Anda di halaman 1dari 4

CANTIKA MAHARANI SIREGAR

7201141004

PENDIDIKAN EKONOMI II'C

PROFESI KEPENDIDIKAN

Pertanyaan :

1. Bagaimana seorang guru menunjukkan sikap keprofesional dirinya ketika guru tersebut memiliki
seorang siswa mempunyai penyakit yang mana penyakitnya itu membuat siswa tidak bisa diam,
tidak bisa duduk dalam waktu yg lama, menghentakkan kaki, menggerakan jari tangan?
2. jelaskan tentang moral yang berlaku di profesi keguruan!
3. Jelaskan perilaku guru yang kurang mendidik dan bagaimana cara menyikapinya?
4. Jelaskan tanggapan kalian terhadap sikap dan perilaku guru yang tidak mampu menjadi teladan
yang baik bagi peserta didiknya. Seperti, sering berkata kasar yang bersifat menyinggung peserta
didiknya!
5. Bagaimana refleksi sikap seorang guru terhadap profesional kependidikan?
6. Bagaimana pandangan kalian mengenai tindakan pemerintah atau masyarakat terhadap
profesionalisme guru yang terjadi pada saat ini?

Ringkasan jawaban:

1. Cara guru menunjukkan sikap keprofesional nya kepada anak didik yang hiperaktif dapat
dilakukan dengan cara:
 Saat tingkah lakunya sudah tak terkendali, beri sentuhan atau pijatan lembut pada
pundaknya. Sentuhan lembut dan pijatan adalah salah satu gerakan ketenangan. Yakinkan
bahwa Anda lah orang yang bisa ia percaya. Sehingga ia harus bisa menenangkan diri saat
bersama anda.
 Dampingi ia ketika ada gelagat marah yang berlebihan. Segeralah memintanya menarik
napas yang panjang, keluarkan perlahan.. Sampai ia menunjukkan sikap tenang.
 Jangan mengatakan anda akan memberi perlakuan yang berbeda dibanding teman lainnya.
Ini salah satu yang bisa memicu kemarahannya.Biarkan ia melakukan aktivitas sebagaimana
biasa, sehingga teman-temannya bisa mengerti apa yang harus dilakukan untuk
membantunya.
 Beri pengertian teman satu kelas untuk tidak antipati terhadapnya. Bahkan mereka bisa
berperan membantu si anak hiperaktif agar bersikap normal kembali.Berilah petunjuk yang
jelas kapan harus mendekat dan mengajaknya bermain, dan kapan harus menjaga jarak.
 Dorong dia untuk aktif berolahraga tidak hanya saat pelajaran di sekolah namun juga di
rumah.Olahraga merupakan aktivitas yang membutuhkan energi ekstra, sehingga bila anak
menyadarinya ia akan tahu aktivitas apa yang bisa mengalihkannya dari rasa frustasi dan
marah yang berlebih.
 Komunikasikan dengan orang tua tentang perubahan yang terjadi.Segera sampaikan apa
saja perubahan dalam diri anak. Guru tidak bisa menjamin anak hiperaktif bisa tumbuh
normal sebagaimana anak pada umumnya, namun hanya mengupayakannya. Untuk itu jika
kemampuan guru sudah mencapai batas, maka harus segera menghubungi orang tua untuk
membicarakan upaya-upaya selanjutnya
2. Moral yang berlaku di profesi keguruan,yaitu:
 Merefleksikan diri sebelum dan sesudah megajar. Dengan begitu kita dapat mengetahui
apakah yang kita lakukan terutama dalam kelas tidak menimbulkan sesuatu yang buruk.
 Secara konsisten dan penuh tanggung jawab mengamalkan kode etik profesi keguruan.
Karena di sana telah dijelaskan bagiman kita seharunya bertindak dan berlaku,
memperlakukan siswa kita, serta bagaimana kita bertidak di masyarakat.
 Senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik yang membangun yang dilontarkan
oleh masyuarakat ataupun teman prodesi kita, terutama sebisa mungkin meminta kritik dari
para siswa tentang cara berprilaku kita di dalam kelas.
Dengan, begitu kita mungkin akat tetap di panfang sebagai guru yang berkompeten dan pantas
untu dijadikan teladan.Seorang pendidik dikaatan berkualita, berkompetan, bahkan professional
jika setiap apa yang dilakukannya, baik sikap, prilaku, tindakan, cara mendidik dan cara
menempatkan posisinya dapat menunjukan atau mencerminkan sesuatu yang baik, berahklak,
bahkan bermoral.Seorang guru harus dapat menempatkan dirinya dimana saja dengan baik
dengan menunjukan sikap ataupun prilaku yang bermoral.
3. Berikut perilaku guru yang kurang mendidik dan bagaimana cara menyikapinya :
 Membeda-bedakan
Mayoritas pendidik lebih dekat dengan peserta didik yang pandai. Sedangkan, yang kurang
pandai kurang diperhatikan. Padahal niat mereka sama-sama mencari ilmu. Dibanding-
bandingkan satu sama lain. Harusnya ketika mengajar guru melepaskan background seperti
ras, budaya, agama dan sebagainya. Perilaku diskriminatif atau membeda-bedakan peserta
didik justru membuat jengkel. Menjadi malas sekolah, hingga tak sedikit yang memilih bolos.
 Penggunaan waktu kurang tepat
Profesional kerja perlu. Termasuk profesional menggunakan waktu mengajar. Gunakan jam
mengajar sesuai ketentuan dengan sebaik-baiknya. Jangan mengambil yang bukan haknya.
Usahakan untuk on time.
 Marah ketika peserta didik tidak bisa menjawab
Mengabdikan diri menjadi guru tidak terlepas dari kata sabar. Tidak semua peserta didik
cepat menangkap materi. Menyerap dan mengelola informasi. Sekali dijelaskan belum tentu
paham. Terkadang siswa takut mengatakan belum paham karena teman-teman yang lain
sudah paham. Untuk itu hindari marah kepada peserta didik. tetapi tanyakan bagian mana
yang belum jelas.
 Metode mengajar monoton
Di sinilah kreativitas guru dibutuhkan. Jangan berada di zona nyaman dengan metode
mengajar yang dikuasai. Kuasai semua metode mengajar. Sesuaikan dengan materi
pertemuan hari itu.
 Terlalu permisif dengan peserta didik  
Untuk menjaga hubungan diperlukan adanya keterbukaan. Keterbukaan yang dimaksud
hanya untuk memotivasi anak didik. Profesi guru memiliki kode etik. Terlalu permisif alias
vulgar jelas melanggar etika. Tidak perlu menjelaskan kehidupan pribadi kepada peserta
didik.
 Penghargaan yang berlebihan
Mengapresiasi belajar siswa memang perlu. Bisa dalam bentuk poin ataupun hadiah yang
lain. Tidak perlu semua kegiatan diapresiasi. Karena tujuan apresiasi untuk memotivasi
peserta didik agar lebih rajin dan semangat. Pemberiannya juga tidak perlu berlebihan.
Dikhawatirkan nanti menjadi candu. Dikit-dikit hadiah, malas belajar jika tidak ada hadiah.
4. tanggapan saya terhadap sikap dan perilaku guru yang tidak mampu menjadi teladan yang baik
bagi peserta didiknya, Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi
perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam
waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-sehari oleh
anak didiknya.Karena pada hakikatnya guru itu di gugu dan ditiru, semua yang dilakukan guru di
hadapan para anak didik nya adalah sebagai contoh untuk ditiru oleh anak didik nya, untuk itu
bila ada guru yang sikap dan perilaku nya tidak bisa menjadi teladan bagi anak didik nya maka
dia bukan lah guru yang profesional dan hanya menyandang kan gelar guru saja namun sifat dan
perilakunya tidak seperti seorang pendidik yang sebenarnya, oleh karena itu kita Sebagai calon
pendidik kita harus memahami dan mengamalkannya kode etik guru terlebih dahulu agar bisa
menjadi teladan para anak didik kita nanti.

5. refleksi sikap seorang guru terhadap profesional kependidikan yaitu :

 Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik sebagai
dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran berlangsung dalam
suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu lingkungan atau kondisi belajar
yang kondusif.

 Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam


pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring
dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan
didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa
digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar
dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar
6. Menurut pendangan saya, yang di lakukan pemerintah saat ini untuk meningkatkan
profesionalisme guru, yaitu :
 Sertifkasi guru, program ini merupakan upaya peningkatan mutu guru yang disertai
peningkatan kesejahteraan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran
dan pendidikan di tanah air secara berkesinambungan.
 Peningkatan kesejahteraan baik berupa peningkatan gaji, khususnya Guru PNS dan
pemberian tunjangan sertifikasi untuk semua guru baik PNS atau non-PNS (swasta) yang
telah memenuhi syarat dan lulus uji sertifikasi.
 Peningkatan jenjang karir terhadap guru, khususnya PNS guru yang lebih baik dan cepat dari
mereka yang bekerja di kantor.
 Upaya Peningkatan keilmuan dan profesionalitas dalam pembelajaran dengan adanya
pemberian pelatihan dan pendidikan (Diklat), seminar, workshop dan perlombaan untuk
guru.
Menurut pandangan saya, pengakuan atau penghargaan masyarakat terhadap profesionalisme
guru saat ini, yaitu:
 Adanya keinginan yang tinggi dari masyarakat untuk memasukan anak-anaknya ke
perguruan tinggi berbasis pendidikan keguruan.
 Adanya perubahan dari anggapan guru sebagai pekerja sosial menjadi pekerja profesional.
 masyarakat dapat memahami bahwa guru bukan sekedar pejuang tanpa tanda jasa, guru
adalah pejuang yang perlu mendapat pengakuan secara pasti. Selain itu, masyarakat juga
memahami bahwa untuk menyandang status sebagai guru perlu persyaratan khusus
sebagaimana menjadi dokter dan profesi lainnya.
 masyarakat masih menganggap bahwa guru adalah “pahlawan tanpa tanda jasa,” artinya
guru bekerja sebagai pengabdi yang tidak selayaknya menuntut besaran gaji yang diterima.
Hal ini merujuk kepada kemarahan masyarakat manakala guru mendapat gaji banyak.

Anda mungkin juga menyukai