Anda di halaman 1dari 5

KASUS :

Seorang paien laki laki usia 48 tahun datang ke poli mata dengan keluhan nyeri pada daerah mata
sebelah kanan, sepert iada rasa pasir dalam mata, terasa pegal, skala nyeri 3, rasa nyeri
permukaan kulit luar mata, terasa panas dan tampak kemerahan di sekitar mata, banyak keluar
sekret. pasien mengatakan aktivits nya terganggu karena nyeri dan gatal-gatal yang dialaminya,
begitu juga tidur nya terganggu. TD 110/70 mmhg, nadi 85 x/ mnt, RR 18 x/mnt, suhu 36.6
celcius.

1. Jelaskanapa yang dimaksud Otitis Media Kronis ?


2. Apa yang menyebab kan pasien terkena otitis media kronis ?
3. Jelaskan manipestasiklinis ?
4. Apa masalah keperawatan utama pada pasien? Jelaskan data mayor dan data minor yang
mendukung masalah tersebut berdasarkan kasus diatas!,Buat berdasarkan SDKI!
5. Apa kriteriahasil yang ingin dicapat dari kasus tersebut? Buat berdasarkan SLKI!
6. Sebutkan 2 intervensi utamadan 5 intervens ipendukung untuk mengatasi masalah
keperawatan tersebut ?
7. Uraikan 1 intervensi utama dan 1 intervensi pendukung yang bersifat edukasi!
8. Jelaskan tentang pemeriksaanVisus

Jawaban

1. Menurut Brunner &Suddart (2002) otitis media kronika dalah kondisi yang berhubungan
dengan patologi jaringan ireversibel dan biasa nya disebabkan karena episode berulang
otitis media akut. Sering berhubungan dengan perforasi menetap membran timpani.
Nursiah (2003) menjelaskan bahwa otitis media supuratif kronik ialah infeksi kronik di
telinga tengah lebih dari 2 bulan dengan adanya perforasimembran timpani, sekret yang
keluar dari telinga tengah dapat terus menerus atau hilang timbul. Sekret bisa encer atau
kental, bening atau berupananah. Otitis Media Supuratif Kronik( OMSK) di dalam
masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga berair.
2. nyeri pada daerah mata sebelah kanan , sepeti ada rasa pasir dalam mata, terasapegal ,
skala nyeri 3, rasa nyeri permukaan kulit luarmata , terasa panas dan tampak kemerahan
di sekitar mata, banyak keluarsecret
3. Manisfestasiklinis
Gejala subjektif meliputi rasa gatal,kasr( ngeres/tercakar ) atau terasa ada benda
asing. Penyebab keluhan ini adalah edema konjungtiva, terbentuk nya
chipertrofipapilaris, danfolikel yang mengakibatkan perasaan adanya benda asing
didalam mata. Gejala objektif meliputi hyperemia konjungtiva, epifora (keluar air
mataberlebihan), pseudoptosis (kelopakmataatassepertiakanmenutup), tampak semacam
membrane atau pseudomembran akibat koagulasi fibrin.
Adapun manifestasi sesuai klasifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Konjungtivitis Alergi
● Edema berat sampai ringan pada konjungtivitas
● Rasa seperti terbakar
● Injekstion vaskuler pada konjungtivitas
● Air mata sering keluar sendiri
● Gatal-gata ladalah bentuk konjungtivitas yang paling berat

2. Konjungtivitis Bakteri
● Pelebaran pembuluh darah
● Edema konjungtiva sedang
● Air mata keluar terus
● Adanya secret atau kotoran pada mata
● Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin ditemukan

3. Konjungtivitis Viral
● Fotofobia
● Rasa seperti ada benda asingdi dalam mata
● Keluar air mata banyak
● Nyeri prorbital
● Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan pada kornea
● Kemerahan konjungtiva
● Ditemukan sedikitek sudat

4. Konjungtivitis Bakteri hiperakut


● Infeksi mata menunjuk kan secret purulen yang massif
● Mata merah
● Iritasi
● Nyeri palpasi
● Biasa nya terdapat kemosis
● Mata bengkak dan adenopati preau rikuler yang nyeri

5. Konjungtivitis Blenore
Tanda-tanda blenore adalah sebagai berikut:
● Di tular kan dari ibu yang menderita penyakit GO
● Menyebab kan penyebab utama oftalmia neinatorm
● Memberikan secret purulen padat secret yang kental
● Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari
● Perdarah ansub konjungtita dan kemotik
4. Nyeri akut
Data Mayor
Subjekif
Mengeluh Nyeri

Objektif
Sulit tidur

Data minor
Subjektif

Objektif

Gangguan integritas jaringan


Data mayor
Subjektif

Objektif
Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
Minor
Subjektif

Objektif
● Nyeri
● Kemerahan

5. Nyeri akut

Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat


Keluhan nyeri menurun

Gangguan integritas jaringan


Nyeri menurun
Kemerahan menurun

6.
Intervensi utama
Manajemen nyeri
Terapi rileksasi

Intervensi pendukung
Aromaterapi
Edukasi manajemen nyeri
Edukasi teknik napas
Pemberian analgetik
Terapi relaksasi

7. Uraikan
Manajemen nyeri
Observasi
● Identifikas lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
● Identifikasi skla nyeri
● Identifikasi respons nyeri non verbal
● Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
● Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
● Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
● Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
● Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
● Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
● Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (Mis. TENS,
Hipnosis, Akupressure, Terapi music, bio feedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
● Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (Mis. Suhu ruangan,
Pencahayaan, kebisingan)
● Fasilitasi istirahat dan tidur
● Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
● Jelaskan strategi meredakan nyeri
● Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
● Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
● Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Edukasi manjemen nyeri

Observasi
● Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
● Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
● Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
● Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri
● Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
● Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
● Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

8. Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk


melihat ketajaman penglihatan. Penelitianini bersifat deskriptif dengan menggunakan
desain studi potong lintang (cross sectional study).

Anda mungkin juga menyukai