Notulensi Kelompok 6
Notulensi Kelompok 6
Kelompok 6 :
Iis susilawati (2224190027)
Dian Ayu Cahyani (2224190068)
Dania Purnama (2224190099)
Fenia Alya Putri (2224190100)
Pada model skillbeck tadi dijelaskan setiap pengembang termasuk guru perlu memahami 5
elemen pokok, apa saja 5 elemen pokok tersebut dan jelaskan dari masing2 elemennya?
1. Analisis situasi
Istilah aims digunakan sebagai tujuan pendidikan yang merupakan harapan dan keinginan dari
suatu masyarakat, atau apa yang diharapkan atau ingin dicapai oleh kurikulum secara luas.
Atau dengan kata lain, aims merupakan tujuan suatu pendidikan secara umum dan
menujukkan jangka waktu yang relatif panjang dan berlaku untuk beberapa tahun. Sementara,
istilah goals digunakan untuk tujuan yang lebih spesifik dibandingkan dengan aims. Secara
jelasnya goals merupakan tujuan kurikulum yang dijabarkan dari aims. Biasanya
diuangkapkan dalam bahasa yang tidak bersifat teknis, juga diarahkan pada pencapaian
prestasi siswa dengan meningkatkan isi dan skill. Sehubungan dengan hal tersebut, jika
umpamanya tujuan (aims) sistem pendidikan itu adalah membuat siswa bisa membaca dan
berhitung, tujuannya (goals) adalah cara suatu institusi pendidikan secara umum dalam
mencapai tujuan (aims) tersebut. Goals merupakan tujuan yang bersifat jangka menengah.
Selanjunya, objectives merupakan rumusan tujuan kurikulum yang paling spesifik, yaitu apa
yang seharusnya siswa pelajari melalui interaksi dengan kurikulum. Objectives menekankan
pada perubahan tingkah laku siswa. Objectives merupakan penjabaran dari aims dan goals,
dan dinyatakan secara jelas, menggunakan bahasa teknis dan istilah-istilah perilaku.
Isi kurikulum adalah bahan ajar dalam proses belajar mengajar yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan nilai yang terkait dengan bahan ajar yang disampaikan tersebut. Kriteria
pemilihan isi kurikulum. Di sini dapatdikemukakan enam kriteria pemilihan isi kurikulum,
yaitu: (1) signifikansidengan pengetahuan dan disiplin ilmu, serta seimbang antara konsep,
ide, dan fakta; (2) validitas, yaitu isi harus otentik, benar, dan akurat: (3) relevansi sosial
dalam arti berhubungan dengan nilai moral, ideal, masalah sosial, dan isu-isu kontroversial;
(4) utilitas, menyiapkan siswa agar hidup lebih "dewasa"; (5) learnability,yaitu dapat
digunakan siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda; (6)interest, yaitu
didasarkan pada minat anak didik.
4. Seleksi Metode-metode kurikulum
5. Evaluasi
Ada empat dimensi dari evalusi kurikulum,sebagai berikut: Pertama,evaluasi guru dalam
menggunakan kurikulum. Evaluasi guru dalam penggunaan kurikulum secara logis adalah hal
pertama untuk dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengamatan data-data
penggunaan guru terhadap kurikulum. Ketika guru tidak menggunakan kurikulum dalam
pengembangan strategi pembelajarannya, maka evaluasipun dihentikan. Kedua, evaluasi
desain kurikulim. Evaluasi desain merupakan evaluasi yang paling sulit dilakukan karena
ketiadaan kreteria dalam pelaksanaannya. Desain yang berbeda tentu tidak dapat
dibandingkan dan disesuaikan dengan kreteria yang umum. Untuk memastikan kesuksesan
seorang guru dalam menggunakan kurikulum, maka kecukupan desain perlu diperhatikan.
Ketiga, evaluasi lulusan. Evaluasi berikutnya adalah penilaian kurikulum sebagai instrumen
untuk memprediksi lulusan. Hal ini juga sangat sulit untuk dilakukankarena dalam beberapa
variabel sistem pembelajaran awal sekolah telah terjadi percampuran antara waktu
perencanaan kurikulum dengan ketaatan pembelajaran siswa. Keempat,evaluasi sistem
kurikulum. Setiap aspek kurikulum harus di bawah pengawasan evaluasi. Umpan balik dari
sistem evaluasi itu seharusnya tersedia untuk memudahkan perbaikan sistem. Pemilihan
arena, pemilihan orang yang terlibat, pengorganisasian orang-orang untuk bekerja, prosedur
kerja, tugas-tugas yang diperankan olch kepemimpinan personal adalah keseluruhan subjek
ang harus dievaluasi baik kelebihan maupun kekurangannya.
2. Pertanyaan Ke-2 dari Ardia Regita (2224190071)
Hal apa yang membedakan antara model skillbek dan model grass roots karena model ini
memiliki kesamaan dimana awal pengembangan kurikulumnya berasal dari guru sehingga
kurikulum yang dibuat sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Ciri khas Model Grass-Roots sebagai model desentralisasi karena inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum bukan berasal dari atas, melainkan dari bawah yaitu guru dan
sekolah. Model bisa berangkat dari sekelompok guru yang mengadakan pengembangan
kurikulum. Pengembangan itu sendiri dapat hanya berupa bagian dari komponen
kurikulum,beberapa bidang studi, ataupun keseluruhan komponen kurikulum. Guru
merupakanperencana, pelaksana, dan sekaligus penilai pengajaran di sekolah.
Maka kita bisa melihat memang benar persamaan kedua model tersebut diserahkan kepada
guru dan sekolah perbedaan mendasar jika model skillbek masih tetap mengikuti urutan yang
telah ditetentukan dan diajurkan oleh model rasional dimana hal tersebut masih mengikuti
peraturan kurikulum dari pusat. Sedangkan model Model Grass-Roots ini bisa dikembangkan
mulai dari bagian dari komponen kurikulum,beberapa bidang studi, ataupun keseluruhan
komponen kurikulum.
3. Pertanyaan Ke-3 dari Maudi Fatimatuzzahra (2224190098)
Bagaimana bentuk dari rencana pengajaran model saylor apakah sama seperti rpp pada
umumnya atau ada perbedaan di model saylor dan pada slide yang sama ada juga memilih
metode bagaimana kurikulum dapat dihubungkan dengan pelajar contoh metodenya seperti
apa?
Model ini menunjukkan bahwa perencana kurikulum mulai dengan menentukan atau
menetapkan tujuan sasaran pendidikan yang khusus dan utama yang akan mereka capai.
Saylor, Alexander dan Lewis, mengklasifikasi serangkaian tujuan ke dalam empat (4) bidang
kegiatan dimana pembelajaran terjadi, yaitu : perkembangan pribadi, kompetensi social,
ketrampilan yang berkelanjutan dan spesialisasi. Setelah tujuan dan sasarn serta bidang
kegiatan ditetapkan, perencana memulai proses merancang kurikulum
Jika Teknik implementasinya pada model ini dikembalikan lagi kepada guru karna harus
disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi pengajarannya yang terpenting pada model
saylor perencana kurikulum dan guru terlibat dalam evaluasi. Mereka harus memilih teknik
evaluasi yang akan digunakan. Saylor dan Alexander mengajukan suatu rancangan yang
mengijinkan : (1) evaluasi dari seluruh program pendidikan sekolah, termasuk tujuan,
subtujuan, dan sasaran; keefektifan pengajaran akan pencapaian siswa dalam bagian tertentu
dari program, juga (2) evaluasi dari program evaluasi itu sendiri. Proses evaluasi
memungkinkan perencana kurikulum menetapkan apakah tujuan sekolah dan tujuan
pengajaran telah tercapai.
Kesimpulan Diskusi :
Silabus kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai produk pengembangan kurikulum 2013 yang
penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang berperan sebagai pedoman dalam pengembangan
pembelajaran lebih lanjut pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian (afektif, kognitif, dan psikomotorik), alokasi waktu, dan
sumber belajar. Terdapat 4 hal yang penting dalam menganalis silabus kurikulum 2013, antara
lain keruntutan materi (materi pembelajaran disusun dari materi yang sederhana ke materi yang
kompleks), alokasi waktu (waktu yang dibutuhkan untuk setiap bab mata pelajaran dalam
minggu efektif belajar untuk satu tahun pelajaran mampu membahas semua bab materi
pelajaran), isi materi dan prinsip pengembangan silabus (ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai, aktual dan konstektual, fleksibel, dan menyeluruh). Dalam pengembangan kurikulum,
tentunya melibatkan peran banyak pihak terlebih utama pihak yang terkait langsung dengan
dunia pendidikan dimulai dari guru dan sekolah dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan
dalam proses belajar mengajar sehingga setiap kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi dengan
baik. Suatu proses sistem perencanaan pembelajaran dapat digambarkan oleh beberapa model
pengembangan kurikulum yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan standar pendidikan, seperti
model Skillbek, Saylor, Kemmis dan Mc Taggart yang telah ada masing-masing memiliki
karakteristik yang sama yang mengacu pada tujuan yang akan dicapai dalam kurikulum tersebut.
Dari beberapa model pengembangan kurikulum tersebut dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
integrasi kurikulum untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar sehingga setiap
kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi dengan baik.