DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
ESTHI IKA WULANDARI
NIM. 1910043
Pembagian bidang panggul meliputi Pintu Atas Panggul (PAP) atau pelvic
inlet, Bidang luas panggul, Bidang sempit panggul (mid pelvic), Pintu Bawah
Panggul (PBP). Organ-organ yang terlibat dalam proses lahirnya janin adalah
uterus, vagina, dan vulva.
1. Uterus
Uterus adalah organ tunggal muscular dan berrongga. Hasil pembuahan antara
sperma dan ovum akan ditanam dalam endometrium uterus setelah mencapai
stadium blastula, yaitu sekitar 3 minggu setelah terjadinya fertilisasi dengan
vesika urinaria dan dibagian belakangnya berbatasan dengan rectum. Umumnya
uterus terfleksi ke arah depan dan teranteversi, sehingga letaknya hampir
horizontal dengan vesika urinaria. Uterus ditopang oleh lipatan peritoneal,
ligament besar yang melekat uterus pada dinding pelvis. Ligament cardinal dan
uterosacral juga ikut menopang letak uterus di rongga pervis.
2. Vagina
Vagina adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan
organ-organ kopulasi wanita, dan merupakan jalan lahir janin saat persalinan.
Vagina memiliki panjang sekitar 8-10 cm, dan berbatasan dengan uretra pada
bagian anterior, dan rectum pada bagian posterior. Vagina tersusun atas lapisan
adventitia, satu lapis otot polos, dan lapisan otot squamous non
keratinisasi/lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal memiliki reseptor
estrogen pada membrannya. Vagina dilembabkan oleh cairan secret dari
kelenjar-kelenjar di serviks. Suasana vagina pada dasarnya adalah asam (PH<7).
Suasana asam ini berfugsi sebagai pertahanan untuk mencegah infeksi pada
vagina, dan merupakan barrier seleksi sperma yang paling awal. Flora normal
yang sering ditemukan pada wagina adalah lactobacillus sp. Bakteri ini sering
membantu menjaga proses keasaman vagina. Jika keberadaan flora normal
tersebut terganggu akibat penggunaan kortikosteroid ataupun antibiotic
spectrum luas yang berlebihan dalam waktu lama, ataupun kerena menurunnya
secret cairan asam dari cervix, maka vagina dapat terinfeksi oleh bakteri oleh
pathogen, ataupun virus
3. Vulva
Vulva adalah genitalia eksterna wanita. Beberapa alat yang terdapat pada vulva
adalah Mons pubis, Labia mayora, Labia minora, Klitoris, Vestibula, Orifisium
urethra, Mulut vagina
1.1.5 Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan serviks. Penurunan
kepala bayi yan terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi,
fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna.
Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi
ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya
akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit,
kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara
bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea dan
robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending dan dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka
produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon
prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
1.1.6 Web Of Caution (WOC)
1.1.7 Manifestasi Klinis
Tanda peringatan (prematory sign) merujuk pada sekumpulan gejala yang
dialami sebelum awitan persalinan sejati (true labor). Lightening (penurunan
kepala janin ke dalam panggul) terjadi sekitar 10-14 hari sebelum kelahiran,
terutama pada primigravida. Perubahan ini dihasilkan oleh penempatan kepala
janin ke dalam rongga panggul. Lightening dapat terjadi secara tiba-tiba, sehingga
saat bangun pada pagi hari ibu benar-benar tidak lagi merasakan ketegangan pada
perut dan tekanan diafragma yang sebelumnya ia rasakan.
Pada wanita multigravida, lightening lebih cenderung terjadi setelah
persalinan dimulai. Sayangnya, rasa lega bagian atas abdomen seringkali diikuti
dengan tanda-tanda tekanan yang lebih besar pada abdomen bagian bawah, seperti
nyeri pada daerah tungkai kaki akibat tekanan pada nervus iskiadikus, peningkatan
jumlah rabas vagina (vaginal discharge), dan peningkatan frekuensi berkemih
akibat tekanan pada kandung kemih.
Perubahan serviks dinamakan “kematangan” (ripening) juga terjadi
sebelum awitan persalinan, perubahan meliputi pelembutan, penipisan
(pemendekan), dan kadang-kadang dilatasi serviks 1-2 cm. Penurunan berat badan
yang disebabkan oleh pertukaran elektrolit yang dipengaruhi hormon, bisa terjadi
pada beberapa hari terakhir kehamilan dan dapat berkisar antara 0,5-1,5 kg.
Tanda-tanda peringatan persalinan:
1. Lightening atau penurunan kepala janin ke dalam panggul
2. Kontraksi Braxton Hicks
3. Pelembutan, penipisan, dan kadang-kadang dilatasi serviks
4. Peningkatan rabas (discharge) vagina
5. Pengeluaran lendir disertai darah (show)
6. Tekanan pada nervus iskadius
7. Peningkatan frekuensi berkemih
8. Dorongan energi
9. Kadang-kadang ruptur selaput ketuban
1.2.1 Pengkajian
1. Kala I
2. Kala II
a. Aktivitas/istirahat: Adanya kelelahan, ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/relaksasi, letargi, lingkaran hitam dibawah mata
b. Sirkulasi: Tekanan darah dapat meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi
c. Integritas ego: Respon emosioanal dapat meningkat, dapat merasa kehilangan
kontrol atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif
d. Eliminasi: Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominaldan
tekanan uterus, dapat mengalami rebas fekal saat mengejan, distensi kandung
kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan selama upaya mendorong
e. Nyeri/ketidaknyamanan
f. Pernafasan: Peningkatan frekuensi pernafasan
g. Keamanan: Dapat merintih/meringis selama kontraksi, amnesia diantara
kontraksi mungkin terlihat, melaporkan rasa terbakar/meregang dari
perineum, kaki dapat gemetar selama upaya mendorong, kontraksi uterus
kuat terjadi 1,5-2 menit masing-masing dan berakhir 60-90 detik, dapat
melawan kontraksi, khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran
anak
h. Sexualitas: Servik dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%, peningkatan
penampakan perdarahan vagina, penonjolan rectal/perineal dengan turunnya
janin, membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh, peningkatan
pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
3. Kala III
a. Aktivitas/istirahat: Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan
b. Sirkulasi: Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
kembali ketingkat normal dengan cepat, hipotensi dapat terjadi sebagai
respon terhadap analgesik dan anastesi, frekuensi nadi lambat pada respon
terhadap perubahan jantung
c. Makanan/cairan: Kehilangan darah normal 200-300 ml
d. Nyeri/ketidaknyamanan: Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menentukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi
jalan lahir mungkin ada
e. Seksualitas: Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi.
Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid
menjadi bentuk globular
f. Pemeriksaan fisik:
1). Kondisi umum ibu: Tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh), status mental klien
2). Inspeksi: Perdarahan aktidf dan terus menerus sebelum atau sesudah
melahirkan plasenta
3). Palpasi: Tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun
sesudah pengeluaran plasenta
4. Kala IV
a. Aktivitas/istirahat: Pasien tampak “berenergi” atau keletihan/kelelahan,
mengantuk
b. Sirkulasi:
1). Nadi biasanya lambat (50-70 ×/mnt) karena hipersensitivitas vagal
2). TD bervariasi: Mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan
oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
3). Edema: Bila ada mungkin dependen (misal pada ektremitas bawah), atau
dapat juga pada ektremitas atas dan wajah atau mungkin umum (tanda
hipertensi pada kehamilan)
4). Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400-500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
1.2.3 Intervensi
uterus) Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1×24 jam maka tingkat nyeri
menurun dengan kriteria hasil:
Intervensi:
persalinan) Tujuan:
membaik Intervensi:
1.2.4 Implementasi
1.2.5 Evaluasi
A. IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny. N Nama Suami : Tn. M
2. Umur : 24 th Umur : 27 th
3. Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/Indoneisa
4. Agama : Islam Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Direktur
7. Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
8. Status Pernikahan : Sudah Menikah
3. Riwayat Kondisi saat ini : Pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 10.00 pasien datang ke
klinik hamil RSAL Dr. Ramelan Surabaya untuk memeriksakan kehamilannya.
Hasil USG terakhir pasien pada tanggal 29 Mei 2018 dengan hasil EFW 2923,
AFI 9,2. Pasien mengeluh mules dan nyeri diperut kenceng-kenceng yang hilang
timbul sejak tadi pagi dengan skala 8. Di klinik hamil dialaksanakan ANC,
pengukuran DJJ dan kemudian dari klinik hamil pasien mendapat advis dokter
untuk ke VK IGD RSAL Dr. Ramelan Surabaya karena kehamilan pasien sudah
lewat bulan. Klien datang dari klinik hamil ke VK IGD dengan jalan kaki diantar
suami pada pukul 11.30. pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 4 Juni 2018
pukul 12.00 keadaan umum pasien baik, pasien mengatakan perutnya mules dan
tampak meringis dan gelisah, kemudian dilakukan pemeriksaan NST (Non Stress
Test) dan didapatkan hasil normal NST. Dilakukan periksa dalam atau VT dengan
hasil belum ada pembukaan. Hasil observasi TD: 120/80 mmHg, Nadi: 86 ×/mnt,
Suhu: 36,5°C, RR: 18 ×/mnt, DJJ: 148 ×/doppler
4. Diagnosa medik : GII P1001 41-42 minggu + Post Date Persalinan Spontan B +
HPP
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT OBSTETRI :
a. Riwayat menstruasi :
Menarche : umur 13 th Siklus : Teratur (√) tidak ( )
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut Lamanya : 7 hr/bln
Keluhan : Tidak ada
HPHT : 19 Juli 2017
TP : 26 Mei 2018
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas :
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Umur
No Usia Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB pj
kehamilan
c. Genogram :
Suami
Keterangan : Laki-laki
Perempuan Istri
Pasien
D. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA :
a. Melaksanakan KB : ( √ ) ya ( - ) tidak
b. Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan : Suntik tiap 3 bulan sekali
c. Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Setelah kelahiran anak pertama (2014)
d. Masalah yang terjadi : Tidak ada
E. RIWAYAT KESEHATAN :
a. Penyakit yang pernah dialami ibu : Tidak ada
b. Pengobatan yang didapat : Tidak ada
c. Riwayat penyakit keluarga
( - ) Penyakit Diabetes Mellitus
( - ) Penyakit jantung
( - ) Penyakit hipertensi
( - ) Penyakit lainnya
F. RIWAYAT LINGKUNGAN :
- Kebersihan : Pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih
G. ASPEK PSIKOSOSIAL :
1. Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit: Pasien mengeluh perutnya mules dan
kenceng-kenceng dan sedikit cemas, tetapi pasien senang dan deg-degan karena
sebentar lagi pasien akan bertemu dengan anaknya yang sudah ditunggu-tunggu 9
bulan lamanya
2. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?
Tidak
3. Harapan yang ibu inginkan: Pasien berharap persalinannya nanti lancar dan
anaknya lahir dengan sehat, selamat
4. Ibu tinggal dengan siapa: Suami dan anaknya
5. Siapakah orang yang terpenting bagi ibu: Semua keluarga pasien
6. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini: Keluarga pasien terlihat senang
dan antusias menanti kehadiran anggota keluarga mereka yang baru
7. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( √ ) ya, ( ) tidak
b. B A B
- Frekwensi : 1 kali/24 jam
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Khas
- Konsistensi : Lembek
- Keluhan : Tidak ada
3. Pola personal hygiene
a. Mandi
a. Frekwensi : 2 x/hari
b. Sabun : ( √ ) ya, ( ) tidak
b. Oral hygiene
a. Frekwensi : 3x /hari
b. Waktu pagi dan malam hari : ( √ ) ya, ( ) tidak
c. Cuci rambut
a. Frekwensi : 3 x/minggu
b. Shampo : ( √ ) ya, ( ) tidak
4. Pola istirahat dan tidur
a. Lama tidur : 8 jam/hari
b. Kebiasaan sebelum tidur : Berdoa
c. Keluhan : Saat di Rumah Sakit, pasien susah tidur karena perutnya sakit dan
kontraksi sudah semakin sering
5. Pola aktifitas dan latihan
a. Kegiatan dalam pekerjaan : Membersihkan rumah, memasak, mencuci, dll
b. Waktu bekerja : ( √ ) Pagi, ( √ ) Sore, ( ) Malam
c. Olah raga : ( ) ya, ( √ ) tidak
d. Kegiatan waktu luang : Menonton TV dan berkumpul dengan keluarga
e. Keluhan dalam beraktifitas : Klien mengeluh nyeri dan mudah lelah saat
beraktivitas
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Merokok : Tidak
b. Minuman keras : Tidak
c. Ketergantungan obat : Tidak
I. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 86 x/menit
c. Respirasi : 18 ×/menit Suhu : 36,3C
d. Berat badan : 63 kg Tinggi badan : 150 cm
Kepala, mata, kuping, hidung dan tenggorokan :
Kepala : Bentuk : Simetris
Keluhan : Tidak ada
Mata :
Kelopak mata : Simetris
Gerakan mata : Simetris
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterus
Pupil : Isokor
Akomodasi : Normal
Hordeolum : Tidak ada
Hidung :
Reaksi alergi : Tidak ada
Sinus : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Devisi septum : Tidak ada
Pernafasan
Jalan nafas : Paten, tidak ada obstruksi jalan nafas
Suara nafas : Vesikuler
Menggunakan otot-otot bantu pernafasan : Tidak pakai
Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 86 x/menit
Irama : Reguler
Kelainan bunyi jantung : Tidak ada
Sakit dada : Tidak ada
Abdomen
Tinggi fundus uterus : 29 cm Kontraksi : ya/tidak Frekuensi : kontraksi
dalam 10 menit terjadi 1× dengan durasi 10 detik
Leopold I : Teraba bagian lunak, bundar, dan tidak melenting yaitu
bokong
Leopold II : Teraba 1 bagian keras seperti papan yaitu punggung bayi
diperut sebelah kanan ibu, sedangkan diperut sebelah kiri ibu teraba bagian kecil
terputus-putus yaitu bagian ekstremitas bayi
Leopold III : Teraba 1 bagian keras, bundar, dan tidak dapat digoyangkan
yaitu kepala bayi
Leopold IV : Hasil divergen
Pigmentasi :
Linea nigra : Ada
Striae : Ada diperut, pinggul, dan
paha Fungsi pencernaan : Baik
Masalah khusus : Tidak ada
Genitourinary
Perineum : Basah
Vesika Urinasria : Tidak ada distensi
Hemorrhoid : Tidak ada
Vagina : Bersih
Keputihan : Tidak ada
Ekstrimitas (integumen/muskuloskeletal)
Turgor kulit : Baik
Warna kulit : Sawo matang
Kontraktur pada persendian ekstrimitas : Tidak ada
Kesulitan dalam pergerakan : Tidak ada
KALA II
Kala II dimulai : Tanggal 05 Juni 20118 jam 01.15 WIB
Tanda-tanda vital : TD: 130/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu: 36,3°C
RR: 18 ×/menit
Lama kala II : 30 menit
Tanda dan gejala : Pasien ingin mengedan
Jelaskan upaya meneran : Meganjurkan pasien untuk nafas panjang dan
mengeluarkan dari mulut
Keadaan psikososial : Baik
Kebutuhan Khusus : Tidak ada
Tindakan/Pengobatan : Membimbing pasien untuk mengejan, diberikan
suntikan oksitosin 10 unit IM, melakukan
pertolongan persalinan, mengatur posisi pasien
dorsal recumbent
Perineum (utuh/episiotomi/ruptur)
KALA III
Tanda dan gejala : Lepasnya plasenta
Plasenta lahir : Lengkap spontan
Karakteristik plasenta : Kotiledon 20 buah, tebal 2 cm, diameter 12 cm, panjang tali
pusat ± 50 cm, selaput ketuban utuh, insersi tali pusat
sentralis
Perdarahan : ± 1000 cc,
karakteristik Keadaan psikososial : Baik
Kebutuhan khusus : Menghentikan perdarahan post partum dan mengobati luka
episiotomy
Tindakan/Pengobatan : Diberikan injeksi piton 1 ampul/IM, memindahkan klem
meraba kontraksi, menegangkan tali pusat, memeriksa
vagina dan serviks, memeriksa plasenta, memasang infus
double line, dan memasukkan cefazolin 2 gr drip NS 100 ml
serta mengobservasi pendarahan
KALA IV
Mulai jam : 02.00 WIB
Tanda-tanda vital : TD: 130/80 mmHg
Nadi: 90 x/menit
Suhu: 37°C
RR: 18 ×/menit
Kontraksi uterus : TFU 2 jari dibawah pusat
Perdarahan : ± 500 cc
Bonding ibu dan bayi : Memberikan edukasi tentang tanda bahaya nifas, personal
hygiene, mobilisasi, nutrisi
Tindakan : Mengambil darah vena, menginjeksi metbergin 1 ampul/IV,
menginjeksi cefazolin drip NS 100 ml, mengobservasi
keadaan pasien dan TTV, melepas infus tangan kiri dan
masukkan obat misoprostol 1 tablet per-rectal 8 jam PP,
memberikan edukasi
DATA BAYI
Bayi lahir tanggal/jam : 05 Juni 2018/pukul 01.25 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Nilai APGAR : 8-9
BB/PB/Lingkar kepala bayi : 3100 gram / 52 cm / 35 cm
Kelainan Kepala : Tidak ada
Suhu : 36,5°C
Anus: berlubang/tertutup
Perawatan tali pusat : Biarkan tali pusat lepas secara alami, bersihkan
dengan air, jika tali pusat kotor, mengeringkannya
juga harus menggunakan kain yang lembut atau
mengipasinya hingga kering, sebelum melakukan
perawatan tali pusat bayi, jangan lupa untuk mencuci
tangan terlebih dahulu.
Perawatan mata : Untuk membersihkan kotoran di mata, basuh dengan
kapas steril yang dibasahi air matang, usap dengan
arah dari dalam keluar
L. DATA PENUNJANG
1) USG : Hasil USG terakhir pada tanggal 29 Mei 2018
2). Terapi yang didapat : Pada saat pengkajian, pasien mendapat advis dokter
yaitu pemberian misoprostol 4×50 mg pervagina, per-6 jam sampai dengan
PS≥5, bila PS≥7,5 pro OD 12 jam setelah misoprostol terakhir
DO:
-Pasien tampak meringis
-Pasien tampak gelisah
-Pasien sulit tidur
-Pasien terlihat menangis
-TTV
TD: 120/80 mmHg
N: 86 ×/menit
RR: 18 ×/menit
S: 36,5°C
HIS: 1×10 detik/10 menit
DJJ: 148 ×/doppler
VT: Belum ada pembukaan
2. DS: Pasien mengatakan deg-degan Krisis Situsional Ansietas
menanti persalinan anak keduanya (Proses Persalinan)
(SDKI, D.0080)
DO:
-Pasien gelisah
-Pasien tampak cemas
-Pasien sulit tidur
-TTV
TD: 120/80 mmHg
N: 86 ×/menit
RR: 18 ×/menit
S: 36,5°C
HIS: 1×10 detik/10 menit
DJJ: 148 ×/doppler
VT: Belum ada pembukaan
PRIORITAS MASALAH
Esth
i
Esth
i
berfungsi untuk memicu kelahiran dan menangani P:
perdarahan setelah melahirkan -Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil
pemeriksaan bahwa ibu sudah memasuki
2 14.00 Memasukkan misoprostol 50 mg/vagina Esth pembukaan lengkap
-Menganjurkan kepada ibu untuk menarik nafas
14.30 Mengambil darah vena, check DL. Hasil i panjang dan mengeluarkannya melalui mulut
terlampir. DL (Hb 9,6 g/dl) ketika ibu merasakan nyeri
Esth -Mengatur ibu dalam posisi dorsal recumbent
1,2 16.00 Observasi TTV. Hasil: atau bila ibu lelah bisa dengan miring kiri atau
TD: 110/80 mmHg i setengah duduk
S: 36,5°C -Mendekatkan alat persalinan
N: 82 ×/menit -Melakukan pertolongan persalinan
RR: 18 ×/menit Esthi -Membimbing ibu untuk mengejan bila ada
kontraksi dan nafas panjang bila HIS berhenti.
1 18.30 Mengkaji nyeri pasien. Hasil: Memberikan ibu kesempatan istirahat bila
P: Kontraksi uterus sedang tidak ada HIS, memberikan minum dan
Q: Kenceng-kenceng memeriksa DJJ saat kontraksi selesai
R: Perut sampai pinggang
S: 8 (dari 1-10) Esthi
T: Hilang timbul
Esthi
dilatasi 5 cm, eff 50%, penurunan kepala di H-I,
HIS 3×35 detik/10 menit, DJJ 155 ×/doppler,
ketuban mengalir jernih
05 Juni
2018
01.15 Mempersiapkan ruang dan alat persalinan, obat- Esthi
obatan yang diperlukan dalam persalinan. Hasil:
Telah disiapkan partus set (1 klem ½ kocher, 1
gunting episiotomy, 2 klem tali pusat, 1 gunting
tali pusat, 1 umbilical klem, kateter, 2 pasang
sarung tangan steril, kasa, spuit 3 cc, heacting set,
obat-obatan (2 ampul oksitosin 1 ml 10 IU,
lidokain 2%, 1 ampul vit. K 10 mg/ml, salep mata
eritromycin 1%), perlengkapan resusitasi (tempat
resusitasi, lampu sorot), larutan klorin 0,5% dan
baju ganti ibu serta bayi. Mengobservasi HIS,
hasil: HIS 4×45 detik/10 menit, DJJ 147
×/doppler. Melakukan VT, hasil: Vulva dilatasi 10
cm (pembukaan lengkap), eff 100%, penurunan
kepala di H-III. Pasien mengatakan ingin
mengejan
05 Juni 05 Juni
2018 2018
KALA II KALA II
1 01.15 Menganjurkan pada ibu untuk menarik nafas Esthi 01.25 S: Ibu mengatakan ingin mengejan Esthi
panjang dan mengeluarkan melalui mulut ketika
ibu merasakan nyeri. Hasil: Ibu bersedia O:
mengikuti anjuran yang diberikan -Terdapat tanda persalinan
-Bayi lahir spontan B
1 01.15 Mengatur ibu dalam posisi dorsal recumbent atau Esthi -APGAR Score 8-9
bila ibu lelah bisa dengan miring kiri atau -PB bayi 52 cm
setengah duduk -BB 3100 gram
-TTV
01.20 Mendekatkan alat persalinan Esth TD: 130/80 mmHg
N: 82 ×/menit
01.20 Melakukan pertolongan persalinan i S: 36,3°C
RR: 18 ×/menit
2 01.20 Membimbing ibu untuk mengejan bila ada Esth -HIS 3×45 detik/10 menit
kontraksi dan nafas panjang bila HIS berhenti -DJJ 133 ×/doppler
i -Terdapat tanda-tanda bayi postdate: Kulit
01.25 Bayi lahir spontan B. Jenis kelamin perempuan, kering, verniks kaseosa (-)
bayi segera menangis, APGAR Score 8-9, PB 52 Esth
cm, BB 3100 gram, anus +, terdapat luka A:
episiotomy. Tanda-tanda postdate pada bayi: Kulit i -Muncul masalah baru, resiko infeksi (terdapat
kering, verniks kaseosa (-) luka episiotomy di perineum)
-Ansietas teratasi, masuk kala III
Esthi
P:
-Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
10 unit IM
-Observasi pelepasan plasenta
-Lakukan massage uterus
-Lakukan peregangan tali pusat
05 Juni 05 Juni
2018 2018
KALA III KALA III
01.26 Menginjeksi piton 1 ampul/IM Esth 01.58 S: Pasien mengatakan lega karena bayi sudah Esthi
lahir
01.30 Memindahkan klem (penjepit untuk memotong i
tali pusat saat kala II) pada tali pusat sekitar 5-10 O:
cm dari vulva. Hasil: Klem pada tali pusat telah Esth -Terpasang infus di tangan kanan RL I (1) + drip
dipindahkan sekitar 5-10 cm dari vulva piton 2 ampul 20 tpm
i -Tangan kiri RL I (1) grojok
1 01.32 Meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada -Terpasang cairan NS 100 ml drip cefazolin 2
saat melakukan peregangan tali pusat gram
-Plasenta lahir lengkap spontan: Kotiledon 20
01.35 Menegangkan tali pusat kearah bawah, hingga tali buah, tebal 2 cm, diameter 12 cm, panjang tali
pusat menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas Esthi pusat sekitar 50 cm, selaput ketuban utuh, insersi
yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat tali pusat sentralis
dilahirkan -Perdarahan pasien ± 1000 cc, karena kontraksi
Esthi uterus tidak baik (lembek)
01.40 Menganjurkan ibu untuk meneran agar plasenta
terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap A: Muncul masalah baru yaitu perdarahan post
menegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai partum
(mengikuti poros jalan lahir). Hasil: Plasenta
terlihat pada introitus vagina Esthi P:
-Observasi TFU
01.45 Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, -Perdarahan (jumlah)
melahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat -Check DL pasien
keatas dan menopang plasenta dengan tangan -Observasi tanda-tanda vital pasien
lainnya untuk meletakkan dalam wadah -Melanjutkan pemantauan kontraksi untuk
penampung. Memegang plasenta dengan kedua Esthi mencegah perdarahan pervaginam, memeriksa
tangan dan secara lembut putar plasenta hingga tekanan darah, nadi ibu
selaput ketuban terpilin menjadi satu. Melakukan
penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan
untuk melahirkan selaput ketuban. Hasil: Plasenta
dan selaput ketuban berhasil dilahirkan
1 08.00 Mengobservasi tanda-tanda vital. Hasil: Esthi P: Lanjutkan advis dokter untuk lanjut infus
TD: 120/80 mmHg double line
S: 36,8°C
N: 88 ×/menit KALA IV
RR: 18 ×/menit S: Pasien menghendaki KB IUD pasca plasenta Esthi
spO2: 98%
O:
09.30 Melepas infus tangan kiri pasien. Mamasukkan Esth -KB IUD pasca plasenta ditunda karena pasien
obat misoprostol 1 tablet per-rectal 8 jam PP masih perdarahan
-TFU jari 2 dibawah pusat
1 09.40 Mengobservasi tanda-tanda vital pasien. Hasil: i -Jumlah perdarahan ± 500 cc
TD: 130/80 mmHg -Tanda-tanda vital pasien
S: 37°C TD: 130/80 mmHg
N: 90 ×/menit Esth S: 37°C
RR: 18 ×/menit N: 90 ×/menit
spO2: 98% RR: 18 ×/menit
GCS: 456 i spO2: 98%
GCS: 456
10.30 Memberikan edukasi tentang tanda bahaya nifas, -Hasil DL terlampir, Hb 9,2 g/dl
personal hygiene, mobilisasi, nutrisi. Pasien
pindah F1 A: Masalah keperawatan nyeri dan ansietas
teratasi, masalah baru resiko infeksi
berhubungan dengan efek prosedur invasif
(episiotomy) belum teratasi
Esthi
P:
-Berikan KIE tentang vulva hygiene, tanda
bahaya nifas yang apabila terjadi harus segera
dilaporkan pada perawat, serta tanda bayi sakit
jika terjadi harus dilaporkan segera kepada
perawat, makanan yang seimbang banyak
mengandung protein, kebersihan atau perawatan
payudara, teknik menyusui yang benar dan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
-Intervensi dan implementasi dilanjutkan ke F1