Anda di halaman 1dari 3

Nama : Asmita Damyanti Kelas/Ruang : 02SAKP011

Nim : 191011201735

Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun


Indonesia merdeka. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada 100 Tahun Indonesia
merdeka? Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud
(2013) bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi (demographic bonus)
sebagai modal Indonesia pada tahun 2045. Indonesia pada tahun 2030-2045 akan
mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Inilah yang dimaksud bonus
demografi.

Bonus demografi ini adalah peluang yang harus ditangkap dan bangsa
Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya. Usia produktif akan mampu
berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan dengan baik dan benar, tentunya cara
yang paling strategis adalah melalui pendidikan, termasuk pendidikan
kewarganegaraan.

Saya pernah membayangkan akan seperti apa Indonesia 10–15 tahun ke


depan dengan sistem perpolitikan yang ada saat ini, perkembangan teknologi global,
perubahan nilai serta norma dan seterusnya. Saya tidak punya prediksi apapun, tetapi
membayangkan kemungkinan-kemungkinan saja. Menurut saya, bila kita tidak segera
memisahkan agama dengan negara, ditambah sistem pendidikan yang tidak
diperbaharui secara signifikan, saya membayangkan perpecahan yang tidak
terhindarkan.

Indonesia sebagai sistem negara hingga hari ini belum mampu menunjukan
perkembangan yang berarti. Segala hal yang kita rayakan (dan agungkan) sebagai
pencapaian dalam bentuk infrastruktur, belum menyentuh esensi. Saya cenderung
memilih perubahan kebijakan yang mendasar, yang bisa menjadi pondasi kita untuk
100 tahun kedepan, tentang apa dan siapa kita dalam konteks negara serta bangsa. Plus
perubahan radikal dalam sistem serta infrastruktur pendidikan.

Saya tidak mengabaikan pencapaian pemerintah sejauh ini dengan


pembangunan, misalnya, jalan tol dan semacamnya tetapi jika kita lihat lebih dalam
lagi, apa yang menjadi kebutuhan fundamental lainnya bagi masyarakat kita. Harga
produk pertanian, tidak pernah stabil cenderung merugikan petani. Ketimpangan
infrastruktur pendidikan masih sangat besar, kalau tidak bisa dibilang semakin
membesar. Kita juga jangan pernah abai dengan apa yang terjadi di konteks global.
Bagaimana Eropa juga tengah berjuang agar selamat dari krisis ekonomi serta politik
mereka. Amerika Serikat yang semakin goyah, hingga korporasi multinasional
utamanya dibidang teknologi yang bisa mempengaruhi hajat manusia di bumi ini.

1
Nama : Asmita Damyanti Kelas/Ruang : 02SAKP011
Nim : 191011201735

Belum lagi persoalan lingkungan. Global warming itu nyata. Polusi sampah
itu nyata. Sumber daya alam yang menipis itu nyata. Saya percaya bahwa manusia
dianugerahi kemampuan adaptasi yang superior. Kita mungkin selamat dari semua
ancaman itu, tetapi tidak akan mengejutkan bila cara pandang kita yang kemudian
membuat kita memutuskan apakah kita masih membutuhkan negara, apakah kita
membutuhkan kesatuan bangsa.

UNICEF meramalkan bahwa 10 sampai 15 tahun mendatang Indonesia


akan menjadi negara kaya. “Didasarkan pada fakta 10 sampai 15 tahun mendatang
Indonesia akan menjadi negera kaya “. Kata Nabedra Dahal, salah satu perwakilan
UNICEF Indonesia ketika mendatangi kemitraan Tonoto Foundation untuk sekolah
satu atap, di Jakarta, kamis, (12/2). Namun menurut UNICEF untuk mencapai hal itu
Indonesia perlu kurikulum yang bisa meningkatkan kereatifitas anak bangsa.

Ekonomi Indonesia sangat menjanjikan walaupun kondisinya saat ini belum


dipahami secara luas. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada urutan 16 besar. Pada
tahun 2030, ekonomi Indonesia akan berada pada urutan 7 besar dunia. Saat ini,
jumlah konsumen sebanyak 4523juta dan jumlah penduduk produktif sebanyak 53%.
Pada tahun 2030, jumlah konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan jumlah
penduduk produktif akan meningkat menjadi 71%. Bagaimana perubahan lain akan
terjadi pada masa depan Indonesia, khususnya pada Generasi Emas Indonesia?

Akan menjadi poin penting untuk mempersiapkan beberapa langkah penting


saat ini untuk masa depan, misalnya dalam hal investasi. Pada tahun 2030,
diperkirakan penduduk dunia mencapai 7,8 Milyar jiwa, penduduk Indonesia sendiri
akan mencapai lebih dari 320 Juta jiwa. Ini artinya tentu kebutuhan akan semakin
meningkat, baik itu pangan, sandang, perumahan dan tidak kalah penting adalah
energi. Kebutuhan pangan akan semakin tinggi dan membutuhkan Supply yang
berkelanjutan. Lahan pertanian akan semakin menciut ditengah pertumbuhan
kebutuhan perumahan dan industri.
Kebutuhan energi tidak kalah penting. Pertumbuhan penduduk yang
memicu pertumbuhan industri manufaktur (makanan, pangan dan komoditas lain)
akan sangat memerlukan pasokan energi, apalagi ditambah dengan kebangkitan dunia
digital, kebutuhan energi akan berlipat, terutama listrik. Melonjaknya kebutuhan listrik
nantinya akan banyak mempengaruhi gaya hidup penduduk dunia, termasuk indonesia
(gadget, mobil, dapur dll). dengan kerjasama dengan pihak swasta.

Bagaimana living standard warga negara Indonesia pada saat ini


dibandingkan dengan tahun 1990-an dulu, atau lebih lama lagi, tahun 1970-an dulu?.

2
Nama : Asmita Damyanti Kelas/Ruang : 02SAKP011
Nim : 191011201735

Pada tahun 1970-an, sepeda motor masih merupakan barang mewah yang harganya,
setelah memperhitungkan faktor inflasi, sekitar Rp100 juta per unit. Jadi pada jaman
itu cuma orang kaya yang bisa punya motor. Tapi sekarang semua orang bisa punya
motor, atau bahkan lebih ekstrim lagi: Sekarang ini motor sudah seperti simbol bagi
kelas menengah kebawah, karena kelas menengah keatasnya sudah pake mobil semua
Contoh lain, pada tahun 1990-an, cuma orang-orang tertentu yang bisa punya ponsel.
Sementara sekarang? Tidak ada orang yang tidak punya ponsel?

Keberadaan barang-barang seperti sepeda motor/mobil dan ponsel, pada


akhirnya meningkatkan living standard warga Indonesia. Dan peningkatan living
standard tersebut adalah karena adanya peningkatan teknologi dan kualitas tenaga
kerja yang pada akhirnya mendorong Indonesia lebih efisiensi.
Namun jika pada 10 atau 20 tahun lalu kita masih belum bisa melihat Indonesia ini
‘akan kemana’, tapi belakangan ini arah perkembangan ekonomi kita mulai kelihatan.
Dulu para tenaga kerja Indonesia boleh dibilang sama sekali tidak mengerti soal
teknologi, tapi sekarang mulai banyak developer aplikasi lokal, salah satunya aplikasi
Gojek yang terkenal itu. Dan jika dulu orang-orang hanya menyimpan uang dibawah
bantal, maka sekarang mereka yang tinggal di kampung sekalipun sudah terbiasa
menabung ke bank, dan juga terbiasa menggunakan mesin ATM.

Pendek kata, Indonesia sekarang ini sedang dalam fase tinggal landas untuk
menjadi negara maju di masa depan, sama seperti Amerika yang perekonomiannya
mulai maju pesat sejak tahun 1950-an (pasca perang dunia kedua). Nasib sebuah
bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan sangat tergantung pada
kemampuan bangsa sendiri. Apakah Indonesia akan berjaya menjadi negara yang adil
dan makmur di masa depan? Indonesia akan menjadi bangsa yang bermartabat dan
dihormati oleh bangsa lain? Semuanya sangat tergantung kepada bangsa Indonesia.

Sumber Refrensi:

 Modul PKN pertemuan 14 Bab 1


 https://www.antaranews.com/berita/479697/unicef-10-tahun-mendatang-
indonesia-akan-menjadi-negara-kaya
 https://www.teguhhidayat.com/2016/03/indonesia-sepuluh-tahun-
mendatang.html

Anda mungkin juga menyukai