Adrt Bidan
Adrt Bidan
ANGGARAN DASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN BIDAN INDONESIA
i
SAMBUTAN KETUA UMUM
PENGURUS PUSAT IKATAN BIDAN
INDONESIA
ii
Salah satu keputusan Kongres tersebut adalah
ditetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) IBI 2018 – 2023 dengan
nomor 004/SKEP/Kongres XVI/IBI/X/2018 dan
diamanatkan kepada Pengurus Pusat IBI 2018 –
2023 untuk menjadikan AD dan ART tersebut
sebagai acuan dalam mengelola organisasi.
Naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga IBI 2018 – 2023 hasil Kongres tersebut
diadakan perbaikan redaksional oleh Tim Perumus,
sehingga tersaji seperti dalam buku ini, dengan
harapan dapat dijadikan acuan atau pedoman oleh
semua jajaran kepengurusan maupun anggota IBI
seluruh Indonesia.
Terima kasih kepada semua pihak yag telah
membantu kelancaran Kongres dan tersajinya buku
AD dan ART IBI ini, semoga amal ibadah kita
mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Jakarta, Desember 2018
iii
KEPUTUSAN
KONGRES XVI IKATAN BIDAN INDONESIA
NOMOR : 004/SKEP/KONGRES XVI/IBI/X/2018
TENTANG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IBI
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kongres XVI Ikatan Bidan
Indonesia:
Menimbang : a. Bahwa kongres sebagai forum musyawarah
tertinggi organisasi IBI berwenang
meninjau menyempurnakan AD dan ART
IBI.
b. Bahwa untuk menyesuaikan dengan
perkembangan organisasi maupun situasi
dan kondisi saat ini, perlu diadakan
perubahan/ penyempurnaan AD dan ART.
c. Bahwa karena hal tersebut perlu
diterbitkan Keputusan Kongres XVI IBI
tahun 2018 tentang AD dan ART.
Mengingat : a. Anggaran Dasar Bab V Pasal 12 tentang
Kongres.
b. Anggaran Rumah Tangga Bab VI Pasal 18
tentang Kongres.
Memperhatikan : Hasil Kongres XVI yang membahas tentang
AD dan ART IBI 2018 – 2023 pada tanggal 30 –
31 Oktober 2018.
MEMUTUSKAN
iv
Menetapkan : Keputusan Kongres XVI Ikatan Bidan
Indonesia tentang AD dan ART IBI Tahun 2018
- 2023.
Pertama : Menerima dan Mengesahkan perubahan,
penyempurnaan AD dan ART IBI sebagaimana
tertera dalam lampiran keputusan ini.
Kedua : Dengan berlakunya AD dan ART tahun 2018-
2023, maka AD-ART tahun 2013 - 2018
dinyatakan tidak berlaku.
Ketiga : Menugaskan tim PPIBI masa bakti 2018-2023
untuk mendokumentasi-kan dan menindak
lanjuti AD dan ART dimaksud dan digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan tugasnya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Oktober 2018
v
vi
ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN BIDAN INDONESIA
MASA BAKTI 2018-2023
vii
DAFTAR ISI
Sambutan .................................................... ii
Keputusan Kongres XVI IBI No. 004/SKEP/
KONGRES XVI/X/2018 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IBI ........ iv
Surat Keputusan Pemberlakukan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga .............. vi
Daftar Isi ................................................... viii
Pancasila ..................................................... x
Pembukaan (Preambul) UUD 1945 .................. 1
Lagu Indonesia Raya ........................................ 3
Logo Ikatan Bidan Indonesia (IBI) .................... 4
Penjelasan Arti Logo IBI ................................... 5
Sumpah atau Janji Bidan ................................. 6
Pengertian Bidan .............................................. 8
Falsafah Kebidanan ......................................... 9
Mukadimah .............................................. 13
viii
Anggaran Dasar ............................................. 15
Anggaran Rumah Tangga .............................. 28
Organogram Ikatan Bidan Indonesia .............. 99
Organogram Pengurus Pusat ....................... 100
Organogram Pengurus Daerah .................... 101
Organogram Pengurus Cabang ................... 102
Organogram Pengurus Ranting ................... 103
Susunan Pengurus Pusat IBI ....................... 104
Hymne IBI ................................................. 106
Mars IBI ................................................. 107
Sejarah IBI ................................................. 108
Daftar Pelaksanaan Kongres IBI .................. 124
Sejarah Pendidikan Bidan ............................ 126
ix
PANCASILA
3. PERSATUAN INDONESIA
x
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)
1
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
2
INDONESIA RAYA
Cipt.: W.R. Supratman
Indonesia Kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah Kita Berseru
Indonesia Bersatu
Hiduplah Tanahku
Hiduplah Negeriku
Bangsaku Rakyatku Semuanya
Bangunlah Jiwanya
Bangunlah Badannya
Untuk Indonesia Raya
3
LOGO
IKATAN BIDAN INDONESIA
4
Penjelasan Arti Logo:
5
SUMPAH ATAU JANJI BIDAN
6
6. Akan menghormati, membina kerjasama,
keutuhan dan kesetiakawanan dengan
teman sejawat.
7. Akan menjaga martabat dan menghormati
keluhuran profesi dengan terus menerus
mengembangkan diri untuk mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keterangan:
Pengucapan sumpah profesi atau janji bidan
dilakukan pada waktu wisuda/ setelah wisuda
dibimbing oleh Ketua Organisasi Profesi atau Wali
Profesi yang ada di Institusi Pendidikan yang
bersangkutan. Naskah Sumpah Profesi ditanda
tangani oleh yang membacakan naskah sumpah,
Wisudawati dan Rohaniawan sebagai saksi.
7
PENGERTIAN BIDAN
FALSAFAH KEBIDANAN
9
c. Fungsi utama profesi bidan adalah
mengupayakan kesejahteraan ibu dan
bayinya, proses fisiologis harus dihargai,
didukung dan dipertahankan. Bila timbul
penyulit, dapat menggunakan teknologi
tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk
memastikan kesejahteraan perempuan dan
janin/bayinya
d. Perempuan harus diberdayakan untuk
mengambil keputusan tentang kesehatan
diri dan keluarganya melalui komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling.
Pengambilan keputusan merupakan
tanggung jawab bersama antara
perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
e. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk
menyelamatkan ibu, bayi, balita, kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga
(mengurangi kesakitan dan kematian).
Asuhan kebidanan berfokus pada: promosi
kesehatan yang bersifat holistik dan
pencegahan, diberikan dengan cara yang
kreatif, fleksibel, suportif, dan peduli.
Bimbingan, monitoring dan pendidikan juga
diberikan berpusat pada perempuan.
Asuhan diberikan berkesinambungan,
sesuai dengan kebutuhan perempuan, tidak
10
otoriter, serta menghormati keputusan dan
pilihan perempuan.
f. Praktik kebidanan dilakukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner.
Bidan memiliki otonomi penuh dalam
praktiknya yang menempatkan perempuan
sebagai pusat pelayanan.
g. Profesi bidan mempunyai pandangan hidup
Pancasila dalam memberikan pelayanan
kebidanan. yang memandang semua
manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual yang unik merupakan
satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh
dan tidak ada individu yang sama.
h. Setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan
memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan kebudayaan. Setiap individu
berhak menentukan nasib sendiri dan
mendapatkan informasi yang cukup untuk
berperan disegala aspek pemeliharaan
kesehatan.
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan
secara sehat, untuk itu maka setiap wanita
usia subur, ibu hamil, melahirkan dan
bayinya berhak mendapatkan pelayanan
yang berkualitas.
11
j. Setiap individu berhak untuk mendapatkan
pelayanan yang berkualitas. Untuk itu setiap
ibu berhak melahirkan bayinya secara
fisiologis dan bayi berhak dilahirkan secara
fisiologis dan sehat. Pengalaman melahirkan
merupakan pengalaman yang
membahagiakan dan tak terlupakan. Tugas
keluarga, mempersiapkan pemenuhan
kebutuhan anak sampai menginjak masa
remaja.
k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu
wilayah/daerah membentuk kumpulan
masyarakat dan masyarakat Indonesia
terhimpun didalam satu kesatuan bangsa
Indonesia. Masyarakat terbentuk karena
adanya interaksi antara manusia dan
budaya dalam lingkungan yang bersifat
dinamis, mempunyai tujuan dan nilai-nilai
yang terorganisir.
12
MUKADIMAH
13
4. Maka, seluruh anggota Ikatan Bidan
Indonesia dalam pelaksanaan fungsinya
sebagai salah satu kekuatan sosial,
mempersatukan diri dalam satu wadah yang
menghimpun semua potensi bidan di
Indonesia yaitu “IKATAN BIDAN
INDONESIA” (IBI) yang didirikan secara
nasional pada tanggal 24 Juni 1951 di
Jakarta.
14
ANGGARAN DASAR
IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI)
15
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN
PENGURUS PUSAT
Pasal 1
NAMA
Pasal 2
WAKTU
Pasal 3
KEDUDUKAN
16
BAB II
AZAS, SIFAT, TUJUAN DAN KEGIATAN
Pasal 4
AZAS
Ikatan Bidan Indonesia berazaskan Pancasila.
Pasal 5
SIFAT
Ikatan Bidan Indonesia sebagai satu-satunya
organisasi Bidan bersifat netral dijiwai oleh
filosofi dan kode etik bidan Indonesia.
Pasal 6
TUJUAN
Ikatan Bidan Indonesia bertujuan:
(1) Menggalang dan mempererat persatuan
dan persaudaraan sesama bidan,
organisasi perempuan dan pihak terkait
untuk mencapai visi dan misi.
(2) Membina dan mengayomi anggota serta
mengembangkan dan meningkatkan
pendidikan, pengetahuan dan
17
keterampilan terutama dalam lingkup
kebidanan.
(3) Berperan serta dalam pembangunan,
terutama dalam pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan
anak.
(4) Meningkatkan martabat dan kedudukan
bidan serta memberdayakan perempuan
dalam masyarakat.
Pasal 7
KEGIATAN
Untuk mencapai tujuan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 6, IBI melakukan
kegiatan ke dalam dan keluar organisasi
sesuai rencana kerja.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 8
ANGGOTA
18
(1) Anggota Ikatan Bidan Indonesia adalah
bidan yang telah memiliki Surat Tanda
Registrasi dan Kartu Tanda Anggota yang
masih berlaku.
(2) Ketentuan mengenai keanggotaan IBI
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB IV
ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
ORGANISASI
(1) Tingkat Nasional:
Kepengurusan di Tingkat Nasional
dinamakan PENGURUS PUSAT ber-
kedudukan di Ibukota Negara.
(2) Tingkat Propinsi:
Kepengurusan di tingkat Propinsi
dinamakan PENGURUS DAERAH dan
berkedudukan di Ibukota Propinsi.
(3) Tingkat Kabupaten/Kota:
19
Kepengurusan di tingkat kabupaten/kota
dinamakan PENGURUS CABANG dan
berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.
(4) Tingkat Kecamatan/Institusi:
Kepengurusan di tingkat kecamatan /unit
Pelayanan Kesehatan/Institusi Pendidikan
dinamakan PENGURUS RANTING
Pasal 10
KEPENGURUSAN
(1) Pemimpin Organisasi disebut Ketua
Umum
(2) Kepengurusan Organisasi selanjutnya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 11
TUGAS KEPENGURUSAN
(1) Memimpin organisasi sesuai dengan
ketentuan AD dan ART serta kebijakan
yang ditetapkan oleh Kongres IBI.
(2) Tugas kepengurusan selanjutnya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga
20
BAB V
KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 12
KONGRES
(1) Kongres merupakan wadah/forum
tertinggi dalam organisasi Ikatan Bidan
Indonesia untuk menetapkan dasar dan
tujuan organisasi serta kebijakan secara
Nasional.
(2) Kongres diadakan setiap lima tahun
sekali.
(3) Dalam keadaan mendesak dapat
diadakan Kongres Luar Biasa.
(4) Ketentuan tentang Kongres, Musyawarah
Daerah, Musyawarah Cabang dan
Musyawarah Ranting diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 13
RAPAT
(1) Diantara dua Kongres/Musda/Muscab/
Musran diadakan Rapat Kerja Nasional
21
(Rakernas), Rapat Kerja Daerah
(Rakerda), Rapat Kerja Cabang
(Rakercab) dan Rapat Kerja Ranting
(Rakerran).
(2) Ketentuan tentang Rakernas, Rakerda,
Rakercab dan Rakerran diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 14
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
22
BAB VI
LAMBANG
Pasal 15
23
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 16
(1) Keuangan IBI diperoleh dari :
1. Uang Pangkal.
2. Iuran Anggota.
3. Sumbangan dalam bentuk apapun
yang sah dan tidak mengikat.
4. Penerimaan-penerimaan lain yang
sah.
5. Usaha lain yang sah
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang keuangan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VIII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 17
Anggaran Rumah Tangga
(1) Hal-hal yang tidak diatur didalam
Anggaran Dasar akan diatur didalam
Anggaran Rumah Tangga yang
24
merupakan rincian pelaksanaan
Anggaran Dasar.
(2) Anggaran Rumah Tangga dan peraturan
pelaksanaan lainnya tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar.
BAB IX
PEMBUBARAN
Pasal 18
Pembubaran Organisasi
(1) Organisasi dapat dibubarkan atas
Keputusan Kongres.
(2) Berdasarkan permintaan tertulis yang
ditandatangani oleh 2/3 (dua per tiga)
jumlah cabang yang diketahui Pengurus
Daerah masing-masing dengan alasan
yang obyektif.
25
BAB X
HAK MILIK DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 19
(1) Hak milik organisasi yang berbentuk
barang-barang bergerak dan tidak
bergerak serta kekayaan intelektual
digunakan bagi kepentingan dan
kelangsungan hidup organisasi.
(2) Apabila organisasi ini dibubarkan, maka
hak milik dan kekayaan organisasi
lainnya diserahkan kepada masyarakat
atau badan sosial lainnya.
(3) Tata cara pengelolaan hak milik dan aset
organisasi akan diatur tersendiri.
BAB XI
PENUTUP
26
Pasal 20
Anggaran Dasar Ikatan Bidan Indonesia ini
disahkan oleh Kongres XVI Ikatan Bidan
Indonesia tahun 2018 di Jakarta.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Oktober 2018
PIMPINAN KONGRES
27
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI)
28
BAB I
PENJELASAN UMUM
Pasal 1
29
pada ibu, bayi, dan anak balita serta
melaksanakan pertolongan pertama pada
kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya kepada perempuan, tetapi juga
kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan
ini mencakup pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua, termasuk
kesehatan perempuan, kesehatan seksual ,
dan kesehatan reproduksi serta kesehatan
bayi dan anak balita.
Bidan dapat praktik diberbagai fasilitas
pelayanan kesehatan : Rumah Sakit,
Puskesmas, klinik, Praktik Mandiri, atau unit
kesehatan lainnya.
2. Ikatan Bidan Indonesia adalah organisasi
profesi yang seluruh anggotanya terdiri dari
bidan dan merupakan satu-satunya wadah
persatuan bidan Indonesia.
3. Ikatan Bidan Indonesia merupakan
organisasi profesi kesehatan dan organisasi
perempuan.
4. Ikatan Bidan Indonesia berdiri secara
Nasional pada tanggal 24 Juni 1951 atas
prakarsa perkumpulan bidan di Jakarta.
30
5. Ikatan Bidan Indonesia terdaftar di
Departemen Dalam Negeri No.133 sesuai
UU No.08/1985
6. Ikatan Bidan Indonesia sebagai anggota
KOWANI sejak tahun 1951 dengan nomor
keanggotaan No.13
7. Ikatan Bidan Indonesia sebagai Anggota
International Confederation of Midwives
(ICM) sejak tahun 1956.
8. Ikatan Bidan Indonesia terdaftar di
Departemen Kehakiman pada tanggal 15
Oktober 1954 dalam lembaran Negara
nomor: J.A.5/92/7 Tahun 1954 yang
diperbarui pada tahun 2015 dengan Akta
Notaris Khanief, S.H., M.Kn. nomor 6
tanggal 13 Agustus 2015 dan disahkan oleh
Kemenkumham nomor AHU-112.AH.01.08
Tahun 2015 tentang Persetujuan Perubahan
Anggaran Dasar.
Pasal 2
Ikatan Bidan Indonesia mempunyai Logo dengan
bentuk dan identitas yang melambangkan:
1. “Bentuk bundar, dilingkari oleh garis merah
putih” yang berarti persatuan abadi.
31
2. “Buah Delima” adalah buah yang berisi biji
(bibit) dan air lambang kesuburan.
3. “Dua Helai Daun” berarti lambang
kemampuan dari pihak laki-laki dan
perempuan untuk memberi hidupnya bibit.
4. ”Ular & Cawan” melambangkan simbol Dewa
Aesculapius dan Dewi Hygea yang berarti
pelayanan kebidanan memelihara dan
mempertahankan biji (bibit) agar tumbuh &
berkembang dengan baik.
5. “Buah Delima merekah” menggambarkan
buah delima yang sudah matang,
mengandung biji-biji yang matur dan sehat
dapat melanjutkan hidup baru/generasi
penerus yg sehat dan berkualitas dan bidan
adalah seorang yang siap untuk menghantar
biji-biji yang matur dan sehat menjadi
generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
32
LOGO IBI:
5. Buah Delima:
a. Warna: Orange tua, ke bawah semakin muda
warnanya, dimulai setengah bagian buah
delima ke bawah.
33
b. Biji: Warna merah biji delima, Jumlah biji besar
24, biji kecil 51
c. Mulut buah : Enam helai/bibir.
6. Tulisan:
a. Formasi: Melingkar setengah lingkaran bawah.
b. Isi: IKATAN BIDAN INDONESIA
c. Warna: Merah darah.
7. Bukaan/Rekahan Buah Delima:
a. Vertikal: 33%.
b. Horizontal: 76%, dari atas sisa 20%, dari
bawah sisa 13%.
8. Ukuran Logo: Sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku
BAB II
KEANGGOTAAN, HAK, KEWAJIBAN,
SANKSI DAN BERHENTI
Pasal 3
KEANGGOTAAN
(1) Anggota Ikatan Bidan Indonesia adalah
bidan yang memiliki Surat Tanda Registrasi
dan Kartu Tanda Anggota yang masih
berlaku.
34
(2) Keanggotaan IBI sesuai dengan tempat
domisili atau institusi tempat kerja.
(3) Jenis anggota IBI, terdiri dari:
a. Anggota Biasa
b. Anggota Partisipatif
(4) Anggota Biasa adalah anggota IBI yang
memiliki STR dan aktif membayar iuran.
(5) Anggota Partisipatif adalah anggota IBI
yang bekerja di luar keanggotaan domisili
dan mengikuti ketentuan yang berlaku di
tempat kerja. Iuran partisipasi di tempat
kerja tidak boleh melebihi iuran pokok
anggota (Rp 10.000).
Pasal 4
SYARAT DAN TATA CARA PENERIMAAN
UNTUK MENJADI ANGGOTA
(1) Syarat Menjadi Anggota
a. Memiliki Ijazah Bidan/Lulus Bidan
b. Mengisi Formulir Pendaftaran dengan
melampirkan:
1) Foto Copy Ijazah Bidan (2 lembar).
2) Foto Copy Sertifikat Kompetensi
(bagi lulusan Bidan setelah 1
Agustus 2013) (2 lembar).
35
3) Foto Copy Surat Tanda Registrasi
(STR) (2 lembar).
4) Foto Copy KTP (2 lembar).
5) Pas Foto 4x 6 (2 lembar).
36
c. Melampirkan foto copy KTA yang akan
habis masa berlakunya
Pasal 5
HAK ANGGOTA
37
Pasal 6
KEWAJIBAN ANGGOTA
(1) Tunduk pada AD-ART.
(2) Memahami, menghayati dan mengamal-
kan kode etik bidan.
(3) Membayar uang pangkal bagi anggota
baru.
(4) Menjaga IBI agar tetap sebagai organisasi
profesi yang tidak berafiliasi dengan partai
politik apapun.
(5) Anggota Biasa membayar iuran secara
teratur.
Pasal 7
SANKSI ANGGOTA
(1) Sanksi dijatuhkan kepada anggota yang:
a. Sengaja mencemarkan nama baik
organisasi
b. Menggunakan nama organisasi untuk
kepentingan pribadi
38
diketahui oleh ketua PR dan PC dan
ditembuskan ke PD.
b. Teguran tertulis 1-3 kali diberikan
dalam waktu 3 bulan bila yang
bersangkutan tidak mengindahkan
teguran tersebut maka akan diberikan
sanksi pencabutan surat rekomendasi
dari OP untuk melakukan praktik
mandiri selama 6 bulan.
c. Bila selama kurun waktu yang
bersangkutan tidak mengindahkan
teguran tersebut maka sanksi yang
berlaku adalah dikeluarkan dari
anggota setelah dikonsultasikan dan
diputuskan oleh Pengurus secara
berjenjang dari Pengurus Cabang,
Pengurus Daerah dan Pengurus Pusat.
Pasal 8
BERHENTI DARI KEANGGOTAAN
(1) Mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
(2) Meninggal dunia.
(3) Diberhentikan karena sesuatu hal yang
merugikan IBI.
39
BAB III
ORGANISASI
Pasal 9
40
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 10
PENGURUS PUSAT (PP)
(1) Susunan Pengurus Pusat:
a. Ketua Umum
b. Sekretaris Jendral
1) Tata Usaha dan Rumah Tangga
2) Hubungan Masyarakat
3) Advokasi dan Kerjasama Dalam &
Luar Negeri.
c. Ketua I
1) Bidang Organisasi
2) Bidang Hukum
3) Bidang R&D (Research &
Development / Penelitian dan
Pengembangan Organisasi)
d. Ketua II
1) Bidang Pendidikan
2) Bidang Pelatihan
3) Bidang Pelayanan
e. Bendahara
1) Bidang Administrasi Keuangan
2) Fundraising (Pencari Dana)
3) Yayasan Buah Delima
41
f. Majelis Pertimbangan Etik Bidan
g. Majelis Pertimbangan Organisasi
h. Tim Teknis
43
b. SEKRETARIS JENDERAL
1) Mewakili Ketua Umum apabila
berhalangan, berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Ketua
Umum.
2) Mengkoordinir kegiatan Tata
Usaha dan Rumah Tangga,
Hubungan Masyarakat, Advokasi
dan Hubungan Luar negeri.
3) Bekerjasama dengan pengurus
lainnya unntuk kelancaran dan
keberhasilan program IBI.
4) Menandatangani cek dengan
Ketua Umum atau Bendahara
5) Menerbitkan dan menanda-tangani
surat pengesahan PD dan PC IBI
bersama Ketua Umum.
6) Menandatangani semua surat
keluar bersama Ketua Umum.
7) Membina hubungan kerjasama
dengan lintas sektor, lembaga
donor, organisasi profesi dalam
dan luar negeri dengan
berkoordinasi dengan Ketua
Umum.
44
8) Bertanggungjawab atas penge-
lolaan kesekretariatan kepada
Ketua Umum.
9) Mengendalikan kegiatan IBI
kedalam organisasi maupun luar
organisasi.
10) Menyiapkan perangkat kerja
organisasi secara umum yang
meliputi aspek legal yang
berhubungan dengan tata kerja
organisasi, pendidikan dan praktik
bidan.
11) Menjalin hubungan keluar
organisasi.
12) Menyiapkan Kongres dan Rapat
Kerja Nasional.
13) Menyiapkan Rencana Kerja
Organisasi.
14) Menyiapkan laporan tahunan,
tengah periode dan 5 tahunan.
c. KETUA I
1) Mewakili Ketua Umum apabila
berhalangan, berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Ketua
Umum.
45
2) Mengkoordinir, mengarahkan,
membina, mengawasi pelak-
sanaan, program kerja Bidang
Organisasi, Bidang Hukum,
Bidang Penelitian dan
Pengembangan Organisasi.
3) Bekerjasama dengan pengurus
lainnya untuk kelancaran &
keberhasilan program IBI.
4) Membina Pengurus Daerah
5) Memperkuat organisasi dengan
mengadakan pelatihan, seminar,
workshop tentang organisasi,
hukum, penelitian dan
pengembangan organisasi.
6) Menyiapkan Kongres dan
Rakernas serta pertemuan periodik
IBI tingkat pusat
7) Mengkoordinasikan peraturan dan
perundang-undangan yang
berhubungan dengan organisasi
IBI, Pendidikan dan Pelayanan
Kebidanan.
d. KETUA II
1) Mewakili Ketua Umum apabila
berhalangan, berdasarkan
46
pelimpahan wewenang dari Ketua
Umum
2) Mengkoordinasikan, mengarah-
kan, membina dan mengawasi
pelaksanaan program kerja Bidang
Pendidikan, Bidang Pelatihan dan
Bidang Pelayanan Kebidanan.
3) Bekerjasama dengan pengurus
lainnya untuk kelancaran dan
keberhasilan program IBI.
4) Menyiapkan kerjasama dengan
lembaga/institusi terkait dengan
pelayanan, pendidikan dan
pelatihan.
5) Meningkatkan mutu pendidikan,
pelatihan dan pelayanan
kebidanan.
e. BENDAHARA
1) Mewakili Ketua Umum apabila
berhalangan, berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Ketua
Umum.
2) Membuat rencana anggaran
pendapatan & belanja (RAPB)
jangka pendek dan jangka
panjang.
47
3) Mengkoordinasikan kegiatan
Bidang Administrasi Keuangan dan
Fundraising.
4) Bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan sesuai
ketetapan dan kebijakan
organisasi.
5) Bekerjasama dengan pengurus
lainnya untuk kelancaran dan
keberhasilan program IBI
6) Menandatangani cek dengan
Ketua Umum atau Sekretaris
Jenderal.
7) Mengkoordinir Yayasan Buah
Delima.
f. TIM TEKNIS
Tim Teknis dibentuk oleh Pengurus
sesuai kebutuhan dan bertanggung
jawab kepada Ketua Umum.
Pasal 11
MAJELIS PERTIMBANGAN ETIK BIDAN
(MPEB)
(1) Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB)
merupakan suatu komponen dalam struktur
48
organisasi IBI yang fungsinya untuk
membina Etika dan Kode Etik Bidan
(2) Tugas MPEB :
a. Menyempurnakan pedoman
penyelesaian masalah etika profesi dan
kode etik bidan.
b. Merencanakan dan melaksanakan
kegiatan sesuai dengan ketetapan
pengurus pusat.
c. Memberikan saran dan pertimbangan
yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat.
d. Membentuk tim sesuai kebutuhan
masalah Etik Bidan.
e. Melakukan kegiatan dalam rangka
pembinaan etika dan kode etik bidan.
f. Memberikan solusi/saran berkenaan
dengan pembinaan etika dan kode etik
bidan.
g. Penanganan masalah berkenaan
dengan praktik bidan.
h. Melaporkan hasil kegiatan di bidang
tugasnya secara berkala.
49
Pasal 12
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
(MPO)
50
b. Penasehat: Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
c. Mantan Pengurus IBI yang terpilih dan
bersedia.
d. Unsur terkait lainnya bila dibutuhkan.
(6) MPO/Pelindung di Tingkat Kecamatan/
Pengurus Ranting: Disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat
Pasal 13
KOLEGIUM KEBIDANAN INDONESIA
51
(midwifery) dan berkedudukan di tingkat
pusat.
(5) Anggota Kolegium Kebidanan Indonesia
dipilih oleh PP IBI dan bertanggung jawab
kepada Ketua Umum Pengurus Pusat
Ikatan Bidan Indonesia.
(6) Ketentuan tentang Kolegium Kebidanan
Indonesia diatur tersendiri.
Pasal 14
KONSIL KEBIDANAN INDONESIA
52
Pasal 15
YAYASAN BUAH DELIMA
Pasal 16
PENGURUS DAERAH (PD)
(1) Susunan Pengurus Daerah:
a. Ketua Pengurus Daerah
b. Sekretaris
1) Tata Usaha dan Rumah Tangga
2) Hubungan Masyarakat dan Advokasi
c. Wakil Ketua I
1) Bidang Organisasi
2) Bidang Hukum
3) Bidang Penelitian dan Pengem-
bangan Organisasi.
d. Wakil Ketua II
1) Bidang Pendidikan
53
2) Bidang Pelatihan
3) Bidang Pelayanan
e. Bendahara
1) Bidang Administrasi Keuangan
2) Fundraising (Penggali Dana)
3) Yayasan Buah Delima
f. Majelis Pertimbangan Etik Bidan
g. Majelis Pertimbangan Organisasi
h. Tim Teknis
56
1) Mewakili Ketua apabila
berhalangan, berdasarkan pe-
limpahan wewenang dari Ketua.
2) Mengkoordinasikan, mengarah-
kan, membina dan mengawasi
pelaksanaan program kerja bidang
Pendidikan, Pelatihan, dan
Pelayanan.
3) Bekerjasama dengan pengurus
lainnya untuk kelancaran, keber-
hasilan program IBI.
e. Bendahara:
1) Mewakili Ketua apabila
berhalangan, berdasarkan
pelimpahan wewenang dari Ketua.
2) Mengkoordinasikan, mengarah-
kan, membina dan mengawasi
kegiatan bidang administrasi
keuangan dan fundraising (pencari
dana), dan Yayasan Buah Delima.
3) Bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan organisasi
sesuai ketetapan dan kebijakan
organisasi.
4) Mencari dana untuk dinamika dan
kelangsungan organisasi.
57
5) Bekerjasama dengan Pengurus
lainnya untuk kelancaran, keber-
hasilan program IBI.
f. Majelis Pertimbangan Etik Bidan
1) Merencanakan dan melaksana-
kan kegiatan sesuai dengan
kebijakan MPEB pusat
2) Melaporkan hasil kegiatan di
bidang tugasnya, secara berkala.
3) Memberikan saran dan
pertimbangan yang perlu dalam
rangka tugas PD.
4) Melakukan kegiatan berkenaan
dengan etika dan kode etik bidan.
5) Memberikan solusi/saran ber-
kenaan dengan etika dan kode
etik bidan.
6) Penanganan masalah ber-kenaan
dengan praktik bidan.
7) Melaksanakan pembinaan Etik
Bidan.
8) Mempelajari dan meng-identifikasi
etika profesi dan kode etik bidan.
9) Meningkatkan penerapan etika
profesi dan kode etik bidan melalui
pelatihan, seminar dan lain-lain.
58
10) Membina dan mengawasi
penerapan etika profesi dan kode
etik bidan secara berkala/ber-
kesinambungan.
11) Bila terjadi penyimpangan
pelaksanaan etika profesi dan
kode etik bidan, segera
melaporkan ke MPEB tingkat
pusat.
12) Berkoordinasi dengan MPEB
Pusat untuk menyelesaikan
masalah etik melalui pengurus
daerah.
g. Majelis Pertimbangan Organisasi
Majelis Pertimbangan Organisasi
memberikan pertimbangan, masukan,
saran kepada pengurus harian dalam
pengelolaan organisasi di tingkat
Provinsi.
h. Yayasan Buah Delima
Keberadaan YBD langsung di
koordinasi oleh Bendahara PD,
kegiatan YBD diatur dalam Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga
tersendiri.
i. Tim Teknis
59
Tim Teknis dibentuk oleh Pengurus
sesuai kebutuhan dan bertanggung
jawab kepada Ketua Pengurus Daerah.
Pasal 17
PENGURUS CABANG (PC)
(1) Susunan Pengurus Cabang
a. Ketua Pengurus Cabang
b. Sekretaris
1) Tata Usaha dan Rumah Tangga
2) Hubungan Masyarakat dan
Advokasi
c. Wakil Ketua I
1) Bidang Organisasi
2) Bidang Hukum
3) Bidang Penelitian dan
Pengembangan Organisasi
d. Wakil Ketua II
1) Bidang Pendidikan
2) Bidang Pelatihan
3) Bidang Pelayanan
e. Bendahara
1) Bidang Administrasi Keuangan
2) Fundraising (Penggali Dana)
3) Yayasan Buah Delima
d. Majelis Pertimbangan Etik Bidan
60
e. Majelis Pertimbangan Organisasi
f. Tim Teknis
63
4) Bekerjasama dengan Pengurus
lainnya untuk kelancaran dan
keberhasilan program IBI.
d. Wakil Ketua II :
1) Mewakili Ketua apabila
berhalangan, berdasarkan
pelimpahan wewenang dari
Ketua.
2) Mengkoordinasikan,
mengarahkan, membina dan
mengawasi pelaksanaan
program kerja Bidang
Pendidikan, Pelatihan dan
Pelayanan.
3) Melakukan pembinaan
anggota.
4) Bekerjasama dengan pengurus
lainnya untuk kelancaran dan
keberhasilan program IBI.
e. Bendahara :
1) Mewakili Ketua apabila
berhalangan, berdasarkan
pelimpahan wewenang dari
Ketua.
2) Mengkoordinasikan,
mengarahkan, membina dan
mengawasi kegiatan Bidang
64
Administrasi Keuangan, Bidang
Fundraising (penggali dana),
dan Yayasan Buah Delima.
3) Bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan
organisasi sesuai ketetapan
dan kebijakan Pengurus
Harian.
4) Bekerjasama dengan Pengurus
lainnya untuk kelancaran dan
keberhasilan program IBI.
f. Majelis Pertimbangan Etik Bidan:
1) Merencanakan dan melak-
sanakan kegiatan sesuai
dengan kebijakan MPEB pusat
2) Melaporkan hasil kegiatan di
bidang tugasnya, secara
berkala.
3) Memberikan saran dan
pertimbangan yang perlu dalam
rangka tugas PC.
4) Melakukan kegiatan berkenaan
dengan etika dan kode etik
bidan.
5) Memberikan solusi/saran
berkenaan dengan etik dan
kode etik bidan.
65
6) Penanganan masalah ber-
kenaan dengan praktik bidan.
7) Melaksanakan pembinaan Etik
Bidan.
e. Majelis Pertimbangan Organisasi
(MPO) tingkat cabang
Majelis Pertimbangan Organisasi
memberikan pertimbangan,
masukan, saran kepada pengurus
harian dalam pengelolaan
organisasi di tingkat cabang.
g. Yayasan Buah Delima
Keberadaan YBD langsung
dikoordinir oleh Bendahara PC,
kegiatan YBD diatur dalam
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga tersendiri.
h. Tim Teknis
Tim Teknis dibentuk oleh Pengurus
sesuai kebutuhan dan bertanggung
jawab kepada Ketua Pengurus
Cabang.
66
Pasal 18
PENGURUS RANTING (PR)
(1) Susunan Pengurus Ranting:
a. Pelindung/Penasehat
b. Ketua
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Seksi-seksi yang dibentuk sesuai
kebutuhan
(2) Ketentuan tentang Pengurus Ranting:
a. Ketua Ranting dan 2 (dua) pengurus
dipilih dan disahkan oleh
Musyawarah Ranting (Musran) IBI
untuk jangka waktu sampai Musran
berikutnya dengan batas usia 30-65
tahun dan minimal pendidikan
Diploma-III Kebidanan.
b. Dua (2) Pengurus terpilih lainnya
ditetapkan sebagai Pengurus
Harian yang jabatannya ditentukan
oleh Ketua Ranting terpilih.
c. Pengurus harian ditugaskan untuk
melengkapi susunan Pengurus
Ranting.
d. Setiap anggota pengurus dalam
organisasi IBI hanya dibenarkan
67
menduduki satu jabatan, baik dalam
satu unit kepengurusan maupun
untuk jenjang kepengurusan yang
berbeda.
(3) Tugas, Wewenang dan Tanggung
Jawab :
a. Pelindung/Penasehat : sesuai
situasi dan kondisi Ranting
b. Ketua Ranting :
1) Memimpin organisasi sesuai
dengan ketentuan AD/ART
serta kebijakan yang ditentukan
Pengurus Daerah melalui
Pengurus Cabang.
2) Menentukan kebijakan umum,
mengarahkan, membina dan
mengevaluasi seluruh program
Ranting.
3) Bertanggung jawab penuh atas
kegiatan ke luar dan ke dalam
organisasi.
4) Menyelenggarakan Musya-
warah ranting dan rapat-rapat
ranting.
c. Sekretaris :
1) Mewakili Ketua apabila
berhalangan, berdasarkan
68
pelimpahan wewenang dari
Ketua.
2) Mengkoordinasikan kegiatan
sekretariat dan umum.
3) Bekerjasama dengan anggota
Pengurus lainnya untuk
kelancaran dan keberhasilan
program IBI.
d. Bendahara:
1) Mewakili Ketua apabila
berhalangan, berdasarkan
pelimpahan wewenang dari
Ketua.
2) Bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan
organisasi sesuai ketetapan
dan kebijakan organisasi.
3) Mencari dana untuk dinamika
dan keberlangsungan
organisasi.
4) Bekerjasama dengan Pengurus
lainnya untuk kelancaran dan
keberhasilan program IBI.
e. Seksi (yang dibutuhkan):
1) Merencanakan dan melak-
sanakan kegiatan seksi sesuai
69
dengan ketetapan Pengurus
Ranting.
2) Melaporkan hasil kegiatan di
bidang tugasnya secara
berkala.
3) Memberikan saran dan
pertimbangan yang diperlu-kan
dalam rangka tugas Pengurus
Ranting.
BAB V
TUGAS, KEWENANGAN, HAK, SANKSI
DAN BERHENTI DARI PENGURUS
Pasal 19
TUGAS DAN KEWENANGAN
PENGURUS PUSAT
70
(3) Membina dan mengembangkan
kerjasama dengan instansi Pemerintah,
LSM, organisasi wanita, organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya, baik di
dalam maupun di luar negeri.
(4) Menyelenggarakan pelatihan, penelitian,
pertemuan ilmiah, seminar dan lokakarya
dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan anggota/pengurus serta
mendorong penerapan kode etik bidan,
menyelenggarakan program kerja/
proyek.
(5) Menyelenggarakan Kongres.
(6) Menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional.
(7) Menerbitkan buku AD-ART selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Kongres.
(8) Membimbing pelaksanaan Musyawarah
Daerah.
(9) Mengesahkan dan melantik Pengurus
Daerah.
(10) Mencari alternatif solusi masalah
organisasi yang tidak terpecahkan dalam
jajaran IBI.
(11) Mengelola uang pangkal, iuran anggota &
pendapatan dari sumber lain serta
mengusahakan dana bagi organisasi
71
dengan jalan yang syah dan tidak
mengikat.
(12) Melaksanakan kunjungan kerja untuk
pembinaan dan pengembangan
organisasi.
(13) Menyelenggarakan administrasi dan
dokumentasi.
(14) Mengesahkan pendirian Pengurus
Daerah dan Pengurus Cabang yang baru
dibentuk
(15) Menerbitkan surat pengesahan Susunan
Pengurus Daerah dan Cabang.
(16) Mencari alternatif pemecahan masalah
hukum yang dihadapi oleh kepengurusan
dan anggota IBI.
(17) Mensosialisasikan dan mempublikasikan
kegiatan organisasi secara berkala.
(18) Membuat inventaris milik organisasi.
(19) Mengadakan dan mendistribusikan
atribut, buku-buku pedoman, protap
pelayanan, majalah Bidan dan lain-lain
(20) Menyelenggarakan pengawasan,
pemeliharaan barang bangunan
milik/kekayaan organisasi.
(21) Membentuk dan mengembangkan
Yayasan Buah Delima.
72
(22) Membentuk dan mengembangkan Majelis
Pertimbangan Organisasi.
(23) Membentuk dan mengembangkan Majelis
Pertimbangan Etik Bidan.
(24) Membentuk dan mengembangkan
Kolegium.
(25) Membentuk Kepengurusan.
(26) Membuat registrasi anggota sesuai
dengan laporan Ketua PD.
(27) Menerbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA)
IBI
(28) Membuat profil IBI secara Nasional
Pasal 20
TUGAS DAN KEWENANGAN
PENGURUS DAERAH
73
organisasi perempuan, organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya.
(4) Menyelenggarakan Musda dan
mempertanggung jawabkan seluruh
kegiatan Pengurus Daerah.
(5) Membentuk cabang dan melantik Pengurus
Cabang.
(6) Menerbitkan surat pengesahan Pengurus
Ranting.
(7) Menyelenggarakan Rakerda.
(8) Mencari alternatif pemecahan masalah
hukum yg dihadapi oleh kepengurusan &
anggota IBI.
(9) Membimbing pelaksanaan Muscab.
(10) Melaporkan semua kegiatan kepada
Pengurus Pusat IBI secara periodik.
(11) Melaksanakan pembinaan kepada
Pengurus Cabang.
(12) Menyelenggarakan seminar, lokakarya,
pelatihan, pendidikan berkelanjutan,
penelitian untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta mutu
pelayanan Kebidanan, pendistribusian
atribut, buku-buku pedoman, protap
pelayanan, majalah Bidan dan lain-lain
(13) Menyelenggarakan administrasi dan
dokumentasi.
74
(14) Mengelola uang pangkal dan iuran anggota
serta mengusahakan dana bagi organisasi.
(15) Membentuk dan mengembangkan yayasan
buah delima.
(16) Membentuk dan mengembangkan Majelis
Pertimbangan Organisasi.
(17) Membentuk dan mengembangkan MPEB
(18) Membentuk kepengurusan Cabang baru
(19) Membuat registrasi anggota sesuai laporan
Ketua Cabang.
(20) Mengajukan KTA kepada PP atas ajuan
PC.
(21) Membuat profil IBI Daerah.
Pasal 21
TUGAS DAN KEWENANGAN
PENGURUS CABANG
75
(4) Membina dan mengembangkan hubungan
kerjasama dengan instansi pemerintah
setempat, organisasi profesi, organisasi
perempuan dan LSM.
(5) Menyelenggarakan Musyawarah Cabang
dan mempertanggungjawabkan kegiatan
yang telah dilaksanakan.
(6) Membentuk Ranting dan melantik Pengurus
Ranting.
(7) Membimbing pelaksanaan rapat Ranting.
(8) Melaporkan semua kegiatan secara
berkala ke Pengurus Daerah.
(9) Melaksanakan pembinaan kepada
Pengurus Ranting.
(10) Menyelenggarakan seminar, lokakarya dan
mengikut-sertakan anggota dalam
pelatihan yang diselenggarakan oleh
Pengurus Daerah maupun Pengurus Pusat.
(11) Membuat registrasi anggota,
(12) Mengajukan KTA melalui Pengurus Daerah
(13) Menyelenggarakan administrasi dan
dokumentasi.
(14) Mengelola uang pangkal dan iuran anggota
serta mengusahakan dana bagi organisasi
dengan jalan yang sah dan tidak mengikat.
(15) Membuat profil IBI Cabang.
76
Pasal 22
TUGAS DAN KEWENANGAN
PENGURUS RANTING
Pasal 23
HAK PENGURUS
(1) Pengurus berhak mewakili organisasi sesuai
kewenangan/bidang/majelis/seksi masing-
masing.
(2) Pengurus berhak mengeluarkan pendapat.
77
(3) Pengurus berhak memperoleh peng-
hargaan sesuai dengan prestasi/ kinerja
yang telah dicapai.
(4) Seluruh pengurus berhak diperlakukan yang
sama, sejajar/sederajat dalam
melaksanakan program organisasi.
(5) Pengurus berhak memperoleh per-
lindungan hukum.
(6) Pengurus memperoleh santunan bilamana
mendapat kecelakaan dalam tugas sesuai
kemampuan/kondisi organisasi.
Pasal 24
SANKSI PENGURUS
(1) Pengurus dikenakan sanksi apabila:
a. Tidak melaksanakan tugas yang
dibebankan selama 3 bulan berturut-
turut.
b. Tidak dapat beradaptasi dan bekerja
secara tim dalam kepengurusan yang
berakibat mengganggu kelancaran
organisasi.
c. Mencemarkan nama baik/citra
organisasi.
d. Terkena tindak pidana.
78
(2) Jenis Sanksi
a. Teguran lisan yang diberikan 1-3 kali
dibuktikan dengan surat pernyataan
/perjanjian dari yang bersangkutan dan
diketahui oleh ketua PR dan PC dan
ditembuskan ke PD.
b. Teguran tertulis 1-3 kali diberikan dalam
waktu 3 bulan bila yang bersangkutan
tidak mengindahkan teguran tersebut
maka akan diberikan sanksi pencabutan
surat rekomendasi dari OP untuk
melakukan praktik mandiri selama 6
bulan.
c. Bila selama kurun waktu yang
bersangkutan tidak mengindahkan
teguran tersebut maka sanksi yang
berlaku adalah diberi surat
pemberhentian sebagai Pengurus.
79
Pasal 25
BERHENTI DARI PENGURUS
80
b. Terpidana
c. Sakit Berat
d. Meninggal
BAB VI
KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT-
RAPAT
Pasal 26
KONGRES
(1) Kongres:
a. Merupakan wadah/forum tertinggi dalam
organisasi IBI untuk menetapkan dasar
dan tujuan organisasi serta kebijakan
secara nasional.
b. Kongres dilaksanakan satu kali dalam
masa kepengurusan.
c. Di antara dua Kongres diadakan Rapat
Kerja Nasional.
81
b. Tempat pelaksanaan Kongres di
Jakarta.
c. Kongres dihadiri oleh Pengurus Pusat,
Utusan Pengurus Daerah dan Utusan
Pengurus Cabang.
d. Kongres dapat dianggap sah apabila
dihadiri oleh separuh ditambah satu
dari jumlah cabang yang ada.
e. Kongres dilaksanakan oleh Panitia
Kongres yang dibentuk dan disahkan
oleh Pengurus Pusat.
f. Pimpinan Kongres dipilih oleh peserta
Kongres.
g. Peserta Kongres berwenang menerima
atau menolak laporan pertanggung-
jawaban Pengurus Pusat.
h. Tujuan Kongres:
1) Menyempurnakan dan
mengesahkan AD dan ART.
2) Menyusun dan mengesahkan
Renstra.
3) Mengesahkan laporan per-
tanggungjawaban Pengurus
Pusat.
4) Mengesahkan perangkat
organisasi yang disepakati.
82
5) Memilih dan mengesahkan Ketua
Umum dan Pengurus Harian
Pengurus Pusat melalui penerapan
sistem pemilihan yang telah baku.
6) Melantik Ketua Umum dan 4
pengurus harian terpilih.
(3) Kongres Luar Biasa :
Kongres Luar Biasa diadakan apabila : 2/3
(dua per tiga) dari jumlah cabang yang ada
di seluruh Indonesia menyatakan tidak
percaya atas pimpinan Ketua Umum IBI.
(4) Tata cara penyelenggaraan Kongres diatur
dalam Petunjuk Pelaksanaan Organisasi.
Pasal 27
MUSYAWARAH DAERAH
(1) Musyawarah Daerah:
a. Merupakan wadah/forum untuk
musyawarah dan menetapkan kebijakan
pelaksanaan tugas di daerah
berdasarkan kebijakan Pengurus Pusat
dan Keputusan Kongres IBI.
b. Musda dilaksanakan satu kali dalam
masa kepengurusan.
83
c. Di antara dua musyawarah daerah
diadakan Rapat Kerja Daerah
85
Pasal 28
MUSYAWARAH CABANG
86
d. Musyawarah Cabang dianggap sah
apabila dihadiri oleh separuh +
(ditambah) satu jumlah ranting yang
ada.
e. Muscab dilaksanakan oleh panitia
Muscab yang dibentuk oleh Pengurus
Cabang.
f. Pimpinan Muscab dipilih oleh peserta
Muscab.
g. Peserta Muscab berwenang menerima
atau menolak laporan
pertanggungjawaban pengurus cabang.
h. Tujuan Musyawarah Cabang:
1) Menyampaikan informasi tentang
perubahan AD dan ART sesuai
keputusan Kongres kepada peserta
Muscab
2) Menyusun dan mengesahkan
program kerja cabang, berdasarkan
keputusan Kongres, kebijakan
pengurus pusat/daerah dan
disesuaikan dengan situasi serta
kondisi cabang.
3) Membahas dan mensahkan laporan
pertanggung jawaban pengurus
cabang.
87
4) Memilih pengurus cabang melalui
penerapan sistem pemilihan yang
telah baku.
5) Melantik Ketua dan 4 Pengurus
Cabang Terpilih
(3) Musyawarah Cabang Luar Biasa:
Musyawarah Cabang Luar Biasa diadakan
apabila 2/3 dari pengurus ranting
menyatakan tidak percaya atas pimpinan
Ketua Cabang.
(4) Tata cara penyelenggaraan Musyawarah
Cabang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Organisasi.
Pasal 29
MUSYAWARAH RANTING
88
c. Di antara dua musyawarah ranting
diadakan Rapat Kerja Ranting.
Pasal 30
RAPAT KERJA NASIONAL
(1) Rapat kerja nasional dilaksanakan diantara
dua kongres.
(2) Dihadiri oleh pengurus pusat, utusan
pengurus daerah dan utusan pengurus
cabang.
(3) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh panitia
pengarah dan dilaksanakan oleh panitia
pelaksana yang disahkan oleh Pengurus
Pusat
(4) Rapat Kerja Nasional bertujuan untuk :
90
a.Mengevaluasi kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
b. Menyempurnakan rencana kegiatan
yang akan datang.
c. Menetapkan tempat penyelenggaraan
Rakernas yang akan datang.
d. Membahas hal yang dianggap penting.
(5) Tata cara penyelenggaraan Rapat Kerja
Nasional diatur dalam Petunjuk
Pelaksanaan Organisasi.
Pasal 31
RAPAT KERJA DAERAH
91
b. Menyempurnakan rencana kegiatan
yang akan datang.
c. Menetapkan tempat penyeleng-garaan
Rakerda yang akan datang.
d. Membahas hal yang dianggap penting.
(5) Tata cara penyelenggaraan Rapat Kerja
Daerah diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Organisasi.
Pasal 32
RAPAT KERJA CABANG
92
(5) Tata cara penyelenggaraan Rapat Kerja
Cabang diatur dalam Petunjuk
Pelaksanaan Organisasi.
Pasal 33
RAPAT KERJA RANTING
93
BAB VII
HAK SUARA
Pasal 34
(1) Dalam Kongres, Musyawarah Daerah,
Musyawarah Cabang dan Musyawarah
Ranting hanya anggota aktif yang
mempunyai hak suara.
(2) Dalam Kongres dan Musyawarah Daerah
suara diwakili oleh utusan cabang yang
mendapatkan mandat, dalam Muscab suara
diwakili oleh utusan ranting yang
mendapatkan mandat.
(3) Dalam Kongres, bagi cabang yang tidak
hadir, hak suara dapat diwakilkan kepada
utusan PD yang membawa mandat.
(4) Dalam kegiatan Kongres, masing-masing
cabang mempunyai hak suara menurut
perbandingan jumlah anggota aktif dalam
cabang yang mewakili sebagai berikut :
a. 75 orang anggota = 1 (satu) suara.
b. Setiap kelipatan 75 anggota
berikutnya mendapatkan 1 (satu)
suara.
c. Kelebihan dari kelipatan 75 lebih dari
½ (setengah), dibulatkan menjadi 1
94
(satu) suara. Kelebihan kurang dari ½
(setengah) dapat ditambahkan pada
cabang lain atau ditarik ke cabang lain.
(5) Dalam Musyawarah Daerah, Musyawarah
Cabang hak suara menurut perbandingan
jumlah anggota aktif dalam cabang yang
ditentukan pada tata tertib Musyawarah
Daerah dan Musyawarah Cabang sesuai
dengan kondisi setempat.
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 35
Keuangan IBI diperoleh dari:
1. Uang pangkal,
2. Uang iuran anggota,
3. Sumbangan dalam bentuk apapun yang sah
dan tidak mengikat.
4. Penerimaan lain yang sah.
5. Usaha lain yang sah.
95
Pasal 36
Uang pangkal dan iuran anggota ditentukan
sebagai berikut:
1. Uang pangkal sebesar Rp 25.000 (Dua Puluh
Lima Ribu Rupiah) tiap anggota.
2. Iuran bulanan anggota sebesar Rp.10.000
(Sepuluh Ribu Rupiah) tiap anggota per
bulan.
3. Iuran dibayar di Ranting/Cabang dimana
bidan terdaftar sebagai anggota.
4. Iuran anggota partisipatif dibayarkan di
ranting tempat terdaftar sebagai anggota
partisipatif.
Pasal 37
1. Penggunaan uang pangkal dan iuran
anggota cabang diatur sebagai berikut:
a. 10% untuk Pengurus Pusat
b. 15% untuk Pengurus Daerah
c. 75% untuk Pengurus Cabang (yang
tidak mempunyai ranting).
2. Penggunaan uang pangkal dan iuran
anggota ranting diatur sebagai berikut :
a. 10% untuk Pengurus Pusat
b. 15% untuk Pengurus Daerah
96
c. 25% untuk Pengurus Cabang
d. 50% untuk Pengurus Ranting
3. Tata cara pengelolaan keuangan selanjutnya
diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
Organisasi.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 38
Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran
Rumah Tangga ini, akan diatur kemudian dalam
aturan khusus oleh Pengurus Pusat IBI.
Pasal 39
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan dalam
Kongres XVI IBI tahun 2018 di Jakarta,
sedangkan sistematika dan redaksinya
disempurnakan oleh Panitia Kongres bersama-
sama dengan Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Indonesia.
97
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Oktober 2018
PIMPINAN KONGRES
98
ORGANOGRAM
IKATAN BIDAN INDONESIA
99
ORGANOGRAM PENGURUS PUSAT
IKATAN BIDAN INDONESIA
100
ORGANOGRAM PENGURUS DAERAH
IKATAN BIDAN INDONESIA
101
ORGANOGRAM PENGURUS CABANG
IKATAN BIDAN INDONESIA
102
ORGANOGRAM PENGURUS RANTING
IKATAN BIDAN INDONESIA
103
SUSUNAN PENGURUS PUSAT
IKATAN BIDAN INDONESIA
MASA BAKTI 2018-2023
104
Majelis Pertimbangan Organisasi:
- Nur Ainy Madjid, SKM
- Tuminah Wiratnoko, SIP, MM
105
HYMNE IBI
Ciptaan: Bidan Kartini*
106
MARS IBI
Cipt: Anwar N
Lirik: Adhyati H (PDIBI Aceh)
107
SEJARAH
IKATAN BIDAN INDONESIA (IBI)
108
dan Anak (KIA) serta kesejahteraan
keluarga.
c. Membantu pemerintah dalam pembangunan
nasional, terutama dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
d. Meningkatkan martabat dan kedudukan
bidan dalam masyarakat.
110
senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan ICM yang
dilaksanakan di berbagai negara baik pertemuan-
pertemuan, lokakarya, pertemuan regional maupun
kongres tingkat dunia dengan antara lain
menyajikan pengalaman dan kegiatan IBI. IBI yang
seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah
tergabung dengan Kongres Wanita Indonesia
(KOWANI) pada tahun 1951 hingga saat ini IBI
tetap aktif mendukung program-program KOWANI
bersama organisasi wanita lainnya dalam
meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia.
Selain itu sesuai dengan Undang-Undang RI No.8
tahun 1985, tentang organisasi kemasyarakatan
maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah
satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia.
Begitu juga dalam Komisi Nasional Kedudukan
Wanita di Indonesia (KNKWI) atau National
Commission on the Status of Women (NCSW) IBI
merupakan salah satu anggota pendukungnya.
111
Yayasan ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan
anggota IBI, melalui pelaksanaan berbagai
kegiatan.
112
MKes Ketua Umum PPIBI 2013-2018 terpilih
sebagai Koordinator ICM Asia Pasific.
113
Negeri); serta kalangan Akademisi (Universitas
Airlangga, Universitas Brawijaya dan Universitas
Padjadjaran). Pengurus Pusat IBI juga telah
melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
mensosialisasikan dan menjaring aspirasi dari: 1)
Pengurus Pusat dengan sesepuh; 2) Pengurus
Pusat dengan seluruh ketua PD, PC dan anggota;
3) Pengurus Pusat dengan jurusan kebidanan dari
seluruh poltekkes di Indonesia, perwakilan dari
AIPKIND, HPTKes, dan Forum Komunikasi Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemkes; 4) Melalui kegiatan
seminar dan HUT IBI di berbagai daerah bersama
dengan Panja RUU Kebidanan Komisi IX DPR RI;
5) Rakernas, PIT Bidan, serta website IBI; 6) IBI
juga mengundang pakar dalam rangka penguatan
konsep RUU Kebidanan (Prof. Budi Sampurno,
Prof. Adang Bachtiar, Sundoyo, SH, MH, Della
Sherratt). Pada Tahun 2018 Surpres untuk
membahas RUU Kebidanan diterbitkan. Panja RUU
Kebidanan Komisi IX DPR RI secara lebih intensif
melakukan rapat kerja dengan Pemerintah
(Kemenkes, Kemenristekdikti, Kemenaker,
Kemendagri, KemenPAN-RB, dan
KemenkumHAM).
114
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan
b. Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
c. Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Tentang Keselamatan Pasien
d. Permenkes Nomor 52 Tahun 2017 Tentang
Eliminasi Penularan Human Immuno-
deficiency Virus, Sifilis, Dan Hepatitis B Dari
Ibu Ke Anak
e. Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
f. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
g. Permenkes Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
Rencana Aksi Pengembangan Industri
Farmasi Dan Alat Kesehatan.
h. Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual.
115
i. Permenkes Nomor 25 Tahun 2014 Tentang
Upaya Kesehatan Anak.
116
PERKEMBANGAN JUMLAH ANGGOTA IBI
TAHUN 1988 – 2018
1988 16.413
1990 25.397
1994 46.114
1995 54.080
1996 56.961
1997 57.032
1998 66.547
2003 68.772
2008 87.338
2013 141.148
2018 304.732
117
organisasi profesi, dan sebagai organisasi
masyarakat yaitu :
1. AD-ART, yang ditinjau, disempurnakan dan
disesuaikan dengan perkembangan tiap 5
(lima) tahun sekali.
2. Kode Etik Bidan, yang ditinjau,
disempurnakan dan disesuaikan dengan
perkembangan tiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Pedoman berkelanjutan pendidikan Bidan
4. Buku Prosedur Tetap pelaksanaan tugas-
tugas Bidan.
5. Buku Pedoman Organisasi.
6. Buku Pedoman Bagi Bidan di desa.
7. Buku Pedoman Klinik IBI.
8. Buku 50 tahun IBI, yang mencatat tentang
sejarah dan kiprah IBI, diterbitkan dalam
rangka menyambut HUT ke 50 IBI pada tahun
2001.
9. Renstra IBI 1996 - 1998
120
8. Buku Pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (CPD) Bidan
9. Buku Log Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (CPD) Bidan
10. Buku Acuan Peserta Pelatihan Midwifery
Update (MU)
11. Modul Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM) Kesehatan Reproduksi
12. Jurnal Ilmiah Bidan (terakreditasi Dikti)
13. Modul E-Learning Asuhan Kebidanan
pada Ibu Hamil dengan PEB
14. Modul Pelatihan Tim Penilai Kompetensi
Kerja Bidan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Prioritas Strategi:
1. Pengembangan standarisasi pendidikan
bidan dengan standar internasional.
2. Peningkatan pelatihan bagi anggota IBI
3. Membangun kerjasama dan kepercayaan
dari donor dan mitra IBI.
122
4. Peningkatan advokasi kepada pemerintah
untuk mendukung pengembangan profesi
bidan
5. Peningkatan pembinaan terhadap anggota
berkaitan dengan peningkatan
kompetensi, profesionalisme dan aspek
hukum.
6. Peningkatan pengumpulan data dasar.
7. Peningkatan akses Organisasi Profesi IBI
terhadap pelayanan dan pendidikan
kebidanan.
8. Capacity Building bagi pengurus IBI.
9. Peningkatan pengadaan sarana
prasarana.
10. Membangun kepercayaan anggota IBI,
donor dan mitra dengan tetap menjaga
mutu pengelolaan keuangan yang
accountable.
124
2-6 Nov Ibu Dra. Harni
XIV Padang
2008 Koesno, MKM
125
SEJARAH PENDIDIKAN BIDAN
126
Tahun 1989 Crash Program Pendidikan
Bidan A, SPK/Pengatur
Rawat 1 tahun dan
Penempatan Bidan di
Desa.
Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan
B, Akper + 1 th hanya 2
angkatan.
Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan
C, SMP + 3 th di 11
propinsi. Pada Kongres VIII
IBI di Surabaya, IBI
mengeluarkan
rekomendasi; agar dasar
pendidikan bidan SMU dan
hal ini terus diperjuangkan.
Tahun 1994 Program Bidan PTT.
Tahun 1996 Dibuka DIII Kebidanan.
Tahun 2000 Dibuka Program D-IV Bidan
Pendidik
Tahun 2006 Dibuka S2 Kebidanan di
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran .
Tahun 2008 Dibuka S1 + Profesi
Kebidanan di Fakultas
Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya
127
Tahun 2009 Dibuka S1 + Profesi
Kebidanan di Fakultas
Kedokteran Universitas
Brawijaya (UB) Malang
Tahun 2011 Dibuka S2 Kebidanan di
Universitas Andalas
Padang dan Universitas
Brawijaya Malang
Tahun 2012 Dibuka S2 Kebidanan di
Universitas Hassanudin
Makassar
Tahun 2013 Dibuka S1 + Profesi
Kebidanan di Universitas
Andalas Padang
Tahun 2014 Dibuka S2 Kebidanan di
Universitas 'Aisyiyah
Yogyakarta
Hingga Tahun 2018 Sudah berdiri 32 Program
Studi Profesi Bidan
128