Anda di halaman 1dari 7

BAHAN KIMIA PADA MAKANAN SERTA DAMPAK YANG DITIMBULKAN

Oleh
Ni Ketut Devi Puspasari (1813031016)
Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha
e-mail: devipuspasari97@gmail.com

Abstrak
Bahan kimia merupakan sesuatu yang tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Termasuk makanan
dan minuman yang kita konsumsi juga mengandung bahan kimia. Bahan kimia lazim di gunakan dalam
industri makanan. Saat ini, makanan dibuat sedemikian rupa agar terasa lezat, terlihat menarik, dan tahan
lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada makanan di tambahkan bahan kimia yang dinamakan zat
aditif. Zat adiktif merupakan bahan kimia tambahan yang dicampurkan ke dalam makanan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas makana, menambahkan kelezatan, dan mengawetkan makanan. Bahan kimia
dalam makanan diantaranya adalah pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa dan pemberi aroma.
Menurut penelitian para ahli membuktikan bahwa zat aditif dapat membahayakan kesehatan, misalnya
kanker. Akan tetapi, di zaman modern seperti sekarang ini bahan kimia tambahan makanan atau zat aditif 
dalam skla yang makin luas. Terutama dalam industri-industri makanan. Banyak industri makan yang
menggunakan zat aditif secara berlebihan atau terkadang menggunakannya bukan pada tempatnya. Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati dalam memilih makanan dan meminimalisir penggunaan bahan kimia
tersebut. Kita perlu mengetahui bahan kimia apa saja yang terkandung dalam makanan yang kita
konsumsi dan dampak yang ditimbulkan saat kita mengkonsumsinya secara berlebih.
Kata kunci: makanan dan zat aditif

Abstrak
Chemicals are something that can never be separated from everyday life. Including the food and drinks
that we consume also contain chemicals. Chemicals are commonly used in the food industry. Today, food
is made in a way that tastes good, looks good and lasts a long time. To achieve this goal, chemicals
called additives are added to food. Addictive substances are chemical additives mixed into food that aim
to improve food quality, add delicacy, and preserve food. The chemicals in food include colorings,
sweeteners, preservatives, flavorings and flavoring agents. According to research experts prove that
additives can harm health, such as cancer. However, in modern times like today food additives or
additives are on a wider scale. Especially in the food industries. Many food industries use additives
excessively or sometimes use them inappropriately. Therefore, we must be careful in choosing food and
minimize the use of these chemicals. We need to know what chemicals are contained in the food we
consume and the impact they have when we consume excessively.
Key words: food and additives

PENDAHULUAN

Makanan adalah salah satu kebutuhan Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut
manusia dalam kehidupan sehari-hari. harus mengandung zat gizi untuk dapat
memenuhi fungsinya dan aman dikonsumsi yang tidak sesuai telah membuat resah
karena makanan yang tidak aman dapat masyarakat. Penggunaan bahan kimia
menimbulkan gangguan kesehatan bahkan tambahan pada makanan seperti pewarna,
keracunan. Penentuan mutu bahan pangan, pengawet, pemanis, penyedap rasa dan
sangat tergantung pada beberapa faktor pemberi aroma untuk makanan ataupun
seperti cita rasa, tekstur, nilai gizinya dan bahan makanan dilakukan oleh produsen agar
warna. Kita pasti sering membeli makanan produk olahannya menjadi lebih menarik,
instant, misalnya kue-kue kering, keripik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih
ikan kaleng, dan makanan ringan lainnya. ekonomis sehingga diharapkan dapat
Semua jenis makanan tersebut dapat awet menghasilkan keuntungan yang sebesar-
dalam waktu tertentu karena adanya suatu zat besarnya. Namun dampak kesehatan yang
yang dapat mengawetkannya. Demikian pula ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan
rasa dari makanan yang beraneka ragam berbahaya yang berlebihan tersebut sangatlah
karena adanya tambahan rasa yang diberikan buruk bagi masyarakat yang
ke dalam makanan tersebut ketika proses mengkonsumsinya (Aghnan, 2011). Oleh
pembuatan berlangsung. Saat ini banyak karena itu, kita perlu mengetahui bahan
sekali makanan yang dijual di pasaran dalam kimia apa saja yang terkandung dalam bahan
berbagai kemasan, dengan berbagai warna, makanan ataupun makanan yang kita
rasa, aroma, tekstur, dan bentuk. Hal ini konsumsi dan dampak yang ditimbulkan saat
berkat adanya kemajuan IPTEK yang kita mengkonsumsinya secara berlebih.
ternyata juga berdampak pada kemajuan di
METODE PENULISAN
bidang industri makanan. Untuk
menghasilkan makanan dengan berbagai 1. Sumber data

variasi tersebut, perlu ditambahkan bahan Sumber data dalam metode penulisan

pada pengolahannya seperti bahan-bahan yang digunakan oleh penulis adalah data

kimia. Bahan-bahan seperti itulah yang sekunder, dimana data tersebut

dinamakan bahan tambahan makanan didapatkan dari dokumen-dokumen

(disingkat BTM) atau istilah asingnya zat seperti jurnal-jurnal, dan buku-buku

aditif makanan. yang berkaitan dengan artikel yang


berjudul bahan kimia pada makanan
Penyalahgunaan bahan-bahan kimia
serta dampak yang ditimbulkan.
berbahaya sebagai bahan tambahan makanan
2. Metode Pengumpulan Data menggunakan zat-zat aditif yang alami. Akan
Metode pengumpulan data yang tetapi di zaman modern sekarang ini, zat
digunakan yaitu metode literatur, yaitu aditif yang alami sudah jarang digunakan.
melakukan pengumpulan dokumen yang Hal ini berkat adanya kemajuan IPTEK yang
berhubungan dengan bahan kimia pada ternyata juga berdampak pada kemajuan di
makanan serta dampak yang bidang industri makanan Di zaman modern
ditimbulkan. ini sering menggunakan zat-zat aditif buatan
3. Analisis Data atau sintetis. Berdasarkan asalnya, bahan
Teknik analisis data yang digunakan aditif pada makanan dibedakan menjadi 2,
bersifat deskriptif, dimana penulis yaitu bahan alami dan buatan. Berikut ini
menlakukan seleksi terhadap dokumen- bahan kimia tambahan pada makanan:
dokumen yang telah ditemui sesuai 1) Bahan Pewarna
dengan topic kajian, kemudian dilakukan Zat pewarna adalah bahan yang
penyusunan artikel berdasarkan data ditambahkan ke dalam makanan yang
yang telah disiapkan. bertujuan memperbaiki atau memberi warna
4. Kesimpulan pada makanan sehingga makanan tersebut
Kesimpulan didapatkan setelah lebih menarik. Namun pemberian warna pada
mengolah data. Kesimpulan merujuk makanan tidak diperbolehkan bila tujuannya
kembali pada pembahasan dan pokok untuk menutupi kekurangannya, misalnya
bahasan artikel. makanan yang sudah basi dimasak dan diberi
warna kembali. Jika konsumen tidak
PEMBAHASAN
mengetahui, maka setelah dikonsumsi dapat
Bahan-bahan kimia lazim digunakan dalam membahayakan kesehatannya. Zat pewarna
industri makanan. Bahan kimia tambahan di dibagi menjadi dua macam, yaitu zat
sebut zat aditif. Zat aditif adalah bahan kimia pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Zat
di campurkan kedalam makanan yang pewarna alami diperoleh dengan
bertjuan unutk meningkatkan kualitas mengekstrak tumbuhan, lebih aman, namun
makanan, menambahakan kelezatan variasi warna & jumlahnya sedikit, kurang
makanan, dan mengawetkan. Penggunaan zat praktis, serta tidak tahan lama (mudah
aditif sebenarnya sudah dimulai sejak ribuan memudar). Zat pewarna sintetis lebih
tahun yang lalu. Nenek moyang kita telah
beragam, stabil pada penyimpanan, praktis, beberapa bahan pewarna buatan pada
dan tahan lama. makanan yang dilarang pengguanaanya
a) Zat pewarna alami adalah zat yang untuk pangan meskipun saat ini masih
digunakan untuk pewarna makanan yang banyak digunakan. Misanlnya: Rhodamin-B
diperoleh dari bahan alam, seperti warna (pewarna merah) dan methanol (pewarna
hijau dari daun pandan atau suji, warna kuning). Pewarna ini tergolong
kuning dari kunyit, warna orange dari wortel, pewarna sintetis yang hanya diperbolehkan
warna merah dari daun jati, warna ungu dari untuk pewarna barang hasil industri seperti
kulit buah manggis dan lain-lain. Dalam psaltik, tekstil, kertas, keramik, ubin, dan
kehidupan sehari-hari orang jarang sebagainya. Zat pewarna sintetis ini bersifat
menggunakan zat pewarna alami, terlebih racun jika digunakan dalam makanan dapat
bagi mereka yang mempunyai usaha memicu pertumbuhan zat karsinogenik yang
makanan dalam skala besar. Hal ini menyebabkan munculnya penyakit kanker.
disebabkan pigmen warna yang dihasilkan 2) Bahan Pemanis
zat pewarna alami kurang menarik dan Zat pemanis merupakan bahan yang
kurang stabil, di samping itu dalam digunakan agar makanan mempunyai rasa
pemakaiannya kurang praktis. Namun manis atau lebih manis. Pemanis sering
ditinjau dari segi kesehatan lebih aman ditambahkan dan digunakan untuk keperluan
karena tidak memiliki efek samping. produk olahan pangan, industri, serta
b) Zat warna sintetis yang sering digunakan minuman dan makanan kesehatan. Dilihat
adalah zat kimia turunan alnilina misalnya dari sumbernya pemanis dapat
indigo kurmin (biri), tartrazine (kuning), dikelompokkan menjadi pemanis alami dan
benzil piolet (ungu). Meskipun bahan pemanis buatan (sintesis). Pemanis alam
pewarna tersebut diizinkan, tapi harus tetap biasanya berasal dari tanaman, tanaman
berhati-hati dalam memilih makanan yang penghasil pemanis yang utama adalah tebu
menggunakan bahan pewarna buatan karna (saccharum officanarum L) dan bit (Beta
penggunaan yang berlebihan akan vulgaris L). Bahan pemanis yang dihasilkan
mengganggu kesehatan misalnya penggunaan dari kedua tanaman tersebut dikenal sebagai
tetrazine yang berlebihan dapat gula alam atau sukrosa. Sedangkan pemanis
menyebabkan reksi alergi, asama, dan buatan merupakan bahan tambahan yang
hiferaktif pada anak. Selain itu, terdapat dapat menyebabkan rasa manis pada pangan,
tetapi tidak memiliki nilai gizi. Contoh kematian jika mengkonsumsinya secara
sakarin, siklamat, dan aspartam. berlebih. Formalin merupakan bahan kimia
3) Bahan Pengawet yang terdiri dari 37% formaldehid dan 7 -
Bahan pengawet umumnya digunakan 15% metanol dalam air. Pada umumnya
untuk mengawetkan makanan yang digunakan untuk mengawetkan contoh
mempunyai sifat rusak, akan tetapi tidak biologi (preparat) atau mayat. Namun saat ini
jarang produsen menggunakannya pada banyak disalahgunakan untuk mengawetkan
makanan yang relatif awet dengan tujuan makanan yang dapat menyebabkan iritasi
untuk memperpanjang masa simpan atau pada saluran pernafasan, muntah-muntah,
memperbaiki tekstur. Pengawet yang banyak pusing, dan rasa terbakar pada tenggorokan
dijual dipasaran dan banyak digunakan yang dirasakan dalam jangka pendek. Jika
adalah benzoat, yang umumnya dalam konsumsi terhadap makanan yang
bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat mengandung formalin terus menerus,
yang bersifat lebih mudah larut. menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak,
Pengggunaan pengawet dalam makanan limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat
harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. dan ginjal.
Penggunaan bahan pengawet yang dapat 4) Bahan Penyedap
membahayakan kesehatan adalah Bahan penyedap rasa merupakan bahan
penggunaan boraks dan formalin. Boraks tambahan makanan yang berguna
adalah senyawa yang biasa digunakan untuk melezatkan bahan makanan. Tujuan
sebagai bahan baku disinfektan, detergen, ditambahkannya penyedap adalah
cat, plastik, ataupun pembersih permukaan meningkatkan cita rasa makanan,
logam. Banyak ditemukan kasus boraks yang mengembalikan cita rasa makanan yang
disalahgunakan untuk pengawetan bakso, mungkin hilang saat pemprosesan dan
sosis, krupuk gendar,mie basah, pisang memberi cita rasa tertentu pada makanan.
molen, lemper, siomay, lontong, ketupat, dan Bahan penyedap ada dua macam, yaitu bahan
pangsit. Jika boraks termakan dalam kadar penyedap alami seperti bumbu, herbal, daun
tertentu, dapat menimbulkan sejumlah minyak esensial, ekstrak tanaman atau
efek samping bagi kesehatan, di antaranya hewan. Bahan penyedap yang kedua adalah
yaitu gangguan pada system saraf, giljar, bahan penyedap sintesis yang merupakan
hati, dan kulit, bahkan dapat menyebabkan komponen atau zat yang dibuat menyerupai
flavour penyedap alami. Penyedap buatan makanan, dan mengawetkan. Bahan kimia
yang paling banyak digunakan dalam dalam makanan terdiri atas bahan alami dan
makanan adalah vetsin atau monosodium bahan buatan atau sintetis. Bahan kimia
glutamat (MSG) yang sering juga disebut memiliki danpak negatif jika digunakan
sebagai micin. MSG merupakan garam secara berlebihan. Pada dasarnya, bahan
natrium dari asam glutamat yang secara alami lebih aman digunakan daripada bahan
alami terdapat dalam protein nabati maupun sintetis. Secara garis besar, bahan kimia yang
hewani. penggunaan Monosodium Glutamate ditambahkan dalam makanan dikelompokkan
(MSG) dalam dosis tinggi dapat menjadi bahan pewarna, pemanis, pengawet,
mengakibatkan kerusakan beberapa sel dan bahan penyedap.
syaraf khususnya dibagian otak yang disebut DAFTAR PUSTAKA
hypothalamus. Karunia & Finisa. B. (2013). Kajian
Penggunaan Zat Adiktif Makanan
KESIMPULAN (Pemanis dan Pewarna) pada
Bahan kimia dapat kita temukan dalam Kudapan Bahan Pangan Lokal di
kehidupan sehari-hari, terutama dalam Pasar Kota Semarang. Food Science
makanan dan minuman yang kita konsumsi. and Culinary Education Journal.
Bahan kimia tambahan pada makanan ISSN 2252-6587,2 (2), 7-78.
biasanya disebut dengan zat aditif. Zat aditif F. G. Winarno. (2002). Kimia Pangan dan
adalah bahan kimia di campurkan kedalam Gizi. Jakarta: Gramedia.
makanan yang bertjuan unutk meningkatkan
kualitas makanan, menambahakan kelezatan

Anda mungkin juga menyukai