DESA PANGANDARAN KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN PANGANDARAN Iin Sarinah ¹, Aan Anwar Sihabudin ², Erlan Suwarlan ³ Universitas Galuh, Pangandaran, Indonesia1 Universitas Galuh, Ciamis, Indonesia 2 Universitas Galuh, Tasikmalaya, Indonesia 3
e-mail: erlan.tasik@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena belum optimalnya Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi Oleh Pemerintah Desa Pangandaran. Berdasarkan kondisi obyektif yang ditemukan pada saat penjajagan, peneliti menemukan beberapa masalah yaitu pemerintah desa kurang maksimal dalam memberdayakan masyarakat terutama dalam bidang ekonomi, sehingga perekonomian masyarakat desa pangandaran kurang begitu lancar, rendahnya tingkat kemampuan pemerintah desa dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat, serta rendahnya tingkat kepedulian pemerintah desa terhadap keadaan ekonomi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan berupa observasi dan wawancara. Adapun hambatan-hambatan dalam pemberdayaan ekonomi yaitu: (1) keterbatasannya anggaran untuk melakukan pelatihan serta keterbatasan pengetahuan dari pemerintah desa (2) kurangnya kesadaran dari masyarakatnya sendiri yang enggan melakukan perbandingan ke daerah lain, (3) keterbatasan anggaran untuk dialokasikan sebagai permodalan bagi para kelompok usaha, (4) keterbatasan jaringan atau signal sehingga kurang maksimal dalam penggunaannya (5) kesulitan media informasi dalam mencari tahu perkembangan pasar. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu: (1) merancang dan menganggarkan anggaran desa untuk dialokasikan ke pelatihan pelaku usaha (2) memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama kepada pelaku usaha supaya melakukan perbandingan ke daerah lain agar menjadi gambaran dalam usahanya, (3) pemerintah desa mencari tahu ke dinas atau instansi yang menangani pembuatan legalitas dan segera memberikan informasi kepada masyarakat mengenai cara pembuatan legalitas, (4) menambah jaringan atau signal internet dengan cara memasang speedy atau sejenisnya (5) menjaring koneksi dan komunikasi yang baik dengan pihak lain demi mendapatkan informasi yang diinginkan.
Kata Kunci : Pemberdayaan, Masyarakat, Ekonomi Desa
PENDAHULUAN pelatihan di bidang sosial maupun Konsep pemberdayaan mulai ketrampilan kepada masyarakat. menjadi pendahuluan yang sudah Pemberdayaan di Bidang Usaha diskursus pembangunan, ketika orang Ekonomi pada Badan Pemberdayaan mulai mempertanyakan makna Masyarakat Desa Pangandaran pada pembangunan. Wacana pemberdayaan dasarnya harus dilaksanakan secara muncul ketika industrialisasi optimal dan terarah agar dapat menciptakan masyarakat penguasa memperbaiki keadaan ekonomi faktor produksi dan masyarakat yang sekaligus mampu mengangkat kondisi pekerja yang dikuasai. Di negara- ekonomi masyarakat miskin yang ada. negara sedang berkembang, wacana Dengan memberikan kewenangan dan pemberdayaan muncul ketika kekuatan kepada masyarakat untuk pembangunan menimbulkan mengakses sumber daya ekonomi yang disinteraksi sosial, kesenjangan tersedia secara optimal, sehingga ekonomi, degradasi sumberdaya alam, mereka diharapkan dapat berdaya dan alienasi masyarakat dari faktor- dalam memperbaiki kemampuan faktor produksi oleh penguasa. ekonomi mereka agar dapat memenuhi Secara umum Pembangunan kebutuhan dasar mereka secara Nasional tidak dapat dipisahkan dengan mandiri. Pemberdayaan ekonomi pemberdayaan masyarakat. Namun rakyat di sini merupakan upaya dalam angka kemiskinan di Indonesia mendorong perubahan struktural merupakan permasalahan yang terus masyarakat dengan memperkuat membayangi pelaksanaan kedudukan serta peran ekonomi rakyat pembangunan yang ada. Kemiskinan di dalam perekonomian. sini dapat ditandai dengan adanya Dalam hal ini, konsep dari pengangguran, keterbelakangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat ketidakberdayaan. Oleh karena itu yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kemiskinan menjadi prioritas utama upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan pemerintah Desa Pangandaran nasional serta tidak dapat ditunda khususnya dalam meningkatkan penanggulangannya. kesejahteraan perekonomiannya. Adapun tujuan dari Bidang Sepertti diketahui bahwa salah Usaha Ekonomi pada Badan satu dari tujuan akhir pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat adalah masyarakat dalam bidang ekonomi pemberian bantuan stimulan untuk adalah meningkatnya pendapatan menunjang masyarakat yang kurang masyarakat lemah. Pendapatan beruntung, guna peningkatan ekonomi masyarakat pada umumnya berasal pendapatan masyarakat dan dari dua anasir, yaitu dari upah/gaji mengurangi angka kemiskinan. Hal ini dan dari surplus usaha. Dari anasir dilakukan dengan memberikan upah/gaji, pada umumnya masyakat yang tunadaya hanya menerima Pemerintah Desa. (3) Lembaga upah/gaji rendah. Rendahnya Kemasyarakatan Desa bertugas gaji/upah yang diterima masyarakat melakukan pemberdayaan masyarakat tunadaya ini disebabkan karena desa, ikut serta merencanakan dan mereka pada umumnya memiliki melaksanakan pembangunan, serta ketrampilan yang terbatas dan sikap meningkatkan pelayanan masyarakat mental yang buruk (need achievment desa. (4) Pelaksanaan program dan rendah, tidak disiplin). kegiatan yang bersumber dari Rendahnya ketrampilan pemerintah, Pemerintah Daerah masyarakat tunadaya disebabkan Provinsi, Pemerintah Daerah karena akses atau kesempatan mereka Kabupaten/Kota, dan lembaga non- untuk mendapatkan pelayanan Pemerintah wajib memberdayakan dan pendidikannya pada umumnya buruk. mendayagunkan lembaga Oleh sebab itu, pemberdayaan kemasyarakatan yang sudah ada di ekonomi masyarakat yang cukup Desa. realistis untuk masyarakat pekerja Namun, pada kenyataannya, yang tunadaya, adalah melalui pemberdayaan yang ada di Desa affirmative action (misalnya subsidi Pangandaran Kecamatan Pangandaran pendididikan bagi masyarakat Kabupaten Pangandaran masih dinilai tunadaya) di bidang pendidikan. Untuk kurang maksimal. Hal ini dikarenakan melakukan affirmative action bagi rendahnya tingkat kepedulian masyarakat tunadaya, maka Pemerintah Desa terhadap pemerintah harus memiliki dana. perekonomian yang ada di masyarakat Untuk mendapatkan dana dapat Desa Pangandaran. dilakukan melalui kebijakan fiskal, Berdasarkan penelitian awal misalnya dengan pajak progresif. yang penulis lakukan, dapat diketahui Undang-undang Nomor 6 Tahun bahwa pemberdayaan masarakat di 2014 pada bab XII Pasal 94 bidang ekonomi belum maksimal. Hal disebutkan bahwa (1) Desa ini disebabkan oleh : mendayagunakan lembaga 1. Pemerintah Desa masih kurang kemasyarakatan Desa yang ada dalam maksimal dalam memberdayakan membantu pelaksanaan fungsi masyarakatnya, terutama dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa, bidang ekonomi. Contohnya, pelaksanaan pembangunan desa, Badan Usaha Milik Desa pembinaan kemasyarakatan desa, dan (BUMDES) kurang bisa berperan pemberdayaan masyarakat desa. (2) aktif dalam memberdayakan lembaga kemasyarakatan desa masyarakat, terutam dalam segi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ekonomi. merupakan wadah partisipasi 2. Rendahnya tingkat kemampuan masyarakat desa sebagai mitra pemerintah desa dalam melakukan pemberdayaan kepada pengumpulan data, reduksi data, masyarakat, contohnya, masih penyajian data (data display) dan banyaknya anggka pengangguran Penarikan kesimpulan (conclusion di Desa Pangandaran dan drawing/verifikasi). kebanyakan dari kalangan generasi muda. KAJIAN PUSTAKA 3. Rendahnya tingkat kepedulian 1. Pengertian Pemberdayaan dari pemerintah desa terhadap Pemberdayaan menurut Mas’oed keadaan ekonomi masyarakatnya. (1990) dalam Mardikanto dan Contohnya, pengembangan Soebianto (2017:26) adalah ‘Upaya pemberdayaan ekonomi mikro memberikan daya (empowerment) atau yang ada di Desa Pangandaran penguatan (strengthening) kepada seperti pedagang asongan asin dan masyarakat’. pedagang ikan/udang tepung 2. Konsep Pemberdayaan Masyarakat kurang mendapat senruhan dari Menurut Imran (2008:30) konsep pemerintah desa. keberdayaan pada dasarnya adalah: Upaya menjadikan suasana METODE PENELITIAN kemanusiaan yang adil dan Metode penelitian yang beradab yang semakin efektif digunakan adalah metode deskriptif. secara struktural dalam bidang Jenis penelitian ini adalah deskriptif politik, sosial, buadaya dan kualitatif yaitu memberikan gambaran ekonomi baik di dalam kehidupan tentang pemberdayaan masyarakat keluarga, masyarakat, negara, dalam bidang ekonomi. Dalam regional maupun intenasional.. penelitian ini data primer diperoleh 3. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat langsung dari pemerintah desa yang Tujuan yang ingin dicapai dari dilakukan melalui observasi dan pemberdayaan menurut Sulistiyani, wawancara. Adapun sumber data yang (2004:80) adalah: dipakai oleh peneliti untuk melengkapi Untuk membentuk individu dan data tersebut adalah informan dengan masyarakat menjadi mandiri, jumlah informan dalam penelitian ini meliputi mandiri berpikir, adalah sebanyak 10 orang, dengan bertindak dan mengendalikan apa rincian; Kepala Desa 1 orang, yang mereka lakukan. Sekretaris Desa 1 orang, perangkat Kemandirian masyarakat desa 3 orang dan perwakilan merupakan kondisi yang dialami masyarakat 5 orang. Teknik oleh masyarakat yang ditandai oleh pengumpulan data dalam penelitian ini kemampuan untuk memikirkan, adalah studi kepustakaan dan studi memutuskan serta melakukan lapangan (observasi dan wawancara). sesuatu yang dipandang tepat demi Langkah-langkah analisis data adalah mencapai pemecahan masalah- masalah yang dihadapi dengan Mardikanto dan Soebianto (2017:170), mempergunakan daya kemampuan yang terdiri dari: yang terdiri atas kemampuan a) Pengembangan sumberdaya kognitif, konatif, psikomotorik, manusia; afektif, dengan pengerahan sumber b) Pengembangan kelembagaan daya yang dimiliki oleh kelompok; lingkungan internal masyarakat c) Pemupukan modal masyarakat tersebut. dengan baik hasil (swasta); pelayanan (sevice outcome) d) Pengembangan usaha produktif; sebelum pelayanan di konsumsi. e) Penyediaan informasi tepat- 4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat guna. Ismawan (Priyono, 1996) dalam Pada bagian ini akan dijelaskan Mardikanto dan Soebianto (2017:170) hasil penelitian dan pembahasan menetapkan adanya 5 (lima) program mengenai pemberdayaan masyarakat strategi pemberdayaan yang terdiri dalam bidang ekonomi oleh pemerintah dari: desa di Desa Pangandaran Kecamatan a. Pengembangan sumberdaya Pangandaran Kabupaten Pangandaran, manusia; sebagai berikut: b. Pengembangan kelembagaan a) Pengembangan Sumberdaya kelompok; Manusia c. Pemupukan modal masyarakat Berdasarkan hasil penelitian pada (swasta); dimensi pengembangan sumber daya d. Pengembangan usaha produktif; manusia untuk indikator pemerintah e. Penyediaan informasi tepat- desa memfasilitasi dalam bentuk guna. pelatihan bagi para pelaku usaha dalam pelaksanaannya masih belum optimal, HASIL DAN PEMBAHASAN hal ini ditandai oleh keterbatasan 1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam anggaran yang dimiliki oleh Bidang Ekonomi oleh Pemerintah pemerintah desa untuk mengadakan Desa Di Desa Pangandaran pelatihan kepada para pelaku usaha. Kecamatan Pangandaran Selanjutnya indikator mengenai Kabupaten Pangandaran pemerintah desa menyarankan kepada Pembahasan tentang pelaku usaha untuk melakukan Pemberdayaan Masyarakat dalam perbandingan ke luar desa masih belum Bidang Ekonomi oleh Pemerintah Desa dilaksanakan dengan optimal, hal ini di Desa Pangandaran Kecamatan ditandai dengan keterbatasan Pangandaran Kabupaten Pangandaran kemampuan pemerintah desa dalam ini didasari oleh dimensi dari indikator memberikan sosialisasi kepada para strategi pemberdayaan menurut pelaku usaha untuk melakukan Ismawan (Priyono, 1996) dalam perbandingan ke luar desa. b) Pengembangan Kelembagaan masyarakat yang merasa kesulitan Kelompok mencari tempat atau lahan untuk Berdasarkan hasil penelitian pada dijadikan tempat usaha. dimensi pengembangan kelembagaan d) Pengembangan Usaha Produktif kelompok untuk indikator Pemerintah Berdasarkan hasil penelitian pada Desa membantu dalam pembuatan dimensi pengembangan usaha persyaratan legalitas kelompok usaha produktif untuk indikator Pemerintah dalam pelaksanaannya masih belum Desa membantu para pelaku usaha atau optimal, hal ini ditandai oleh adanya kelompok untuk mengembangkan beberapa pelaku usaha yang belum usahanya dengan cara membuat membuat persyaratan untuk pembuatan website dalam pelaksanaannya masih legalitas. belum optimal, hal ini ditandai oleh Selanjutnya indikator mengenai masih adanya pelaku usaha yang belum Pemerintah Desa memberikan memiliki website sebagai alat untuk sosialisasi bagaimana caranya dalam atau media pengembangan usahanya. pembuatan legalitas kelompok atau Selanjutnya indikator mengenai organisasi masih belum dilaksanakan Pemerintah Desa memberikan dengan optimal, hal ini ditandai dengan kebebasan kepada setiap pelaku usaha masih adanya para pelaku usaha atau dalam bersaing, harga, ataupun produk masyarakat yang belum paham yang dihasilkan masih belum mengenai cara membuat legalitas usaha dilaksanakan dengan optimal, hal ini atau kelompok. ditandai dengan masih adanya para c) Pemupukan Modal Masyarakat pelaku usaha yang masih kurang (swasta) profesional dalam persaingan harga Berdasarkan hasil penelitian pada ataupun produk yang dihasilkan. dimensi pemupukan modal masyarakat e) Penyediaan Informasi Tepat-Guna (swasta) untuk indikator Pemerintah Berdasarkan hasil penelitian pada Desa membantu dalam bentuk dimensi penyediaan informasi tepat permodalan melalui Badan Usaha guna untuk indikator Pemerintah Desa Milik Desa (BUMDES) dalam memberikan sosialisasi kepada setiap pelaksanaannya masih belum optimal, masyarakat mengenai perkembangan hal ini ditandai oleh masih adanya pasar dalam pelaksanaannya masih pelaku usaha yang merasa kesulitan belum optimal, hal ini ditandai oleh dalam segi permodalan. masih adanya pelaku usaha yang belum Selanjutnya indikator mengenai mengetahui mengenai perkembangan Pemerintah Desa bisa memfasilitasi usaha. dalam bentuk sarana dan prasarana Selanjutnya indikator mengenai usaha masih belum dilaksanakan Pemerintah Desa melalui Badan Usaha dengan optimal, hal ini ditandai dengan Milik Desa (BUMDES) bisa menjadi masih adanya para pelaku usaha atau wadah bagi para pelaku usaha apabila menemukan kesulitan atau hambatan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh dalam usahanya masih belum desa untuk dialokasikan sebagai tempat dilaksanakan dengan optimal, hal ini untuk dijadikan usaha, keterbatasan ditandai dengan masih adanya para jaringan atau signal sehingga kurang pelaku usaha yang merasa kebingungan maksimal dalam penggunaannya serta ketika mendapatkan masalah SDM dari masyarakat atau pelaku dilapangan terutama permasalahan usaha yang masih kurang, masih mengenai usahanya. adanya pelaku usaha yang melanggar 2. Hambatan-Hambatan Yang aturan persaingan dagang yang sehat, Dihadapi Berkaitan Dengan kesulitan media informasi dalam Pemberdayaan Masyarakat Dalam mencari tahu perkembangan pasar, Bidang Ekonomi oleh Pemerintah kurangnya kesadaran dari masyarakat Desa di Desa Pangandaran untuk ikut bergabung menjadi anggota Kecamatan Pangandaran Bumdes. Kabupaten Pangandaran Hasil observasi menunjukan Untuk mengetahui hambatan- terdapat hambatan-hambatan dalam hambatan dalam Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat dalam Masyarakat dalam Bidang Ekonomi Bidang Ekonomi oleh Pemerintah Desa oleh Pemerintah Desa Pangandaran Pangandaran Kecamatan Kabupaten Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, diantaranya Pangandaran, diantaranya yaitu keterbatasannya anggaran untuk keterbatasannya anggaran untuk melakukan pelatihan serta keterbatasan melakukan pelatihan serta keterbatasan pengetahuan dari pemerintah desa itu pengetahuan dari pemerintah desa itu sendiri sehingga kesulitan dalam sendiri sehingga kesulitan dalam memberikan pengetahuan mengenai memberikan pengetahuan mengenai sistem perekonomian yang baik, sistem perekonomian yang baik, kurangnya kesadaran dari kurangnya kesadaran dari masyarakatnya sendiri yang enggan masyarakatnya sendiri yang enggan melakukan perbandingan ke daerah melakukan perbandingan ke daerah lain, kurangnya kesadaran dari lain, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk segera menyiapkan masyarakat untuk segera menyiapkan semua persyaratan untuk membuat semua persyaratan untuk membuat persyaratan legalitas kelompok usaha, persyaratan legalitas kelompok usaha, minimnya pengetahuan dari pemerintah minimnya pengetahuan dari pemerintah desa mengenai cara pembuatan desa mengenai cara pembuatan legalitas kelompok usaha, keterbatasan legalitas kelompok usaha, keterbatasan keterbatasan anggaran untuk keterbatasan anggaran untuk dialokasikan sebagai permodalan bagi dialokasikan sebagai permodalan bagi para kelompok usaha, keterbatasan para kelompok usaha, keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh desa untuk dialokasikan sebagai tempat 3. Upaya-Upaya Yang Dilakukan untuk dijadikan usaha, keterbatasan Dalam Mengatasi Hambatan- jaringan atau signal sehingga kurang Hambatan Yang Timbul Berkaitan maksimal dalam penggunaannya serta Dengan Pemberdayaan Masyarakat SDM dari masyarakat atau pelaku Dalam Bidang Ekonomi oleh usaha yang masih kurang, masih Pemerintah Desa di Desa adanya pelaku usaha yang melanggar Pangandaran Kecamatan aturan persaingan dagang yang sehat, Pangandaran Kabupaten kesulitan media informasi dalam Pangandaran mencari tahu perkembangan pasar, Untuk mengetahui upaya-upaya kurangnya kesadaran dari masyarakat yang dilakukan dalam mengatasi untuk ikut bergabung menjadi anggota hambatan-hambatan dalam Bumdes. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemberdayaan menurut Mas’oed Bidang Ekonomi oleh Pemerintah Desa (1990) dalam Mardikanto dan Pangandaran Kecamatan Pangandaran Soebianto (2017:26) adalah ‘Upaya Kabupaten Pangandaran, diantaranya memberikan daya (empowerment) atau yaitu merancang dan menganggarkan penguatan (strengthening) kepada anggaran desa untuk dialokasikan ke masyarakat’. pelatihan pelaku usaha serta Menurut Imran (2008:30) konsep pemerintah desa meinta bantuan keberdayaan pada dasarnya adalah: kepada dinas terkait yang ahli dalam Upaya menjadikan suasana perekonomian untuk menjadi kemanusiaan yang adil dan narasumber dalam pelatihan tersebut, beradab yang semakin efektif memberikan pemahaman kepada secara struktural dalam bidang masyarakat terutama kepada pelaku politik, sosial, buadaya dan usaha supaya melakukan perbandingan ekonomi baik di dalam kehidupan ke daerah lain agar menjadi gambaran keluarga, masyarakat, negara, dalam usahanya, melakukan sosialisasi regional maupun intenasional. mengenai persyaratan pembuatan Berdasarkan hasil observasi, legalitas serta memberikan pemahaman wawancara dan teori-teori bahwa mengenai pentingnya legalitas, sebuah pemberdayaan adalah upaya pemerintah desa mencari tahu ke dinas memberikan daya atau penguatan atau instansi yang menangani kepada masyarakat, menjadikan pembuatan legalitas dan segera suasana kemanusiaan yang adil dan memberikan informasi kepada beradab semakin efektif secara masyarakat mengenai cara pembuatan struktural dalam bidang politik, sosial, legalitas, mengalokasikan dana desa ke budaya dan ekonomi baik di dalam Bumdes sesuai aturan yang berlaku, kehidupan keluarga, masyarakat, memanfaatkan sarana dan prasarana negara, regional maupun internasional. yang ada untuk bisa digunakan sebagai tempat usaha, menambah jaringan atau mengenai persyaratan pembuatan signal internet dengan cara memasang legalitas serta memberikan pemahaman speedy atau sejenisnya serta meminta mengenai pentingnya legalitas, bantuan kepada pihak yang lebih pemerintah desa mencari tahu ke dinas mengetahui mengenai penggunaan atau instansi yang menangani website, memberikan pemahaman pembuatan legalitas dan segera mengenai persaingan usaha yang baik memberikan informasi kepada dan tidak merugikan orang lain, masyarakat mengenai cara pembuatan menjaring koneksi dan komunikasi legalitas, mengalokasikan dana desa ke yang baik dengan pihak lain demi Bumdes sesuai aturan yang berlaku, mendapatkan informasi yang memanfaatkan sarana dan prasarana diinginkan, memberikan pemahaman yang ada untuk bisa digunakan sebagai kepada masyarakat terutama tempat usaha, menambah jaringan atau masyarakat yang bergerak dalam signal internet dengan cara memasang bidang ekonomi untuk ikut bergabung speedy atau sejenisnya serta meminta menjadi anggota Bumdes serta bantuan kepada pihak yang lebih memberikan pemahaman mengenai mengetahui mengenai penggunaan Bumdes adalah mitra desa dan bisa website, memberikan pemahaman dijadikan wadah bagi masyarakat yang mengenai persaingan usaha yang baik melakukan usaha dalam bidang dan tidak merugikan orang lain, ekonomi. menjaring koneksi dan komunikasi Hasil observasi menunjukan yang baik dengan pihak lain demi terdapat upaya-upaya yang dilakukan mendapatkan informasi yang dalam mengatasi hambatan-hambatan diinginkan, memberikan pemahaman berkaitan dengan Pemberdayaan kepada masyarakat terutama Masyarakat dalam Bidang Ekonomi masyarakat yang bergerak dalam oleh Pemerintah Desa Pangandaran bidang ekonomi untuk ikut bergabung Kecamatan Kabupaten Pangandaran, menjadi anggota Bumdes serta diantaranya merancang dan memberikan pemahaman mengenai menganggarkan anggaran desa untuk Bumdes adalah mitra desa dan bisa dialokasikan ke pelatihan pelaku usaha dijadikan wadah bagi masyarakat yang serta pemerintah desa meinta bantuan melakukan usaha dalam bidang kepada dinas terkait yang ahli dalam ekonomi. perekonomian untuk menjadi Tujuan yang ingin dicapai dari narasumber dalam pelatihan tersebut, pemberdayaan menurut Sulistiyani, memberikan pemahaman kepada (2004:80) adalah: masyarakat terutama kepada pelaku Untuk membentuk individu dan usaha supaya melakukan perbandingan masyarakat menjadi mandiri, meliputi ke daerah lain agar menjadi gambaran mandiri berpikir, bertindak dan dalam usahanya, melakukan sosialisasi mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat pengerahan sumber daya yang dimiliki merupakan kondisi yang dialami oleh oleh lingkungan internal masyarakat masyarakat yang ditandai oleh tersebut. kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu KESIMPULAN yang dipandang tepat demi mencapai Pemberdayaan Masyarakat dalam pemecahan masalah-masalah yang Bidang Ekonomi oleh Pemerintah Desa dihadapi dengan mempergunakan daya pangandaran Kecamatan Pangandaran kemampuan yang terdiri atas Kabupaten Pangandaran berdasarkan kemampuan kognitif, konatif, hasil wawancara, belum dilaksanakan psikomotorik, afektif, dengan dengan optimal, sesuai dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki indikator 5 (lima) program strategi oleh lingkungan internal masyarakat pemberdayaan menurut Ismawan tersebut. (Priyono, 1996) dalam Mardikanto dan Berdasarkan hasil penelitian, Soebianto (2015:170), hal ini diketahui wawancara dan teori-teori di atas dari 10 indikator yang diteliti hanya 3 bahwa sebuah tujuan pemberdayaan yang dilaksanakan dengan baik dan bertujuan untuk membentuk individu- sisanya 7 indikator belum dilaksanakan individu dan masyarakat menjadi dengan baik. mandiri, meliputi mandiri berpikir, Hambatan-hambatan yang bertindak dan mengandalkan apa yang dialami mengenai Pemberdayaan mereka lakukan. Kemandirian Masyarakat dalam Bidang Ekonomi masyarakat merupakan kondisi yang oleh Pemerintah Desa pangandaran dialami oleh masyarakat yang ditandai Kecamatan Pangandaran Kabupaten oleh kemampuan untuk memikirkan, Pangandaran. memutuskan serta melakukan sesuatu Upaya-upaya yang dilakukan yang dipandang tepat demi mencapai untuk mengatasi hambatan-hambatan pemecahan masalah-masalah yang yang timbul mengenai Pemberdayaan dihadapi dengan mempergunakan daya Masyarakat dalam Bidang Ekonomi kemampuan yang terdiri atas oleh Pemerintah Desa Pangandaran kemampuan kognitif, konatif, Kecamatan Pangandaran Kabupaten psikomotorik, afektif, dengan Pangandaran.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat A.A., 2010. Metode Penelitian
Finer, 2006. Comparative Government. Kesehatan Paradigma. terjemahan. Ghalia. Indonesia. Kuantitatif, Jakarta: Heath Books Hermansyah, 2009, Hukum Perbankan Hutomo Mardi Yatmo. 2000. Indonesia, Kencana Prenada Pemberdayaan Masyarakat dalam Media Group, Jakarta. Bidang Ekonomi: Tinjauan Teoritik dan Implementasi. Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta. Moleong . 2017 Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta Miles M dan Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Moleong, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya. Poerwadarminta, 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pranadjaja. 2003. Hubungan Antar Lembaga Pemerintahan. Alumni. Bandung
Dokumen-Dokumen Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perangkat Desa. Resume Jurnal
Nama: Rara Kunanti
Nim: 191440130
Judul: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi Oleh Pemerintah Desa
Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Peneliti: Iin Sarinah , Aan Anwar Sihabudin , Erlan Suwarlan Metode : Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan berupa observasi dan wawancara. Hasil: Pembahasan tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi oleh Pemerintah Desa di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran ini didasari oleh dimensi dari indikator strategi pemberdayaan menurut Ismawan (Priyono, 1996) dalam Mardikanto dan Soebianto (2017:170), yang terdiri dari: 1.Pengembangan sumberdaya manusia 2.Pengembangan kelembagaan kelompok 3.Pemupukan modal masyarakat (swasta) 4.Pengembangan usaha produktif, Penyediaan informasi tepat-guna Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi oleh pemerintah desa di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, sebagai berikut: 1.Pengembangan Sumberdaya Manusia Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi pengembangan sumber daya manusia untuk indikator pemerintah desa memfasilitasi dalam bentuk pelatihan bagi para pelaku usaha dalam pelaksanaannya masih belum optimal, hal ini ditandai oleh keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah desa untuk mengadakan pelatihan kepada para pelaku usaha. Selanjutnya indikator mengenai pemerintah desa menyarankan kepada pelaku usaha untuk melakukan perbandingan ke luar desa masih belum dilaksanakan dengan optimal, hal ini ditandai dengan keterbatasan kemampuan pemerintah desa dalam memberikan sosialisasi kepada para pelaku usaha untuk melakukan perbandingan ke luar desa. 2. Pengembangan Kelembagaan Kelompok Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi pengembangan kelembagaan kelompok untuk indikator Pemerintah Desa membantu dalam pembuatan persyaratan legalitas kelompok usaha dalam pelaksanaannya masih belum optimal, hal ini ditandai oleh adanya beberapa pelaku usaha yang belum membuat persyaratan untuk pembuatan legalitas. Selanjutnya indikator mengenai Pemerintah Desa memberikan sosialisasi bagaimana caranya dalam pembuatan legalitas kelompok atau organisasi masih belum dilaksanakan dengan optimal, hal ini ditandai dengan masih adanya para pelaku usaha atau masyarakat yang belum paham mengenai cara membuat legalitas usaha atau kelompok. 3. Pemupukan Modal Masyarakat (swasta) Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi pemupukan modal masyarakat (swasta) untuk indikator Pemerintah Desa membantu dalam bentuk permodalan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam pelaksanaannya masih belum optimal, hal ini ditandai oleh masih adanya pelaku usaha yang merasa kesulitan dalam segi permodalan. Selanjutnya indikator mengenai Pemerintah Desa bisa memfasilitasi dalam bentuk sarana dan prasarana usaha masih belum dilaksanakan dengan optimal, hal ini ditandai dengan masih adanya para pelaku usaha atau masyarakat yang merasa kesulitan mencari tempat atau lahan untuk dijadikan tempat usaha. 4. Pengembangan Usaha Produktif Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi pengembangan usaha produktif untuk indikator Pemerintah Desa membantu para pelaku usaha atau kelompok untuk mengembangkan usahanya dengan cara membuat website dalam pelaksanaannya masih belum optimal, hal ini ditandai oleh masih adanya pelaku usaha yang belum memiliki website sebagai alat untuk atau media pengembangan usahanya. Selanjutnya indikator mengenai Pemerintah Desa memberikan kebebasan kepada setiap pelaku usaha dalam bersaing, harga, ataupun produk yang dihasilkan masih belum dilaksanakan dengan optimal, hal ini ditandai dengan masih adanya para pelaku usaha yang masih kurang profesional dalam persaingan harga ataupun produk yang dihasilkan. 5. Penyediaan Informasi Tepat-Guna Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi penyediaan informasi tepat guna untuk indikator Pemerintah Desa memberikan sosialisasi kepada setiap masyarakat mengenai perkembangan pasar dalam pelaksanaannya masih belum optimal, hal ini ditandai oleh masih adanya pelaku usaha yang belum mengetahui mengenai perkembangan usaha. Selanjutnya indikator mengenai pemerintah Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) bisa menjadi wadah bagi para pelaku usaha apabila menemukan kesulitan atau hambatan dalam usahanya masih belum dilaksanakan dengan optimal, hal ini ditandai dengan masih adanya para pelaku usaha yang merasa kebingungan ketika mendapatkan masalah dilapangan terutama permasalahan mengenai usahanya.
Untuk mengetahui hambatan- hambatan dalam Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang
Ekonomi oleh Pemerintah Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, diantaranya yaitu keterbatasannya anggaran untuk melakukan pelatihan serta keterbatasan pengetahuan dari pemerintah desa itu sendiri sehingga kesulitan dalam memberikan pengetahuan mengenai sistem perekonomian yang baik, kurangnya kesadaran dari masyarakatnya sendiri yang enggan melakukan perbandingan ke daerah lain, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk segera menyiapkan semua persyaratan untuk membuat persyaratan legalitas kelompok usaha, minimnya pengetahuan dari pemerintah desa mengenai cara pembuatan legalitas kelompok usaha, keterbatasan keterbatasan anggaran untuk dialokasikan sebagai permodalan bagi para kelompok usaha, keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh desa untuk dialokasikan sebagai tempat untuk dijadikan usaha, keterbatasan jaringan atau signal sehingga kurang maksimal dalam penggunaannya serta SDM dari masyarakat atau pelaku usaha yang masih kurang, masih adanya pelaku usaha yang melanggar aturan persaingan dagang yang sehat, kesulitan media informasi dalam mencari tahu perkembangan pasar, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk ikut bergabung menjadi anggota Bumdes. Hasil observasi menunjukan terdapat hambatan-hambatan dalam Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi oleh Pemerintah Desa Pangandaran Kecamatan Kabupaten Pangandaran, diantaranya keterbatasannya anggaran untuk melakukan pelatihan serta keterbatasan pengetahuan dari pemerintah desa itu sendiri sehingga kesulitan dalam memberikan pengetahuan mengenai sistem perekonomian yang baik, kurangnya kesadaran dari masyarakatnya sendiri yang enggan melakukan perbandingan ke daerah lain, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk segera menyiapkan semua persyaratan untuk membuat persyaratan legalitas kelompok usaha, minimnya pengetahuan dari pemerintah desa mengenai cara pembuatan legalitas kelompok usaha, keterbatasan keterbatasan anggaran untuk dialokasikan sebagai permodalan bagi para kelompok usaha, keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh desa untuk dialokasikan sebagai tempat untuk dijadikan usaha, keterbatasan jaringan atau signal sehingga kurang maksimal dalam penggunaannya serta SDM dari masyarakat atau pelaku usaha yang masih kurang, masih adanya pelaku usaha yang melanggar aturan persaingan dagang yang sehat, kesulitan media informasi dalam mencari tahu perkembangan pasar, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk ikut bergabung menjadi anggota Bumdes. Hasil observasi menunjukan terdapat upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi oleh Pemerintah Desa Pangandaran Kecamatan Kabupaten Pangandaran, diantaranya merancang dan menganggarkan anggaran desa untuk dialokasikan ke pelatihan pelaku usaha serta pemerintah desa meinta bantuan kepada dinas terkait yang ahli dalam perekonomian untuk menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut, memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama kepada pelaku usaha supaya melakukan perbandingan ke daerah lain agar menjadi gambaran dalam usahanya, melakukan sosialisasi mengenai persyaratan pembuatan legalitas serta memberikan pemahaman mengenai pentingnya legalitas, pemerintah desa mencari tahu ke dinas atau instansi yang menangani pembuatan legalitas dan segera memberikan informasi kepada masyarakat mengenai cara pembuatan legalitas, mengalokasikan dana desa ke Bumdes sesuai aturan yang berlaku, memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada untuk bisa digunakan sebagai tempat usaha, menambah jaringan atau signal internet dengan cara memasang speedy atau sejenisnya serta meminta bantuan kepada pihak yang lebih mengetahui mengenai penggunaan website, memberikan pemahaman mengenai persaingan usaha yang baik dan tidak merugikan orang lain, menjaring koneksi dan komunikasi yang baik dengan pihak lain demi mendapatkan informasi yang diinginkan, memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang ekonomi untuk ikut bergabung menjadi anggota Bumdes serta memberikan pemahaman mengenai Bumdes adalah mitra desa dan bisa dijadikan wadah bagi masyarakat yang melakukan usaha dalam bidang ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian, wawancara dan teori-teori di atas bahwa sebuah tujuan pemberdayaan bertujuan untuk membentuk individu- individu dan masyarakat menjadi mandiri, meliputi mandiri berpikir, bertindak dan mengandalkan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.