Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dan analisa data mengenai
hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI Angkatan 2016 - 2017. Data yang digunakan merupakan data primer yang
diperoleh secara langsung dengan melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, tekanan
darah, dan kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif untuk
mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.
Data penelitian yang diperoleh sebanyak 217 sampel yang memenuhi kriteria, ini tidak
memenuhi target sebanyak 219 sampel atau kurang dua sampel dikarenakan adanya kriteria
inklusi dan eksklusi. Data penelitian dianilisis secara deskriptif dengan bantuan Microsoft Excel
2016 dan analisis statistik dilakukan dengan SPSS Statistics 20.0 untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antar variabel.
4.1 Hasil
Pada penelitian ini didapatkan total responden angkatan 2017 sebanyak 114 (52,07%)
orang dan angkatan 2016 (47,93%) sebanyak 104 orang. Berdasarkan 217 responden, didapatkan
74 (34,1%) orang berjenis kelamin laki-laki dan 143 (65,9%) orang perempuan. Berdasarkan
kelompok usia didapatkan bahwa responden berasal dari kelompok usia 18-22 tahun, dengan
mayoritas terdiri atas usia 19 tahun (40,55%).
Jumla Persentas Jumlah Persentas Jumla Persentase Jumla Persentas Jumlah Persentase Jumla Persentase
h (n) e (%) (n) e (%) h (n) (%) h (n) e (%) (n) (%) h (n) (%)
4.1.2 Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI Angkatan 2016 - 2017
Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan, didapatkan bahwa sebagian besar
responden memiliki indeks massa tubuh diatas normal sebanyak 121 (55,77%) orang, terdiri dari
overweight 35 (16,13%) orang, obesitas grade I 43 (19,82%) orang dan obesitas grade II
43(19,82%) orang. Berdasarkan pengambilan sampel tersebut juga didapatkan bahwa 75
(34,56%) orang mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2016-2017
memiliki indeks massa tubuh dalam rentang normal.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa fakultas kedokteran
Universitas YARSI Angkatan 2016-2017 sebanyak 167 (76,96%) orang memiliki tekanan darah
dalam rentang normal, sisanya sebanyak 45 (20,74%) orang masuk dalam kategori prehipertensi,
3 (1,38%) orang mengidap hipertensi, dan 2 (0,92%) orang masuk dalam kategori hipotensi.
NORMAL PREHIPERTENSI
HIPERTENSI HIPOTENSI TOTAL
KATEGORI % % % %
% % % %
JUMLA DARI JUMLA DARI JUMLA DARI JUMLA DARI JUMLAH % DARI
BERDASA BERDASA BERDASA BERDASA
H TOTA H TOTA H TOTA H TOTA PER SUKU TOTAL
R SUKU R SUKU R SUKU R SUKU
L L L L
ACEH 2 100.00 0.92 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 2 0.92
ARAB 1 50.00 0.46 1 50.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 2 0.92
BALI 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
BANTEN 2 100.00 0.92 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 2 0.92
BATAK 5 100.00 2.30 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 5 2.30
BENGKULU 2 100.00 0.92 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 2 0.92
BETAWI 8 61.54 3.69 5 38.46 2.30 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 13 5.99
BUGIS 8 80.00 3.69 1 10.00 0.46 0 0.00 0.00 1 10.00 0.46 10 4.61
GAYO 2 100.00 0.92 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 2 0.92
JAWA 60 77.92 27.65 16 20.78 7.37 0 0.00 0.00 1 1.30 0.46 77 35.48
KAILI 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
LAMPUNG 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
MADURA 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
MALUKU 0 0.00 0.00 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
MELAYU 10 90.91 4.61 1 9.09 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 11 5.07
MINANG 29 80.56 13.36 5 13.89 2.30 2 5.56 0.92 0 0.00 0.00 36 16.59
NIAS 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
PALEMBAN
G 4 100.00 1.84 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 4 1.84
SANANA 0 0.00 0.00 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
SERAWAI 0 0.00 0.00 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
SUMATERA 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 1 0.46
SUNDA 27 67.50 12.44 13 32.50 5.99 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 40 18.43
TIONGHOA 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
TORAJA 1 100.00 0.46 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0 0.00 0.00 1 0.46
217 100.00
4.1.4 Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kelompok Suku Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2016 - 2017
4.1.6 Analisis Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Darah Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2016 - 2017
NORMAL Jumlah 67 7 0 1 75
OVERWEIGHT Jumlah 29 6 0 0 35
OBESITAS Jumlah 30 13 0 0 43
GRADE 1
OBESITAS Jumlah 22 18 3 0 43
GRADE 2
Tabel 4.6 Analisis Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Darah
Berdasarkan hubungan antara obesitas dan tekanan darah, ditemukan 3 (7%) orang pada
kategori obesitas grade 2 mengidap hipertensi, dan 45 (20,7%) orang dari seluruh responden
mengalami prehipertensi. Penelitian ini juga menemukan bahwa kasus hipertensi pada usia 18-22
tahun hanya terjadi pada kelompok kategori obesitas grade 2.
Secara keseluruhan, didapatkan penderita prehipertensi sebanyak 45 (20,7%) orang,
diantaranya terdiri dari 1 (2,22%) orang berasal dari kelompok underweight, 7 (15,56%) orang
berasal dari kategori normal, 6 (13,33%) orang berasal dair kelompok overweight, 13 (28,89%)
orang berasal dari kategori obesitas grade 1, dan 18 (40%) orang berasal dari kategori obesitas
grade 2.
Penelitian ini juga mendapatkan 167 (77%) orang yang memiliki tekanan darah normal,
diantaranya 19 (11,38%) orang pada kategori underweight, 67 (40,12%) orang pada kategori
normal, 29 (17,37%) orang pada kategori overweight, 30 (17,96%) orang pada kategori obesitas
grade 1, dan 22 (13,17%) orang pada kategori obesitas grade 2.
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai p = 0,000 atau p < 0,05 sehingga terdapat
hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dan tekanan darah.
4.2 Pembahasan
Fitriana et al (2013) mengatakan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Penelitian ini membuktikan bahwa indeks massa
tubuh dan tekanan darah memiliki hubungan yang bermakna, hal ini berdasarkan ditemukannya
nilai p = 0,000 dan juga didapatkan bahwa dengan adanya peningkatan indeks massa tubuh
diatas normal turut meningkatkan terjadinya peningkatan tekanan darah 4,7 kali lebih besar.
Berdasarkan 81 (37,33%) orang yang memiliki indeks massa tubuh diatas normal (overweight,
obesitas grade 1 dan obesitas grade 2), didapatkan 37 (45,68%) orang diantaranya mengalami
prehipertensi dan 3 (3,7%) orang diantaranya mengidap hipertensi. Hal ini sesuai dengan
penelitian Purohit et al (2015) di India terhadap 138 mahasiswa kedokteran yang mendapatkan
adanya korelasi signifikan antara IMT dan tekanan darah dengan p = 0,000, baik dengan tekanan
darah sistolik maupun diastolik.
Hal lain yang turut serta dalam patogenesis hipertensi yaitu disfungsi endotel, ini
bersamaan dengan semakin meningkatnya bukti yang menujukkan signifikansi hubungan
disfungsi endotel pada patogenesis hipertensi terkait obesitas. Obesitas menyebabkan suatu
keadaan inflamasi (vaskular dan sistemik) yang menyebabkan disfungsi endotel. Resistensi
insullin, rendahnya adiponektin, tingginya leptin plasma, peningkatan glukosa plasma dan asam
lemak bebas merupakan suatu keadaan yang menujukkan adanya inflamasi. Serangkaian jalur
yang disinyalkan oleh insulin diperintahkan untuk bekerja sebagai efek adanya inflamasi dan
pertumbuhan endotel yang tak terkontrol menyebabkan disfungsi endotel hingga berujung
dengan hipertensi (Kotsis et al, 2010).
Kotsis et al (2010) juga mengatakan bahwa pada beberapa studi didapatkan adanya
peningkatan kadar aktivitas renin plasma, angiotensinogen plasma, angiotensin II dan aldosteron
dalam hubungannya dengan obesitas pada manusia. Beberapa mekanisme juga bertanggung
jawab terhadap aktivasi RAAS. Sekresi renin oleh ginjal tampaknya meningkat dikarenakan
terinduksi oleh perubahan tekanan fisik intrarenal yang diawali oleh akumulasi lemak disekitar
juga terhadap medulla ginjal. Berkaitan dengan gambaran histologik sebenarnya, perubahan yang
menyebabkan kompresi pada medulla, menyebabkan terjadinya penurunan pengaliran filtrat pada
bagian lengkung Henle sehingnga terjadi pemanjangan waktu untuk reabsorpsi sodium. Kejadian
ini kemudian akan dideteksi makula densa sebagai penurunan konsentrasi sodium di bagian
tubulus distal, sehingga terjadi sekresi renin melalui umpan balik tubuloglomerular. DeMarco et
al (2014) juga mengatakan hal yang sama bahwa obesitas dapat mengaktivasi RAAS sehingga
terjadi perubahan tekanan darah. Ekspresi komponen RAAS dan peningkatan ekspresi dan
sekresi angiotensiogen pada jaringan adiposa dalam kondisi obesitas berperan untuk aktivasi
RAAS lokal pada saat terjadinya disfungsi jaringan adiposa. Selain itu, peningkatan aldosteron
sirkulasi juga mungkin terlibat dalam perkembangan hipertensi pada individu dengan obesitas.
Hal ini dikarenakan obesitas dapat diikuti dengan peningkatan kadar aldosteron plasma dan
faktor-faktor terlarut yang berasal dari jaringan adiposa yang dapat menstimulasi sekresi
aldosteron adrenal. Disfungsi endotel dan peningkatan reaktivitas otot polos pembuluh darah
juga sama-sama terlibat dengan modulasi remodelling pembuluh darah yang disebabkan
aldosteron.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dalam penelitian ini
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa angkatan 2016-2017 mayoritas adalah
obesitas.
2. Gambaran tekanan darah pada mahasiswa angkatan 2016-2017 mayoritas adalah normal,
kemudian diikuti dengan prehipertensi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dan tekanan darah pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2016-2017.
4. Kelebihan berat badan bukan merupakan suatu hal yang baik dan tidak disukai Allah SWT
karena dapat berdampak pada kesehatan dan kemampuan beribadah. Berdasarkan segi medis
salah satunya, kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, untuk itu
Islam menganjurkan untuk makan dengan gizi seimbang, mengatur pola makan, dan
meningkatkan aktivitas fisik.
6.2 Saran
Peneliti menyarankan untuk menjalankan pola hidup sehat contohnya dengan berolahraga
secara teratur, menerapkan pola gizi seimbang, dan mengontrol berat badan, terutama untuk
individu dengan kelebihan berat badan atau tekanan darah tinggi, baik sudah terjadi ataupun
dalam resiko untuk terjadi.
3. Bagi institusi
Peneliti menyarankan kepada institusi untuk lebih banyak mengadakan kegiatan yang
meningkatkan aktivitas fisik dan mengontrol perkembangan tubuh civitas akademika seperti
tinggi badan dan berat badan untuk mencegah kelebihan berat badan.