Anda di halaman 1dari 3

DAFTAR PERTANYAAN

1. Recha
Terdapat beberapa prosedur untuk memperoleh bukti audit, salah satunya yaitu prosedur
penilaian resiko, pertanyaan saya tujuan dari penilaian risiko itu apa, dan berikan
contohnya jika ada
Jawab :
Tujuan prosedur penialaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui
pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai
pengendalian internal entitas tersebut. Auditor wajib melakukan prosedur penilaian risiko
untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material pada tingkat laporan
keuangan dan pada tingkat asersi. Prosedur penilaian risiko itu sendiri tidak memberikan
bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian opini audit (ISA 315.5 alinea
A1 – A5). Sebagai contoh, dalam wawancara dengan manajer penjualan, terungkap
adanya kontrak penjualan yang tidak biasa. Wawancara ini (prosedur inquiry) diikuti
dengan prosedur inspeksi atas kontrak penjualan dan dilanjutkan dengan analisis
(analytical procedure) mengenai dampaknya terhadap margin penjualan. Atau temuan
dari pelaksanaan analytical procedure atas angka-angka dalam draf laporan laba rugi
mungkin memicu pertanyaan bagi manajemen.
2. Nadya
Di dalam buku di jelaskan bahwa bukti ekstern yang diperoleh dari luar perusahaan itu
lebih kuat, dalam arti dapat lebih diandalkan/dipercaya keabsahannya daripada bukti
intern, jelaskan mengapa demikian dan contoh bukti ekstern itu seperti apa dan biasanya
didapatkan darimana?
Jawab :
Dokumen ekstern diserahkan oleh pihak diluar organisasi klien yang terlibat
dalam transaksi yang terdokumentasi dan disimpan oleh klien dan dapat diperoleh
sewaktu waktu. Nah dokumen transaksi ini diperoleh dari pihak yang terlibat dalam
transaksi baik klien maupun pihak lain dimana pihak tersebut telah menyetujui informasi
dan kondisi yang tertera dalam dokumen tersebut. Jadi dapat dikatakan jika dokumen
tersebut benar benar asli dan terjamin kebenarannya. Untuk contoh dari bukti ekstern itu
seperti syarat-syarat perjanjian, faktur tagihan dari pemasok, formulir pesanan pelanggan,
sertifikat tanah dan sebagainya. Dimana bukti tersebut itu diperoleh dari klien
perusahaan.
3. Dela
Apa yang menjadi pertimbangan auditor sehingga bisa memilih sesuatu yg dpt dijadikan
sampel bukti.
Jawaban :
Sebelum auditor memilih sampel audit, ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan auditor yaitu terlebih dahulu Menyusun Rencana Audit yaitu dengan Jenis
pengujian yang akan dilakukan, lalu apa Tujuan pengujian tersebut, Populasi yang akan
diteliti, disesuaikan dengan jenis dan tujuan pengujian yang akan dilakukan. Asumsi-
asumsi yang akan digunakan dalam penelitian, terutama yang diperlukan untuk
menentukan unit sampel dan membuat simpulan hasil audit, seperti tingkat keandalan,
toleransi kesalahan, dan sebagainya. menetapkan unit sampel. Jika digunakan metode
sampling statistik, unit sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus/formula statistik
sesuai dengan jenis sampling yang dilakukan. Dalam hal ini hasil yang diperoleh berupa
pernyataan mengenai jumlah unit sampel yang harus diuji pada populasi yang menjadi
objek penelitian. Setelah diketahui jumlah sampel yang harus diuji, langkah selanjutnya
baru memilih sampel dari populasi yang diteliti. Jika menggunakan sampling statistik,
pemilihan sampelnya harus dilakukan secara acak (random). Dari beberapa hal yang
dilakukan tersebut auditor dapat menentukan sampel yang akan digunakan nanti dan
Setelah itu audit baru menguji sampel tersebut.
4. Silvi
Kapan kita memilih random sampling kapan juga kita menggunakan block sampling?
Dan pemilihan sampel dilakukan waktu tahap apa?
Jawaban :
Sampel searah ini digunakan bila auditor mencurigai adanya kesalahan serius
atau manipulasi ingin mendapat dan bukti unduk mendukung kecurigaan mereka atau
menemukan sebanyak mungkin hal yang mencurigakan. Auditor memilih random
sampling ketika auditor mengambil cara dengan menggunakan tempat diambilnya bukti
audit sedekat mungkin. Bila auditor mengambil sampel random, mereka mencoba
mengambil gambar, berupa miniature dari catatan atau data dalam jumlah sangat besar
yang membentuk populasi tempat sampel dipilih. Makin besar sampel makin dekat
sample mencerminkan populasi.
Untuk penggunaan block sampling, kapan auditor menggunakan block sampling
itu ketika dokumen atau catatan yang akan dibuat sampel itu terlalu menyebar atau
terpencar sehingga memakan waktu dan biaya. Dalam hal tersebut auditor menggunakan
block sampling meskipun kurang efektif dibandingkan dengan menggunakan sampling
acak.
Jadi dapat disimpulkan jika kapan auditor memilih metode tersebut itu tergantung
situasi yang dihadapi dan tergantung populai dari jenis pengujian yang akan dilakukan.
Sampling dipergunakan jika waktu dan biaya tidak memungkinkan untuk
memeriksa seluruh transaksi/kejadian dalam suatu populasi. Pemilihan sample ini itu
dilakukan ketika telah Menyusun Rencana Audit yaitu dengan menentukan Jenis
pengujian yang akan dilakukan dan juga Populasi yang akan diteliti jadi Setelah
mengetahui jumlah sampel yang harus diuji baru memilih sample dari populasi yang akan
diteliti.

Anda mungkin juga menyukai