Oleh:
Preseptor :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................2
1.4 Metode Penulisan ..................................................................................2
BAB II LAPORAN KASUS ...........................................................................3
2.1 Identitas ..................................................................................................3
2.2 Anamnesis Pasien .................................................................................3
2.3 Pemeriksaan Umum .............................................................................4
2.4 Pemeriksaan Laboratorium....................................................................5
2.5 Pemeriksaan Foto Toraks .....................................................................6
2.6 Diagnosis Kerja .....................................................................................7
2.7 Diagnosis Banding ................................................................................7
2.8 Rencana Pengobatan..............................................................................7
BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................9
BAB IV KESIMPULAN ...............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan case report session ini bertujuan menambah pengetahuan
para dokter muda mengenai efusi pleura TB.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama : Tn. X
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No RM : 00.83.43.59
Bangsa : Rusia
Pekerjaan : Insinyur Mekanik
Alamat : Novi Pazar, Serbia
Tanggal Periksa : 17 Juli 2019
Status Menikah : Menikah
3
Riwayat Penyakit Dahulu
- DM (-)
- HT (-)
- Riwayat keganasan (-)
- TB (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
- DM (-)
- HT (-)
- Riwayat keganasan (-)
4
Leher
a. JVP : 5 - 2 cmH2O
b. Deviasi trakea : tidak ada deviasi
c. KGB : tidak terlihat dan tidak teraba pembesaran KGB
Jantung
a. Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
5
2.5 Pemeriksaan Pencitraan
17 Juli 2019
Kesan foto toraks :
Foto toraks PA sentris dan simetris
CTR tidak dapat dinilai
Sinus kostofenikus kanan lancip, kiri tumpul
Tampak infiltrate di paru kiri
Kesan: efusi pleura di hemitoraks kiri
Pemeriksaan CT Scan
Fase arteri CT scan thoraks menunjukkan efusi pleura di sisi kiri dengan
konsolidasi parsial lobus kiri bawah karena proses inflamasi dengan tanda
bronkogram negatif.
6
Serangkaian foto toraks yang menunjukkan penurunan efusi pleura kiri setelah
dilakukan torakosentesis.
Pemeriksaan lain:
- Tes HIV (-)
- Sputum kultur asam-cepat basil (-) negatif
- Tes QuantiFERON-TB Gold (QFT) tidak dapat ditentukan
- Torakosentesis pleura eksudat dengan dominasi limfositik 90%
- Biopsy pleura menggunakan jarum Abrams jaringan pleura
menunjukkan pleuritis granulomatosa dengan nekrosis fokal, positif
dengan pewarnaan AFB (acid-fast –bacillus)
7
Fase selanjutnya:
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
rata-rata 34 tahun) di daerah dengan kasus TB yang lebih tinggi, di mana infeksi
primer menyumbang persentase besar pasien dengan efusi pleura TB2,13. Pasien
immunocompromised lebih berisiko terkena TB daripada non-
immunocompromised. Karena pleuritis TB diduga karena keterlambatan
hipersensitivitas, hipotesisnya karna persentase pasien immunocompromised
dengan TB dan efusi pleura akan lebih rendah daripada di pasien yang
imunokompeten, namun tidak selalu terjadi dalam setiap kasus 14,15. Insiden
tuberkulosis di Serbia menunjukkan tren peningkatan menurut data dari Institut
Kesehatan Masyarakat tahun 2018 adalah 10,52% di antaranya 89% adalah TBC
paru16.
Pendekatan diagnostik terbaik untuk suspek TB pleuritis masih
diperdebatkan. Hasil apusan cairan pleural 10% dan kultur cairan pleura 25-
85%4,17. Histopatologi biopsi granuloma pleura atau kultur positif memiliki hasil
diagnostik mulai dari 55 hingga 93%. Evaluasi untuk TB dengan thorasentesis dan
biopsi pleural tertutup memiliki sensitivitas 95%, yang kira-kira setara dengan
torakoskopi. Modalitas diagnostik dengan hasil terbaik cenderung lambat untuk
menunjukkan hasil, sehingga mempersulit untuk kasus yang membutuhkan hasil
cepat4,17.
American Thoracic Society merekomendasikan regimen 6 bulan untuk
pengobatan TB pleura terdiri dari periode 2 bulan Isoniazid (INH), Rifampin
(RIF), Ethambutol (EMB) dan Pyrazinamide (PZA) dan diikuti oleh INH dan RIF
setiap hari selama 4 bulan17. Kortikosteroid tidak mengurangi penebalan sisa
pleura dan tidak direkomendasikan17,18,19. Terapeutik torakosentesis tidak dibahas
dalam pedoman dan masih kontroversial, namun biasanya dilakukan jika pasien
bergejala ringan17. Secara signifikan penebalan pleura residual berkurang dan
percepatan pemulihan fungsi paru telah terlihat pada pasien yang menerima
terapeutik torakosentesis untuk TB dengan efusi19,20. Namun, penelitian lain sudah
menyimpulkan bahwa penebalan pleura residual tidak dipengaruhi oleh intervensi
ini18,19,20. Kelemahan lainnya dari torakosentesis adalah risiko penularan ke
penyedia layanan kesehatan, perdarahan, dan cedera paru-paru. Namun demikiam,
ini masih menjadi subjek studi dan analisis lebih lanjut.
10
Evaluasi kesesuaian penerapan dengan ISTC 326:
Standar diagnosis
- Standar 1, sesuai. Pada case report ini pasien sudah dilakukan evaluasi
klinis cepat karena memiliki gejala dan temuan yang mendukung kearah
tuberkulosis seperti penurunan berat badan, gejala pneumonia yang tidak
ada perbaikan dengan antibiotik gram positif.
- Standar 2, sudah sesuai. Pada pasien sudah dilakukan foto toraks dan
dievaluasi kearah tuberkulosis.
- Standar 3, sudah sesuai. Pasien juga sudah dilakukan pengambilan sputum
SPS dan diperiksa dengan pemeriksaan BTA.
- Standar 4, sudah sesuai. Pasien dicurigai TB pleura (ekstraparu) dan pada
pasien sudah dilakukan 3 kali torakosentesis untuk pemeriksaan cairan
eksudat pleura dan dilakukan juga biopsy pleura untuk pemeriksaan
mikrobiologi dan histologis.
- Standar 5, kurang sesuai. Pada pasien sudah dilakukan pemeriksaan BTA
pada sputum dan hasilnya negatif namun di case report tidak disebutkan
ada pemeriksaan lanjutan dengan Xpert MTB/RIF dan atau kultur
Mycobacterium tuberculosis.
- Standar 6, untuk TB pada anak.
Standar untuk pengobatan
- Standar 7, tidak sesuai. Pada case report tidak disebutkan apakah pasien
sudah diberi panduan pengobatan yang tepat dan dimonitoring untuk
kepatuhan minum obat atau tidak.
- Standar 8, sudah sesuai. Karena pasien mendapatan regimen obat anti-
tuberkulosis sesuai rekomendasi WHO dengan 2 bulan Isoniazid (INH)
300 mg, Etambutol (EMB) 800 mg, Rifampisin (RIF) 450 mg dan
Pyrazinamide (PZA) 1000 mg, serta INH dan Rifampisin selama 4 bulan.
Dan akan dilanjutkan dengan regimen 9 bulang terapi INH dan Rifampisin
jika sensitive dengan pengobatan sebelumnya.
- Standar 9, tidak sesuai. Pada case report tidak disebutkan apakah pasien
dibangun pendekatan yang berpusat pada pasien, dalam rangka mendorong
kepatuhan atau tidak.
11
- Standar 10, tidak sesuai. Pada case report ini tidak ada penilaian klinis
lanjutan terhadap respon pengobatan.
- Standar 11, tidak sesuai. Karena pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan
Xpert MTB/RIF sehingga tidak diketahui apakah pasien resisten
rifampisin atau tidak.
- Standar 12, tidak sesuai. Karena pada pasien ini tidak diperiksa lebih
lanjut apakah pasien TB MDR/XDR.
- Standar 13, tidak sesuai. Karena pada pasien ini tidak disebutkan apakah
pada pasien dilakukan pencatatan yang sistematis meliputi obat-obatan
yang diberikan, respons bakteriologis, hasil akhir pengobatan, dan adanya
efek samping obat.
Standar untuk penanganan Tb dengan infeksi HIV dan kondisi komorbid lain
- Standar 14, sudah sesaui. Pada pasien sudah dilakukan pemeriksaan HIV
dan didapatkan hasil negatif.
- Standar 15, pasien bukan orang dengan infeksi HIV dan TB.
- Standar 16, pasien bukan orang dengan infeksi HIV.
- Standar 17, tidak sesuai. Pasien tidak dilakukan pemeriksaan komorbid
dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi respon pengobatan TB
seperti diabetes melitus, obat-obatan dan penyalahgunaan alkohol, kurang
gizi dan merokok. Pasien hanya di anamnesa saja.
Standar untuk pelayanan kesehatan masyarakat
- Standar 18, tidak sesuai. Pasien memiliki gejala TB dan dari anamnesis
pasien mengaku tidak ada kontak dengan sumber penularan, namun tidak
ada intervensi lanjutan untuk mencari sumber penularan pada pasien.
- Standar 19, pasien bukan anak usia <5 tahun dan orang dengan infeksi
HIV.
- Standar 20, tidak sesuai. Pada kasus tidak disebutkan adanya rencana
kontrol infeksi TB atau Program Pengendalian Infeksi (PPI).
- Standar 21, tidak sesuai. Pada case report ini tidak disebutkan apakah
kasus ini dilakukan pelaporan pada Dinas Kesehatan setempat atau tidak.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
17. Torgersen J, Dorman SE, Baruch N, Hooper N, Cronin W.. Molecular
epidemiology of pleural and other extrapulmonary tuberculosis: a Maryland
state review. Clin Infect Dis. 2006; 42(10): 1375–82.
18. Aljohaney A, Amjadi K, Alvarez GG. A systematic review of the
epidemiology, immunopathogenesis, diagnosis, and treatment of Pleural TB
in HIV infected patients. Clin Dev Immunol. 2012: 842045.
19. Saks AM, Posner R. Tuberculosis in HIV positive patients in South Africa: a
comparative radiological stud with HIV negative patients. ClinRadiol. 1992;
46(6): 387–90.
20. Institut za javno zdravlje, BATUT. Izve{taj o zaraznim bolestima u Republici
Srbiji, 2018.god.Available on: www. batut.org.rs/download /izvestaji/
Godisnji%20 izvestaj%20 zarazne%20bolesti%202017.pdf.
21. Porcel JM. Tuberculous pleural effusion. Lung. 2009; 187(5): 263–70.
22. Payam N, Dorman SE, Alipanah N, Barry PM, Brozek JL, Cattamanchi A, et
al. Official American Thoracic Society/Centers for Disease Control and
Prevention/Infectious Diseases Society of America Clinical Practice
Guidelines: Treatment of Drug-Susceptible Tuberculosis. 2016; 63: 853-67.
23. Schunemann HJ, Jaeschke R, Cook DJ, Bria WF, El-Solh AA, Ernst A et al.
An official ATS statement: grading the quality of evidence and strength of
recommendations in ATS guidelines and recommendations. Am J RespirCrit
Care Med. 2006; 174(5): 605–14.
24. Guyatt GH, Oxman AD, Vist GE, Kunz R, Falck-Ytter Y, Alonso-Coello P et
al. GRADE: an emerging consensus on rating quality of evidence and
strength of recommendations. BMJ. 2008; 336(7650): 924–6.
25. Tuberculosis Coalition for Technical Assistance. Handbook for Using
International Standar for Tuberculosis Care (ISTC). 3rd ed.; 2014.
15