NIM: 11000119140187
Kelas: H
Selain hukum pidana, terdapat juga istilah hukum acara pidana (Ius Puniendi).
Hukum acara pidana sendiri dapat diartikan dengan dua artian, yakni:
- Secara luas
Ius Puniendi dalam arti luas ialah hak dari negara atau alat-alat perlengkapan
negara untuk mengenakan atau mengancam pidana terhadap perbuatan
tertentu.
- Secara sempit
Dalam arti sempit, hukum acara pidana dapat diartikan sebagai hak untuk
menuntut perkara-perkara pidana, menjatuhkan dan melaksanakan pidana
terhadap orang yang melakukan perbuatan yang dilarang. Hak ini diberikan
kepada badan-badan peradilan yang ada.
Sejatinya fungsi hukum pidana sebagai alat social control adalah subsidier,
yakni baru diadakan apabila usaha lain kurang memadai. Hukum pidana juga
disebut sebagai “obat terakhir”. Hal ini dikarenakan sanksi yang tajam dari
hukum pidana berupa kesengajaan mengenakan penderitaan dalam
mempertahankan norma yang diakui oleh hukum. Selain sebutan tersebut,
hukum pidana juga dikatakan “sebagai mengiris dagingnya sendiri” ataupun
“pedang bermata dua”. Hal ini disebabkan oleh hukum pidana yang melindungi
benda hukum (nyawa, harta benda, kemerdekaan, kehormatan) dalam praktiknya
juga mengadakan perlukaan benda hukum pelanggar aturan.
Disamping itu, ada ilmu pengetahuan yang mempunyai keterkaitan erat dengan
Ilmu Hukum Pidana, yaitu Kriminologi. Objek dari Kriminologi ialah kejahatan
sebagai gejala masyarakat (sociaal phaenomeen). Ia mempelajari sebab-sebab
dari kejahatan dan bagaimana pemberantasannya. Jadi, dalam menerapkan
aturan hukum pidana secara tepat, petugas hukum tidak cukup hanya
mempelajari Ilmu Hukum Pidana yang hanya melihat segi aturan dari suatu
kejahatan, melainkan juga harus mempelajari Kriminologi yang memahami
gejala dari kehidupan manusia yang terletak di belakang abstraksi-abstraksi
yuridis tersebut.