Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE

NAMA: Rara kunanti

NIM :191440130

DOSEN PEMBIMBING: Ns. Erna Netty R, S.kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A.DEFINISI

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah kebagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa
tahun (Smeltzer et al, 2002)

Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin,2009).

B.ETIOLOGI

Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):

1.Thrombosis Cerebral.

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan
aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda
dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis.

Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:

a)Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan dan pengerasan arteri
besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007).
Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas
dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat
terjadi melalui mekanisme berikut:

1.Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.

2.Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.

3.Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus (embolus).

4.Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.

b)Hyperkoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran
darah serebral.
c)Arteritis( radang pada arteri )

d)Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan
udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat
sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli:

1.Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).

2.Myokard infark

3.Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah
terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-
embolus kecil.

4.Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada
endocardium.

2.Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau
kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak
yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan,
sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan
mungkin herniasi otak.

3.Hipoksia Umum

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:

a)Hipertensi yang parah.

b)Cardiac Pulmonary Arrest

c)Cardiac output turun akibat aritmia

4.Hipoksia Setempat

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:


a)Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.

b)Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

C.KLASIFIKASI

Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu:

(Muttaqin, 2008)

1.Stroke siskemik

Tipe stroke ini terjadi karena aliram darah tersumbat atau berkurang aliran darah kedaerah otak.
Penyumbatan ini dapat terjadi karena aterosklerosis atau pembentukan bekuan darah.

2.Stroke Hemoragi,

Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:

a)Perdarahan intraserebral

Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi mengakibatkan darah


masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan
edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena
herniasi otak. Perdarahan intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai di daerah
putamen, thalamus, pons dan serebelum.

b)Perdarahan subaraknoid

Pedarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal
dari pembuluh darah sirkulasi willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim
otak.Pecahnya arteri dan keluarnya keruang subaraknoid menyebabkan TIK meningkat mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat
disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase, gangguan
hemisensorik, dll)

3.Stroke Non Hemoragi


Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya
baik.

Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya, yaitu:

a) TIA (Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit
sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam
waktu kurang dari 24 jam.

b)Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat
semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.

c)Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen . Sesuai
dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.

D.MANIFESTASI KLINIS

Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke
akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.

1.Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)

2.Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak.

3.Tonus otot lemah atau kaku

4.Menurun atau hilangnya rasa

5.Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”

6.Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)

7.Disartria (bicara pelo atau cadel)

8.Gangguan persepsi

9.angguan status mental

10.Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.


E.PATOFISIOLOGI

Aliran darah disetiap otak terhambat karena trombus atau embolus, maka terjadi kekurangan
oksigen kejaringan otot, kekurangan oksigen pada awalnya mungkin akibat iskemia imun (karena
henti jantung atau hipotensi) hipoxia karena proses kesukaran bernafas suatu sumbatan pada arteri
koroner dapat mengakibatkan suatu area infark (kematian jaringan). Perdarahan intraksional
biasanya disebabkan oleh ruptura arteri cerebri ekstravasasi darah terjadi didaerah otak atau
subarachnoid,sehingga jarak yang terletak didekatnya akan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi
jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteri disekitar pendarahan ,spesma ini
dapat menyebar keseluruh hemisfer otak, bekuan darah yang semua lunak akhirnya akan larut dan
mengecil , otak yang terletak disekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis.
Infark regional kortikal, sub kortikal ataupun infark regional di batang otak terjadi karena daerah
perdarahan suhu arteri tidak/kurang mendapat aliran darah. Aliran/suplai darah tidak tidak
disampaikan didaerah tersebut oleh karena arteri yang bersangkutan tersumbat atau pecah. Sebagai
akibat keadaan tersebut biasa terjadinya anoksia atau hypoksia. Bila aliran darah ke otak berkurang
sampai 24-30 ml/100 gr jaringan akan terjadi ischemia untuk jangka waktu yang lama dan bila otak
hanya mendapat suplai darah kurang dari 16ml/100 gr jaringan otak,maka akan terjadi infark
jaringan otak yang permanen (DepKes 1993)

F.KOMPLIKASI

1.Hipoxia serebral, diminimalkan dengan memberikan oksigen kedarah yang adekuat ke


otak,pemberian oksigen,suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada tingkat
dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigen jaringan.

2.Aliran darah serebral,bergantung pada tekanan darah,curah jantung dan integritas pembuluh
darah serebral. Hipertensi atau hipotensi eksterm perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada
aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.

3. embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium. Embolisme akan
menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.

4.Pneumonia terjadi akibat gangguan pada gerakan menelan. Mobilitas dan pengembangan paru
serta batuk yang parah setelah serangan stroke, maka dapat terjadi peradangan didalam rongga
dada dan kadang-kadang pneumonia
5. Dekubitua, karena penderita mengalami kelumpuhan dan kehilangan perasaannya. Dekubitus
selalu menjadi ancaman khusunya didaerah bokong,panggul,pergelangan kaki,tumit bahkan telinga.

6. Kejang atau konvulsi, serangan ini lebih besar kemungkinannya terjadi bila korteks serebri sendiri
telah terkena pada serangan yang mengenai struktur otak yang lebih dalam.

G.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Angiografi serebral

Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

2.Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).

Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi, melokalisasi, dan
mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT).

3.CT scan

Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak
yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.

3.MRI (Magnetic Imaging Resonance)

Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan otak.
Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.

4.EEG

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark
sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak.

Pemeriksaan laboratorium

1.Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,
sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-
hari pertama.

2.Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)

3.Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.


Suplai darah
4.gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian kejaringan turun
berangsur-rangsur
cerebral tidak adekuat
Perdarahan
kembali.
arakhnodi/ventrikel
5.Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

H.PENATALAKSANAAN

1.Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat,posisi miring jika muntah dan boleh dimulai mobilisawi
bertahap jika hemodinamika stabil

2.Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan oksigen sesuau
kebutuhan

3.Tanda-tanda vital diusahakan stabil

4.Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia

5.Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

6.Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi

7.Menurunkan TIK

8.Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau ada
gangguan menelan sebaikya dipasang NGT

I.PATHWAY

Stroke hemoragi Stroke non hemoragi

Peningkatan tekanan
Trombus/emboli
sistemik
di cerebral

Aneurisma

N
Kerusakan komunikasi verbal

Hematoma cerebral Perfusi jaringan cerebral


tidak adekuat

PTIK/herniasi cerebral

Penurunan Penekanan Vasospasme


kesadaran saluran artei
pernafasan cerebral/saraf
cerebral

Iscemic/infark Hemisfer kiri


Pola nafas tidak efektif

Defisit neurologi Hemiparese/plegi kanan

Hemisfer kanan

Gangguan mobilitas
Hemiparese/plegi
fisik
kiri

Area grocca

Defisit perawatan
Kerusakan fungsi N.VII dan N.XII diri
Resiko aspirasi Resiko trauma Resiko jatuh
Kurang pengetahuan
J.konsep asuhan keperawatan

A.Pengkajian

1.Identitas klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.

2.Keluhan utama

Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi.

3.Riwayat penyakit sekarang

Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang
melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar,
disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

4.Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala,
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat
adiktif, kegemukan.

5.Riwayat penyakit keluarga


Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.

Pengumpulan data:
1.Aktivitas/istirahat:

Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis, hemiplegi,
mudah lelah, dan susah tidur.

2.Sirkulasi

Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia. Dan hipertensi arterial.

3.Integritas Ego.

Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.

4.Eliminasi

Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi kandung kemih,
distensi abdomen, suara usus menghilang.

5.Makanan/caitan :

Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysfagia

6.Neuro Sensori

Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial. Kelemahan dengan
berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang menyempit.
Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada
sisi yang sama di muka.

7.Nyaman/nyeri

Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka

8.Respirasi

Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas, whezing, ronchi.

9.Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan persepsi dan orientasi Tidak
mampu menelan sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampu mengambil
keputusan.

10.Interaksi sosial

Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.

B.Diagnosa keperawatan

1.Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak terhambat

2.Keruskan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan

3.Keruskaan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler

4.kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,penurunan kekuatan dan


ketahanan,kehilangan kontrol/koordinasi otot

C.Intervensi keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil

1. Ketidakefektifan Tujuan: 1.pantau/catat 1.mengkaji adanya


perfusi jaringan status kecendrungan pada
Kasadaran
serebral neurologis tingkat kesadaran
penuh,tidak
berhubungan dengan secara teratur
gelisah 2.autoregulasi
aliran darah ke otak dengan scala
mempertahankan aliran
terhambat Kriteria hasil: koma glascow
darah otak yang konstan
1.tingkat 2.pantau
3.menurunkan tekanan
kesadaran tanda-tanda
arteri dengan
membaik,tanda- vital terutama
meningkatkan drainase
tanda vital stabil tekanan darah
dan meningkatkan
tidak ada tanda-
3.letakkan sirkulasi/perfusi serebral
tanda peningkatan
kepala dengan
4.meningkatkan/memper
posisi agak
baiki aliran darah
ditinggikan dan
serebral dan selanjutnya
dalam posisi
anatomis(netral dapat mencegah
) pembekuan

4.berikan obat
sesuai
indikasi,contoh
nya
antikoagulan
(heparin)
2. Kerusakan mobilitas Tujuan: 1.kaji 1.mengidentifikasi
fisik berhubungan kemampuan kelemahan/kekuatan dan
Dapat melakukan
dengan kelemahan klien dalam dapat memberikan
aktivitas secara
melakukan informasi bagi pemulihan
minimum
aktivitas
2.menurunkan resiko
Kriteria hasil:
2.ubah posisi terjadinya
Mempertahankan minimal setiap trauma/iskemia jaringan
posisi yang 2 jam(telentang
3.dapat berespons
optimal,meningkat atau miring)
dengan baik jika daerah
kan kekuatan dan
3.anjurkan yang sakit tidak menjadi
fungsi bagian
pasien untuk lebih terganggu
tubuh yang
membantu
terkena,
pergerakan dan
mendemonstrasik
latihan dengan
an perilaku yang
menggunakan
memungkinkan
ekstremitas
aktivitas
yang tidak sakit

3. Kerusakan Tujuan: 1.kaji tingkat 1.perubahan dalam isi


komunikasi verbal kemampuan kognitif dan bicara
Dapat
berhubungan dengan klien dalam merupakan indikator dari
berkomunikasi
kerusakan berkomunikasi derajat gangguan
sesuai dengan
neuromuskuler serebral
keadaanya 2.minta klien
untuk 2.melakukan penilaian
Kriteria hasil:
mengikuti terhadap adanya
perintah
Klien dapat sederhana kerusakan sensorik
mengemukakan
3.tunjukkan 3.melakukan penilaian
bahasa isyarat
objek dan terhadap adanya
dengan tepat,
minta pasien kerusakan motorik
terjadi
menyebutkan
kesalahpahaman 4.bahasa isyarat dapat
nama benda
bahasa antara membantu untuk
tersebut
klien,perawat dan menyampaikan isi pesan

keluarga 4.ajarkan klien yang dimaksud


tekhnik
berkomunikasi
non
verbal(bahasa
isyarat)

4. Kurang perawatan Tujuan: 1.kaji 1.jika klien tidak mampu


diri berhubungan kemampuan perawatan diei perawat
Keburuhan
dengan kerusakan klien dan dan keluarga membantu
perawatan diri
neuromuskuler,penu keluarga dalam dalam perawatan diri
klien terpenuhi
runan kekuatan dan perawatan diri
2.klien terlihat bersih dan
ketahanan,kehilanga Kriteria hasil:
2.bantu klien rapi dan memberi rasa
n kontrol/koordinasi Klien bersih dan dalam personal nyaman pada klien
otot klien dapat hygiene
3.memberi kesan yang
melakukan
3.rapikan klien indah dan klien tetap
kegiatan personal
jika klien terlihat rapi
hygiene secara
terlihat
minimal 4.dukungan keluarga
berantakan dan
sangat dibutuhkan dalam
ganti pakaian
program peningkatan
klien setiap hari
aktivitas klien.
4.libatkan
keluarga dalam
melakukan
personal
hygiene
D.IMPLEMENTASI

Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
Implementasi mencakup melakukan,membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan
sehari-hari,memberikan asuhan perawatan untuk tujuan yang berpusat pada klien (Potter & Perry,
2005).

E.EVALUASI

Evaluasi adalah respons pasien terhadap terapi dan kemajuan mengarah pencapaian hasil yang
diharapkan. Aktivitas ini berfungsi sebagai umpan balik dan bagian kontrol proses keperawatan,
melalui mana status pernyataan diagnostik pasien secara individual dinilai untuk
diselesaikan,dilanjutkan atau memerlukan perbaikan (Doenges dkk, 1999).

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2003. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2. alih
bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC.
Tim SAK Ruang Rawat Inap RSUD Wates. 2006. Standard Asuhan Keperawatan Penyakit Saraf.
Yogyakarta: RSUD Wates Kabupaten Kulonprogo

Anda mungkin juga menyukai