PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
World Trade Organisation (WTO) merupakan salah satu organisasi dunia yang
mengatur transaksi bisnis perdagangan antarnegara. Organisasi ini dibentuk pada
tahun 1995 dan merupakan kelanjutan dari General Agreement on Tariffs and
Trade (GATT) yang dibentuk setelah Perang Dunia II. WTO dapat dipandang
sebagai organisasi internasional yang paling penting bila dibandingkan dengan
organisasi internasional lainnya karena mempunyai misi yang sangat jelas dan
tindakan serta aturan yang dikeluarkannya berlaku sama untuk semua anggotanya.
Fungsi utama dari organisasi perdagangan dunia ini adalah untuk memastikan
bahwa perdagangan antarnegara anggota dapat dilakukan dengan lacar, dapat
dipercaya, dan sebebas mungkin. Dengan demikian kesejahteraan yang dicita-
citakan dapat tercapai dengan baik. [1]
Lima puluh tahun terakhir menampakkan suatu perkembangan yang luar biasa
di bidang perdagangan di dunia. Transaksi perdagangan merchandise bertumbuh
pada kisaran 6% per tahun. Total perdagangan pada tahun 2000 telah lebih maju 22
kali dari perdagangan yang dilakukan pada tahun 1950. Tak dapat disangkal
bahwa WTO telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan ini.
Kendatipun telah memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan
perdagangan antarbangsa demi terwujudnya cita-cita kesejahteraan yang
diidamkan, WTO tidak luput dari kecurigaan negatif bahwa WTO adalah “wajah
baru” penjajahan bangsa-bangsa (neokolonialisme). Sekretariat WTO mencatat ada
beberapa kesalahpahaman mendasar terhadap WTO, antara lain:[2]
1. WTO dianggap mendikte kebijakan perdagagan bangsa-bangsa;
2. WTO dibentuk semata-mata untuk perdagangan bebas;
3. Interese komersil lebih dipentingkan daripada pembangunan, lingkungan
kesehatan, dan keselamatan;
4. WTO menghancurkan lapangan kerja dan memperburuk kemiskinan;
5. Negara-negara miskin yang menjadi anggota WTO tidak berdaya di dalam
organisasi WTO;
6. WTO mewakili kepentingan pihak-pihak yang memiliki lobby yang kuat;
7. Negara-negara lemah dipaksa untuk bergabung di dalam WTO; dan
8. WTO tidak demokratis.
Penulisan makalah singkat ini merupakan suatu upaya untuk memberikan
gambaran umum mengenai WTO dan peranan pentingnya di dalam transaksi
perdagangan internasional. Secara pribadi penulis mempunyai concern yang besar
terhadap dunia perdagangan sambil berharap bahwa WTO dapat memainkan
perannya secara intens untuk menghantarkan cita-cita kesejahteraan kepada dunia
internasional, khususnya kepada negara-negara angotanya.
2. PERUMUSAN MASALAH
Tujuan yang hendak dicapai melalui WTO adalah kesejahteraan bangsa-bangsa.
Untuk itu, WTO mengatur hal-hal pokok mengenai kebijakan perdagangan bagi
negara anggotanya. Mula-mula, WTO yang merupakan kelanjutan dari GATT,
bertujuan untuk menciptakan situasi perdagangan yang kondusif dengan
menurunkan tarif perdagangan barang antar negara anggota. Kini, kebijakan WTO
mencakup beberapa hal penting dalam dunia perdagangan, antara lain, anti-
dumping dan penyelesaian sengketa perdagangan (Trade Dispute Settlement) antar
negara.
Melalui tulisan ini, penulis bermaksud memberikan gambaran umum
tentang WTO, dengan harapan bahwa kecurigaan negatif terhadap WTO dapat
dikurangi dan WTO sendiri dapat memainkan peran pentingnya untuk memajukan
negara-negara anggotanya. Untuk menguraikan permasalahan yang diangkat di
dalam makalah ini, penulis mengacukan diri pada sejumlah pertanyaan, sebagai
berikut:
1. Mengapa WTO diperlukan di dalam perdagangan internasional?
2. Apa manfaat WTO bagi negara-negara berkembang?
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
World Trade Organisation (WTO) merupakan salah satu organisasi
internasional yang berperan untuk mengatur transaksi perdagangan yang dilakukan
oleh negara-negara anggotanya. Sekalipun belum lama terbentuk (1995), WTO
sebenarnya sudah memiliki dasarnya pada General Agreement on Tariffs and
Trade (GATT) pada tahun 1947. WTO mengatur beberapa hal mengenai
perdagangan barang (goods), jasa (service) dan kekayaan intelektual (property
rights). Untuk mengatur lancarnya perdagangan WTO menganut sejumlah prinsip
umum sebagai pegangan, yaitu non-diskriminatif, mengurangi trade barriers,
persaingan yang sehat, berorientasi pada kemajuan, dan mendorong pembangunan
dan pembaharuan ekonomi. Untuk menyelesaikan sengketa perdagangan di antara
negara-negara anggota WTO, WTO sendirin menyiapkan mekanisme penyelesaian
sengketa yang ditangani oleh Dispute Settlement Body (DSB). Tujuan WTO untuk
memajukan anggotanya tidak selalu mudah untuk dipenuh, khususnya oleh negara-
negara yang sedang berkembang. Keterbatasan sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan infrastruktur yang mendukung pembangunan selalu menjadi
penghambat bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk bersaing dengan
negara maju.
2. SARAN
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, berikut ini penulis
memberikan sejumlah saran untuk memajukan dunia ekonomi dan perdagangan
Indonesia:
a. Pemerintah harus memberikan kemudahan usaha bagi pengusaha muda
bangsa untuk bersaing dengan pengusaha asing di kancah perdagangan nasional
maupun internasional.
b. Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) harus terus mengusut kemungkinan
terjadinya dumping oleh pengusaha asing atau negara asing tertentu, yang
berpotensi menghancurkan industri dalam negeri.
c. Setiap ratifikasi perjanjian internasional harus diperhitungkan dengan
matang oleh presiden dan lembaga legislatif. Produk hukum asing, manakala itu
diterima untuk diratifikasi, harus diterjemahkan ke dalam sistem hukum nasional.
Daftar Pustaka
Understanding the WTO, judul asli “Trading to the Future”, edisi III (revised
February 2007), diakses dari http://www.wto.org/ pada tanggal 3 Agustus 2010.