Kana Grosir adalaha usaha retail memiliki toko perlengkapan bayi dan anak yang
tersebar di Propinsi Bali dimiliki oleh Nyoman Evan Kandara. Data keuangan selama
tahun 2019 masa 1 Januari s/d 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan operasional:
Jumah penjualan neto Rp 10.500.188.100
2. Harga Pokok Penjualan Rp 4.510.600.100
Informasi Tambahan: :
1. Biaya gaji, tunjangan dan lain-lain terdiri dari pengeluaran untuk gaji,dan
tunjangan diatas sudah termasuk pemberian fasilitas rekreasi kepada karyawan
Rp. 200.500.000; Pembelian sembako untuk karyawan Rp. 320.500.000. (dalam
aturan perpajakan, kenikmatan yang diterima oleh karyawan tidak dlm
bentuk uang (natura) tidak diakui oleh pajak sehingga dikoreksi positif
sebesar 200.500.000 + 320.500.000)
2. Biaya premi asuransi terdiri dari pengeluaran untuk premi asuransi kebakaran
bangunan kantor sebesar Rp. 3.000.000; premi untuk asuransi kecelakaan kerja
untuk karyawan Rp.112.500.000; premi asuransi kecelakaan kerja untuk Direktur
Rp.3.000.000; (kalau perusahaan perseorangan direktur itu perseorangan /
pribadi, kalau semisal bukan perusahaan perseorangan akan diambil dr
profesional. Jadi, di sini direkturnya adalah si Pak Nyoman, di mana itu
adalah premi asuransi pribadi sehingga perlu dikoreksi, premi asuransi
karyawan juga bisa dikoreksi. Kalau premi asuransinya sudah dihitung PPh
21 boleh dibebankan ke perusahaan, kalau belum dihitung PPh 21 perlu
dikoreksi positif)
3. Biaya listrik dan telepon terdiri dari pengeluaran untuk listrik dan telepon kantor
Rp.114.000.000; rumah pribadi Rp.2.550.000; biaya pemeliharaan/isi ulang
telepon seluler untuk pegawai tertentu karena pekerjaannya Rp.101.000.000;
(telepon seluler harus dikoreksi 50% kalau telepon bukan mobile phone bisa
dibiayai sepenuhnya)
4. Biaya iklan dan promosi terdiri dari iklan promosi di media cetak/elektronika Rp.
81.330.000; pengeluaran untuk entertainment yang tidak dibuatkan Daftar
Nominatifnya Rp. 306.700.000. (daftar nominatif ada 2 dafar nominatif untuk
biaya entertainment, dan daftar nominatif untuk biaya promosi harus
dibuatkan daftar nominatif dan harus dibedakan kolomnya. Fungsi
nominative list utk memsuport bahwa biaya2 tsb memang bisa masuk ke
biaya fiskal. Kalau tidak membuat daftar nominatif tidak bisa dimasukkan ke
dalam biaya fiskal sehingga dikoreksi fiskal)
6. Biaya pemeliharaan terdiri dari pengeluaran untuk biaya pemeliharaan rumah dan
kendaraan pribadi Rp. 1.500.000; biaya pemeliharaan rumah yang disewakan Rp.
1.000.000; biaya pemeliharaan bangunan dan peralatan/inventaris kantor dan
toko Rp. 307.000.000. (jika tidak termasuk 3M memelihara, menggunakan,
memperoleh maka tidak masuk ke kegiatan perusahaan)
8. Dalam biaya pajak dan retribusi termasuk pengeluaran untuk pajak dan retribusi
Pemda Rp. 600.000; Jumlah angsuran PPh Pasal 25 tahun 2019 Rp.62.000.000
(PPh Pasal 25 harus dikeluarkan sehingga dibuatkan jurnal Uang Muka
Pajak termasuk ak. lain-lain pada kas. Jadi perlu dibuatkan jurnal)
10. Kredit Pajak Dalam Negeri selama tahun 2019 adalah sebesar Rp. 20.600.250
(PPh Pasal 23). (disimpan, implikasinya adalah misal PPh terutang adalah
100 jt maka akan dikurangkan 62jt PPh pasal 25 dan stlh itu dikurangkan
kredit pajak dalam negeri PPh 23, sehingga itulah yang akan menjadi PPh
kurang bayar. Kalau ditanya berapa pajak terutang, 100 jt jangan hasil PPh
kurang bayarnya.)
Diminta:
Untuk yang A : PPh OP dasarnya adalah penghasilan bruto > penghasilan neto > PKP baru PPh
Terutang
1. Cari penghasilan bruto (penjualan neto)
2. Perkiraan Penghasilan Neto : 40% x Penghasilan neto.
3. Penghasilan Kena Pajak : Penghasilan neto - PTKP
4. Kalikan tarif PPh 17
Untuk yang B : menyiapkan L/R, Neraca, dan Daftar aset tetap list.
1. Buat Laporan L/R sesuai dengan standar akuntansi
2. Laporan Rekonsiliasi Fiskal : akan menyajikan 2 laba/rugi (komersial dan fiskal)
Koreksi (+) : laba bertambah, biaya berkurang
Koreksi (-) : laba berkurang, biaya bertambah
PPh Terutang :
Itung PPh terutang : pakai PPh Pasal 17
Kurangkan uang muka pajak, lalu kredit pajak.
Setelah dapat Pajak yang kurang bayar (pajak terutang lebih besar dari kredit pajak)/lebih bayar
(pajak terutang lebih kecil dari kredit pajak).
Pendapatan jasa giro harus dikoreksi fiskal negatif, karena sudah dipotong PPh Pasal 4 ayat (2)
final.