Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No.

04 Tahun 2015

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS


PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DPPKAD
KABUPATEN MINAHASA UTARA
ANALYSIS SYSTEM AND PROCEDURE FOR ACCEPTANCE OF CASH REVENUE
(PAD) DPPKAD DISTRICT OF NORTH MINAHASA

1Chartika Melisa Pangalila, 2Lintje Kalangi, 3Novi Budiarso


1,2,3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia
E-mail: Tikapangalila999@gmail.com

ABSTRAK

Otonomi daerah sebagai salah satu paradigm baru dalam sistem penyelenggaraan ketatanegaraan
Indonesia telah memberi implikasi yang cukup kompleks bagi pelaksanaan pemerintah khususnya di
daerah. Objek dalam penelitian ini adalah Dinas Pengelolaan, Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem dan prosedur penerimaan
kas Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Minahasa Utara. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem dan prosedur penerimaan
kas PAD pada Kabupaten Minahasa Utara sudah memadai dengan Peraturan Pemerintah No.24 tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan namun masih terkendala dengan terbatasnya sumber daya
manusia dalam menjalankan sebagian bidang dari DPPKAD Kabupaten Minahasa Utara. Pemerintah
Minahasa Utara sebaiknya merekrut orang-orang yang mampu mengatasi permasalahan sumber daya
manusia yang masih kurang di DPPKAD tersebut.

Kata kunci: Penerimaan Kas, PAD, Standar Akuntansi Pemerintahan, DPPKAD

ABSTRACT

Regional autonomy as a new paradigm in the state administration of Indonesia has provided a complex
implication for the implementation of the system in the level of local government. The object of this study
is the Management, Financial Revenue and Asset Department of North Minahasa Regency. This study
aims to analyze the system and procedures for cash receipts of the Local Revenue in North Minahasa
Regency. The method used is descriptive qualitative method. The results showed that the systems and
procedures for cash receipts DPPKAD of the local revenues in North Minahasa Regency are adequate by
Government Regulation No.24 of 2005 concerning the Government Accounting Standards but still has a
little problem of human resources particularly in the operation on half working activities of the
DPPKAD, North Minahasa Regency. The government of North Minahasa should recruit some people and
socialize the lack of human resources in DPPKAD.

Keywords : Cash Receipts , PAD , the Government Accounting Standards , DPPKAD

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 366
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Reformasi merupakan suatu langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya pada
bidang pemerintah daerah dana pengelolaan keuangan. Tuntutan terhadap terciptanya good
governance yang sudah menjadi kehendak sebagian besar masyarakat dalam mencapai tujuan
dan cita-cita bangsa dan negara. Akuntabilitas secara filosofi timbul karena adanya kekuasaan
yang berupa mandat/amanah yang diberikan kepada seseorang unuk menjalankan tugasnya
dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sarana pendukung yang ada.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 59 Tahun 2007 atas perubahan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang
mengatur mengenai pedoman pengurusan, pertanggungawaban, dan pengawasan keuangan
daerah. Sistem dan prosedur akuntansi keuangan daerah merupakan serangkaian tahap dan
langkah yang harus dilalui dalam melakukan fungsi akuntansi tertentu. Sistem dan prosedur
akuntansi yang terdapat di pemerintah daerah sesuai Permendagri No. 59 Tahun 2007 atas
perubahan Permendagri No. 13 Tahun 2006 yaitu: prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur
akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas dan prosedur akuntansi aset.
Kabupaten Minahasa adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang pemerintah
daerahnya senantiasa berupaya meningkatkan pendapatan daerahnya dari tahun ke tahun sesuai
dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan baik dari pemerintah pusat maupun Provinsi
Sulawesi Utara.

Perubahan undang-undang tersebut juga memberi dampak terhadap pengaturan sistem keuangan
pemerintah di daerah. Dalam pengaturan sistem keuangan pemerintah, diperlukan adanya
pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara tepat, akurat dan aman.
Salah satunya adalah Sistem Akuntansi Sektor Publik yang mencakup Akuntansi Pemerintahan.
Sistem akuntansi pemerintahan saat ini telah banyak mengalami perkembangan, diikuti dengan
adanya perubahan dasar hukum.

Penerimaan kas merupakan komponen sumber daya yang sangat penting di dalam
melaksanakan program pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah. Kas diakui
sebesar nilai nominal dari uang tunai atau yang dapat dipersamakan dengan uang tunai, serta
rekening giro di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi oleh dua
aktivitas, yaitu: penerimaan kas dan pengeluaran kas.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem dan prosedur penerimaan kas
pendapatan asli daerah pada DPPKAD Kabupaten Minahasa Utara.

Tinjauan Pustaka

Sistem Informasi Akuntansi

Bodnar dan Hopwood (2006:3), Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber
daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan kepada pembuat keputusan.
Sistem informasi akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual atau melalui
sistem terkomputerisasi. Menurut Romney dan Steinbart (2006:473), sistem informasi akuntansi

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 367
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

merupakan sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk
persiapan informasi keuangan, dan informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan
memproses berbagai transaksi perusahaan. Mardiasmo (2006:160). “Lembaga pemerintah
dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan
formal, seperti laporan surplus/defisit, laporan realisasi anggaran, laporan laba rugi, laporan arus
kas, serta kinerja yang dinyatakan dalam ukuran financial dan non financial.

Konsep Akuntasi

Harahap (2011:5) akuntansi adalah menyangkut angka-angka yang akan dijadikan dasar dalam
proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang nilai moneter yang menggambarkan
catatan dari transaksi perusahaan.Pontoh (2013:2) menjelaskan bahwa akuntansi pada dasarnya
akan menghasilkan informasi dari sebuah sistem akuntansi yang ada di dalam sebuah entitas
atau organisasi bisnis yang disebut dengan informasi akuntansi yang akan dimanfaatkan oleh
pengguna seperti masyarakat umum, masyarakat intelektual (termasuk di dalamnya mahasiswa
atau peneliti) dan para pengambil keputusan bisnis dalam organisasi.

Sadeli (2010:2) menyatakan bahwa akuntansi sering dijuluki sebagai bahasa bisnis (the
language of business). Perubahan yang cepat dalam masyarakat telah menyebabkan semakin
kompleksnya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat, meringkas, melaporkan,
menginterpretasi data dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah,
dan anggota masyarakat lainnya.

Proses akuntansi ini akan mengolah semua transaksi dan aktivitas keuangan yang ada di setiap
entitas pemerintah daerah. Proses tersebut kemudian menghasilkan informasi dalam bentuk
laporan keuangan yang akan digunakan dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan
manajerial yang kemudian akan mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada
periode berikutnya.

Konsep Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli daerah merupakan penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber yang
potensinya berada pada wilayahnya sendiri dan dikelola oleh pemerintah berdasarkan peraturan
daerah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah
merupakan salah satu sumber pendapatan yang diandalkan oleh pemerintah provinsi,
kabupaten/kota karena dana digali sendiri dan dapat digunakan dalam menjalankan
penyelenggaraan kegita pemerintah dan pembagunan ekonomi daerah.

IAI (PSAP 02, par 08, 2005) mengemukakan bahwa Pendapatan adalah semua penerimaan
rekening kas umum negara atau daerah yang menambah akuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan menjadi hak pemerintah, dan tdak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah.

Darise (2009:48) mengemukakan bahwa Pendapatan Asli daerah (PAD) adalah pendapatan
yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Keuangan Daerah

Peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pelayanan
publik yaitu keuangan daerah oleh karena itu dalam pengelolaannya harus secara efektif dan
efisien agar dapat berguna.berkaitan dengan hal tersebut cara untuk memperoleh sumber

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 368
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

keuangan dan apa saja yang menjadi sumber keuangan tersebut itu digunakan menjadi perhatian
yang utama bagi pemerintah daerah.

Pengertian keuangan daerah menurut penjelasan umum pasal 156 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut
“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan
segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

Mahmudi (2006:14) mengungkapkan:bahwa siklus pengelolaan keuangan daerah adalah


tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam mengelola keuangan yang menjadi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah daerah agar pengelolaan, Keuangan tersebut memenuhi prinsip
ekonomi, efisien, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas.Adapun siklus pengelolaan
keuangan daerah menurut Mahmudi (2006:14-15) pada dasarnya terdiri atas tiga tahap:
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Laporan, Pengawasan, dan Pengendalian.

Sistem dan Penerimaan Kas

Sistem penerimaan kas atau penatausahaan pada akuntansi pemerintah daerah terdiri atas
dua bagian, yaitu sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas di Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dan sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas di Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Sistem penerimaan kas pada SKPD meliputi:
1. Fungsi Terkait
2. Dokumen yang digunakan

Sistem Informasi Berbasis Komputer

Bodnar dan Hopwood (2006:6-8) Sistem informasi berbasis komputer merupakan satu
rangkaian proses perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasi
data menjadi informasi yang berguna. Sistem informasi berbasis komputer komputer antara lain
yaitu:
1. Pemrosesan data
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
3. Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
4. Sistem Pakar (ES)
5. Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
6. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem dan Prosedur Penerimaan

Romney, Steinbart (2006:2) Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih kompunen-kompunen
yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu
terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang
penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.

Mulyadi (2008:5) Prosedur adalah suatu urutan krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang
dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 369
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem dan prosedur adalah rangkaian kegiatan atau aktivitas
untuk menelaah struktur pengendalian, efektivitas, ketepatan, logika dan kebutuhan suatu
organisasi, Mardiasmo (2009:205).

Penelitian Terdahulu

Karamoy (2013), dalam penelitian tentang evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur
penerimaan kas pada Dinas Pendapatan Kota Manado menunjukan bahwa secara keseluruhan
sistem dan prosedur kas sudah memadai. Tamalumu (2012), dalam penelitian tentang analisis
penerapan sistem dan prosedur penerimaan kas pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe.

2. METODE PENELITIAN

Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data kualitatif deskriptif. Data kualitatif menggambarkan tentang
analisis penerimaan kas daerah pendapatan asli daerah pada DPPKAD Kabupaten Minahasa
Utara.Data tersebut berupa pertanyaan-pertanyai menyangkut sistem dan prosedur penerimaan
kas.(Pimpinan dan Sekretaris DPPKAD) dan dokumen lainnya yang mendukung dalam
penelitian.

Sumber Data

Data dalam penelitian adalah data primer, yaitu data yang diambil/diperoleh langsung dari
DPPKAD atau data yang terjadi langsung dilapangan yang diperoleh melalui sesi tanya jawab
dan wawancara dengan pihak terkait mengenai sistem dan prosedur penerimaan kas pendapatan
asli daerah. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai bahan referensi buku-
buku,gambaran umum mengenai DPPKAD,struktur organisasi,dan lainnya yang berkaitan
dengan sistem dan prosedur penerimaan kas.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Minahasa Utara, yang beralamat di Jalan Sarongsong II,
Kecamatan Airmadidi 95371, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.

Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:


1. Mengetahui dan mempelajari struktur organisasi serta tugas dan tanggungjawab yang
ada pada Dinas Pengelolaan, Pendapatan Kas dan Aset Daerah.
2. Memperoleh gambaran umum mengenai sistem dan prosedur penerimaan pada Dinas
Pengelolaan, Pendapatan Kas dan Aset Daerah.
3. Mengumpulkan data, informasi,dan formulir-formulir yang berhubungan dengan
penerimaan pendapatan asli daerah (PAD)
4. Menganalisis sistem dan prosedur penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) sesuai
konsep sistem dan prosedur yang berlaku
5. Membuat kesimpulan dan saran.

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 370
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

Metode analisis

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dmana peneliti
berusaha menggambarkan objek secara sistematis mengenai fakta, dan situasi objek secara jelas
dengan mengumpulkan,mengelolah,menyajikan,dan menganalisa data sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas atas objek yang diteliti sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Minahasa Utara yang tertuang dalam
Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2008 tentang pembentukan dan susunan organisasi, perangkat
daerah Kabupaten Minahasa Utara, maka semua hak dab kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut perlu dikelola secara
tertib, taat pada perturan undang-undangan, efesien dan ekonomis dan dapat bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan “maka penjabaran RPJMD Kabupaten
Minasaha Utara ke dalam RKPD Kabupaten Minahasa Utara untuk setiap tahunnya, akan
dijadikan pedoman bagi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD Kabupaten Minahasa Utara)”. Renstra DPPKAD 2001-2015. Sehubungan dengan hal
yang dimaksud, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berkewajiban
menyusun strategis berdasarkan prioritas kegiatan pembangunan yang dapat direalisasilan
sesuai dengan potensi dan kemampuan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Minahasa
Utara.

Kabupaten Minahasa Utara merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa,
terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 33 tahun 2003 dan diresmikan pada tanggal 7
Januari 2004, dengan Airmadidi sebagai ibukota kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Minahasa
Utara adalah sekitar 1.059.244 km2 (luas daratan) dan 1.261 km2 (luas lautan) dengan garis
pantai sepanjang 292,20 km, memiliki pulau sebanyak 46 buah dan 1 pulau terluar yaitu Pulau
Mantehage.

Visi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah: “Meningkatkan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset yang transparan, akuntabel, reliable dan accestable
ditunjang kinerja aparat yang professional dan bertanggung jawab” hal ini pula untuk
mengaktualisasikan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Utara periode
2010-2015 yang mengedepankan paradigm standar pelayanan minimal.

Misi yang dirumuskan untuk mencapai visi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Minahasa Utara adalah:
1. Menyelenggarakan Peningkatan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah
yang berkelanjutan.
2. Memantapkan fungsi koordinasi, fasilitasi, mediasi peningkatan pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
3. Menyelenggarakan pengkajian, penelitian dan pengembangan
4. Meningkatkan profesionalisme di bidang peningkatan pendapatan pengelolaan
keuangan dan aset berbasis kompetensi dengan memberikan pelayanan prima
5. Meningkatkan Penerimaan Pendapatan Daerah secara optimal sesuai potensi serta
mengkoordinasi pengendalian dan pengawasan penerimaan.

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 371
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

Nilai yang ingin dicapai oleh seluruh aparat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
adalah: Jujur serta ikhlas mengerjakan Tugas dan tanggung jawab sebagai professional yang
harmonis demi kesejahteraan semua pihak.

Strategi dan Kebijakan

Tahapan Kebijakan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa
Utara (2010-2015) strategi yang akan dilaksanakan terdiri dari 6 strategi yaitu:
1. Optimalisasi pengawasan, pengendalian internal, dan pengkoordinasian pendapatan
sesuai regulasi di bidang pajak dan daerah.
2. Pengkajian rencana anggaran pendapatan, belanja dan aset daerah untuk mewujudkan
pelaksanaan pengelolaan anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah yang
akuntabel.
3. Pemenuhan kebutuhan dalam pelayanan administrasi perkantoran dan pengelolaan
administrasi aset daerah sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD
4. Peningkatan sistem pengelolaan administrasi pendapatan dan belanja daerah.
5. Peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana sebagai penunjang pelayanan prima.
6. Peningkatan profesionalisme aparaur sebagai tuntutan kebutuhan pemenuhan SDM
yang handal.

Dibawah ini merupakan struktur organisasi dari dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan
aset daerah di kabupaten minahasa utara dengan uraian tugas dan fungsi dari masing-masing
bidang diantaranya:
1. Kepala Dinas
2. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Sekretaris

Dan bidang-bidang serta seksi-seksi lainnya yang ada di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Minahasa Utara.

Sistem Pelaporan Keuangan

Pelaporan Keuangan

Sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD, maka PPK-SKPD


menyiapkan laporan keuangan tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada kepala
SKPD.

Laporan Realisasi Anggaran

Menurut PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Laporan Realisasi
Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer,
surplus/defisit dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya yang berguna bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan
ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran.

Pada Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah, Laporan Realisasi Anggaran
disajikan dengan klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dan klasifikasi belanja
menurut jenis belanja selama satu periode akuntansi. Basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
dalam Neraca.

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 372
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

Analisis Sistem Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari empat, yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan

Bentuk format pelaporan serta isi laporan yang dihasilkan SKPD oleh Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan barang Milik Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Kesesuaian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Di dalam LRA menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer,
surplus/defisit dan pembiayan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna
laporan keuangan dalam mengevaluasi keputusan mengenai sumber-sumber daya
ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggarannya. Hal ini
sesuai dengan PSAP 02 Paragraf 6.
2. Laporan keuangan tersebut diterbitkan setiap tahun anggaran. Hal ini sesuai dengan
PSAP 02 Paragraf 11.
3. Laporan keuangan yang dihasilkan diproses melalui SIMDA, baik pencatatan atas
transaksi-transaksi keuangan (input penjurnalan), sampai pada penyajian dalam bentuk
laporan keuangan sebagai output. Kecuali untuk perhitungan pajak terutang, masih
dihitung secara manual. Dan juga, SIMDA ini dijamin keandalannya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pelaporan untuk pajak daerah pada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Minahasa Utara cukup
memedai.

Pengungkapan atas rekening-rekening yang tercantum dalam laporan keuangan yaitu laporan
realisasi anggaran, neraca, dan arus kas tercantum dalam Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK). Hal-hal yang diungkapkan dalam CaLK yaitu:
1. Informasi tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi
2. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
3. Ikhtisar pencapaian target selama tahun pelaporan
4. Kebijakan akuntansi
5. Penjelasan laporan pos-pos keuangan
6. Penjelasan atas informasi non keuangan

Dengan demikian, pengungkapan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan


Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tomohon telah memadai.

Neraca

Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu PSAP No. 1 Paragraf 38 tahun 2005 neraca
menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas
pada tanggal tertentu.

Dalam posisi keuangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah
klasifikasi aset meliputi aset lancar dan aset non lancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas,
investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Pos investasi jangka pendek antara lain

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 373
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

deposito berjangka 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan. Aset non lancar meliputi investasi
jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.

Klasifikasi kewajiban meliputi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek diharapkan dibayar (jatuh tempo pembayaran) dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pnjang. Klasifikasi ekuitas dana meliputi ekuitas dana lancar (termasuk
SiLPA), ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan.

Laporan Arus Kas

Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu PSAP Lampiran I Paragraf 85 dan 86 laporan
arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, kas dan setara kas selama satu
periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas masuk dan
arus kas keluar diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-keuangan,
pembiayaan dan non-anggaran.

Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Laporan Arus Kas menyajikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode
akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan, yang diklasifikasikan ke dalam
aktivitas operasi, aktivitas investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan, dan aktivitas non
anggaran. Aktivitas operasi menggambarkan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk
kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi. Aktivitas investasi
menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk perolehan dan pelepasan aset tetap
serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas. Aktivitas pembiayaan
menggambarkan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan
pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang
jangka panjang.

Penyajian laporan arus kas menggunakan metode langsung, yaitu mengungkapkan


pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto.

Catatan atas Laporan keuangan

Berdasarkan hasil penelitian dalam lampiran, Catatan atas Laporan Keuangan pada Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi mengenai kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapian
target.
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
3. Dasar penyusunan Laporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi
4. Mengungkapkan informasi yang belum disajikan
5. Penjelasan laporan pos-pos keuangan
6. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan

Sistem dan Prosedur Penerimaan

Pihak yang Terlibat

Dalam Prosedur Penerimaan Pendapatan Daerah, pihak-pihak yang terkait adalah sebagai
berikut:
1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran.
Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD berfungsi/berwenang untuk:

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 374
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

1.1. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD dan Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKRD).
1.2. Menandatangani SPJ yang berasal dari PPKSKPD yang selanjutnya SPJ tersebut
diserahkan kepada PPKD.
2. Bendahara Penerimaan.
Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan berfungsi/berwenang untuk:
2.1. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang disetorkan oleh Wajib
Pajak/Retribusi sesuai dengan yang tertera pada SKPD/SKRD.
2.2. Membuat Tanda Bukti Pembayaran (TBP)/Bukti lain yang sah dan menyerahkan
kepada Wajib Pajak/Retribusi.
2.3. Menyetorkan uang yang diterimanya setiap hari ke Bank beserta Surat Tanda
Setoran (STS) yang telah dibuat.
2.4. Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban untuk penerimaan satu
bulan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada PPKD.
3. PPK-SKPD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPK-SKPD berfungsi/ berwenang untuk:
3.1. Memverifikasi, mengevaluasi, dan mencocokkan Laporan Pertanggungjawaban
yang berasal dari Bendahara Penerimaan. Apabila dinyatakan tidak cocok maka
dikembalikan lagi kepada Bendahara Penerimaan.
3.2. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban yang telah dinyatakan cocok.
4. PPKD
Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD berfungsi/berwenang untuk:
4.1. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari Kepala SKPD dengan Nota Kredit
dari Bank. Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada Kepala SKPD.
4.2. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian disampaikan kepada PPK-SKPD.

Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan, penyetoran kas, dan pencatatan pada
sistem Penerimaan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut:
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/ Surat Ketetapan Retribusi (SKRD).
Dokumen ini digunakan sebagai pedoman bagi wajib pajak/retribusi dalam menentukan
jumlah rupiah yang wajib disetor kepada Bendahara Penerimaan.
2. Tanda Bukti Penerimaan (TBP).
Dokumen ini digunakan sebagai tanda terima atas uang yang disetor oleh wajib
pajak/retribusi kepada Bendahara Penerimaan.
3. Surat Tanda Setoran (STS).
4. Dokumen ini digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah dari Bendahara
Penerimaan Kas Daerah di Bank.
5. Nota Kredit Bank.
Bank menggunakan dokuman ini untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening
kas daerah.

Deskripsi Prosedur

Uraian kegiatan prosedur penerimaan, penyetoran kas, dan pencatatan pada Sistem Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah secara rinci adalah:

1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)


dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen tersebut dibuat rangkap 2
(dua). Lampiran 1 disampaikan kepada wajib pajak/wajib retribusi, sedangkan lampiran
2 disampaikan kepada Bendahara Penerimaan.

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 375
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

2. Pihak Ketiga melakukan pembayaran pajak/retribusi Daerah sesuai dengan Surat


Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) untuk pajak daerah atau Surat Ketetapan Retribusi
(SKR) untuk retribusi daerah. Pembayaran pajak/retribusi daerah langsung ke
Bendahara Penerimaan.
3. Bendahara Penerimaan mencocokkan uang yang disetor oleh wajib pajak dengan
SKPD/SKRD. Kemudian membuat Tanda Bukti Penerimaan (TBP) dan menyerahkan
kepada wajib pajak/wajib rertribusi.
4. Bendahara Penerimaan menyetorkan semua uang yang diterima setiap hari nya, beserta
Surat Tanda Setoran (STS) yang dibuat rangkap 2 (dua), sebagai bukti telah melakukan
penyetoran uang ke rekening Kas Umum Daerah di Bank.
5. Bank mencocokkan STS dengan uang yang disetorkan. Apabila tidak cocok maka Bank
akan mengembalikan, apabila cocok maka bank akan membuat Nota Kredit. STS
lampiran 1 akan diserahkan kepada Bendahara Penerimaan, sedangkan lampiran 2
disimpan oleh Bank. Nota Kredit disampaikan Bank kepada PPKD.
6. Berdasarkan STS, arsip SKPD/SKRD dan arsip TBP Bendahara Penerimaan mencatat
pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Rekapitulasi dan Buku Pembantu Rincian Obyek.
7. Bendahara Penerimaan membuat Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) untuk penerimaan
1 bulan dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya untuk disampaikan kepada PPK-
SKPD.
8. PPK-SKPD kemudian memverifikasi, mengevaluasi dan mencocokkan Laporan
Pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Bendahara Penerimaan. Setelah
dinyatakan cocok maka ditandatangani. Apabila tidak cocok maka dikembalikan. SPJ
lampiran 1 disampaikan kepada Kepala SKPD/Pengguna Anggaran, sedangkan SPJ
lampiran 2 diserahkan kepada Fungsi Akuntansi SKPD.
9. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran menandatangani SPJ yang diajukan oleh PPK-
SKPD dan menyerahkan kepada PPKD.
10. PPKD membandingkan SPJ dengan Nota Kredit. Apabila cocok maka PPKD membuat
Surat Pengesahan SPJ dan mencatat dalam Register Kas. Surat Pengesahan kemudian
diserahkan kepada PPKSKPD. Sedangkan Nota Kredit diarsip. Selanjutnya SPJ
diserahkan kepada Fungsi Akuntansi-SKPKD.
11. Fungsi Akuntansi-SKPKD mencatat Penerimaan Kas ke dalam Jurnal Penerimaan Kas
berdasarkan SPJ yang diterima dari PPKD. Memposting ke Buku Besar dan mencatat
ke Buku Besar Pembantu.
12. Fungsi Akuntansi – SKPD mencatat Penerimaan Kas ke dalam Jurnal Penerimaan Kas
berdasarkan SPJ yang diterima dari PPK-SKPD. Memposting ke Buku Besar dan
mencatat ke Buku Besar Pembantu.

5. PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Sistem dan Penerimaan PAD yang dilakukan oleh
DPPKAD Kabupaten Minahasa Utara telah memadai. Hal ini dapat dilihat dari sistem
pengendalian internal yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku.Pembagian
Tugas dan Tanggung jawab DPPKAD kabupaten Minahasa Utara sudah jelasSistem pencatatan
dan pelaporan penerimaan PAD dilihat dari sisi aturan telah memadai tetapi dilihat dari sisi teori
sistem informasi akuntansi pada sistem pencatatan tidak sesuai dengan teori yang ada.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah:

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 376
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

1. Pemerintah harus mengadakan pelatihan-pelatihan sumber daya manusia dalam bidang-


bidang yang ada di DPPKAD sehingga sumber daya yang dihasilkan handal,dapat
dipercaya, dalam menjalankan sistem dan prosedur yang ada.
2. Sosialisasi pemerintah dalam wajib pajak harus lebih giat, dengan harapan pendapatan
asli daerah di kabupaten minahasa utara akan terus meningkat
3. Diharpkan DPPKAD (Dinas Pendapatan,Penggelolaan Keuangan dan Aset Daerah)
melakukan penyususnan laporan sesuai dengan standar yang baru yaitu menerapkan
basis akrual sesuai dengan PP/No.71 Tahun 2010 tentang SAP dalam penyusunan
Laporan keuangan

DAFTAR PUSTAKA

Paper dalam Jurnal


[1] Tamalumu, Satriawan. (2012). Analisis penerapan sistem dan prosedur penerimaan kas
pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset (DPPKA) Kabupaten
Kepulauan Sangihe. Jurnal EMBA 605 vol. 15. No 04 Tahun 20015 .Universitas Sam
Ratulangi. Manado
[2] Karamoy (2013), Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas pada Dinas
Pendapatan Kota Manado. Jurnal EMBA. 939. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 939-948.
Evaluasi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 900/316/BAKD Tahun 2007.
Tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Jakarta.

Buku
[3] Bachtiar Arif Dkk (2002)” Akuntansi Pemerintahan”. Jakarta
[4] Bodnar, George., Hoopwood, William. (2004) Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9. Penerbit
Andi. Yogyakarta

[5] Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik - Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3.
Salemba Empat. Jakarta.
[6] Mahmudi (2006) Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Andi Yogjakarta.
[7] Mardiasmo (2002) Otonomi dan manajemen Keuangan Daerah. Penerbit Andi, Yogyakarta.
[8] Mardiasmo (2009) Akuntansi Sektor Publik.Penerbit Andi. Yogjakarta.
[9] Mardiasmo (2013) Perpajakan.Edisi Revisi.Penerbit Andi.Yogjakarta.
[10] Mulyadi (2008) Sistem Akuntansi.Edisi Ketiga.Salemba Empat. Jakarta.
[11] Pontoh, Winston (2013). Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Halaman Moeka Publishing.
Jakarta.
[12] Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
[13] Peraturan Pemerintah No.55 tahun 2006 tentang Pedoman Penggelolaan Keuangan Daerah
[14] Peraturan Pemerintah No.8 tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
[15] Peraturan Pemerintah No.60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan.
[16] Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
[17] Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
[18] Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Daerah-Daerah yang bersifat Otonom atau
Bersifat Administrasi.
[19] Zuraida, Ida, (2012) Teknik Penyusunan Peraturan Daerah (Pajak daerah dan Retribusi
Daerah), Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.

Chartika Melisa Pangalila : Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas …. 377

Anda mungkin juga menyukai