Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PERMASALAHAN DAN HAMBATAN PUNGUTAN PAJAK

PENGHASILAN PADA USAHA KULINER DI TITIK TEMU CAFE


Cantika Maharani Siregar1, Fiska Yolanda2, Joan Christin Simbolon3
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
123

Universitas Negeri Medan

PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode penelitian penting dalam pelaksanaan penelitian ini, karena salah memilih
akan menyebabkan hasil penelitian tidak akurat. Metode pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis empiris, yaitu merupakan penelitian yang
selalu berdasarkan pada hukum yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum,
sistematika hukum, dan kondisi yang ada di lapangan khususnya yang mencakup hukum
pajak

B. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini, yaitu di salah satu usaha kuliner di Kota Medan bernama
Titik Temu Cafe yang beralamatkan di jalan. Menteng Raya (samping jl. Medan Tenggara
II), Keluruhan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara menggunakan teknik-teknik tertentu.


Sedangkan pada penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah berdasarkan cara, seperti:
observasi dan wawancara. Adapun dalam mengumpulkan data, teknik yang akan peneliti
gunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi
Adalah merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi melalui
pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian. Hal ini guna memperoleh, atau
melihat fenomena, atau gejala yang sedang, atau telah terjadi di lapangan. Sedangkan
tujuan dari observasi ini menurut Patton dan Ahmadi adalah untuk mendeskripsikan latar
yang di observasi dan kegiatan partisipasi yang terjadi. Observasi dalam penelitian ini
dilakukan di Titik Temu Cafe.

b. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
langsung oleh pewawancara (peneliti) kepada responden dengan maksud tertentu. Peneliti
di sini akan menggunakan wawancara untuk mengurangi terjadinya kekeliruan dalam
mendapatkan data. Wawancara ini dilakukan dengan bentuk tanya jawab langsung dengan
pemilik usaha kuliner Titik Temu Cafe.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan pungutan pajak penghasilan tidak selamanya dapat berjalan dengan


lancar, hambatan-hambatan selalu ada dalam pelaksanaannya. Hambatan-hambatan tersebut
dapat menjadikan tugas pihak pemerintah dalam merealisasikan rencana penerimaan pajak
sebagai dan pembangunan.

Pemerintah tidak dapat menindak wajib pajak yang melakukan penghindaran pajak
meskipun merupakan suatu tindakan yang ilegal, penghindaran pajak oleh wajib pajak akan
mengurangi jumlah pajak yang diterima Negara. Oleh karena itu pemerintah mengantisispasi
penghindaran pajak melalui pembuatan peraturan yang dapat menutup celah-celah potensial
untuk penghindaran pajak.

Penghindaran pajak yang dilakukan wajib pajak merupakan suatu hambatan yang
mempengaruhi pelaksanaan pungutan paak. Penghindaran pembayran pajak merupakan
bentuk dari seberapa besar kesadaran wajib pajak tersebut untuk membayar pajaknya.

Adapun beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pemilik usaha kuliner Titik
Temu Cafe dalam menganalisis penelitian ini, yaitu :

1. Sudah berapa lama bapak/ibu membuka usaha ini?


2. Berapa penghasilan rata-rata bapak/ibu setiap bulannya dalam menjalankan usaha ini?
3. Berapa jumlah tenaga kerja yang bapak/ibu pekerjakan dalam menjalankan usaha ini?
4. Berapa gaji tenaga kerja yang bapak/ibu berikan per bulan kepada karyawan?
5. Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah membayar pajak? Jika pernah, kapan terakhir kali
membayar pajak dan apa alasannya. Jika belum pernah, apa alasan tidak membayar pajak?

Dari pertanyaan diatas peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :


1. Usaha kuliner yang sudah didirikan ini sudah berjalan selama kurang lebih 7 bulan.
2. Penghasilan kotor yang dihasilkan dalam menjalankan usaha ini per harinya bisa mencapai
Rp.1.500.000, jika dilihat dari penghasilan bersih yang sudah dikurangi oleh biaya
produksi, biaya habis pakai, gaji tenaga kerja dan lain sebagainya, maka keuntungan yang
di dapatkan kurang lebih bisa mencapai Rp.500.000 per harinya. Apabila di hitung dalam
satu bulan maka usaha kuliner ini mendapatkan penghasilan kotor kurang lebih sebesar
Rp. 45.000.000 dan keuntungan bersih kurang lebih sebesar Rp. 15.000.000.
3. Jumlah tenaga kerja yang di pekerjakan dalam menjalankan usaha ini yaitu 3 orang.
4. Gaji tenaga kerja yang di peroleh oleh para karyawan sebesar Rp. 2.000.000 per bulan.
5. Usaha kuliner ini merupakan perpindahan usaha dari sebelumnya, sehingga pajak
bangunan belum di bayarkan oleh pemilik usaha yang sekarang dikarenakan sudah
dibayarkan oleh pemilik usaha sebelumnya. Selain itu, usaha ini belum membayar pajak
penghasilan, adapun beberapa alasan yang diungkapkan oleh pemilik usaha yang
menyebabkan usaha ini memiliki hambatan dalam membayar pajak penghasilan, yaitu:
 Pemilik usaha belum melaporkan usaha miliknya sehingga usaha tersebut belum kena
pajak.
 Pemilik usaha belum melaporkan penghasilan kena pajaknya.
 Alamat pemilik usaha yang kurang jelas. Hal ini terjadi pada pemilik usaha yang tidak
memiliki tempat kediaman yang tetap (sewa), selain itu usaha ini merupakan
perpindahan usaha. Usaha sebelumnya belum melaporkan pada kantor pelayanan pajak
sehingga belum dilakukan tindakan administrasi pajak pada usaha sekarang ini.

Melihat kondisi di atas akan menyulitkan pihak kantor pelayanan pajak untuk menarik
pajak yang telah menjadi kewajiban wajib pajak, besarnya pajak yang dibayarkan perusahaan
pada Negara pada dasarnya tergantung dari besar kecilnya upah yang diterima karyawan
setiap bulannya, begitu juga dengan banyak sedikitnya jumlah karyawan yang dimiliki
perusahaan. Semakin banyak karyawan maka semakin banyak pula yang dibayarkan.

Berdasarkan permasalahan dan hambatan diatas, peneliti sudah memberikan


himbauan kepada pemilik usaha untuk melaporkan usaha ini pada kantor pelayanan pajak
karena membayar pajak merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh wajib
pajak sesuai dengan amanat undang-undang sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan
untuk mendukung pembangunan yang dinanti seluruh masyarakat Indonesia seperti
penyediaan insfrastruktur pembangunan, peningkatan kualitas SDM, menciptakan tata
pemerintah yang baik, bersih dan bebas KKN, Meningkatkan kehidupan politik, agama dan
kebudayaan.

PENUTUP
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pengertian pajak
2. Pengertian pajak penghasilan
3. Upaya pemerintah dalam pemungutan pajak
4. Pelaksanaan pemungutan pajak memiliki hambatan-hambatan yang selalu ada dalam
pelaksanaan pemungutan pajaknya. Adapun beberapa alasan yang diungkapkan oleh
pemilik usaha yang menyebabkan usaha ini memiliki hambatan dalam membayar pajak
penghasilan, yaitu: Pemilik usaha belum melaporkan usaha miliknya sehingga usaha
tersebut belum kena pajak, Pemilik usaha belum melaporkan penghasilan kena pajaknya,
Alamat pemilik usaha yang kurang jelas. Hal ini terjadi pada pemilik usaha yang tidak
memiliki tempat kediaman yang tetap (sewa), selain itu usaha ini merupakan perpindahan
usaha. Usaha sebelumnya belum melaporkan pada kantor pelayanan pajak sehingga belum
dilakukan tindakan administrasi pajak pada usaha sekarang ini.
5. Dalam menghadapi hambatan dan permasalahan tersebut peneliti sudah memberikan
himbauan kepada pemilik usaha untuk melaporkan usaha ini pada kantor pelayanan pajak
karena membayar pajak merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh
wajib pajak sesuai dengan amanat undang-undang sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan untuk mendukung pembangunan yang dinanti seluruh masyarakat Indonesia
seperti penyediaan insfrastruktur pembangunan, peningkatan kualitas SDM, menciptakan
tata pemerintah yang baik, bersih dan bebas KKN, Meningkatkan kehidupan politik,
agama dan kebudayaan.
6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih belumsadarnya masyarakat atas kewajibannya
membayar pajak hal tersebut terlihat bahwa masih banyaknya wajib pajak yang berusaha
menghindar dari kewajibannya sehingga masih belum memiliki tanggungjawab atas
kewajibannya dalam membayar pajak.

Anda mungkin juga menyukai