Anda di halaman 1dari 1

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENCIPTAKAN ENTERPRENEUR

INDONESIA YANG KREATIF DAN INOVATIF UNTUK MENGHADAPI


PERSAINGAN GLOBAL

Dalam rangka melakukan inovasi-inovasi pengajaran tersebut, Pestalozzi memberikan enam


prinsip dasar.
• Para guru (pendidik) mesti menyadari bahwa setiap pribadi adalah ”Individu yang suci”
dan ”unik” ; Para pendidik mengajarkan konsep kepada peserta-didik dengan
mengambil contoh-contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari ; Pendidik perlu
menjaga keseimbangan antara: kepala, hati, dan tangan; Artinya, pendidikan bukan
hanya mengasah bagian intelektual (head) –nya saja ; Dalam proses pendidikan,
pendidik mengajar peserta didik untuk melakukan observasi (pengamatan langsung) :
Pendidikan akhirnya mengintegrasikan kehidupan nyata (tuntutan dunia kerja) dan
sekolah (kurikulum): Akhirnya pendidikan mesti meletakkan landasan yang mesti ada
pada setiap inovasi, yakni landasan etika (baik dan benar).
Ciri-ciri orang kreatif (Mangunharjana, 1986)
• Ciri – ciri Pokok
Kelincahan mental – berpikir dari segala arah, Kelincahan mental – berpikir ke segala
arah, Fleksibilitas konseptual, Orisinalitas, Lebih menyukai kompleksitas daripada
simplisitas, Latar belakang yang merangsang, Kecakapan dalam banyak hal
• Ciri – ciri Yang Memungkinkan
Kemampuan untuk bekerja keras, Berpikiran mandiri, Pantang menyerah, Mampu
berkomunikasi dengan baik, Lebih tertarik pada konsep daripada segi-segi kecil,
Keinginan tahu intelektual, Kaya humor dan fantasi, Tidak segera menolak ide atau
gagasan baru, Arah hidup yang mantap.
Bygrave (1997) menyimpulkan bahwa karakter penting enterpreneur sukses adalah 10 D, yaitu
: Dream, Decisiveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Details, Destiny, Dollars,
Distribute. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses entrepreneurial, yaitu: faktor personal,
lingkungan, sosiologis, dan organisasional (Bygrave, 1994). Tiga karater utama yang dimiliki
oleh entrepreneur terdidik, yaitu: mempunyai visi, passion, dan standar kerja tinggi di atas rata-
rata. Siklus belajar manusia dari pangalamannya dibagi dalam empat siklus, yaitu : Concrete
Experience, Reflective Observation, Abstract Conceptualization, Active Experimentation.
(Kolb, 1984).

Anda mungkin juga menyukai