Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

“IUD”

DISUSUN OLEH:

INDAH ISROFIYAH

(105019006)

YAYASAN PENDIDIKAN CENDRAWASIH

AKADEMI KEBIDANAN PALU

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. PENGERTIAN IUD

Pengertian IUD adalah salah satualat kontrasepsi modern yang telah

dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktiffungsi

kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi,

menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplementasi dalam uterus

(Hidayati, 2009).

Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang

terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga

mengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan

mempunyai benang (Handayani, 2010).

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalamrahim yang

bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit

tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga

bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon

progesterone.(Kusmarjati, 2011).

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke

dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit

tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin

banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut

dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih).

Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk

memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau

segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).

1
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum

wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan

tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui,

AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu

(ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi

yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba , 2010).

2. SEJARAH IUD

KB spiral juga dikenal sebagai IUD di dunia medis, yang merupakan

singkatan dari Intrauterine Device. Secara harfiah, IUD merupakan benda yang

diletakkan di dalam uterine atau uterus wanita. Sebagai salah satu alat

kontrasepsi, ia akan mencegah kehamilan dengan efektif.

Ladies, KB spiral tidak serta-merta hadir di dunia KB. Ada sejarah

panjang yang menjadi awal mula dikenalnya alat tersebut. Seperti yang disalir

laman fpa.org.uk, meski bukti dari sejarah KB spiral tidak banyak, namun

kemungkinan seperti berikut lah sejarahnya bermula.

Sejak tahun 1868, batang uterin diciptakan. Bentuknya seperti batang

kecil yang pada ujungnya terdapat benda berbentuk kancing yang terbuat dari

berbagai bahan, yang ukurannya mencapai serviks.

Selanjutnya pada tahun 1909, seorang dokter bernama Dr. R. Richter

merancang IUD pertama kali. Bentuknya seperti cincin.

2
Lalu, 20 tahun setelah itu, E. Graefenberg mengembangkan IUD menjadi

berbentuk cincin yang terbuat dari perak. Hingga pada tahun 1934 cincin Ota

dikenalkan. Ukurannya lebih kecil dan lebih efektif dari jenis sebelumnya.

Tahun 1962 barulah ada konferensi resmi pertama tentang IUD yang

diadakan oleh dewan kependudukan. Konferensi tersebut bertujuan untuk

mengenalkan IUD sebagai alat kontrasepsi yang aman secara medis dan efektif

untuk menunda kehamilan.

Ladies, jangan dibayangkan bentuknya dengan yang sekarang sebab pada

saat itu masih belum semudah sekarang pemasangannya. Masih ada kelanjutan

sejarah hingga akhir abad ke-20.

Setelah konferensi resmi pertamanya, pengembangan IUD atau KB spiral

pun semakin gencar dilakukan, Ladies. Seperti yang dilangsir laman

fpa.org.uk, setidaknya pada tahun 1960 pengembangan sudah dimulai.

Pada tahun tersebut, IUD terbuat dari plastik dikembangkan.

Kemungkinan itu adalah tahun awal penerapan KB spiral berbahan dasar

plastik.

Selanjutnya, tahun 1969 menjadi tahun pengenalan KB spiral berbahan

tembaga. Pengembangan ini menjadi bukti penerapan dari penelitian yang

membuktikan bahwa tembaga bisa mencegah kehamilan.

Setelah KB spiral menggunakan tembaga dikenalkan, pada tahun 1996

barulah mulai KB spiral yang bisa melepaskan hormon dikembangkan. KB

spiral jenis ini merupakan hasil pengembangan dari KB spiral yang dinilai

3
berefek pada menstruasi wanita. Dengan kelebihannya, KB spiral hormon bisa

menekan resiko tersebut.

Setahun setelah itu, KB spiral tembaga dengan desain yang lebih

sederhana dikembangkan. Hingga sekarang, berbagai riset dilakukan untuk

memodifikasi bentuk atau dengan memberikan lebih banyak tembaga, hingga

kini telah ada dua jenis KB spiral.

Dengar-dengar juga Ladies, sedang dilakukan pengembangan KB spiral

yang menggabungkan tembaga dan hormon dalam satu divais.

Nah, jangan terlambat untuk mendapatkan infonya, ya. Semoga dengan

teknologi mutakhir bisa diciptakan alat kontrasepsi yang minim efek samping

namun besar efektivitas.

3. JENIS-JENIS IUD

IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate

yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan

Nova-T. (Handayani, 2010)

1. AKDR Non-Hormonal

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu

berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi

pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic

(polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.Menurut bentuknya

AKDR dibagi menjadi 2 :

4
a. Bentuk terbuka (oven device): Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7,

Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.

b. Bentuk tertutup (closed device): Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan

Graten Berg Ring.

2. Menurut Tambahan atau Metal

a. Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat

tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)

yang cukup baik.

b. Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32

mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai

luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan

tembaga halus pada jenis Coper-T.

c. Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua

tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari

ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat

tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk

menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small

(kecil), dan mini.

5
d. Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti

spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang

benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda

menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm

(benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30

mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.

Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan

lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan

luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic ( Erfandi,

2008).

4. INFOCONTION TINDAKAN

 kekurangan IUD

a. Menimbulkan rasa tidak nyaman di perut ketika baru dipasang.

b. Menorrhagia atau menstruasi secara berlebihan, di mana darah

yang keluar terlampau banyak.

c. Tidak melindungi dari penyakit infeksi menular seksual (IMS).

d. Ada risiko kehamilan ektopik jika terjadi pembuahan dalam

kondisi IUD masih terpasang.

e. Penggunaan IUD dikontraindikasikan pada perempuan yang

memiliki riwayat perdarahan vagina yang tidak teratur dan belum

didiagnosis, yang bisa jadi karena kanker organ seksual.

6
 Kelebihan IUD

a. Efektivitas sangat tinggi dalam mencegah kehamilan, dengan

tingkat keberhasilan 98-99 persen.

b. Jangka waktu pemakaian panjang, yaitu 3-5 tahun untuk IUD

hormon dan 10 tahun untuk IUD tembaga.

c. Bisa digunakan oleh hampir semua perempuan, termasuk

perempuan yang tidak pernah melahirkan.

d. Aman untuk ibu menyusui, karena tidak mengganggu produksi

ASI.

e. Kesuburan kembali dengan cepat setelah IUD dilepas.

f. Mengurangi risiko kanker serviks dan kanker endometrium.

g. Tidak menyebabkan kenaikan berat badan.

h. Bisa digunakan oleh perempuan yang tidak dapat menggunakan

kontrasepsi yang mengandung estrogen, seperti mereka yang

mengalami stroke, infark miokard, atau bentuk lain dari penyakit

arteri; penderita diabetes; dan perempuan di atas 35 tahun yang

merokok berat.

5. PERSIAPAN RUANGAN,ALAT, PASIEN DAN PETUGAS

 Persiapan ruangan dan alat

a. Ruangan

Ruangan yang disiapkan adalah ruangan yang nyaman dan tertutup

agar bisa menjaga privasi klien/pasien.

b. Alat

7
1. Meja ginekologi/ bed

2. Bak Instrumen besar steril

3. Sarung tangan DTT 2 pasang

4. Speculum 2 buah

5. Tenakulum 1 buah

6. Oval klem/ klem lengkung panjang 1 buah

7. Sonde 1 buah

8. Gunting IUD 1 buah

9. Kassa steril secukupnya

10. IUD Copper T 380 A

11. Kom berisi betadin secukupnya

12. Neirbeken 1 buah

13. Sabun cuci tangan

14. APD (Celemek, masker dan sepatu bot)

15. Jam

16. Kain/ handuk lap tangan 1 buah

17. Kain penutup/ selimut 1 buah

18. Kain alas bokong 1 buah

19. Perlak 1 buah

20. Lampu sorot

21. Waskom berisi larutan klorin 0,5%

22. Tempat sampah

23. Alat dokumentasi (Rekam medik, form KB)

8
c. Persiapan pasien dan petugas

Pasien disarankan untuk makan terlebih dahulu sebelum prosedur,

agar tidak merasa pusing selama pemasangan IUD. Sampel urine juga

akan diperiksa untuk memastikan pasien tidak hamil.

Pada beberapa kasus, obat pereda nyeri mungkin diperlukan

untuk mencegah kram perut selama pemasangan KB spiral. Misalnya,

paracetamol atau ibuprofen.

Pertama, pasien akan diminta untuk berbaring di meja

pemeriksaan dengan kedua kaki diangkat ke atas.

Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum atau cocor

bebek ke dalam vagina. Dengan menggunakan alat ini, dokter dapat:

 Memeriksa ukuran dan posisi rahim

 Membersihkan leher rahim dan vagina dengan cairan antiseptik

 Mendeteksi adanya kelainan pada rahim

 Memposisikan leher rahim (serviks) agar sejajar dengan rahim

IUD berbentuk seperti huruf T, dengan lengan di kedua sisinya.

Dokter akan melipat kedua lengan tersebut dan memasukkan IUD ke

dalam rahim menggunakan aplikator.

Setelah IUD selesai dimasukkan, lengan IUD akan dibebaskan

dari lipatan dan aplikator dikeluarkan.

9
IUD memiliki benang di bagian bawahnya yang akan tampak

menggantung di leher rahim hingga vagina. Dokter akan memotong

benang ini sekitar 2-4 cm di luar serviks.

Pasien mungkin akan mengalami kram perut ringan dan

perdarahan dari vagina sekitar 3-6 bulan setelah IUD dipasang. Obat

pereda rasa nyeri maupun kantong pemanas (heating pad) dapat

digunakan untuk meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.

Setiap bulan selama 3 bulan pertama setelah pemasangan IUD,

pasien disarankan untuk memeriksa adanya benang IUD yang keluar

dari leher rahim.

Jangan pula untuk mencuci tangan, lalu masukkan jari ke dalam

vagina hingga mencapai leher rahim, yang terasa seperti bagian keras

di bagian atas vagina. Benang IUD akan terasa menggantung keluar

dari leher rahim.

Apabila benang terasa lebih pendek atau lebih panjang dari

biasanya, kemungkinan IUD telah berpindah posisi. Hubungi dokter

kandungan dan gunakan kondom atau alat kontrasepsi lainnya untuk

mencegah kehamilan.

6. CARA MEMASANG IUD

1. Memasukkan lengan AKDR Cu T 380A dalam kemasan sterilnya

2. Memakai sarung tangan steril atau sudah diidesinfeksi

10
3. Melakukan vulva hygiene dengan air DTT.

4. Memasang spekulum dan lihat serviks

5. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic sampai bersih

6. Menjepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati

7. Memasukkan sonde uterus dengan tekhnik “tidak menyentuh” (no touch

technique)

8. Mengukur kedalaman uterus pada tabung inserter dengan menggeser leher

biru

9. Memasang AKDR dengan menggunakan teknik menarik (with drawl

technique)

10. Memasukkan tabung inserter yang berisi AKDR ke dalam kanalis

servikalis

11. Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk memasukkan

AKDR

12. Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai

terasa tahanan pada fundus

13. Menggunting benang AKDR ± 3-4 cm, keluarkan tenakulum dan

spekulum

14. Melakukan tindakan aseptik dengan larutan antiseptik

15. Melepaskan spekulum

16. Merendam alat-alat yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi

11
17. Membuang bahan-bahan yang sudah dipakai ketempat yang sudah

disediakan

18. Membuka sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

19. Mencuci tangan dengan air dan sabun serta keringkan dengan handuk

sebelum melakukan pemeriksaan

7. CARA PENCABUTAN IUD DAN PERSIAPAN RUANGAN, ALAT,

PASIEN DAN PETUGAS

a. Cara pencabutan IUD

1. Lakukan pemeriksaan bimanual:

a. Pastikan gerakan servik bebas

b. Tentukan besar dan posisi uterus

c. Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa

2. Pasang spekulum vagina untuk melihat servik

3. Usap vagina dan servik dengan antiseptik menggunakan kasa steril

4. Jepit benang yang dekat dengan servik dengan aligator

5. Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan

AKDR

6. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien kemudian rendam dalam larutan

klorin 0,5%

7. Keluarkan spekulum dengan hati-hati

8. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit untuk dekontaminasi

12
9. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan

sekali pakai) ketempat yang sudah disediakan

10. Celupkan dan lepaskan sarung tangan dalam larutan klorin 0.5%

kemudian buka secara terbalik dan rendam dengan larutan klorin.

11. Cuci tangan dengan air dan sabun

12. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang

b. Persiapan ruangan dan alat

1. Ruangan

2. Alat

- Meja ginekologi/ bed

- Bak Instrumen besar steril

a. Sarung tangan DTT 1 pasang

b. Speculum 1 buah

c. Aligator 1 buah

d. Kassa steril secukupnya

- Kom berisi betadin secukupnya

a. Neirbeken 1 buah

b. APD : Celemek, masker dan sepatu bot

c. Sabun cuci tangan

d. Kain/ handuk lap tangan 1 buah

e. Kain penutup/ selimut 1 buah

f. Kain alas bokong 1 buah

g. Perlak 1 buah

13
h. Lampu sorot

i. Jam

j. Waskom berisi larutan klorin 0,5%

k. Tempat sampah

l. Alat dokumentasi (Rekam medik, form KB)

c. Perseiapan pasien

Pasien tidak perlu melakukan persiapan apapun sebelum pelepasan

IUD. Namun dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk tidak

berhubungan intim setidaknya tujuh hari sebelum prosedur. Anjuran

ini bertujuan mencegah kehamilan terjadi setelah pelepasan IUD

apabila pasien tidak berencana untuk nya dengan mengganti IUD baru.

d. Persiapan petugas

Petugas medis akan mempersiapkan Prosedur pelepasan IUD biasanya

hanya membutuhkan waktu beberapa menit, dan dilakukan dengan

langkah-langkah berikut:

 Pasien akan diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan,

seperti posisi saat pemasangan IUD.

 Dokter/petugas/bidan akan mengoleskan cairan antiseptik ke

sekitar vagina untuk mencegah infeksi.

 Kemudian memasukkan spekulum (cocor bebek) ke dalam

vagina untuk membuka serviks (leher rahim).

 Dokter/petugas/bidan akan mencari benang IUD yang biasanya

menjulur keluar dari serviks. Bila benang tidak ditemukan,

14
dokter akan memasukkan alat ke dalam leher rahim untuk

mengambil benang.

 Lalu menarik benang IUD, dan KB spiral pun akan keluar dari

leher rahim dan vagina.

 Dokter/petugas/bidan akan melepas spekulum setelah IUD

berhasil dilepaskan.

15

Anda mungkin juga menyukai