PERSALINAN PRETERM
Oleh:
Preseptor:
PENDAHULUAN
Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi preterm atau
diperkirakan 15 juta bayi lahir prematur dan jumlah ini terus meningkat.
bawah usia 5 tahun, dan bertanggungjawab atas sekitar 1 juta kematian anak pada
tahun 2015.2
2016, didefinisikan sebagai kontraksi uterus regular yang diikuti dengan dilatasi
serviks yang progresif dan/atau penipisan serviks pada kehamilan kurang dari 37
Menurut data WHO tahun 2017, angka kejadian persalinan preterm pada
184 negara berkisar 5%-18% . Hampir satu juta anak meninggal setiap tahun
akibat komplikasi kelahiran prematur di mana lebih dari 60% kelahiran prematur
berpenghasilan tinggi hanya 9%.2 Pada tahun 2016 menurut Center for Disease
Control and Prevention (CDC), persalinan preterm terjadi pada 1 dari 10 bayi
yang lahir di Amerika Serikat.5 Menurut data WHO tahun 2017, Indonesia masuk
1
kedalam 5 besar negara dengan jumlah persalinan preterm terbanyak, 675.700
kasus.2
Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang faktor – faktor resiko
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
kontraksi uterus regular yang diikuti dengan dilatasi serviks yang progresif
dan/atau penipisan serviks pada kehamilan kurang dari 37 minggu. Saat kelahiran
kelahiran preterm.4
2.2 Epidemiologi
juta setiap tahun. Hampir satu juta anak meninggal setiap tahun akibat komplikasi
kelahiran prematur di mana lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika
Pada tahun 2016 menurut Center for Disease Control and Prevention
(CDC), persalinan preterm terjadi pada 1 dari 10 bayi yang lahir di Amerika
3
Serikat. Menurut data WHO tahun 2017, Indonesia masuk kedalam 5 besar negara
kematian neonatal (bayi umur 0-28 hari), tercatat 181 kasus. Kematian bayi
neonatal dini (0-6 hari) sebesar 78,5%. Proporsi terbesar disebabkan oleh
kedua oleh prematuritas dan ketiga disebabkan oleh sepsis. Proporsi bayi
bayi prematur belum memuaskan, atau karena alasan lainnya, seperti terlambat
35% persalinan preterm terjadi tanpa diketahui penyebab yang jelas, 30% akibat
persalinan elektif, 10 % pada kehamilan ganda, dan sebagian lain akibat kondisi
tunggal dijumpai seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini atau trauma.
4
2. Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari
3. Perdarahan desidua.
tinggi daripada yang lain. Wanita yang pernah melahirkan prematur sebelumnya
memiliki risiko terbesar. Wanita dengan serviks pendek juga berisiko tinggi.
faktor lain yang terkait dengan kelahiran prematur termasuk kondisi kebidanan
dan ginekologis saat hamil, komplikasi kehamilan saat ini, dan faktor gaya hidup.4
persentase kelahiran prematur lebih besar terjadi pada ibu dengan karakteristik
melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun, berpendidikan kurang dari SD, tinggal
5
di daerah perdesaan, tidak memiliki riwayat keguguran, melahirkan anak keempat
preterm.6
2.4 Patofisiologi
adalah secara signifikan dapat mebuat serviks menjadi pendek yaitu dari
panjang 3.5 cm menjadi 2.5 cm. Serviks yang pendek muncul lebih sering
pada wanita yang mempunyai riwayat kelahiran preterm dan terminasi dari
kehamilan.
6
membrane dasar yang diproduksi oleh membrane fetus. Ketika membran
2. Jalur Plasental-vascular
peralihan tipe imunitas dari Th-1 (helper cell), yang mungkin bersifat
7
terjadi sebagai abnormalitas sekunder pada ibu. Perubahan keduanya
Nutrisi yang kurang dapat menurunkan jumlah kalori dalam tubuh yang
onset dari persalinan preterm. Jadi, terlalu banyak stress (stress kronik)
8
4. Regangan uterus (kehamilan multiple)
tetap lemas dan persalinan dapat terjadi. Jalur ini biasanya terjadi pada
2.5 Diagnosis
a. Kontraksi yang berulang sedikitnya stiap 7-8 menit sekali, atau 2-3
kali dalam 10 menit.
c. Perdarahan bercak.
9
Kontraksi uterus tidak direkomendasikan sebagai prediktor dari kelahiran
preterm, tetapi perubahan pada serviks berarti.6
2.6 Penatalaksanaan
statistik tidak terbukti dapat mengurangi kejadian kurang bulan secara statistik.8
persalinan preterm, karena sering terjadi hipovolemik pada ibu dengan kontraksi
3. Pemberian tokolitik
Optimalisasi personel.
a. Nifedipin
Nifedipin adalah antagonis kalsium diberikan per oral. Dosis inisial 20 mg,
dilanjutkan 10-20 mg, 3-4 kali perhari, disesuaikan dengan aktivitas uterus
10
sampai 48 jam. Dosis maksimal 60mg/hari, komplikasi yang dapat terjadi
b. Magnesium sulfat
gram per jam tergantung dari produksi urin dan kontraksi uterus. Bila
lahan.8
untuk 8 kali pemberian. Jika pemberian lebih dari dua hari, dapat
d. Atosiban
oksitosin dan vasopresin. Dosis awal 6,75mg bolus dalam satu menit,
jam. 8
e. Beta2-sympathomimetics
Saat ini sudah banyak ditinggalkan. Preparat yang biasa dipakai adalah
5%. Dimulai dengan 10 tetes per menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 10
11
menit sampai kontraksi uterus hilang. Infus harus dilanjutkan 12 — 48 jam
tablet (10 mg) setiap 8 jam setelah makan. Nadi ibu, tekanan darah dan
e. Progesteron
4. Pemberian Kortikosteroid
dapat dicapai dalam 1 - 7 hari pemberian, setelah 7 hari efeknya masih meningkat.
12
5. Antibiotika
karena tidak dapat meningkatkan luaran persalinan. Pada ibu dengan ancaman
sehari selama 7 hari). atau eritromisin (2 x 500 mg sehari selama 7 hari) akan
6. Perencanaan Persalinan
sebaiknya ibu dirujuk ke tempat yang mempunyai fasilitas neonatal intensive care
ANC yang baik adalah yang terpenting dapat membantu untuk mendeteksi
beberapa dari faktor ibu dan anak yang dapat memicu persalinan preterm. Pasien
dengan faktor risiko tinggi diberikan edukasi mengenai gejala dan tanda bahaya
yang mengarah pada persalinan preterm. Hal yang paling penting adalah bed rest
preterm.9
13
Turunkan kemungkinan persalinan preterm yang terjadi dalam 48 jam
1. Preeklamsi
2. Fetal distress
2.8 Komplikasi10
14
pulmonary hypertension ketika dewasa
7. Ginjal Gangguan air dan elektrolit, Hipertensi ketika
gangguan keseimbangan asam dewasa
basa
8. Hematological Anemia iatrogenik, perlu
sering transfusi, anemia
prematuritas
9. Endocrinological Hipoglikemia, tingkat tiroksin Gangguan regulasi
sementara rendah, kekurangan glukosa, peningkatan
kortisol resistensi insulin
2.9 Prognosis
Usia kehamilan dan berat lahir sangat berpengaruh terhadap mortalitas dan
anak yang lahir pada usia kehamilan 22-27 minggu memiliki gangguan
palsy dan gangguan intelektual yang tinggi. Bayi yang lahir pada usia kehamilan
tingkat mortalitas dan komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka
yang tidak. Bayi yang lahir pada usia kehamilan 34-36 minggu dengan exposure
rendah.11
15
BAB 3
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. D
Umur : 37 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Keluhan Utama
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit.
Pasien datang melalui IGD RSP Universitas Andalas dengan keluhan nyeri
pinggang menjalar ke ari-ari sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit.
Keluar lendir bercampur darah (+) sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit
16
Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis tidak ada. Riwayat
asthma, dan alergi makanan maupun obat-obatan disangkal.
17
Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan Umum
Tanda Vital :
- Pernapasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,50C
Status Generalis
Kepala
Bentuk kepala : Normosefali, tidak ada deformitas
Rambut : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah : Simetris, deformitas (-)
18
Mata : Kelopak oedem (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tak langsung +/+
Telinga : Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri
tekan mastoid (-), sekret (-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), septum deviasi (-
), mukosa hiperemis (-)
Bibir : Simetris (-), sianotik (-), mukosa lembab
Mulut : Tonsil tenang T1-T1, faring tidak hiperemis, uvula
ditengah, oral higiene baik
Leher
Bentuk : Simetris, normal
KGB : Tidak teraba membesar
Trakhea : Lurus di tengah
Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar
Thoraks
Dinding dada : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Paru
Inspeksi : Gerakan kedua hemithoraks simetris saat inspirasi dan
ekspirasi.
Palpasi : Gerakan dada simetris, tidak ada hemitoraks tertinggal,
vokal fremitus kedua hemithoraks sama, krepitasi (-),
nyeri tekan (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis, tidak ada tanda radang
Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, 2 cm sebelah medial
garis midklavikularis kiri
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
19
Ekstermitas : akral hangat pada ujung- ujung jari tangan dan kaki,
oedem tungkai -/-
Abdomen
Inspeksi :
Tampak perut membuncit sesuai dengan usia kehamilan preterm, linea
media hiperpigmentasi (+), striae (+), sikatrik (-).
Palpasi :
Leopold 4 : Divergen
Genital
Vaginal Toucher : Ø 7-8 cm, membrane (+), UUK kanan depan presentasi
kepala, hodge III.
20
3.5 Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12,3 gr/dl
Leukosit : 13.300/UL
Trombosit : 406000/UL
Hematokrit : 37,1%
BPD : 8,83 cm
AC : 30,4 cm
FL : 5,93 cm
EFW : 2258 gr
3.6 Penatalaksanaan
Observasi KU, VS, His, DJJ
Konsul Neonatologist
Ikuti Persalinan
21
3.7 Prognosis
Ibu
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Janin
Ad vitam : Dubia
3.8 Follow Up
DJJ: 146-152
P/ pimpin persalinan
Lahir bayi laki-laki dengan BB: 2000 gram Panjang Badan 42 cm, Apgar
Score : 7/8. Plasenta lahir lengkap perdarahan selama tindakan 50 cc
P/ Pantau kala IV
22
BAB 4
PEMBAHASAN
Adanya keluhan lendir campur darah dan juga dari pemeriksaan VT yang
menunjukkan adanya pembukan menunjukkan bahwa pasien sudah memasuki
fase inpartu dan pada kondisi ini pilihan pencegahan pada persalinan preterm
tidak dapat dilakukan lagi. Sehingga tatalaksana berikutnya adalah persiapan
persalinan dan konsultasi dengan Neonatalogist.
Lahir bayi laki-laki dengan berat 2000 gram panjang badan 48 cm dengan
Apgar Score 7/8. Bayi yang lahir preterm sangat riskan akan komplikasi berupa
sindrom distress pernafasan, kebocoran udara, dysplasia bronkopulmonari, dan
apneu pada bayi prematur. Oleh karena itu bayi dikonsulkan ke bagian
Neonatologi dan dirawat di Unit Perinatologi.
Empat penyebab mayor dari persalinan preterm adalah distensi uteri,
maternal-fetal stress, perubahan serviks prematur dan infeksi. Peningkatan
23
kortisol maternal merangsang aktivasi dari plasenta-adrenal endocrine axis yang
akan meningkatkan Corticotropin releasing hormone di plasenta dan
menyebabkan uterus menjadi aktif. Infeksi merupakan penyebab yang
memungkinkan pada kasus ini. Adanya riwayat keputihan berbau pada ibu
membuat kita bisa mencurigai adanya infeksi asenden atau adanya respon
inflamasi oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya persalinan preterm. Faktor lain
yang berperan juga jarak antar kehamilan yang terlalu jauh. Sebuah meta analisis
menyatakan bahwa jarak kurang dari 18 bulan dan lebih dari 59 bulan beresiko
tinggi terhadap kelahiran preterm dan bayi baru lahir kecil usia kehamilan. Selain
itu riwayat persalinan preterm sebelumnya juga menjadi faktor yang mendukung.
Antenatal Care yang baik merupakan kunci dalam pencegahan persalinan
preterm. Kecurigaan dini dan pencegahan melalui pengenalan faktor risiko dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup bayi baru lahir.
24
BAB 5
KESIMPULAN
Persalinan preterm adalah kontraksi uterus regular yang diikuti dengan
jelas, 30% akibat persalinan elektif, 10 % pada kehamilan ganda, dan sebagian
lain akibat kondisi ibu atau janinnya. Persalinan prematur dapat di tatalaksana
dengan bed rest jika ibu atau bayi tidak memiliki komplikasi, hidrasi dan sedasi,
kualitas ANC untuk membantu mendeteksi beberapa dari faktor ibu dan anak
25
DAFTAR PUSTAKA
26