Anda di halaman 1dari 7

Pengujian Kemasan obat

1.      Uji Transmisi cahaya


Alat:   
Spektrofotometer dengan kepekaan dan ketelitian yang sesuai untuk pengukuran     jumlah
cahaya yang ditransmisi oleh wadah sediaan farmasi yang terbuat dari bahan gelas.

Penyiapan contoh:

                  Potong wadah kaca dengan gergaji melingkar yang dipasang dengan roda abrasif basah,
seperti suatu roda berlian.Wadah dari kaca tiup dipilih bagian yang mewakili ketebalan rata-rata
dinding dan potong secukupnya hingga dapat sesuai untuk dipasang dalam spektrofotometer.Wadah
gelas tadi dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati untuk menghindari adanya goresan pada
permukaan.Gelas contoh kemudian dibersihkan dengan kertas lensa dan dipasang pegangan contoh
dengan bantuan paku lilin.

Prosedur:

                  Potongan diletakkan dalam spektrofotometer denagn sumbu silindris sejajar terhadap


bidang celah dan lebih kurang di tengah celah.Jika diletakkan dengan benar, sorotan cahaya normal
terhadap permukaan potongan dan kehilangan pantulan cahaya minimum.Ukur tranmitans
potongan dibandingkan dengan udara pada daerah spektrum yang diinginkan terus-menerus dengan
alat perekam atau pada interval lebih kurang 20 nm dengan alat manual pada daerah panjang
gelombang 290 nm—450nm.

Batas: 

Transmisi cahaya yang diukur tidak melewati batas yang tertera pada tabel 1, untuk wadah
sediaan parenterral.Transmisi cahaya wadah kaca atau gelas tipe NP untuk sediaan oral atau topikal
tidak lebih dari 10% pada setiap panjang gelombang dalam rentang 290nm—450nm.

Ukuran nominal Presentase maksimum Transmisi Cahaya pada


panjang gelombang antara 290 dan 450 nm
(dalam ml)
Wadah segel-bakar Wadah segel tutup rapat

1 50 25
2 45 20
5 40 15
10 35 13
20 30 12
50 15 10

Catatan setiap wadah dengan ukuran antara seperti yang tertera pada tabel di atas menunjukkan
transmisi tidak lebih dari wadah ukuran lebih besar seperti yang terterapada tabel.Untuk wadah
lebih dari 50 ml, gunakan batas untuk 50 ml.

2.      Uji Tahan Bahan Kimia

Prinsip: Menetapkan daya tahan wadah kaca atau gelas baru (yang belum pernah digunakan) terhadap air.
Tingkat ketahanan ditentukan dari jumlah alkali yang terlepas dari kaca karena pengaruh media pada
kondisi ynag telah ditentukan. Pengujian dilakukan di ruangan yang relatif bebas dari asap dan debu
berlebihan.

Tabel 3. Alat dan pereaksi untuk uji bahan kimia

Alat Pereaksi

1)      Otoklaf  dengan suhu yang dipertahankan 1) Air kemurnian tinggi  dengan


121 2,0 dan mampu menampung 12 wadah konduktivitas 0,15m
diatas permukaan air.
2) Larutan merah metil
2)      Lumpang dan alu yang terbuat dari baja-
diperkeras

3)      Pengayak terbuat dari baja tahan karat ukuran


20,3 cm yaitu nomor 20,40 dan    50

4)      Labu erlenmeyer 250ml terbuat dari kaca


tahan lekang

5)      Palu 900 g

6)      Magnit permanen

7)      Desikator

8)      Alat volumetrik secukupnya

Prosedur :     
 Bahan uji ditambahkan 5 tetes indikator  dn memerlukan tidak lebih dari 0,020ml natrium
hidroksida 0,020 N LV untuk mengubah warna indikator dan ini terjadi pada pH 5,6.

3.      Uji Serbuk Kaca

Penyiapan contoh:

Pilih secara acak 6 atau lebih wadah, bilas dengan air murni, keringkan dengan udar bersih dan
kering.Hancurkan wadah hingga menjadi ukuran lebih kurang 25mm. Lalu pecahan kaca dtumbuk
dengan lumpang dan alu diteruskan dengan pengayakan nomor 20 setelah itu nomor 40.Ulangi
kembali penghancuran dan pengayakan.Kemudian pecahan kaca diayak dengan ayakan yang
menggunakan penggoyang mekanis selama 5 menit. Pindahkan bagian yang tertinggal pada ayakan
nomor 50, yang bobotnya harus lebih dari 10 g ke dalam wadah bertutup dan simpan dalam
desikator hingga saat pengujian

Sebarkan contoh pada sehelai kertas kaca dan lewatkan magnit melalui contoh tersebut untuk
menghilangkan partikel besi yang terikut selama pengahancuran.Masukkan contoh kedalam labu
Erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan kimia dan cuci 6 kali, tiap kali dengan dengan
aseton.Keringkan labu dan isi pada suhu 140 selam 20 menit, pindahkan butiran ke dalam botol
timbang dan dinginkan dalam desikator. Contoh uji digunakan dalam waktu 48 jam setelah
pengeringan.

Prosedur :

      Timbang contoh uji, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml yang diekstraksi dengan air
kemurnian tinggi dalam tangas air pada suhu 90  selama tidak kurang dari 24 jam atau pada suhu
121  selama 1 jam. Tambahkan 50,0 ml air kemurnian tinggi ke dalam labu dan ke dalam labu lain
untuk blanko. Tutup semua labu dengal gelas piala terbuat dari borosilikat yang sebelumnya telah
diperlakukan seperti ditetapkan denagn ukuran sedemikian hingga dasar gelas piala menyentuh
bagian tepi labu.Letakkan wadah dalam otoklaf dan tutup hati-hati, biarkan lubang ventilassi
terbuka. Panaskan hingga uap keluar dan lanjutkan pemanasan  selama 10 menit. Tutup lubang
ventilasi dan atur suhu 121 .Pertahankan suhu pada 121 2 selam 30 menit dihitung saat suhu
tercapai. Kurangi panas hingga otoklaf mendingin dan mencapai tekanan atmosfer dalam 38 menit
hingga 46 menit, jika perlu buka lubang ventilasi untuk mencegah terjadinya hampa
udara.  Dinginkan segera labu dalam air mengalir, enaptuangkan air dalam labu ke dalam bejana
sesuai yang bersih dan cuci sisa serbuk kaca 4 kali , tiap kali dengan 15 ml air kemurnian tinggi.

Tambahkan 5 tetes larutan merah metil dan titrasi segera dengan asam sulfat 0,020 N LV. Catat
volume asam sulfat 0,020 N yang digunakan untuk menetralkan ekstrak dari 10 g contoh uji, lakukan
titrassi blanko. Volume tidak lebih dari yang tertera pada tabel tipe kaca dan tabel uji untuk tipe
gelas yang diuji.

4.      Uji Ketahanan terhadap Air pada Suhu 121

Penyiapan contoh: 

      Pilih secara acak 3 atau lebih wadah bilas 2 kali dengan air kemurnian tinggi.

Prosedur :

      Isi setiap wadah dengan air kemurnian tinggi hingga 90% dari kapasitas penuh dan lakukan
prosedur seperti yang tertera pada uji serbuk kaca mulai dengan “Tutup semua labu…..”, kecuali
waktu pemansan dengan otoklaf 60 menit bukan 30 menit dan diakhiri dengan “untuk mencegah
terjadinya hampa udara”. Kosongkan isi dari 1 atau lebih wadah ke dalam gelas ukur 100 ml. Jika
wadah lebih kecil, gabungkan isi dari beberapa wadah untuk memperoleh voluyme 100 ml.
Masukkan kumpulan contoh dalam labu erlenmeyer 250 ml terbuat dari kaca tahan bahan kimia,
tambahkan 5 tetes larutan metil merah, titrasi dalam keadaan hangat dengan asam sulfat 0,020N LV.
Selesaikan titrasi dalam waktu 60 menit setelah otoklaf dibuka. Catat volume asam sulfat 0,020 N
yang digunakan , lakukan titrasi blanko dengan 100 ml air kemurnian tinggi pada suhu yang sama
dan dengan jumlah indikator yang sama. Volume tidak lebih dari yang tertera pada tabel tipe kaca
dan batas uji untuk tipe kaca yang diuji.

5.      Uji Arsen

    Arsen tidak lebih dari 0,1 bpj;gunakan sebagai larutam uji 35 ml air dari 1 wadah kaca tipe I,
atau jika wadah lebih kecil , 35 ml dari kumpulan isi dari beberapa wadah kaca tipe I, yang disiapkan
sesuai prosedur seperti yang tertera pada ketahanan terhadap Air pada suhu 121.

.faktor penyebab kerusakan kemasan

1.paparan sinar matahari


2.perubahan suhu
3.tingkat kelembapan

INTERAKSI BAHAN PENGEMAS-ISI (1) Tidak ada sistem wadah-tutup yang inert
secara total. Reaksi yang mungkin terjadi: 1. Sorpsi (adsorpsi, absorpsi, desorpsi,
resorpsi) 2. Migrasi : Leaching (komponen bahan pengemas berpindah dari sistem
wadah-tutup ke dalam formulasi produk pada kondisi normal selama umur
produk) dan extractables 3. Permeasi

Proses: Adsorpsi Absorpsi Desorpsi oleh permukaan yang kontak karena


permukaan tidak jenuh Absorpsi ke dalam sistem kemasan primer secara difusi
Desorpsi ke permukaan dan/atau kembali ke dalam produk Adsorbat:zat yang
melekat dipermukaan. Adsorben: zat/media tempat adsorbat melekat (zat yang
dilekati. Gelas: hanya adsorpsi

Data diolah secara matematis dengan persamaan-persamaan sbb: Cara


mengetahui? Hitung jumlah zat terlarut yang dipindahkan pada awal dan setelah
uji/setelah terjadi kesetimbangan Data diolah secara matematis dengan
persamaan-persamaan sbb: Persamaan Freundlich: q = kf.Ceqi/n Log q = logkf +
(1/n) log Ceq q: zat terlarut dalam produk yang diserap oleh bahan plastik kf:
konstanta ikatan Freundlich n: konstanta empiris yang ditentukan dari intercep
dan resiprokal dari slope yang diplot log q vs log Ceq Ceq: konsentrasi zat terlarut
dalam produk Nilai kf dapat untuk memperkirakan kecenderungan absorpsi.
Semakin tinggi nilai kf, semakin besar kecenderungan zat terlarut diserap oleh
plastik

Persamaan linear sederhana: q = Kapp x Ceq Kapp: koefisien partisi Persamaan


Langmuir: 1/q = 1/Sl + 1/klxSl x 1/Ceq kl: ratio kecepatan adsorpsi dengan
kecepatan desorpsi Sl: nilai kejenuhan Persamaan difusi: Hk. Fick I: q = DA. dt –
(dc/dx)dt A: luas permukaan dt: perubahan waktu dc/dx: beda konsentrasi pada
jarak x D: koefisien difusi

Faktor yang mempengaruhi sorpsi: Efek konsentrasi Koefisien partisi (ukuran dari
afinitas relatif dari solute terhadap fase organik. Solute dengan koefisien partisi
tinggi  sorpsi cepat) pH larutan (obat yang tidak terion (lipofilik) sangat mudah
disorpsi oleh plastik. Beberapa obat yang bersifat buffer lebih mudah diabsorpsi)
Efek temperatur (pada suhu tinggi kecepatan difusi bertambah)

Lanjutan faktor yg mempengaruhi sorpsi Efek bahan tambahan – rumit (bila


polaritas dari fase air menurun karena ditambahkannya solven, maka afinitas obat
untuk fase air bertambah. Sehingga ketika koefisien partisi menurun, maka jumlah
yang tersorpsi berkurang. Contoh: penambahan 30% propylenglycol dalam
formula maka adsorpsi paraben, benzalkonium klorid dan benzetonium klorid
akan menurun) Struktur dari sorben polimer (obat hanya bisa penetrasi melalui
bagian yang amorph dan tidak dapat menembus ikatan. Plastik yang telah
dicrosslink  sorpsi berkurang) Struktur sorbat (sangat bervariasi  harus
dilakukan uji)

Beberapa contoh interaksi obat dan plastik: Insulin akan diadsorpsi oleh
permukaan gelas secara reversible terutama pada pH netral. Dengan adanya
glukosa maka adsorpsi akan lebih tinggi dibanding dengan adanya salin. Adanya
albumin atau sejenis gelatin (polygelin) akan menurunkan adsorpsi; dalam 2 hari:
PVC – 80%; gelas – 15% Nitrogliserin lebih baik menggunakan botol gelas dan
siring gelas Diazepam: selama 24 jam dalam gelas kehilangan 80% dan dalam PVC
kehilangan 60%

2. Migrasi adalah proses terjadinya perpindahan suatu zat dari kemasan pangan
ke dalam pangan Batas migrasi adalah jumlah maksimum yang diizinkan dari
suatu zat yang bermigrasi. .

LEACHING - EXTRACTABLES zat yang bermigrasi dari sistem wadah-tutup ke dalam


obat atau produk biologis pada kondisi normal atau selama uji stabilitas
Extractables: zat yang terekstraksi dari sistem wadah-tutup ke dalam obat atau
produk biologis pada kondisi dipaksakan (dengan solven, suhu tinggi dalam
otoklaf)
Studi terdahulu menunjukkan adanya ekstrak: nitrosamin dari karet, tinta dan
perekat dari label, vanilin dari karton, vinil monomer dari plastik. Bahan-bahan
yang extractables atau leachables dapat terjadi pada lebih dari satu komponen
sistem wadah-tutup, misal kalsium dapat berasal dari resin plastik dan dari
elastomer. Mengapa penting? Dapat meningkatkan toksisitas produk obat Dapat
mengganggu penetapan kadar obat Dapat bereaksi dengan satu atau lebih
komponen obat ( mis: perubahan pH, presipitasi)

Pengujian: Sesuai USP <381> elastomer; <661> plastik; <87>dan <88> biological
reactivity test untuk plastik dan elastomer Tidak ada prosedur tunggal untuk
menangani extractable/leachable, semua bergantung pada banyak faktor, a.l.:
Cara penggunaan Lamanya penggunaan

Menentukan extractables dan leachable dari sistem wadah-tutup: Tinjau ulang


komposisi komponen bahan pengemas terutama aditif pada plastik dan karet
Identifikasi extractables/leachables yang potensial dengan bantuan pabrik
pemasok Lakukan uji dengan pelarut yang sesuai dengan produk obatnya 
tentukan jumlah Bandingkan hasil dengan informasi dari pemasok Lakukan
tinjauan terhadap keamanan produk (konsentrasi, cara penggunaan, aturan
pakai,dll) Tentukan dan lakukan validasi terhadap metode analisis dengan adanya
produk obat. Lakukan uji stabilitas

Jenis bahan pengemas Tiga jenis bahan pengemas: Bahan pengemas primer atau
kemasan langsung: sebagai wadah yang bersentuhan/kontak langsung dengan
produk (berpengaruh thd kualitas produk) Wadah yang bersentuhan langsung
dengan user (implant, dsb) Bahan pengemas sekunder: untuk memberikan
informasi dan perlindungan tambahan Bahan pengemas tertier: untuk
memberikan perlindungan selama penyimpanan dan distribusi

3. Permeasi: Masuknya kelembapan ke dalam kemasan Perlu Uji Permeasi

Tujuan Menetapkan permeabilitas kelembaban wadah yg digunakan utk obat baik


pd wadah tertutup rapat maupun tertutup baik. Wadah tertutup baik : dpt
melindungi thd masuknya bhn padat & mencegah kehilangan bhn selama
penanganan Wadah tertutup rapat : melindungi isi thd masuknya bhn cair, pdt
atau uap & mencegah kehilangan, merekat, mencair, menguapnya bhn slm
penanganan, pengangkutan & distribusi

Wadah Multidose Desikan: Sejumlah calsium klorida anhidrat dg ukuran 4-8 mesh
dikeringkan pd suhu 110º C selama 1 jam

Prosedur Pilih 12 wadah dg ukuran & tipe seragam Tutup & buka setiap wadah 30
kali Tutup dg penutup sekrup dg tenaga putaran sss tabel Tambahkan desikan ke
dlm 10 wadah Isi ad 2/3 kapasitas Tutup segera dg putaran yg sss 2 wadah sisa utk
kontrol, isi dg manik kaca utk memperoleh bobot lebih kurang setara dg wadah uji
pd Catat bobot dg teliti Simpan pd kelembaban relatif 75% suhu 23ºC, selama 14
hari. Catat bobot dg teliti

Torsi utk Wadah tipe tutup Putar Diameter tutup Torsi yg dianjurkan (inci-pon) 8
10 13 18 20 22 . 5 6 5-9 7-10 8-12 9-14, Isi 5 wadah kosong dg ukuran yg sama dg
wadah uji dg air sampai permukaan penutup, Pindahkan air ke gelas ukur,
tentukan volume rata-rata Tentukan laju permebilitas kelembaban dlm mg/hari/L
dg : V = volume wadah, (Tf-Ti) = perbedaan bobot akhir & awal setiap wadah, (Cf-
Ci) = perbedaan bobot akhir & awal setiap kontrol

Wadah Tertutup Rapat : Tdk lebih dr 1 dr 10 wadah uji mempunyai permeabilitas


melebihi 100 mg/hari/L & tdk satupun melebihi 200 mg/hari/L Wadah Tertutup
Baik : Tdk lebih dr 1 dr 10 wadah uji mempunyai permeabilitas melebihi 2000
mg/hari/L & tdk satupun melebihi 3000 mg/hari/L

Uji permeasi utk wadah satuan tunggal/dosis satuan utk kapsul & tablet Desikan
pelet calsium klorida anhidrat dg bobot lbh kurang 400 mg dg diameter 8 mm Pd
umumnya berupa blister/strip

Prosedur Segel tdk kurang 10 wadah dosis satuan yg berisi 1 pelet per wadah
Segel juga 10 wadah dosis satuan kosong sbg kontrol Gunakan pinset/tang utk
memegang wadah tersegel Catat bobot baik isi maupun kontrol Simpan pd
kelembaban relatif 75% suhu 23ºC Setelah 24 jam atau kelipatannya, pindahkan
wadah dr bejana biarkan tjd kesetimbangan slm 15-60 menit Catat bobot tiap
wadah Bila pelet berubah mjd merah muda/bobot pelet naik > 10%, hentikan
pengujian, prosedur diulang

Laju permeasi kelembaban dlm mg/hari Hasil : N = jumlah hari Hasil : Klas A : tdk
lebih dr 1 dr 10 wadah uji melebihi 0,5 mg/hari & tdk satupun lbh dr 1 mg/hr Klas
B : tdk lebih dr 1 dr 10 wadah uji melebihi 5 mg/hari & tdk satupun lbh dr 10
mg/hr Klas C : tdk lebih dr 1 dr 10 wadah uji melebihi 20 mg/hari & tdk satupun
lbh dr 40 mg/hr Klas D bila tdk memenuhi uji permeasi kelembaban

Anda mungkin juga menyukai