ditetapkan denagn ukuran sedemikian hingga dasar gelas piala menyentuh
bagian tepi labu.Letakkan wadah dalam otoklaf dan tutup hati-hati, biarkan lubang ventilassi
terbuka. Panaskan hingga uap keluar dan lanjutkan pemanasan selama 10 menit. Tutup lubang
ventilasi dan atur suhu 121 .Pertahankan suhu pada 121 2 selam 30 menit dihitung saat suhu
tercapai. Kurangi panas hingga otoklaf mendingin dan mencapai tekanan atmosfer dalam 38 menit
hingga 46 menit, jika perlu buka lubang ventilasi untuk mencegah terjadinya hampa
udara. Dinginkan segera labu dalam air mengalir, enaptuangkan air dalam labu ke dalam bejana
sesuai yang bersih dan cuci sisa serbuk kaca 4 kali , tiap kali dengan 15 ml air kemurnian tinggi.
Tambahkan 5 tetes larutan merah metil dan titrasi segera dengan asam sulfat 0,020 N LV. Catat
volume asam sulfat 0,020 N yang digunakan untuk menetralkan ekstrak dari 10 g contoh uji, lakukan
titrassi blanko. Volume tidak lebih dari yang tertera pada tabel tipe kaca dan tabel uji untuk tipe
gelas yang diuji.
Penyiapan contoh:
Pilih secara acak 3 atau lebih wadah bilas 2 kali dengan air kemurnian tinggi.
Prosedur :
Isi setiap wadah dengan air kemurnian tinggi hingga 90% dari kapasitas penuh dan lakukan
prosedur seperti yang tertera pada uji serbuk kaca mulai dengan “Tutup semua labu…..”, kecuali
waktu pemansan dengan otoklaf 60 menit bukan 30 menit dan diakhiri dengan “untuk mencegah
terjadinya hampa udara”. Kosongkan isi dari 1 atau lebih wadah ke dalam gelas ukur 100 ml. Jika
wadah lebih kecil, gabungkan isi dari beberapa wadah untuk memperoleh voluyme 100 ml.
Masukkan kumpulan contoh dalam labu erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan kimia,
tambahkan 5 tetes larutan metil merah, titrasi dalam keadaan hangat dengan asam sulfat 0,020N LV.
Selesaikan titrasi dalam waktu 60 menit setelah otoklaf dibuka. Catat volume asam sulfat 0,020 N
yang digunakan , lakukan titrasi blanko dengan 100 ml air kemurnian tinggi pada suhu yang sama
dan dengan jumlah indikator yang sama. Volume tidak lebih dari yang tertera pada tabel tipe kaca
dan batas uji untuk tipe kaca yang diuji.
5. Uji Arsen
Arsen tidak lebih dari 0,1 bpj;gunakan sebagai larutam uji 35 ml air dari 1 wadah kaca tipe I,
atau jika wadah lebih kecil , 35 ml dari kumpulan isi dari beberapa wadah kaca tipe I, yang disiapkan
sesuai prosedur seperti yang tertera pada ketahanan terhadap Air pada suhu 121.
INTERAKSI BAHAN PENGEMAS-ISI (1) Tidak ada sistem wadah-tutup yang inert
secara total. Reaksi yang mungkin terjadi: 1. Sorpsi (adsorpsi, absorpsi, desorpsi,
resorpsi) 2. Migrasi : Leaching (komponen bahan pengemas berpindah dari sistem
wadah-tutup ke dalam formulasi produk pada kondisi normal selama umur
produk) dan extractables 3. Permeasi
Faktor yang mempengaruhi sorpsi: Efek konsentrasi Koefisien partisi (ukuran dari
afinitas relatif dari solute terhadap fase organik. Solute dengan koefisien partisi
tinggi sorpsi cepat) pH larutan (obat yang tidak terion (lipofilik) sangat mudah
disorpsi oleh plastik. Beberapa obat yang bersifat buffer lebih mudah diabsorpsi)
Efek temperatur (pada suhu tinggi kecepatan difusi bertambah)
Beberapa contoh interaksi obat dan plastik: Insulin akan diadsorpsi oleh
permukaan gelas secara reversible terutama pada pH netral. Dengan adanya
glukosa maka adsorpsi akan lebih tinggi dibanding dengan adanya salin. Adanya
albumin atau sejenis gelatin (polygelin) akan menurunkan adsorpsi; dalam 2 hari:
PVC – 80%; gelas – 15% Nitrogliserin lebih baik menggunakan botol gelas dan
siring gelas Diazepam: selama 24 jam dalam gelas kehilangan 80% dan dalam PVC
kehilangan 60%
2. Migrasi adalah proses terjadinya perpindahan suatu zat dari kemasan pangan
ke dalam pangan Batas migrasi adalah jumlah maksimum yang diizinkan dari
suatu zat yang bermigrasi. .
Pengujian: Sesuai USP <381> elastomer; <661> plastik; <87>dan <88> biological
reactivity test untuk plastik dan elastomer Tidak ada prosedur tunggal untuk
menangani extractable/leachable, semua bergantung pada banyak faktor, a.l.:
Cara penggunaan Lamanya penggunaan
Jenis bahan pengemas Tiga jenis bahan pengemas: Bahan pengemas primer atau
kemasan langsung: sebagai wadah yang bersentuhan/kontak langsung dengan
produk (berpengaruh thd kualitas produk) Wadah yang bersentuhan langsung
dengan user (implant, dsb) Bahan pengemas sekunder: untuk memberikan
informasi dan perlindungan tambahan Bahan pengemas tertier: untuk
memberikan perlindungan selama penyimpanan dan distribusi
Wadah Multidose Desikan: Sejumlah calsium klorida anhidrat dg ukuran 4-8 mesh
dikeringkan pd suhu 110º C selama 1 jam
Prosedur Pilih 12 wadah dg ukuran & tipe seragam Tutup & buka setiap wadah 30
kali Tutup dg penutup sekrup dg tenaga putaran sss tabel Tambahkan desikan ke
dlm 10 wadah Isi ad 2/3 kapasitas Tutup segera dg putaran yg sss 2 wadah sisa utk
kontrol, isi dg manik kaca utk memperoleh bobot lebih kurang setara dg wadah uji
pd Catat bobot dg teliti Simpan pd kelembaban relatif 75% suhu 23ºC, selama 14
hari. Catat bobot dg teliti
Torsi utk Wadah tipe tutup Putar Diameter tutup Torsi yg dianjurkan (inci-pon) 8
10 13 18 20 22 . 5 6 5-9 7-10 8-12 9-14, Isi 5 wadah kosong dg ukuran yg sama dg
wadah uji dg air sampai permukaan penutup, Pindahkan air ke gelas ukur,
tentukan volume rata-rata Tentukan laju permebilitas kelembaban dlm mg/hari/L
dg : V = volume wadah, (Tf-Ti) = perbedaan bobot akhir & awal setiap wadah, (Cf-
Ci) = perbedaan bobot akhir & awal setiap kontrol
Uji permeasi utk wadah satuan tunggal/dosis satuan utk kapsul & tablet Desikan
pelet calsium klorida anhidrat dg bobot lbh kurang 400 mg dg diameter 8 mm Pd
umumnya berupa blister/strip
Prosedur Segel tdk kurang 10 wadah dosis satuan yg berisi 1 pelet per wadah
Segel juga 10 wadah dosis satuan kosong sbg kontrol Gunakan pinset/tang utk
memegang wadah tersegel Catat bobot baik isi maupun kontrol Simpan pd
kelembaban relatif 75% suhu 23ºC Setelah 24 jam atau kelipatannya, pindahkan
wadah dr bejana biarkan tjd kesetimbangan slm 15-60 menit Catat bobot tiap
wadah Bila pelet berubah mjd merah muda/bobot pelet naik > 10%, hentikan
pengujian, prosedur diulang
Laju permeasi kelembaban dlm mg/hari Hasil : N = jumlah hari Hasil : Klas A : tdk
lebih dr 1 dr 10 wadah uji melebihi 0,5 mg/hari & tdk satupun lbh dr 1 mg/hr Klas
B : tdk lebih dr 1 dr 10 wadah uji melebihi 5 mg/hari & tdk satupun lbh dr 10
mg/hr Klas C : tdk lebih dr 1 dr 10 wadah uji melebihi 20 mg/hari & tdk satupun
lbh dr 40 mg/hr Klas D bila tdk memenuhi uji permeasi kelembaban