Disusun Oleh :
NOVA FETRIANY
NPM. 1826041001.P
Laporan ini Telah Disahkan oleh Pembimbing Praktek Klinik Kebidanan Diploma IV
Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Bengkulu ,……………………2019
MENGETAHUI:
KETUA PRODI DIV KEBIDANAN
STIKRS TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Micro dan
Macro tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
semua pihak. Ribuan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang terkait
dalam pembuatan makalah ini dengan judul Askeb Kehamilan TM I.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik lintas
program maupun lintas sektoral dan saya memohon kritik, saran dan masukan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Manfaat................................................................................................. 2
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP
Lampiran 2. SAP
Lampiran 3. JOB SHEET
Lampiran 4. DAFTAR TILIK
Lampiran 5. LEAFLET
Lampiran 6. POWER POINT
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadan sebelum hamil yang
berlangsung setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari, dimana masa ini
sangat penting untuk dipantau. Masa nifas merupakan masa setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil
(Saleha, 2012).
Salah satu perawatan ibu nifas adalah mobilisasi dini yang merupakan
kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing ibu keluar dari tempat
tidurnya dan membimbing selekas mungkin berjalan (Moctar,2010). Menurut
Lailatulfitriyah (2012), dampak imobilisasi dini diantaranya kelainan bawaan
pada perkembangan jaringan (atelektasis), ganguan pernafasan (pneumonia),
sulit buang air besar dan buang air kecil, dan distensia lambung.
Mobilisasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih,
konstipasi, trombosis vena puerperalis dan emboli pulmonalis. Disamping itu,
ibu merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segera merawat bayinya. Ibu
harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur
(Bahiyatun, 2014).
Setiap ibu menginginkan agar persalinan dan nifasnya berlangsung
dengan normal tanpa adanya komplikasi, akan tetapi banyak ibu yang tidak
mengetahui pentingnya melakukan mobilisasi dini pada masa nifas. Tingkat
pengetahuan merupakan faktor yang berperan penting dalam mewujudkan
pelaksanaan mobilisasi dini setelah melahirkan. Jika tingkat pengetahuan
seseorang rendah terhadap manfaat dan tujuan dari mobilisasi maka hal itu akan
sangat mempengaruhi pada tingkat pelaksanaannya (Bahiyatun, 2014).
Penatalaksanan asuhan post partum pada hari pertama yaitu 2 jam post
partum seorang ibu harus tidur terlentang untuk mencegah terjadinya perdarahan
1
kemudian segera melakukan mobilisasi untuk mengurangi pembekuan darah
pada vena dalam (deep vein) ditungkai yang dapat menyebabkan masalah
kesakitan dan bahkan berakibat pada kematian ibu (Rambey, 2010).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Mobilisasi
2. Untuk mengetahui Tujuan Mobilisasi
3. Untuk mengetahui Manfaat Mobilisasi
4. Untuk mengetahui Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
5. Untuk mengetahui Rentang Gerak dalam Mobilisasi
6. Untuk mengetahui Mobilisasi Dini pada Ibu Persalinan Spontan
C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan Pengertian Mobilisasi
2. Dapat menjelaskan Tujuan Mobilisasi
3. Dapat menjelaskan Manfaat Mobilisasi
4. Dapat menjelaskan Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
5. Dapat menjelaskan Rentang Gerak dalam Mobilisasi
6. Dapat menjelaskan Mobilisasi Dini pada Ibu Persalinan Spontan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
• Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas / kegiatan.
• Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan
yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan Caesar.
B. Tujuan Mobilisasi
Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan;
Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah
operasi seksio sesaria.
Mengurangi resiko terjadinya konstipasi
Mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot – otot di
seluruh tubuh; dan
Mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik
maupun berkemih (Carpenito,2000).
C. Manfaat Mobilisasi
1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
a. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal
sehingga otot
perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan
demikian
ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat
kesembuhan.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti
semula.
2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat
anaknya.
Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya
3
kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa
merawat anaknya dengan cepat.
3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Dengan mobilisasi sirkulasi
darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli
dapat dihindarkan.
D. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
1. Peningkatan suhu tubuh
Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi
adalah peningkatan suhu tubuh.
2. Perdarahan yang abnormal
Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri
keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena
kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
3. Involusi uterus yang tidak baik
Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran
darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
E. Rentang Gerak dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak
yaitu:
1. Rentang Gerak Pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. Rentang Gerak Aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
3. Rentang Gerak Fungsional
4
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.
F. Mobilisasi Dini pada Ibu Persalinan Spontan
1. Pengertian
Pada persalinan normal yang kadang-kadang membutuhkan episiotomi
(pengguntingan jalan lahir untuk membantu percepat persalinan), Pemulihan
biasanya membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari. Untuk membantu mengurangi
rasa sakit selama pemulihan itu, ibu bisa melakukan beberapa gerakan yang
berguna untuk memulihkan kondisi agar tubuh merasa segar kembali.
2. Tujuan Mobilisasi
Untuk sirkulasi, mobilisasi juga baik buat jahitan. Jika diperlukan akan
dilakukan diatermi/pemanasan vagina agar sirkulasi darah di sekitar vagina jadi
baik.
a. Posisi Fowler
Tujuan:
1) Mempertahankan kenyamanan.
2) Memfasilitas fungsi pernafasan.
b. Posisi Sims
Tujuan:
1) Memberikan kenyamanan.
2) Melakukan huknah.
3) Memberikan obat per anus (supositorial).
4) Melakukan pemeriksaan daerah anus.
c. Posisi Trendelenburg
Tujuan: Memperlancar peredaran darah ke otak.
d. Posisi Dorsal Recumbent
Tujuan:
1) Perawatan daerah genitalia.
2) Pemeriksaan genetalia.
3) Posisi pada proses persalinan.
5
e. Posisi Litotomi
Tujuan:
1) Pemeriksaan alat genetalia.
2) Proses persalinan.
3) Pemasangan alat kontrasepsi.
f. Posisi Genu Pektoral (Knee chest)
Tujuan: Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid.
3. Manfaat Mobilisasi bagi Ibu Post Bersalin Spontan
Walaupun tampaknya sederhana, namun gerakan-gerakan pemulihan
banyak manfaatnya. Antara lain:
a. Memperbaiki peredaran darah (terutama di kaki);
b. Menguatkan dan merelaksasikan otot-otot perut, kaki dan punggung;
c. Latihan ini mendorong kondisi ibu untuk cepat pulih sehingga dapat kembali
beraktivitas seperti biasa;
d. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi peurperium;
e. Mempercepat involusi alat kandungan;
f. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan;
g. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi
ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. (Manuaba, 1998)
4. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
a. Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada saluran pernafasan
yang akan berakibat klien sulit batuk dan mengalami gangguan bernafas.
b. Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh
sistem syaraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai darah
sewaktu berdiri dari berbagai dalam waktu yang lama.
c. Pada saluran perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis urin yang
disebabkan karena pasien pada posisi berbaring tidak dapat mengosongkan
kandung kemih secara sempurna.
d. Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia
disebabkan oleh adanya gangguan katabolisme yang mengakibatkan ketidak
6
seimbangan nitrogen karena adanya kelemahan otot serta kemunduran reflek
deteksi, maka pasien dapat mengalami konstipasi.
5. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini
Enam jam setelah melahirkan, ibu bisa melakukan gerakan-gerakan
berikut:
a. Dalam keadaan telentang, tekuk kedua kaki, pegangi perut dengan kedua
tangan. Kerutkan pantat, kempiskan perut (dengan menariknya ke arah
dalam)
b. Dalam keadaan telentang, luruskan kedua kaki. Gerakkan (cuma sebatas
pergelangan kaki), ke depan ke belakang, miring kanan dan kiri, putar.
c. Dalam keadaan telentang, tekuk kedua kaki, telapak kaki menyentuh kasur,
tangan di depan dada, ambil napas, angkat badan dan kepala (mengangkat
badan semampunya). Buang napas, turunkan kembali.
d. Dalam keadaan telentang, lakukan gerakan mengerutkan otot pantat, lepas,
kerutkan kembali, lepas, dan lakukan kontraksi otot-otot dasar panggul.
e. Dalam keadaan telentang, tekuk kedua kaki, letakkan tangan di samping
badan, angkat pantat sedikit ke atas, gerakkan ke kanan dan ke kiri.
f. Posisikan tubuh miring saat berbaring di pinggir tempat tidur, angkat badan,
duduk, ayun-ayunkan kaki beberapa menit ke kiri dan kanan lalu berdiri
tegak. Lihat postur tubuh di kaca dan usahakan tubuh selalu tegak. - Untuk
relaksasi, tidur tengkurap 2 kali sehari minimal 1,5 jam. Kalau perlu, bagian
perut boleh diganjal bantal.
6. Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan adalah:
a. Latihan pernapasan dapat dilakukan dalam posisi terlentang.
b. Kontraksikan otot bokong Anda selama duduk.
c. Ketika duduk, pilih dasar kursi kuat yang tidak terlalu empuk (agar bisa
menahan otot panggul Anda).
d. Usahakan tidak duduk atau berdiri terlalu lama.
7
e. Lakukan latihan kegel. Tidak perlu khawatir dengan jahitan di vagina, karena
senam ini justru menguatkan perineum (otot-otot di seputar vagina) dan
mempercepat penyembuhan di daerah di sekitarnya.
Minggu kedua setelah melahirkan atau 1-2 hari kemudian, setelah badan
lebih fit dari sebelumnya, lakukan gerakan berikut:
a. Dalam posisi telentang, ambil napas, tarik satu kaki hingga menekuk sambil
buang napas dari mulut, sementara kaki satunya tetap lurus. Tekuk kaki yang
lurus sambil ambil napas, dan luruskan kaki yang menekuk sambil buang
napas. Lakukan bergantian.
b. Dalam posisi telentang, tekuk kedua kaki. Letakkan tangan di samping
badan. Ambil napas, angkat pantat ke atas hingga rata dengan dada. Buang
napas, sambil kembali ke posisi semula.
Minggu ketiga setelah melahirkan, atau dua minggu setelah melahirkan,
ibu bisa melakukan gerakan-gerakan ini namun sebelumnya cek otot perut
dahulu. Apakah sudah rapat atau belum (dengan menekankan dua jari ke perut)
atau konsultasikan gerakan ini pada dokter sebelumnya.
a. Saat BAK. Lakukan; tahan BAK, keluarkan, tahan kembali. Lakukan hal
ini setiap kali BAK sampai BAK selesai.
b. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, angkat tangan, ambil napas sambil
julurkan tangan ke arah lutut hingga badan terangkat. Buang napas, turun
dan kembali ke posisi awal.
c. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, ambil napas, julurkan satu tangan kanan
ke arah lutut kiri (tangan kiri di samping badan) hingga badan bagian kanan
terangkat, buang napas, kembali ke awal. Lakukan gerakan yang sama
untuk sisi sebelah kiri.
d. Minggu keempat atau 15 hari setelah melahirkan, ibu bisa melakukan,
Senam atau olahraga apa saja untuk membentuk tubuh.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas keiatan. Mobilisasi pasca melahirkan (post partum) adalah suatu
pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam
melahirkan atau dengan persalinan caesarea . serta bertujuan membantu jalannya
penyembuhan penderita atau ibu yang sudah melahirkan.
B. Saran
Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami tentang
mobilisasi dini karena merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
karena berkaitan dengan profesinya nanti. Dengan memahaminya tentu akan lebih
mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan secara nyata.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun, 2014. Buku Ajar Kebidanan Asuhan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Identitas Mata Kuliah
Mata Kuliah : Kebidanan Komunitas
Kode Mata kuliah : Bd.
Program Studi : Mahasiswa D III Kebidanan
Penempatan : Semester V
Beban Studi : 3 SKS (T:2, P:1)
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Pada Ibu post partum
Sub Pokok Bahasan : Mobilisasi dini pada ibu post partum
Pertemuan : Ke 5 (lima)
Waktu : 3x 50 menit
B. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu post partum.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mahasiswa menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian Mobilisasi
2. Menjelaskan Tujuan Mobilisasi
3. Menjelaskan Manfaat Mobilisasi
4. Menjelaskan Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi pada ibu post partum
5. Menjelaskan Mobilisasi Dini pada Ibu Persalinan Spontan
D. Indikator
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian Mobilisasi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Tujuan Mobilisasi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Manfaat Mobilisasi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
pada ibu post partum
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Mobilisasi Dini pada Ibu Persalinan Spontan
F. Evaluasi
1. Prosedur : Test pada akhir proses pembelajaran
2. Jenis : Lisan
3. Alat : Ceklist Obyektif
4. Bentuk : Subyektif
5. Soal : Terlampir
G. Materi Pembelajaran
Terlampir
H. Referensi
1. Mochtar, R. 2010. Sinopsis Obstetric. Jakarta: EGC
2. Saleha, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
EVALUASI
2. Tujuan Mobilisasi :
• Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan;
• Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah
operasi seksio
Sesaria;
• Mengurangi resiko terjadinya konstipasi;
• Mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot – otot di
seluruh
tubuh; dan
• Mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik
maupun berkemih.
Manfaat mobilisasi pada ibu post partum :
a. Memperbaiki peredaran darah (terutama di kaki);
b. Menguatkan dan merelaksasikan otot-otot perut, kaki dan punggung;
c. Latihan ini mendorong kondisi ibu untuk cepat pulih sehingga dapat
kembali beraktivitas seperti biasa;
d. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi peurperium;
e. Mempercepat involusi alat kandungan;
f. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan;
g. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi
ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
B. Materi Pokok
Mobilisasi dini pada ibu post partum
C. Strategi Pelaksanaan
1. Media/alat : Job sheet, daftar tilik
2. Metode : Ceramah, Demonstrasi
3. Sasaran : Mahasiswa DIII Kebidanan.