Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia masih rendah kualitasnya. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa masalah yang terjadi pada pendidikan di Indonesia. Menurut
situs indonesiaberkibar.org, lebih dari 50% guru mengajar tidak sesuai
dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Selain itu menurut data
Kemendiknas pada tahun 2010, terdapat lebih dari 54% guru memiliki standar
kualifikasi yang perlu ditingkatkan. Masalah lain yang dihadapi pendidikan di
Indonesia adalah budaya kecurangan dalam ujian. Menurut Mendikbud Anies
Baswedan kepada situs berita online Republika, kecurangan ujian terjadi di
80% SMP negeri se-Indonesia.
Guru memiliki beberapa tugas pokok dan fungsi, antara lain
mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi pembelajaran. Menurut Permendiknas, guru wajib menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP). RPP menjadi pedoman guru
ketika melaksanakan pembelajaran. Sebagian guru merupakan ASN yang
harus menerapkan nilai ANEKA di dalam pekerjaannya.
Undang-undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan
dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Selain itu dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis
untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti
tersebut di atas adalah adalah Diklat Prajabatan.
Sistem pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan (Diklat) Prajabatan
Pola Baru, menuntut setiap peserta Diklat Prajabatan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas PNS,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang

1
diakronimkan menjadi ANEKA. Terdapat lima rangkaian kegiatan
pembelajaran aktualisasi yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta Diklat
Prajabatan, yaitu : 1) merancang aktualisasi nilai dasar profesi PNS, 2)
mempresentasikan rancangan aktualisasi, 3) mengaktualisasikan nilai dasar di
tempat tugas atau tempat magang, 4) melaporkan pelaksanaan aktualisasi
nilai dasar, 5) mempresentasikan laporan aktualisasi, dan 6) menyusun
rencana aksi penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.
Guru CPNS harus melakukan aktualisasi di sekolah selama mengikuti
Diklat Prajabatan Pola Baru. Aktualisasi ini diperlukan agar guru CPNS
tersebut dapat menerapkan ANEKA di tempat tugas. Guru CPNS harus
melakukan minimal tujuh kegiatan yang merupakan tugas pokok dan
fungsinya.
Penulis bertugas sebagai Guru Kimia Pertama SMA di SMA Negeri 1
Langkaplancar. SMA Negeri 1 Langkaplancar terletak di Desa Cimanggu,
Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat.
Penulis merupakan satu-satunya Guru Kimia Pertama SMA di sekolah
tersebut sehingga penulis harus mengampu Mata Pelajaran Kimia di kelas X,
XI IPA, dan XII IPA.
Berdasarkan hal di atas maka disusunlah “Rancangan Aktualisasi Nilai-
nilai Dasar Profesi PNS ( Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) di SMA Negeri 1 Langkaplancar”.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dimunculkan dalam laporan ini adalah :
1. Apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada kegiatan aktualisasi?
2. Bagaimanakah deskripsi masing-masing kegiatan aktualisasi tersebut?
3. Apakah hasil kegiatan aktualisasi tersebut?
4. Apakah nilai-nilai dasar yang terkandung dalam kegiatan-kegiatan
tersebut?
5. Bagaimanakah kontribusi kegiatan-kegiatan tersebut tehadap visi dan
misi sekolah?

2
6. Nilai-nilai organisasi apakah yang diperkuat dengan dilaksanakannya
kegiatan-kegiatan tersebut?
7. Bagaimanakah capaian kegiatan-kegiatan aktualisasi tersebut?
8. Bagaimanakah analisa dampak kegiatan-kegiatan aktualisasi tersebut?
9. Apakah kendala dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan aktualisasi
tersebut?
10. Bagaimanakah cara mengatasi kendala dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan aktualisasi tersebut?

C. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS
adalah sebagai berikut.
1. Peserta diklat mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan.
2. Peserta diklat mampu menjadi PNS yang baik dan profesional.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Akuntabilitas
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
publik tersebut antara lain adalah :
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggaraan pemerintahan.
Akuntabilitas memiliki beberapa aspek yaitu :
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented)
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires
reporting)
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Akuntabilitas memiliki lima tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

4
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan etika. Pertanyaan yang
digunakan untuk mengidentifikasikan apakah seseorang memiliki
akuntabilitas personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk
memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?”. Pribadi yang akuntabel
adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan
masalah.
2. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk
memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta
menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara
bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan
penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu
seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk mengatakan “Ini
adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini adalah apa yang akan
saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”.
3. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok.
Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian
kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok
yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam
tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders
lainnya.

5
5. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan,
dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab
organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif, dan bermartabat.

B. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas menceraiberaikan bangsa yang
satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila. Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa
yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh
dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta
kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa
kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi
wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana
suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas.
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan
atau semangat patriotisme.
Wawasan nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia
terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Pertahanan Keamanan. Secara umum wawasan
nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya

6
yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita
nasionalnya.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak sekadar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dengan
mental blocknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang
lebih besar yakni bangsa dan negara.

C. Etika Publik
Menurut Azyumardi Azra (2012) di dalam Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III, etika juga dipandang sebagai karakter atau
etos individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Dengan pengertian ini menurut Azyumardi Azra, etika tumpang tindih
dengan moralitas dan/atau akhlak dan/atau social decorum (kepantasan
sosial) yaitu seperangkat nilai dan norma yang mengatur perilaku manusia
yang bisa diterima masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan. Dalam
konteks Indonesia, menurut Azyumardi Azra, nilai-nilai etika sebenarnya
tidak hanya terkandung dalam ajaran agama dan ketentuan hukum, tetapi juga
dalam social decorum berupa adat istiadat dan nilai luhur sosial budaya
termasuk nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Pancasila.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

7
Berdasarkan Undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang ASN, yakni sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

8
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

D. Komitmen Mutu
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) yang dikutip
dalam Lembaga Administrasi Negara mendefinisikan efektivitas dan efisiensi
sebagai berikut: “Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan. Efisiensi
organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan
baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.”
Merujuk kedua definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa
karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat
efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat
dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,

9
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Oleh karena itu, jika
dalam pelaksanaan tugas tidak memperhatikan efektifitas dan efisiensi maka
akan berdampak pada ketidaktercapaian target kerja, menurunkan kredibilitas
institusi tempat bekerja, dan bahkan akan menimbulkan kerugian.
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (Buku2:2011:56) yang
dikutip dalam Lembaga Administrasi Negara berpendapat bahwa : “Inovasi
barang dan jasa adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.”
Inovasi yang diciptakan ntuk layanan publik mesti menjadi
tanggung jawab para penyelenggara pelayanan publik pada insitusi apapun,
bahkan semua aparatur pada setiap level organisasi dituntut untuk dapat
memahami esensi dan manfaat inovasi tersebut, serta dapat melaksanakannya
dengan baik. Inovasi yang lahir akan membawa perubahan bagi organisasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa esensi yang terkandung dalam
istilah inovasi adalah perubahan.
Zulian Yamit (2010:7-8) dalam Lembaga Administrasi Negara
mengutip pendapat sejumlah pakar tentang pengertian mutu. (1) Menurut
Edward Deming : “Mutu adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen.” (2) menurut Crosby: “Mutu merupakan nihil cacat,
kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.” (3) Menurut Juran :
“mutu merupakan kesesuaian terhadap spesifikasi”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan
sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya,
yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).

10
E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Tujuh jenis korupsi menurut Syed Husein Alatas, yaitu : (1)
Korupsi Transaktif, (2) Korupsi Ekstroaktif, (3) Korupsi Investif, (4) Korupsi
Nepotistik, (5) Korupsi Autogenik, (6) Korupsi Suportif, dan (7) Korupsi
Defensif. Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak
hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang.
Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan
dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk
mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS
anti korupsi.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di
muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat
yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga
selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik, agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan sistem integritas dengan baik. Penanaman nilai integritas dapat
dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui :1)
Kesediaan, 2) Identifikasi dan 3) Internalisasi. Tingkat permanensi

11
penanaman ataupun perubahan sikap dan perilaku melalui pendekatan
internalisasi akan lebih permanen dibandingkan dengan identifikasi dan
kesediaan.
Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan konsep diri manusia terdapat pada
area bawah sadar. Untuk melakukan penanaman atau perubahan nilai,
keyakinan, kebiasaan, dan konsep diri, perlu dilakukan dengan pendekatan
atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar. Teknik-teknik khusus
untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan Anchoring, Utilisasi,
Rileksasi, Amplifiying, Modality, Asosiasi, dan Sugesti dikuasai dengan baik,
kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.

F. Aktualisasi
Aktualisasi nilai-nilai dasar diawali dengan penyusunan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar, yang akan menghasilkan sebuah dokumen yang
disebut dengan Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi PNS. Dalam
merancang aktualisasi nilai-nilai dasar ini, setiap peserta Diklat Prajabatan
dituntut mampu menyusun daftar rencana kegiatan (rancangan) aktualisasi
yang akan dilaksanakan ketika kembali ke tempat tugas atau tempat magang.
Selama proses penyusunan rancangan aktualisasi, setiap peserta dibimbing
dalam kelompok kecil oleh pembimbing yang ditnjuk penyelenggara Diklat.
Melalui berbagai kegiatan pembelajaran aktualisasi nilai-nilai dasar
profesi PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi) dengan tujuan untuk mengaktualisasikan kelima nilai dasar
yang terkandung dalam mata-mata Diklat tersebut dan mendeskripsikan
analisa dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan.
Aktualisasi nilai-nilai dasar diartikan sebagai suatu proses untuk menjadikan
kelima nilai dasar tersebut aktual/nyata/terjadi/sesungguhnya ada. Oleh
karena itu, Modul Panduan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ini disusun sebagai
acuan dalam penyamaan persepsi baik peserta Diklat Prajabatan maupun bagi
para mentor dan coach termasuk penyelenggara Diklat dalam memberikan
bimbingan dan penilaian aktualisasi.

12
Oleh karena itu dalam melaksanakan setiap tahap pembelajaran
aktualisasi nilai-nilai dasar sehingga menghasilkan produk-produk
pembelajaran (learning products) pada setiap tahap pembelajaran aktualisasi
nilai-nilai dasar, yaitu mulai dari merancang aktualisasi nilai-nilai dasar,
mempresentasikannya dalam suatu seminar, mengaktualisasikan di tempat
kerja/tempat magang, menyusun laporan aktualisasi dan menyampaikan
hasilnya dalam suatu seminar, sampai pada menyusun rencana aksi untuk
penyempurnaan aktualisasi di masa mendatang.

G. Visi Misi Sekolah serta Tugas Pokok dan Fungsi Guru


1. Visi Misi Sekolah
Visi SMA Negeri 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran adalah :
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Inovatif dan Kreatif.
Misi SMA Negeri 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran adalah :
a. Terciptanya nuansa pendidikan yang berwawasan Akhlaqul Karimah
b. Terciptanya Output Pendidikan yang berkualitas atas dasar Iman,
Ilmu, dan Amal.
c. Terciptanya kepuasan bagi setiap stakeholder.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Guru memiliki beberapa tugas pokok dan fungsi, antara lain :
a. Membuat program pengajaran (Silabus,  RPP, prota, promes)
b. Menganalisa materi pelajaran
c. Membuat lembar kerja siswa ( LKS )
d. Membuat program harian/jurnal belajar
e. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
f. Melaksanakan kegiatan penilaian baik itu ulangan harian, tengah
semester atau akhir semester
g. Melaksanakan analisis hasil ulangan, program remedial, pengayaan
h. Mengisi daftar nilai siswa, mengisi raport
i. Melaksanakan bimbingan kelas/konseling

13
j. Melaksanakan kegiatan bimbingan guru/tutor sebaya apabila telah
mengikuti pelatihan
k. Membuat alat bantu mengajar/alat peraga
l. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
m. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah ( PKS, wali kelas dll )
n. Membuat catatan tentang kemajuan peserta didik
o. Meneliti daftar hadir siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung
p. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
q. Menumbuhkembangkan sikap menghargai seni
r. Mengikuti kegiatan kurikulum
s. Mengadakan penelitian tindakan kelas
t. Mengumpulkan angka kredit dan menghitungnya untuk kenaikan
pangkat 

14
BAB III
IMPLEMENTASI AKTUALISASI

A. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Materi Larutan


Elektrolit dan Nonelektrolit
1. Uraian Kegiatan
Kegiatan pembuatan RPP ini dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Februari
2016. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan administrasi yang
harus dibuat oleh guru. Fungsi dari RPP sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan dalam pembuatan
RPP adalah :
a. Mempersiapkan silabus, prota, dan prosem
b. Menuliskan identitas sekolah dan alokasi waktu
c. Menuliskan indikator dan tujuan pembelajaran
d. Menyusun materi pembelajaran yang akan diajarkan
e. Memilih strategi dan metode pembelajaran
f. Menuliskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
g. Memilih jenis penilaian
h. Menyiapkan evaluasi
i. Memeriksa RPP yang dihasilkan
2. Output / Hasil Kegiatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dapat digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan pembelajaran.
3. Nilai-nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perangkat
pembelajaran yang wajib dibuat oleh seorang guru. Jika seorang guru
membuat RPP, maka guru tersebut melaksanakan tanggung jawabnya.

15
b. Komitmen Mutu
RPP diperlukan agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan
baik, karena di dalam RPP terdapat skenario kegiatan pembelajaran
yang akan dlaksanakan oleh guru.
4. Kontribusi Terhadap Visi/Misi
Kegiatan pembuatan RPP berkontribusi pada visi dan misi sekolah
terutama pada bagian misi kedua yaitu terciptanya kepuasan bagi setiap
stakeholder.
5. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan pembuatan RPP ini dapat memperkuat nilai efektifitas dan
kedisiplinan organisasi.
6. Lampiran Pendukung
Lampiran pendukung untuk kegiatan ini adalah :
a. Dokumen RPP materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.
b. Foto kegiatan pembuatan RPP.
7. Capaian Aktualisasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perangkat yang
harus dibuat oleh guru sebelum mengajar. Di dalam RPP terdapat identitas
sekolah, alokasi waktu, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran,
materi pokok, metode, skenario, alat/bahan, dan penilaian. Pembuatan RPP
merupakan wujud akuntabilitas seorang guru. Guru yang profesional selalu
mempersiapkan RPP sebelum melakukan pembelajaran. Di dalam RPP
pada kegiatan awal terdapat kegiatan menyanyikan lagu Indonesia Raya,
hal ini merupakan kegiatan pemupukan nasionalisme yang dilakukan oleh
PNS. Kata-kata yang termuat di dalam RPP merupakan kata yang baku
dan sopan. Peserta diklat berupaya menanamkan nilai etika publik dalam
pembuatan RPP. RPP yang dihasilkan merupakan RPP yang bermutu baik.
Hal ini dibuktikan dengan terpakainya RPP sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran. RPP yang dihasilkan selanjutnya digunakan sebagai
pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu di dalam RPP sudah
termuat soal-soal evaluasi beserta kunci jawabannya.

16
8. Analisis Dampak
Jika nilai-nilai dasar akuntabilitas dan komitmen mutu tidak diterapkan
dengan baik maka dimungkinkan akan terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Guru akan bingung dalam melaksanakan pembelajaran karena tidak
dipersiapkan dengan baik.
b. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan kacau karena jalannya
kegiatan tidak dirancang terlebih dahulu.
9. Kendala dan Solusi
Di dalam pelaksanaan kegiatan ini, kendala yang dihadapi antara lain :
a. Menemukan metode pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan
diajarkan.
b. Memperkirakan materi yang akan diajarkan dengan alokasi waktu
pembelajaran.
Solusi untuk kendala di atas adalah :
a. Berkonsultasi dengan teman sejawat karena di sekolah tempat peserta
diklat bertugas belum ada guru senior.
b. Melihat referensi dari berbagai sumber.

B. Pembuatan Media Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit


1. Uraian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Februari 2016. Media
pembelajaran yang dibuat berupa dokumen Power Point. Media ini dapat
memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tahapan-
tahapan kegiatan dalam pembuatan dokumen Power Point adalah :
a. Menentukan materi pelajaran yang akan digunakan
b. Mencari materi yang akan digunakan dari berbagai sumber
c. Menyusun materi di dalam dokumen Power Point
2. Output / Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah dihasilkannya media pembelajaran berupa
dokumen Power Point.

17
3. Nilai-nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Guru berusaha menjadi guru yang profesionalisme. Teknologi dapat
membantu guru untuk menyelesaikan pekerjaannya
b. Etika Publik
Guru menggunakan bahasa yang santun dan mudah dimengerti dalam
dokumen Power Point tersebut.
c. Komitmen mutu
Pembuatan media pembelajaran ini merupakan bentuk kesiapan guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4. Kontribusi Terhadap Visi/Misi
Kegiatan pembuatan media pembelajaran memiliki kontribusi terhadap
visi dan misi sekolah yaitu :
Visi Sekolah
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Inovatif dan Kreatif.
Misi Sekolah
a. Terciptanya nuansa pendidikan yang berwawasan Akhlaqul Karimah
b. Terciptanya Output Pendidikan yang berkualitas atas dasar Iman, Ilmu,
dan Amal.
c. Terciptanya kepuasan bagi setiap stakeholder.
5. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Pembuatan media pembelajaran dapat memperkuat nilai-nilai kreatifitas
dan efisiensi dalam sebuah organisasi.
6. Lampiran Pendukung
Lampiran pendukung untuk kegiatan ini adalah :
a. Dokumen Power Point materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.
b. Foto kegiatan pembuatan media pembelajaran.
7. Capaian Aktualisasi
Media pembelajaran dibuat untuk memudahkan guru dalam mengajar di
kelas. Pembuatan media disesuaikan dengan metode belajar yang
digunakan. Peserta diklat membuat media pembelajaran berupa dokumen

18
Power Point. Bahan materi dalam dokumen Power Point mengacu pada
silabus dan RPP. Pada kegiatan ini, peserta diklat menerapkan beberapa
nilai-nilai dasar profesi PNS. Pembuatan media ini merupakan bentuk
akuntabilitas dari seorang guru. Guru berusaha menjalankan tanggung
jawabnya dalam mempermudah belajar anak di kelas. Selain itu, peserta
diklat menerapkan nilai etika publik. Di dalam media pembelajaran ini,
peserta diklat menggunakan kata-kata yang sopan dan santun dalam
penjelasan setiap materinya. Mutu dari media pembelajaran ini dapat
dikatakan cukup baik karena mencakup materi yang akan diajarkan serta
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan aktualisasi ini
dapat dilaksanakan dengan lancar dan tanpa halangan dengan bantuan dan
arahan dari mentor dan coach. Pembuatan media pembelajaran ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam mewujudkan
visi dan misi sekolah.
8. Analisis Dampak
Jika dalam kegiatan pembuatan media tidak diterapkan nilai dasar
akuntabilitas, etika publik, dan komitmen mutu maka dimungkinkan akan
terjadi hal-hal berikut.
a. Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan membosankan karena
guru hanya mengandalkan ceramah dan buku teks.
b. Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran tersebut
memberikan pengaruh buruk bagi siswa karena menggunakan bahasa
yang tidak baik.
c. Media pembelajaran yang dihasilkan tidak berkualitas sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik pada saat kegiatan pembelajaran.
9. Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah :
a. Keterbatasan peserta diklat dalam penggunaan program Microsoft
Power Point.
b. Mencari pemaparan yang sesuai agar siswa lebih mudah mengerti.

19
Solusi yang dilaksanakan adalah :
a. Berkonsultasi dengan rekan yang lebih pandai mengoperasikan program
Microsoft Power Point.
b. Mencari referensi dari berbagai sumber.

C. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Materi Larutan Elektrolit dan


Nonelektrolit
1. Uraian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Februari 2016.
Pembelajaran Kimia dilaksanakan selama 2x45 menit. Ada beberapa
tahapan kegiatan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu :
a. Mengucapkan salam dan berdoa
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama dengan para siswa
c. Memeriksa kehadiran siswa
d. Melakukan apersepsi dan motivasi
e. Menyebutkan materi yang akan dipelajari
f. Menjelaskan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit kepada siswa
g. Mengajak siswa berdiskusi mengenai larutan elektrolit dan non
elektrolit
h. Memberikan tugas kepada siswa.
i. Menutup kegiatan pembelajaran.
2. Output / Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya pembelajaran Kimia yang aktif dan
berkualitas.
3. Nilai-nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi
guru.
b. Nasionalisme
Sebelum pembelajaran dimulai, guru dan para siswa menyanyikan lagu
Indonesia Raya.

20
c. Etika Publik
Guru menggunakan sikap yang baik dalam melaksanakan pembelajaran.
d. Anti Korupsi
Pembelajaran dilaksanakan tepat waktu dan sesuai alokasi waktu, guru
tidak mengurangi jam pelajaran.
4. Kontribusi Terhadap Visi/Misi
Kegiatan pembelajaran memiliki kontribusi terhadap visi sekolah yaitu
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Inovatif dan Kreatif.
5. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang baik dapat memperkuat nilai-
nilai tanggung jawab, religius dan karakter.
6. Lampiran Pendukung
Lampiran pendukung untuk kegiatan ini adalah :
a. Fotokopi daftar hadir siswa kelas X 1.
b. Fotokopi hasil evaluasi siswa kelas X 1.
c. Foto kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
7. Capaian Aktualisasi
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan aktualisasi yaitu pada
hari Jumat, 26 Februari 2016 selama 2 X 45 menit. Kegiatan pembelajaran
ini dilaksanakan dengan pedoman RPP yang dihasilkan dari kegiatan
pertama. Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam dan doa.
Selanjutnya siswa dan guru bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Di akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi untuk mengukur
kemampuan siswa menangkap materi selama pembelajaran. Hasil evaluasi
siswa cukup memuaskan, sudah ada siswa yang mendapat nilai di atas
KKM (KKM=70). Selama pembelajaran siswa terlihat antusias dengan
media pembelajaran yang digunakan. Siswa aktif bertanya bila ada materi
yang masih belum dimengerti. Guru menjelaskan dengan kata-kata yang
baik dan santun. Bila ada siswa yang kurang memperhatikan, guru
menegur dengan sopan dan berusaha tidak mempermalukan siswa tersebut
di depan rekannya. Guru memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai

21
pada waktunya. Di dalam kegiatan aktualisasi ini empat nilai dasar profesi
PNS dapat diterapkan dengan baik yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, dan anti korupsi.
8. Analisis Dampak
Bila keempat nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, dan anti korupsi tidak diterapkan maka kegiatan pembelajaran
tidak akan berjalan dengan baik. Masalah mungkin saja ditimbulkan,
misalnya :
a. Siswa akan mengalami ketertinggalan materi bila guru tidak
melaksanakan kewajibannya dengan baik.
b. Siswa dan guru akan lupa dengan lagu Indonesia Raya karena jarang
dinyanyikan.
c. Terjadi permusuhan antara guru dan siswa karena guru menegur siswa
dengan cara yang tidak baik.
d. Pembelajaran tidak akan berjalan maksimal jika guru terlambat
memulai kegiatan pembelajaran
9. Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Daya tangkap siswa tidak merata sehingga materi sulit terserap dengan
baik.
b. Ruang kelas yang kotor menyebabkan kelas tidak nyaman digunakan.
Solusi yang dilakukan adalah :
a. Materi yang diajarkan diulang secara terus-menerus sehingga siswa
lebih mudah mengingatnya.
b. Sebelum dimulai kegiatan pembelajaran, siswa piket diminta
membersihkan ruang kelas.

D. Penyusunan Soal Ulangan Tengah Semester Genap

22
1. Uraian Kegiatan
Kegiatan penyusunan dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, 4-5 Maret
2016. Ulangan Tengah Semester dilakukan untuk mengukur kemampuan
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Ulangan Tengah
Semester awlnya akan dilaksanakan pada Kamis, 3 Maret 2016 sampai
dengan Kamis, 10 Maret 2016. Namun, karena ada perubahan jadwal
maka pelaksanaannya dimulai pada hari Selasa, 15 Maret 2016 sampai
dengan Senin, 21 Maret 2016. Tahapan kegiatan dalam menyusun soal
ulangan tengah semester adalah :
a. Menentukan materi pelajaran yang akan digunakan
b. Menyusun indikator materi yang akan digunakan
c. Menyusun kisi-kisi soal
d. Menyusun soal ulangan tengah semester
e. Membuat kunci jawaban soal ulangan tengah semester
f. Menguji waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal tersebut
g. Merevisi bila ada kesalahan pada soal
h. Menyerahkan soal ke bagian kurikulum
2. Output / Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah kisi-kisi soal dan soal ulangan tengah semester
beserta kunci jawabannya untuk kelas X dan XI IPA.
3. Nilai-nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Penyusunan soal adalah kewajiban seorang guru, hal ini
dimaksudkan agar kemampuan siswa dapat diukur.
b. Etika Publik
Soal ulangan yang telah dihasilkan dijaga kerahasiannya.
c. Komitmen mutu
Guru menyusun soal ulangan dengan baik dan benar. Penyusunan soal
dibuat berdasarkan materi yang telah diajarkan kepada siswa.
4. Kontribusi Terhadap Visi/Misi

23
Kegiatan Ulangan Tengah Semester memiliki kontribusi terhadap misi
sekolah yaitu terciptanya nuansa pendidikan yang berwawasan Akhlaqul
Karimah dan terciptanya Output Pendidikan yang berkualitas atas dasar
Iman, Ilmu, dan Amal.
5. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan Ulangan Tengah Semester yang baik dapat memperkuat nilai-
nilai kejujuran dan religius.
6. Lampiran Pendukung
Lampiran pendukung untuk kegiatan ini adalah :
a. SK penugasan penyusunan soal UTS Genap
b. Kisi-kisi soal, soal, dan kunci jawaban UTS Genap kelas X
c. Kisi-kisi soal, soal, dan kunci jawaban UTS Genap kelas XI
d. Foto kegiatan penyusunan kisi-kisi soal, soal, dan kunci jawaban UTS
Genap
7. Capaian Aktualisasi
Kegiatan Ulangan Tengah Semester Genap mengalami perubahan waktu.
Awal mulanya UTS Genap akan dilaksanakan hari Kamis, 3 Maret 2016
sampai dengan Kamis, 10 Maret 2016. Namun seiring dengan perubahan
jadwal Ujian Sekolah untuk kelas XII maka jadwal UTS Genap ikut
menyesuaikan. Kegiatan UTS Genap akan dimulai pada hari Selasa, 15
Maret 2016 sampai dengan Senin, 21 Maret 2016. Peserta diklat mendapat
tugas untuk menyusun soal UTS Genap Kimia kelas X dan XI. Sebelum
masuk ke tahap penyusunan soal, peserta diklat terlebih dahulu menyusun
kisi-kisi soal yang terdiri dari standar kompetensi lulusan, materi, indikator
soal, dan ranah kognitif. Kisi-kisi soal perlu disusun agar persebaran
materi dan tingkat kesulitan lebih merata. Soal yang disusun untuk tiap
tingkat berjumlah 20 berbentuk pilihan ganda. Waktu pengerjaan soal
selama 60 menit. UTS Genap mata pelajaran Kimia akan dilaksanakan
pada hari Selasa, 15 Maret 2016 untuk kelas XI IPA dan Rabu, 16 Maret
2016 untuk kelas X. Dalam penyusunan soal, peserta diklat menerapkan
nilai akuntabilitas, etika publik, dan komitmen mutu. Peserta diklat

24
menyusun soal sendiri yang berarti peserta diklat melaksanakan
kewajibannya. Soal yang telah disusun terjaga kerahasiaannya, hanya
pihak-pihak terkait yang mengetahui. Ini menunjukkan nilai etika publik
sudah diterapkan. Nilai komitmen mutu ditunjukkan dengan materi yang
diujikan merupakan materi yang diajarkan kepada siswa, selain itu peserta
diklat berusaha menyusun soal dengan baik dan benar.
8. Analisis Dampak
Jika dalam penyusunan soal, peserta diklat tidak menerapkan nilai-nilai
dasar profesi PNS, maka akan timbul beberapa masalah yaitu :
a. Soal yang dihasilkan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.
b. Ada kemungkinan terjadi kebocoran soal.
c. Peserta diklat tidak menyusun soal atau menyusun soal tetapi secara
asal-asalan.
9. Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Waktu penyusunan yang terbatas karena bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan lain di sekolah.
b. Menyusun soal yang sesuai dengan kemampuan siswa.
Solusi yang dilakukan adalah :
a. Peserta lebih diklat bekerja lebih cepat agar penyusunan soal dapat
dilaksanakan dengan baik.
b. Mencari referensi soal dari berbagai sumber.

E. Pengawasan Try Out Ujian Nasional SMA


1. Uraian Kegiatan
Kegiatan Try Out Ujian Nasional Kelas XII SMA dilaksanakan pada hari
Selasa, 1 Maret 2016 sampai dengan Kamis, 3 Maret 2016. Guru mendapat
tugas untuk mengawasi para siswa ketika melaksanakan Try Out Ujian
Nasional Kelas XII SMA. Tahapan kegiatan menjadi pengawas adalah
sebagai berikut :

25
a. Mengambil amplop soal Try Out Ujian Nasional Kelas XII SMA di ruang
Pengawas.
b. Menandatangani daftar pengambilan soal dan daftar hadir pengawas
c. Mengucapkan salam saat memasuki ruang ulangan
d. Memberikan sedikit pengarahan kepada para siswa
e. Membagikan soal ujian kepada para siswa
f. Meminta para siswa untuk segera memulai mengerjakan soal
g. Menulis daftar hadir peserta dan berita acara
h. Mengedarkan daftar hadir peserta untuk ditanda tangan
i. Menegur bila ada siswa yang mencontek
j. Memperingatkan siswa 15 menit sebelum waktu ujian habis
k. Mengumpulkan dan mengurutkan hasil pekerjaan siswa
l. Mempersilahkan siswa untuk meninggalkan ruangan
m. Mengembalikan hasil pekerjaan siswa ke ruang pengawas
n. Menandatangani daftar pengembalian soal
2. Output/ Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan Try Out Ujian Nasional
Kelas XII SMA yang jujur.
3. Nilai-nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Guru memenuhi tanggung jawabnya sebagai pelaksana dan pengawas
evaluasi pembelajaran, dalam hal ini adalah pengawa Try Out Ujian
Nasional Kelas XII SMA.
b. Etika Publik
Guru menegur siswa yang mencontek dengan cara yang sopan dan
santun.
c. Komitmen Mutu
Guru siap menjadi pengawas yang jujur dan adil.
d. Anti Korupsi
Guru tidak akan menerima hadiah dari siswa maupun orang tua siswa
agar siswa tersebut diperbolehkan untuk mencontek.

26
4. Kontribusi Terhadap Visi/Misi
Kegiatan Try Out Ujian Nasional Kelas XII SMA memiliki kontribusi
terhadap visi dan misi sekolah yaitu :
Visi Sekolah
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Inovatif dan Kreatif.
Misi Sekolah
a. Terciptanya nuansa pendidikan yang berwawasan Akhlaqul Karimah
b. Terciptanya Output Pendidikan yang berkualitas atas dasar Iman, Ilmu,
dan Amal.
c. Terciptanya kepuasan bagi setiap stakeholder.
5. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan Try Out Ujian Nasional Kelas XII SMA dapat memperkuat nilai-
nilai tanggung jawab dan kejujuran
6. Lampiran Pendukung
Lampiran pendukung untuk kegiatan ini adalah :
a. Surat pemberitahuan perubahan jadwal UTS Genap, US Praktik, dan US
Tulis.
b. SK pengawas dan pemeriksa Try Out Ujian Nasional SMA
c. Jadwal pengawas Try Out Ujian Nasional SMA
d. Berita acara dan daftar hadir peserta Try Out Ujian Nasional SMA
e. Daftar hadir pengawas, daftar pengambilan soal, dan daftar penyerahan
hasil Try Out Ujian Nasional SMA.
f. Foto kegiatan pengawasan Try Out Ujian Nasional SMA.
7. Capaian Aktualisasi
Pada rancangan aktualisasi seharusnya peserta diklat melaksanakan kegiatan
pengawasan UTS Genap tetapi karena ada perubahan jadwal maka kegiatan
tersebut diubah menjadi kegiatan pengawasan Try Out Ujian Nasional
SMA. Kegiatan Try Out Ujian Nasional SMA dilaksanakan selama tiga hari,
peserta diklat mendapat tugas menjadi pengawas sebanyak lima kali. Peserta
diklat tidak mendapat tugas menjadi pengawas pada saat pelajaran Kimia
diujikan. Saat menjadi pengawas, peserta diklat melakukan beberapa

27
kegiatan antara lain, membagikan soal dan lembar jawaban, mengisi berita
acara dan daftar hadir peserta, dan menegur bila terdapat peserta Try Out
Ujian Nasional SMA yang melanggar tata tertib. Karena kekurangan
personil terkadang pada satu ruangan dan satu waktu hanya ada satu
pengawas Try Out Ujian Nasional SMA. Di dalam kegiatan aktualisasi ini,
peserta diklat menerapkan empat nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Guru melakukan tanggung
jawabnya sebagai pengawas kegiatan evaluasi pembelajaran. Jika terdapat
pelanggaran tata tertib yang dilakukan peserta Try Out Ujian Nasional
SMA, maka guru menegurnya dengan baik. Guru mengawasi dengan jujur
dan adil, tidak mendiskriminasi peserta Try Out Ujian Nasional SMA. Guru
tidak menerima suap dari peserta Try Out Ujian Nasional SMA agar mereka
diperbolehkan mencontek.
8. Analisis Dampak
Jika nilai-nilai dasar profesi PNS tidak diterapkan dalam kegiatan
aktualisasi ini, maka dikhawatirkan akan timbul beberapa masalah, antara
lain :
a. Kegiatan Try Out Ujian Nasional SMA tidak akan berjalan dengan tertib.
b. Suasana di ruang Try Out Ujian Nasional SMA tidak akan kondusif.
c. Peserta Try Out Ujian Nasional SMA akan bebas mencontek karena
merasa sudah memberi hadiah kepada guru pengawas.
9. Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Jumlah pengawas yang terbatas sehingga terkadang satu ruangan hanya
diawasi oleh satu orang pengawas.
b. Banyak siswa mencontek sehingga menyebabkan suasana Try Out tidak
kondusif.
Solusi untuk mengatasi kendala di atas adalah :
a. Pengawas yang ada berusaha mengoptimalkan kemampuannya agar
dapat mengawasi dengan baik walaupun bertugas tanpa pengawas lain.

28
b. Siswa yang mencontek ditegur dengan baik agar tidak mencontek dan
mengganggu pelaksanaan Try Out.

F. Pemeriksaan Hasil dan Analisis Butir Soal Try Out Ujian Nasional SMA
Mata Pelajaran Kimia
1. Uraian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Maret 2016. Setelah
dilaksanakan kegiatan Try Out Ujian Nasional SMA Kelas XII, guru
memeriksa dan menganalisis hasil Try Out.. Tahapan-tahapan kegiatan
analisis hasil Try Out adalah sebagai berikut :
a. Mengecek kunci jawaban agar tidak terjadi kesalahan jawaban
b. Mengoreksi hasil Try Out sekaligus menganalisisnya menggunakan
program komputer.
c. Mencetak daftar nilai dan daftar analisis butir soal.
d. Melaporkan hasil kepada Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum.
2. Output / Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan ini adalah daftar nilai siswa dan daftar analisis butir soal.
3. Nilai-nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Pemeriksaan dan analisis hasil Try Out yang dilakukan menunjukkan
bahwa guru tersebut memiliki akuntabilitas. Pemeriksaan dan analisis
hasil Try Out merupakan tanggung jawab seorang guru agar siswa
terukur kemampuannya.
b. Etika Publik
Guru menyampaikan hasil Try Out kepada siswa dengan cara yang baik.
c. Komitmen mutu
Guru langsung memeriksa hasil Try Out para siswa kemudian
melaporkannya kepada Waka Urusan Kurikulum serta mengumumkan
hasilnya kepada siswa.

29
d. Anti korupsi
Hasil Try Out diperiksa dengan jujur. Guru tidak menerima hadiah dari
siswa atau orang tua siswa. Setiap nilai menunjukkan kemampuan siswa.
4. Kontribusi Terhadap Visi/Misi
Kegiatan pemeriksaan dan analisis hasil Try Out memiliki kontribusi
terhadap misi sekolah yaitu terciptanya kepuasan bagi para stakeholder.
5. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan pemeriksaan dan analisis hasil Try Out yang baik dapat
memperkuat nilai-nilai tanggung jawab dan kejujuran
6. Lampiran Pendukung
Lampiran pendukung untuk kegiatan ini adalah :
a. Daftar nilai mata pelajaran Kimia peserta Try Out Ujian Nasional SMA.
b. Hasil analisis butir soal mata pelajaran Kimia Try Out Ujian Nasional
SMA.
c. Foto kegiatan pemeriksaan hasil dan analisis butir soal Try Out Ujian
Nasional SMA mata pelajaran Kimia
7. Capaian Aktualisasi
Setelah mata pelajaran Kimia diujikan, guru pengampu bertugas memeriksa
dan menganalisis butir soal Try Out Ujian Nasional SMA mata pelajaran
Kimia untuk kemudian diserahkan ke Disdikbudpora Kabupaten
Pangandaran. Peserta diklat memeriksa sebanyak 40 lembar jawab peserta
Try Out Ujian Nasional SMA. Soal disusun oleh tim MGMP Kimia
Kabupaten Pangandaran. Bentuk soal merupakan pilihan ganda sehingga
lembar jawaban bisa langsung diperiksa sekaligus dianalisis menggunakan
program Anabuso. Hasil analisis butir soal ini akan digunakan sebagai
acuan untuk perbaikan soal di masa yang akan datang. Di dalam kegiatan ini
peserta diklat menerapkan empat nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Selain melaksanakan dan
mengawasi, seorang guru juga harus memeriksa hasil evaluasi. Hal ini
merupakan salah satu tupoksi seorang guru. Peserta diklat berusaha
menerapkan nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini. Selain diberikan kepada

30
Disdikbudpora Kabupaten Pangandaran, nilai hasil Try Out Ujian Nasional
SMA juga diberitahukan kepada para peserta Try Out Ujian Nasional SMA.
Nilai hasil Try Out Ujian Nasional SMA diharapkan merupakan benar-benar
kemampuan para peserta Try Out Ujian Nasional SMA. Guru tidak
mendapatkan hadiah dari peserta Try Out Ujian Nasional SMA agar nilai
mereka dimanipulasi supaya lebih tinggi.
8. Analisis Dampak
Jika nilai-nilai dasar profesi PNS tidak diaplikasikan dengan baik, maka
dikhawatirkan akan timbul beberapa masalah antara lain :
a. Soal tidak teranalisis dengan baik sehingga tidak ada perbaikan untuk
masa yang akan datang.
b. Siswa tidak bisa melihat kemampuan diri sendiri karena tidak tahu nilai
yang didapatkan.
c. Hasil nilai Try Out Ujian Nasional SMA yang sebenarnya dengan yang
dilaporkan ke Disdikbudpora berbeda.
d. Guru memanipulasi nilai peserta Try Out Ujian Nasional SMA tertentu
agar mendapat nilai yang lebih tinggi dari sebenarnya.
9. Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi pada saat melaksanakan kegiatan ini adalah :
a. Beberapa soal tidak disertai dengan kunci jawaban.
b. Waktu pemeriksaan dan analisis hasil Try Out terbatas.
Solusi yang dilakukan adalah :
a. Kunci jawaban diperiksa ulang agar tidak terjadi kesalahan.
b. Peserta diklat berusaha melakukan kegiatan ini cepat dan tepat.

G. Pelaksanaan Tugas Piket


1. Uraian Kegiatan
Kegiatan piket ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Februari 2016. Guru
mendapat tugas tambahan tertentu salah satunya adalah tugas piket. Guru
piket melakukan beberapa kegiatan berikut ini yaitu :
a. Berangkat ke sekolah lebih awal

31
b. Duduk di meja piket sambil menyalami siswa yang tiba di sekolah.
c. Mengisi buku piket
d. Memeriksa kehadiran guru yang mengajar pada hari itu.
e. Mencatat dan memberikan hukuman bagi siswa yang terlambat.
f. Memeriksa kehadiran siswa di setiap kelas pada jam pertama.
g. Memeriksa kehadiran siswa di setiap kelas pada jam terakhir.
h. Mencatat siswa yang tidak masuk pada hari itu.
2. Output / Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan piket adalah terlaksananya kegiatan piket. Hasil yang lain
adalah daftar siswa terlambat dan siswa yang tidak masuk sekolah.
3. Nilai-nilai Dasar
a. Akuntabilitas
Guru juga memiliki beberapa tugas tambahan, salah satunya adalah tugas
piket. Pelaksanaan tugas piket merupakan bentuk akuntabilitas dari
seorang guru.
b. Nasionalisme
Guru meminta siswa yang terlambat untuk menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
c. Etika Publik
Pada saat melaksanakan piket mingguan, guru menggunakan standar
etika yang tinggi.
d. Komitmen mutu
Piket dilaksanakan dengan baik dan kesiapan tinggi
e. Anti Korupsi
Guru piket tidak menerima gratifikasi. Semua siswa yang terlambat harus
dihukum tanpa terkecuali.
4. Kontribusi Terhadap Visi/Misi
Kegiatan piket memiliki kontribusi terhadap visi dan misi sekolah yaitu :
Visi Sekolah
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Inovatif dan Kreatif.
Misi Sekolah

32
a. Terciptanya nuansa pendidikan yang berwawasan Akhlaqul Karimah
b. Terciptanya Output Pendidikan yang berkualitas atas dasar Iman, Ilmu,
dan Amal.
c. Terciptanya kepuasan bagi setiap stakeholder.
5. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan piket dapat memperkuat nilai-nilai tanggung jawab, kejujuran dan
keadilan.
6. Lampiran Pendukung
Lampiran pendukung untuk kegiatan ini adalah :
a. SK penugasan piket semester genap Tahun Ajaran 2015/2016
b. Fotokopi catatan harian piket sekolah
c. Foto kegiatan pelaksanaan tugas piket
7. Capaian Aktualisasi
Peserta diklat diberi tugas piket satu minggu sekali setiap hari Sabtu.
Petugas piket bertugas memeriksa kehadiran siswa dan guru setiap pagi dan
siang. Siswa yang terlambat harus meminta izin terlebih dahulu kepada guru
piket agar dapat mengikuti pelajaran. Selain itu petugas piket harus memberi
tugas atau menggantikan guru yang berhalangan hadir. Namun, pada saat
peserta diklat melaksanakan tugas piket, semua guru yang bertugas hadir
sehingga tidak perlu ada tugas pengganti. Pengawasan pada saat jam
pelajaran juga harus dilaksanakan agar tidak ada siswa yang berada di luar
ruang kelas pada saat jam pelajaran. Di dalam kegiatan ini, peserta diklat
berusaha menerapkan nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi.
8. Analisis Dampak
Jika nilai-nilai dasar profesi PNS tidak diterapkan, maka kemungkinan akan
timbul beberapa masalah antara lain :
a. Kegiatan belajar dan mengajar tidak akan berlangsung kondusif.
b. Kebiasaan terlambat siswa akan membudaya karena tidak ada sanksi.
c. Siswa akan mencontoh gurunya bila guru tidak menggunakan etika yang
baik.

33
d. Siswa yang membolos akan susah terdeteksi.
e. Siswa akan merasa diperlukan tidak adil bila guru tebang pilih dalam
memberikan sanksi.
9. Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Banyaknya siswa terlambat sehingga peserta diklat kewalahan dalam
memberi surat izin mengikuti pelajaran.
b. Beberapa siswa berdiam di kantin dan tidak mengikuti pelajaran.
Solusi yang dilaksanakan untuk mengatasi kendala di atas adalah :
a. Beberapa siswa yang berasal dari kelas yang sama diberikan satu surat
izin.
b. Siswa yang berada di kantin pada saat jam pelajaran diminta agar segera
masuk ke dalam kelas.

34
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan aktualisasi ini
adalah :
1. Pembuatan RPP materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dilaksanakan
pada tanggal 25 Februari 2016 dan berjalan dengan lancar. Hasil dari
kegiatan ini adalah dokumen RPP. Nilai-nilai dasar profesi PNS yang
terkandung di dalam kegiatan ini adalah akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, dan komitmen mutu.
2. Pembuatan media pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit
dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2016 dan berjalan dengan lancar.
Hasil dari kegiatan ini adalah dokumen Power Point. Nilai-nilai dasar
profesi PNS yang terkandung di dalam kegiatan ini adalah akuntabilitas,
etika publik, dan komitmen mutu.
3. Kegiatan pembelajaran materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2016 dan berjalan dengan lancar.
Hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan pembelajaran Kimia
materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Nilai-nilai dasar profesi PNS
yang terkandung di dalam kegiatan ini adalah akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, dan anti korupsi.
4. Penyusunan soal Ulangan Tengah Semester Genap dilaksanakan pada
tanggal 4-5 Maret 2016 dan berjalan dengan lancar. Hasil kegiatan ini
adalah kisi-kisi soal, soal, dan kunci jawaban soal UTS Genap kelas X dan
XI IPA. Nilai-nilai dasar profesi PNS yang terkandung di dalam kegiatan
ini adalah akuntabilitas, etika publik, dan komitmen mutu.
5. Pengawasan Try Out Ujian Nasional SMA dilaksanakan pada tanggal 1-3
Maret 2016 dan berjalan dengan lancar. Hasil dari kegiatan ini adalah
terlaksananya kegiatan Try Out Ujian Nasional SMA. Nilai-nilai dasar

35
profesi PNS yang terkandung di dalam kegiatan ini adalah akuntabilitas,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
6. Pemeriksaan hasil dan analisis butir soal Try Out Ujian Nasional SMA
mata pelajaran Kimia dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2016 dan
berjalan dengan lancar. Hasil dari kegiatan ini adalah daftar nilai peserta
dan daftar analisis butir soal. Nilai-nilai dasar profesi PNS yang
terkandung di dalam kegiatan ini adalah akuntabilitas, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi.
7. Tugas piket dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016 dan berjalan
dengan lancar. Hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya tugas piket
dengan baik. Nilai-nilai dasar profesi PNS yang terkandung di dalam
kegiatan ini adalah akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi.

B. Saran
Beberapa hal yang dapat ditindak lanjuti antara lain :
1. Siswa harus diawasi dalam melaksanakan tugas piket sehingga ruang kelas
dapat selalu bersih.
2. Guru harus dapat bekerja secara cepat dan tepat agar tugas-tugas dapat
terselesaikan walaupun waktu sangat terbatas.
3. Siswa yang melanggar tata tertib diberikan sanksi dan dinasihati agar tidak
mengulanginya lagi.

36
DAFTAR PUSTAKA

Amin Mungamar. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Guru. Diakses pada tanggal
15 Februari 2016. mr.mung.web.id.

Anonim. Fakta Pendidikan. Diakses pada tanggal 22 Februari 2016.


http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan.

Dr. Basseng, M.Ed, dkk. 2015. Aktualisasi Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Dr. Bevaola Kusumasari, M.Si, dkk. 2015. Akuntabilitas Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.

Ichsan Emrald Alamsyah. 80 Persen SMP Negeri di Indonesia Lakukan


Kecurangan UN . Diakses pada tanggal 22 Februari 2016.
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/06/11/nprw27-80-
persen-smp-negeri-di-indonesia-lakukan-kecurangan-un.

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007

Prof. Dr. Tjutju Yuniarsih, SE, M.Pd, dkk. 2015. Komitmen Mutu Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP, dkk. 2015. Etika Publik Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Tim Penulis KPK. 2015. Anti Korupsi Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Yudi Latief, MA, Ph.D, dkk. Nasionalisme Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

37

Anda mungkin juga menyukai