Anda di halaman 1dari 6

Bagian 8

Mata Kuliah Penilaian Kinerja Perusahaan


Evaluasi Aspek Sumber Daya Manusia – Bagian 2
Oleh : Arya Pradita SE. MM,Par

Apa Yang Dievaluasi


Kinerja karyawan senantiasa tergantung pada berbagai hal. Sekarang ini, aspek stress akibat tekanan
dalam bekerja telah dianggap sebagai salah satu yang mempengaruhi kinerja SDM. Oleh karena itu,
stress perlu dikondisikan pada posisi yang tepat agar kinerja juga berada pada posisi yang optimal.
Dalam kasus ini, misalkan manajemen akan mengevaluasi kondisi stress karyawan apakah karyawan
selalu dalam kondisi yang baik. Kondisi stress yang baik tersebut akan berkorelasi positif dengan
kinerjanya.

Alat Evaluasi
Henurut Higgins, terdapat hubungan langsung antara stress dengan kinerja karyawan seperti yang
digambarkan lewat sebuah model dibawah ini.

Selanjutnya, menurut Higgins pula, data yang dibutuhkan dari tiap karyawan untuk melakukan
analisis permasalahan ini dibagi dua dimensi, yaitu:
 Data Stress yang terdiri dari komponen:
- Penggunaan obat penenang dan atau minuman beralkohol.

1
- Tekanan darah.
- Sakit di kepala.
- Nyeri Punggung.
- Ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan.
- Susah tidur.
- Nyeri di dada.
- Jantung berdebar.
- Sesak nafas karena emosi.
- Penggunaan obat tidur.
- Terbangun pada malam hari.
- Letih.
- Kurang nafsu makan.
- Kurang tidur.
- Perasaan cemas,
- Mudah marah.
- Keinginan untuk mengubah suasana.
- Merasa kehilangan waktu kerja.
- Perasaan akan sesuatu yang makin kritis.
- Perasaan diperbudak kerjaan.
- Sering mengalami kecelakaan.
- Kehilangan kepercayaan diri.
- Bosan terhadap pekerjaan.
- Kehilangan kepercayaan pada pekerjaan.

Menurut Higgins, jika miminum tiga komponen stress telah terjadi pada seorang karyawan, maka
pegawai tersebut telah terkena stress, hanya perlu disesuaikan dengan tingkat stress nya, apakah
rendah, sedang, atau tinggi. Untuk mendapatkan data stress, selayaknya menggunakan alat ukur
yang baik, misalnya untuk menentukan tekanan darah tinggi digunakan alat tensimeter. Juga,
mengenai mutu pekerjaan, hendaknya mutu pekerjaan tidak ditanyakan kepada karyawan, untuk
memperkecil penilaian yang tidak objektif.
 Data Kinerja yang terdiri dari komponen:
- Kualitas pekerjaan.
- Kejujuran karyawan.
- Inisiatif.

2
- Kehadiran.
- Sikap.
- Kerjasama.
- Keandalan.
- Pengetahuan tentang pekerjaan.
- Tanggung jawab.
- Pemanfaatan waktu.

Cara Evaluasi
 Data
Data yang dibutuhkan dari setiap karyawan ditampung pada instrumen pengumpul data,
misalnya berupa kuesioner, dimana isiannya diambil dari komponen-komponen dari dua dimensi
diatas dengan skala pengukuran interval.
- Data Stress diberi skala: 1 = Sangat Rendah, 2 = Rendah, 3 = Normal, 4 = Tinggi, 5 = Sangat
Tinggi.
- Data Kinerja diberi skala: 1 = Sangat Buruk, 2 = Buruk, 3 = Normal, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik.

Skala diatas dapat saja dibagi atas tiga, tujuh, sembilan, dan seterusnya sesuai dengan tingkat
presisi yang diminta. Untuk pengukuran yang berkesinambungan dan berkelanjutan, data
karyawan diambil secara periodik, misalnya tiap tengah bulan, sehingga dapat dilihat pola kaitan
antara stress dan kinerja tiap karyawan. Berikut adalah contoh kuesioner.

Nama Karyawan : ................................


Periode Penelitian : Bulan ................... Tahun .....................

Fakta
Komponen Aspek Stress
1 2 3 4 5
Penggunaan obat penenang dan atau minuman
beralkohol.
Tekanan darah.
Sakit di kepala.
Nyeri punggung.
Ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan.

3
Susah tidur.
Nyeri di dada.
Jantung berdebar.
Sesak nafas karena emosi.
Penggunaan obat tidur.
Terbangun pada malam hari.
Letih.
Kurang nafsu makan.
Kurang tidur.
Perasaan cemas.
Mudah marah.
Keinginan untuk mengubah suasana.
Merasa kehilangan waktu kerja.
Perasaan akan sesuatu yang makin kritis.
Perasaan diperbudak pekerjaan.
Sering mengalami kecelakaan.
Kehilangan kepercayaan diri.
Bosan terhadap pekerjaan.
Kehilangan kepercayaan terhadap pekerjaan.

Fakta
Komponen Aspek Kinerja
1 2 3 4 5
Kualitas pekerjaan.
Kejujuran karyawan.
Inisiatif.
Kehadiran.
Sikap.
Kerja sama.
Keandalan.
Pengetahuan tentang pekerjaan.
Tanggung jawab.
Pemanfaatan waktu.
Cacatan : Kuesioner ini hanya dipakai untuk menjelaskan kasus ini saja.

4
 Pengolahan dan Analisa
Setelah data dikumpulkan dan dicek, jika ada minimum tiga komponen stress yang dimiliki
dengan kualifikasi tinggi atau sangat tinggi, maka karyawan yang bersangkutan dianggap
mengalami stress. Juga cek kinerja karyawan yang ada, termasuk korelasi antara kinerja dengan
tingkat stress mereka. Juga dapat dianalisis hal-hal lain yang dianggap perlu. Sebagai contoh,
akan dianalisis karyawan-karyawan yang mengalami stress berat untuk melihat kinerja mereka.
Data aspek stress yang digunakan adalah komponen-komponen yang membuktikan bahwa yang
bersangkutan terkena stress.

Nama Karyawan : Dippo Alam


Periode : Januari 2018

Fakta
Komponen Aspek Stress Skor
1 2 3 4 5
Ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan. X 4
Susah tidur. X 4
Sesak nafas karena emosi. X 4
Terbangun pada malam hari X 5
Total Skor 17
Rata-Rata 4,25

Fakta
Komponen Aspek Kinerja Skor
1 2 3 4 5
Kualitas pekerjaan. X 2
Kejujuran karyawan. X 3
Inisiatif. X 2
Kehadiran. X 3
Sikap. X 3
Kerja sama. X 2
Keandalan. X 3
Pengetahuan tentang pekerjaan. X 2
Tanggung jawab. X 3
Pemanfaatan waktu. X 1

5
Total Skor 24
Rata-Rata Skor 2,4

Hasil Analisis
Dari data karyawan, kinerja Dippo Alam diketahui jelek, yaitu dengan nilai 2,4. Sementara itu,
dengan data tingkat stress yang diambil tengah bulanan tingkatnya mendekati tinggi sekali, yaitu
4,25.

Evaluasi
Dengan hasil demikian dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat stress yang mendekati sangat
tinggi yang menyebabkan kinerja jelek, maka pekerja yang bernama Dippo Alam perlu mengurangi
tingkat stress sedemikian rupa agar tingkat prestasi kerjanya mendekati kearah optimal sesuai
dengan harapan perusahaan/ organisasi tempat dia berada.

Daftar Pustaka:
Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai