Anda di halaman 1dari 9

BAB 5.

PERAKTIK PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM


MASYARAKAT

A. Pengertian dan pentingnya perilndungan dan penegakan hukum dalam


masyarakat

Setiap warga Negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan
dan penegakan hukum sebagai Negara hukum, sepertiyang terdapat pada
undang-undang dasar 1945 pasal 1 ayat 3 bahwa “Negara Indonesia adalah
Negara hukum”. Apa yang kalian rasakan apabila ketika ulangan ada yang
menyontek tetapi tidak ditegur oleh guru? Atau apa yang kalian rasakan apabila
orang tua tidak menegur anaknya yang melakukan kesalahan meskipun kesalahan
yang fatal? Apabila hal yang dipertanyakan tadi terjadi, tentu saja sebagai warga
negara yang baik kalian akan merasakan ketidaknyamanan, ketidakadilan bahkan
ketertiban pun tidak akan dapatkan. Nah, itu semua dapat dihindari apabila
perlindungan dan penegakan hukum dilaksanakan. Sebagai negara hukum,
Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan penegakan hukum.
Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam ketidakadilan,
ketidaknyaman dan penyimpangan hukum lainnya. Selain itu, Negara mempunyai
kekuasaan untuk memaksa seluruh warga negaranya untuk melaksanakan semua
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan
yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan
untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dan
sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun yang
diberikan pada tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di sidang
pengadilan. Aturan hukum tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek
saja,akan tetapi harus berdasarkan kepentingan jangka panjang. Pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-
nilai sosial.Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan
terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum.
yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,
kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Peran penegakan hukum diindonesia
seperti polisi, jaksa, pengacara, dan hakim menjadi actor utama dalam
menegakan hukum di masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas profesionalisme
setiap profesi tersebut,diperlukan sistem sertifikasi nasional dan standarisasi,
termasuk berkenaan dengan sistem kesejahteraanya. Disamping itu juga
diperlukan program pendidikan dan pelatihan terpadu yang dapat terus menerus
membna sikap mental, meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan pofesional
aparat huku tersebut.

B. Dampak Penyelenggaraan Pemerintah yang Tidak Transparan

Mungkin Anda pernah melihat atau mendengar di media cetak atau elektronik
tentang seorang anak yang bunuh diri karena malu tidak mampu membayar uang
sekolah atau Anda mungkin pernah melihat pemukiman kumuh yang berada
tepat di samping gedung-gedung mewah. Hal-hal tersebut merupakan salah satu
bukti bahwa terdapat kesenjangan social dan ekonomi di masyarakat kita. Apa
kesimpulan Anda akan hal ini ? Di negara yang telah berusia lebih dari 60 tahun
ini, kesenjangan social dan juga ekonomi masih tinggi. Hal ini di sebabkan salah
satunya oleh tindakan korupsi yang bersumber dari pemerintah yang tidak
transparan. Artinya, penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan
berdampak pada kesejahteraan rakyat yang tersendat. Mengapa pemerintah
tidak transparan? Berikut ini akan di jelaskan factor penyebabnya dan upaya
pencegahannya.

1. Faktor Penyebab dan Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak


Transparan
Berikut ini beberapa factor yang mengakibatkan terjadinya penyelenggaraan
pemerintah yang tidak transparan.
a. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber Etika
dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat. Hal itu kemudian
melahirkan krisis akhlak dan moral yang berupa ketidakadilan, pelanggaran
hukum, dan pelanggaran hak asasi manusia.
b. Pancasila sebagai ideology Negara ditafsirkan secara sepihak oleh penguasa
dan telah disalahgunakan untuk mempertahankan kekuasaann. Dampaknya
perilaku penguasa yang semena-mena terhadap rakyatnya demi
mempertahankan kekuasaan, seperti perilaku terror, penculikan atau bahkan
pembunuhan pihak yang dianggap membahayakan kekuasaanya.
c. Konflik social budaya telah terjadi Karena kemajemukan suku, budaya, dan
agama yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh pemerintah serta
masyarakat. Dampaknya disintegrasi bangsa yang masih muncul seperti Papua
Merdeka dan Republik Maluku Selatan yang masih terus bergejolak sampai saat
ini.
d. Hukum telah menjadi alat kekuasaan dan pelaksanaannya telah di selewengkan
sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan prinsip keadilan, yaitu persoalan
hak warga negara di hadapan hukum. Hal ini berdampak pada munculnya mafia
hukum sehingga banyak terdapat kasus-kasus korupsi yang melibatkan oknum
penegak hokum sehingga sulit di selesaikan dan di buka di depan masyarakat,
seperti kasus Gayus “sang makelar pajak”.
e. Perilaku ekonomi yang berlangsung dengan praktik korupsi, kolusi, dan
nepotismme serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar.
f.System politik yang otoriter tidak dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang
mampu menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
g. Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah,
dan dendam antar kelompok di masyarakat.
h. Berlangsungnya pemerintahan yang telah mengabaikan proses demokrasi
menyebabkan rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasi politiknya sehingga terjadi
gejolak politik yang bermuara pada gerakan reformasi yang menuntut kebebasan,
kesetaraan, dan keadilan.
i. Pemerintaan yang sentralistis telah menimbulkan kesenjangan dan
ketidakadilan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga timbul
konflik vertical dan tuntutan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
j. Penyalahgunaan kekuasaan sebagai akibat dari lemah nya fungsi pengawasan
oleh internal pemetintah dan lembaga perwakilan rakyat, serta terbatasnya
pengawasan oleh masyarakat dan media massa.
k. Pelaksanaanperan social politik TNI disalahgunakan sebagai alat kekuasaan.
l. Globalisai dalam kehidupan politik, ekonomi, social, dan budaya dapat
memberikan keuntungan bagi bangsa Indonesia, tetapi jika tidak di waspadai
dapat memberi dampak negative terhadap kehidupan berbangsa.
Dari beberapa factor tersebut, dapat diketahui bahwa pemerintahan yang
transparan dapat diwujudkan melalui perilaku pemerintahan yang jujur serta
perilaku masyarakat yang arif dan bijaksana dalam memandang perbedaan. Selain
itu, juga menunjukan terdapatnya ketidaksempurnaan system pemerintahan baik
yang di sebabkan oleh pembagian kekuasaan maupun kepentingan individu atau
penguasa yang tidak seimbang. Hal-hal yang menyebabkan pemerintahan yang
tidak transparan yang kemudian berdampak pada penderitaan rakyat harus
diperbaiki karena saat sebuah Negara demokrasi, tetapi pemerintaahnya tidak
transparan, maka demokrasi di Negara tersebut belum terlaksana dengan baik,
dan rakyat belum memperoleh kedaulatannya. Dampak terburuk rakyat dapat
berperilaku anarkis saat penderitaan terus di rasakan dan tidak memperoleh
solusi dari pemerintah. Perilaku anarkis dapat menghancurkan negara.
2. Upaya Pencegahan Terhadap Penyelenggaraan Pmerintahan yang Tidak
Transparan.
Pemerintahan yang bersih, kuat, dan berwibawa merupakan suatu harapan
seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah yang bersih, kuat, dan berwibawa
adalah suatu kondisi pemerintahan yang melaksanakan asas-asas moral dan budi
pekerti kemanusiaan yang luhur seperti yang di amanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945.
Sebagai warga negara yang baik, orang harus mampu menghindari perbuatan
korupsi. Kewajiban kita adalah mencegah dan memberantas korupsi agar
pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan yang telah di
canangkan. Untuk menghindari terulangnya kembali penyalahgunaan wewenang,
Indonesia telah memiliki UU No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari korupsi ,kolusi, dannepotisme. Adapun yang termasuk
penyelenggaraan Negara yaitu sebagai berikut :
a. Pejabat Negara pada lembaga tinggi negara;
b. Menteri;
c. Gubernur;
d. Hakim;
e. Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
f. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Selain itu upaya pencegahan juga dapat dilakukan
melalui control masyarakat yang aktif terhadap pemerintahan. Hal ini dapat
dilakukan melalui LSM maupun organisasi kemasyarakatan lainnya. Masyarakat
yang terus mengawasi jalannya pemerintahan untuk kesejahteraan rakyat.

C. Sikap Positif dalam Upaya Peningkatan Jaminan Keadilan dan Kedamaian.

Pernakah Anda mendengar Indonesian Corruption Watch (ICW)? Apa yang ada
dalam pikiran Anda, ketika mendengar lembaga tersebut? Jika disimak, temuan-
temuan ICW tentang korupsi di Indonesia tidak sedikit. Korupsi di Indonesia
disebabkan sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak
dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat membantu
dalam upaya menegakkan keadilan.

1. Kondisi yang Diperlukan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Berbagai permasalahan bangsa yang dihadapi saa ini tentu harus diselesaikan
dengan tuntas melalui proses ketebukaan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Berikut ini kondisi yang diperlukan dalam kehidupan dan
bernegara.
a. Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber
etika dan moral untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela, serta
perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia.

b. Terwujudnya penyelenggara negara yang mampu memahami dan mengelola


kemajemukan bangsa secara baik dan adil sehingga dapat terwujud toleransi,
kerukunan sosial, kebersamaan dan kesetaraan berbangsa.

c. Terwujudnya demokrasi yang menjamin hak dan kewajiban masyarakat untuk


terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik secara bebas dan
bertanggung jawab sehingga menumbuhkan kesadaran untuk memantapkan
persatuan bangsa

d. Pulihnya kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara negara dan antara


sesama masyarakat sehingga dapat menjadi landasan untuk kerukunan dalam
hidup bernegara.

e. Terwujudnya sila Persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga dari Pancasila
sebagai landasan untuk mempersatukan bangsa

2. Sikap Positif
Setelah memahami kondisi ideal yang diperlukan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, yang mendorong lahirnya keterbukaandan keadilan, maka kita
dapat melaksanakan sikap positif. Diantaranya sebagai berikut.
a. Sebagai bentuk perilaku
b. Saling bertorelansidan menghargai perbedaan untuk persatuan
c. Peduli terhadap penyelenggaraan pemeritahan agar terwujud demokrasi
rakyat
d. Menuntut ilmu pengetahuan dengan baik untuk kemajuan Negara
e. Bersikap dan bergaul tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan ras agar
terjalin persatuan bangsa yang majemuk ini
f. Berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum agar terlaksana pemilu yang jujur
dan terbuka. Misalnya dengan turut serta menjadi panitia pelaksanaan pemilu
atau tim pengawa penghitungan suara
g. Meningkatkan pengetahuan diri akan potensi atau kekayaan daerah seperti
dalam bidang seni dan budaya, kekayaan potensi wisata dan ekonomi da lain-
lain agar telaksana otonomi daerah dengan baik, dengan melibatkan diri
secara maksimal
h. Menigkatkan etos kerja dengan bersikap disiplin dan professional dalam
berbagai lingkungan kehidupan. Misalnya dalam lingkungan sekolah, baik guru
maupun siswa sama-sama berdisiplin yang tinggi dengan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar degan tetib.
i. Meningkatkan kualitas diri agar dapat beraya saing sehingga lebih juju dan
terbuka
j. Berani berkata tdak atau menolak setiap bentuk tawaran yang bertantangan
dengan keterbukan dan keadilan
k. Besikap jujur dan terbuka dalam setiap kesempatan baik dalam keluarga,
dilingkungan sekolah, maupu lingkungan masyarakat
l. Berani menggugkapkan kebenaran demi kemaslahatan masyarakat. Dengan
keberanian mengungkapkan keberanian, maka keterbukaan akan terwujud.
3. Partisipasi dalam Bentu Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi organic menejemen proses ini untuk
memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan sasaran erta tugas organisasi akan
dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, kebijaksanaan, instruksi,
dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan berlaku. Pengawasan sebagai
fungsi menejemen sepenuhnya adalah tanggung jawab setiap pimpinan pada
tingkat apapun. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk
menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas
tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu
melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta
suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai
sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat
mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut. Konsep
pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian
dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk
pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di
bawahnya.” Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan
terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung
makna pula sebagai:“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit
organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.” atau “suatu usaha agar
suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya
hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang
kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.” Sementara itu, dari segi
hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai “proses kegiatan yang
membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu
dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat
kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang
muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang
bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan
merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan
sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya
dengan penerapan good governance itu sendiri. Dalam kaitannya dengan
akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun
dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan
menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern
(internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping
mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya
penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
a. mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;
b. menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;
c. mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.
Pada akhirnya, keterbukaan dan keadilan yang terjamin dalam masyarakat
harus diwujudkan melalui kerja sama yang baik antara pemeritah dan
masyarakat. Pemerintah dalam hak ini adalah pihak yang memiliki kewenangan
dalam penyelenggaraan Negara termasuk didalamnya wewenang membuat
kebijakan, kemudian masyarakat adalah pihak pelaksana atau subjek
kebijaksanaan Negara. Di dalam masyarakat terdapat unsur swasta, yaitu pihak
yang cenderung memiliki kepentingan ekonomi. Hal ini harus menjadi penyebab
penyelenggaraan Negara yang tidak bersih, yang melahirkan ketidakadilan.

Anda mungkin juga menyukai