Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Metodologi Studi Islam dengan judul
materi Aliran Pemikiran Dalam Islam.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari beberapa sumber di internet, buku, jurnal dan lain lain.sehingga kami dapat
mempelancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah materi tentang Aliran
Pemikiran Dalam Islam ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi
pembaca.

Pontianak, 13 Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Fiqh........................................................................................................................2
B. Teologi (Ilmu Kalam).............................................................................................3
C. Ilmu Metafisika..................................................................................................6
D. Filsafat...................................................................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang kita kenal berbagai macam pemikiran atau aliran-aliran
pemikiran dalam Islam.  Hal tersebut sedikit menjelimet dan membuat kaum
muslimin sedikit bingung dalam pmenyaksikan realitas yang ada. Terlebih dalam
persoalan siapa yang benar dan siapa yang salah? Maka dari itu, siapa yang akan
diikuti menjadi persoalan yang lebih rumit lagi.
Namun hal yang terpenting yang harus digaris bawahi sumber mereka satu
yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedang realitas yang ada meman benar adanya
bahwa Allah SWT menurunkan ayat yang sifatnya zhanni lebih banyak daripada
ayat yang sifatnya Qhat’i. Agar daya nalar yang dimiliki oleh manusia
berkembang.
Dan kami di sini ingin mengatakan perbedaan tersebut janganlah dianggap
sebagai sebuah masalah, terlebih mengatakan hal itu adalah ‘aib. Tidak perlu
bingung, dan menjadikannya sebagai beban yang memberatkan kehidupan kita.
Yang terpenting mengikuti ajaran yang telah diyakini dengan sebaik mungkin.
Dengan landasan fitrah yang menjadi neraca.

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan dan jelaskan aliran-aliran pemikiran dalam Islam?
2. Pokok permasalahan yang menjadi perdebatan utama umat Islam itu dalam
bidang apa?
3. Jelaskan eksistensi aliran-aliran pemikiran dalam Islam terhadap
masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa saja aliran-aliran pemikitan dalam Islam.
2. Mengetahui apa saja yang menjadi pokok permasalahan utama umat Islam
di bidang tertentu.

1
3. Memahami eksistensi aliran-aliran pemikiran dalam Islam terhadap
masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fiqh
Fiqh atau Hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling
dikenal oleh masyarakat. Fiqh dikategorikan sebagai ilmual-hal, yaitu ilmu
yangberkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan termasuk ilmu yang
wajib dipelajari, karena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat melakukan
kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah shalat, puasa, haji, dan
sebagainya. Islam dimulai dari Madinah yang merupakan sebuah Negara yang tentunyaharus
mempunyai lembaga hukum. Kemajemukan masyarakat madinah mengakibatkan
munculnya persoalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan. Pada masa Nabi,
segala persooalan yang muncul dikembalikan kepada Nabi
untuk menyelesaikannya.
Kemudian, pada masa sahabat, daerah yang dikuasai Islambertambah
luas.Dengan demikian, persoalan-persoalan yang timbul di daerah baru itu lebih
kompleks penyelesaiannya dari persoalan-persoalan yang timbuldi
masyarakatsemenanjung Arabia.Untuk menyelesaikan dan memutuskan
persoalan-persoalanbaru tersebut, para sahabat kembali pada al- Qur’an dan
Sunnah. Tapi, untuk  menyelesaikan persoalan yang tidak dijumpai dalam kedua
sumber tersebut, maka para sahabat mengadakan ijtihad dalam memutuskan
persoalan-persoalan tersebut. Secara historis, hukum Islam telah menjadi dua
aliran pada zaman sahabat Nabi Muhammad saw.

1. M a d r a s a t a l - M a d i n a h / M a d r a s a t a l - H a d i t s
Aliran Madinah terbentuk karena sebagian besar sahabat tinggal di Madinah.
Sejak masa yang dini, di Madinahtelah muncul para zahid. Mereka kuat
berpegang teguh kepada al Qur’an dan al-Sunnah. Dan mereka menetapkan
Rasulullah sebagai panutan kezuhudannnya. Aliran madinah ini lebih cenderung pada
pemikiran angkatan pertama kaum muslimin (salaf), dan berpegang teguh pada
zuhud serta kerendahhatian Nabi. Selain itu, aliran ini tidak begitu terpengaruh
perubahan-perubahan sosial yang berlangsung pada masa dinasti Umayyah, dan

3
prinsip-prinsipnya tidak berubah walaupun mendapat tekanan dari Bani Umayyah.
Dengan begitu, zuhudaliran ini tetap bercorak murni Islam dan konsisten pada
ajaran-ajaran Islam.

2. M a d r a s a t a l - B a g h d a d / M a d r a s a t a l - Ra’y
Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Baghdad. Diantara
pendapatnya adalah bahwa benda wakaf boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan.
Jasa sahabat nabi yang tinggal di Baghdad, terbentuklah aliran ra`yu. Sahabat
yang tinggal di Kufah adalah Abdullah bin Mas`ud, al-Aswad bin Yazidal-
Nakha`i,Amir bin Syarahil al-Sya`bi, Abu Hanifah yang kamudian
mendirikanaliran Hanafi. Salah satu ciri fikih Abu Hanifah adalah sangat ketat
dalam penerimaan hadits dan banyak menggunakan ra`yu .Murid Imam Malikdan
Muhammad al-Syaibani (sahabat dan penerus gagasan Abu Hanifah) adalah
Muhammad bin Idris al-Syafi`iyang mendirikan aliran syafi`I atau syafi`iyah.
Beliau sangat terkenal dalam pembahasan dan perubahan hukum Islam
karena pendapatnya ia golongkan menjadi qaul qadim danqaul jaded. Aliran hukum
Islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga sekarang hanya beberapa aliran,
diantaranya Hanafiyah, Malikiyah, Syafi`iyahdan Hanabilah.

B. Teologi (Ilmu Kalam)


Ada yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan dengan bukti-bukti
yang meyakinkan.
Di dalam Ilmu ini dibahas tentang cara ma’rifat (mengetahui secara
mendalam) tentang sifat-sifat Allah dan para Rasul-Nya dengan menggunakan
dalil-dalil yang pasti guna mencapai kebahagian hidup abadi. Ilmu ini termasuk
induk ilmu agama dan paling utama bahkan paling mulia, karena berkaitan dengan
zat Allah, zat para Rasul-Nya.

4
1. Sejarah Munculnya Teologi
Persoalan yang benar-benar merisaukan umat Islam setelah wafatnya khalifah
yang ke-3 Utsman bin Affan. Kemudian dilanjutkan oleh Ali bin Abi Thalib. Di
mana pemerintahan di kala itu sangat kacau balau. Bahkan terjadi di antara umat
Islam itu sendiri. Yaitu perang jamal, Aisya binti Abu Bakar dengan Ali bin Abi
Thalib. Namun perang ini dapat diselesaikan oleh khalifah. Peran selanjutnya
dikenal dengan nama perang shiffin terjadi pada abad ke-7 M, anatara Ali bin Abi
Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sofyan.
Di sinilah awal perpecahan umat Islam yang benar-benar tampak. Di saat
pasukan Muawiyah yang dipimpin oleh Amr bin Ash nyaris mengalami
kekalahan, kemudian Amr mengangkat al-Qur’an sebagai isyarat perdamaian.
Usulan ini kemudian diterima. Sehingga diadakan perundingan. Hasilnya Ali
diturunkan dari jabatannya dan Muawiyah diangkat menjadi Khalifah.

2. Aliran-aliran Teologi Islam


 Khawarij
Golongan yang memisahkan diri kelompok Ali bi Abi Thalib, lebih tepatnya
kelompok yang tidak sepakat dengan tahkim yang diusulkan oleh kelompok
Muawiyah. Kelomapok ini dipelopori oleh Atab bin A’war dan Urwah bin Jarir.
Kelompok ini mempunyai ajaran yang keras yang menjastifikasi Ali dan
Muawiyah sebagai pelaku dosa besar. Sehingga darahnya halal dan wajib untuk
diperangi. Atau dengan sebutan ajaran khawarij adalah murtakib al-akbar.
 Murji’ah
Tindakan pengkafiran terhadap Ali bi Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sofyan,
Amr bin Ash, Abu Musa al-Asy’ari yang dilakukan oleh kalangan Khawarij,
mengundang sikap kekhawatiran di tengah umat Islam. Khususnya para ulama.
Munculnya Murji’ah itu sangat erat kaitannya dengan khawarij, di mana
golongan yang dipimpin oleh Ghilan al-Dimasyai berusaha bersikap netral.
Golongan tidak sepaham dengan khwarij yang mengkafirkan para sahabat
tersebut.

5
Pokok ajaran dari golongan ini adalah orang Muslim yang melakukan dosa besar
tidak boleh dihukumi dengan hukuman dunia, sehingga masuk surga atau neraka
tidak bisa ditentukan, karena diakhiratlah nanti yang menjadi sah. Golongan ini
memandang orang yang beriman tidak merusak iman ketika berbuat maksiat.
Sama halnya dengan ketaatan bagi orang yang kufur.
Iman diartikan sebagai pengetahuan tentang Allah secara mutlak dan kufur
adalah ketidaktahuan tentang Allah secara mutlak. Oleh karena orang Murji’ah
menganggap iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang.
 Qadariyah
Aliran yang didirikan oleh Ma’bad al-Juhani berpandangan bahwa manusia
diberikan kebebasan dalam menentukan hidupnya, tanpa ada campur tangan
Tuhan. Manusia menentukan segala perbuatan yang dia inginkan.
 Jabariyah
Golongan ini sangat berbeda dengan paham Qahariyah, karena manusia
dianggap tidak mempunyai kehendak. Perbuatan manusia sepenuhnya diatur oleh
Tuhan. Golongan yang dibawah oleh Jahm bin Safwan ini, bahkan menyalahkan
Tuhan atas perbuatan dosa manusia. Di mana hal itu sudah menjadi setingan
Tuhan. Manusia tinggal menjalankan scenario yang telah ada tersebut.
 Mu’tazilah
Munculnya golongan ini benar-benar membawa sejarah baru, yang
berpegangan kepada konsep rasionalitas. Bahkan dianggap kedudukan akal
sebanding dengan wahyu. Pertama kali diperkenalkan oleh Washil bin Atha.
Perinsip-perinsip kalam Mu’tazilah terhimpun dalam apa yang disebut al-
ushul al-khamzah atau “pokok-pokok yang lima” yaitu at-tahid, al-manzilah
bainal manzilatain, al-wa’d wal wa’id, al-adl, al-amar bil ma’ruf wan nahy anil
mungkar.
Atau dapat dirincikan seperti :
a) Keesaan tuhan (al-tauhid)
b) Keadilan tuhan (al-adl)
c) Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid)
d) Posisi diantara dua tempat (al-manzilah bain al-manzilatin)

6
e) Amar makruf nahi munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy’an al-munkar)

 Asy’ariyah
Kelompok asy’ariyah berhasil mengukuhkan pemahaman mereka melalui
pendekatan rasional dan sistematika yang dilakukan oleh mu’tazilah. Namun
faham-faham ini kemudian juga mengkritik mu’tazilah sendiri.
Dalam hal sifat Tuhan asy’ari berpendapat bahwa Tuhan mempunya sifat
seperti ilm, hayat, sama’, bashith dan qudrat. Sifat-sifat tersebut bukanlahdzat-
Nya. Kalaui itu dzat-Nya berarti dzat-Nya adalah pengetahuan, dan Tuhan sendiri
adalah pengetahuan. Tuhan bukanlah ilmu melainkan ‘alim (yang mengetahui).

C. Ilmu Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajar i penjelasan asal
atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau
realitas. Cabang utama metafisika adala hontologi, studi mengenai kategorisasi
benda-bendadi alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga
berupayamemperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk
keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan
kemungkinan. Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk
pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". Ilmu metafisika adalah ilmu yg melebihi
ilmu fisika. Berbeda dari pengertian ilmumetafisika dalam khasanah western
science , ilmu metafisika yg kita maksud di sini adalah ilmu fisika yg dilanjutkan
atau di tingkatkan sehingga masuk ke dalam ilmu.
Dengan ilmu metafisika jelas bahwa agama tak lain terdiri dari hukum-hukum
yg real seperti juga alam jagad raya yg tak lain terdiri dari hukum-hukum fisika,
kimia, dan biologi. Hanya saja martabat dan dimensi hukum-hukum agama
tersebutlebih tinggi dan bersifat absolut serta sempurna. Dengan penjelasan yg masuk
akal dan ilmiah maka ajaran-ajaran agama dapat diterangkan secara logis sehingga
keimanan meningkat menjadi ilmul-yakin, seterusnya ke aynul-yakin, dan
akhirnya haqqul-yakin. Tanpa penjelasan yg logis maka ajaran agama menjadi

7
dogma. Tanpa penjelasan yg logis ajaran agama sekedar ditelan tanpa dihayati
maksud dan tujuannya. Keimanan yg kokoh dapat menangkal berbagai serangan atheisme.
Maka,d engan metafisika ilmiah lah kita bisa menghargai betapa tanpa adanya
agama makamanusia tidak mungkin percaya adanya Tuhan.
Adapun aliran-aliran metafisika adalah sebagai berikut:
a) S u p e r n a t u r a l i s m e
Beberapa Tafsiran Metafisik adalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai
beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang
dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib
(supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa
dibandingkandengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran
supernaturalisme.
b) N a t u r a l i s m e
Semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi
rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikanorang dewasa malah dapat
merusak pembawaan baik anak itu.
Lahirnya aliran ini dipelopori oleh J.J Rousseau, yang mengamati pendidikan.
Ditulis dalam bukunya yang berjudul “Emile” menyatakan bahwa anak yang
dilahirkan padadasarnya dalam keadaan baik. Anak menjadi rusak atau tidak baik
karena campur tangan manusia (masyarakat). Aliran ini berpendapat bahwa
pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi kesempatan kepada anak untuk
tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan sebaiknya diserahkan kepada alam. Oleh
karena itu ciri utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik seorang anak
hendaknya dikembalikan kepada alam agar penbawaan yang baik tersebut tidak dirusak
oleh pendidik. Semua penganut Naturalisme merupakan penganut Realisme, tetapi
tidak semua penganut Realisme merupakan penganut Naturalisme.
Satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam
tersediakedua hal tersebut. Dalam pendidikan dan pengajaran, Comenius
menggunakan hukum-hukum alam sebagai contoh yang senantiasa tertib dan
teratur.
c) M o n o i s m e

8
Paham ini menganggap bahdari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja,tidak
mungkin dua. Paham ini terbagi ke dalamdua aliran :MaterialismeAliran ini
menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini
sering juga disebut naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan
dan satu–satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yanglainnya jiwa atau ruh
tidaklah merupakan satu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa atau ruh itu
hanyalah merupakan akibat dari proses gerakan kebenaran salah satu cara tertentu.
Kalau dikatakan bahwa materialisme sering disebut naturalisme, sebenarnyaada
sedikit perbedaan diantara dua paham itu. Namun, materialisme dianggap suatu
penampakan diri dari naturalisme.Naturalisme berpendapat bahwa alam saja yang ada,
yang lainnya di luar alam tidak ada. Yang dimaksud alam di sini adalah segala-galanya,
meliputi benda dan ruh. Jadi benda dan ruh sama nilainya dianggap sebagai
alam yang satu. Sebaliknya, materialisme menganggap ruh adalah kejadian dari
benda. Jadi tidak sama nilai benda dan ruh seperti dalam naturalisme.
d) D u a l i s m e
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai
asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad
danspirit. Kedua macam hakikat itu masing – masing bebas dan berdiri
sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan
kehidupan di alam ini.
e) P l u r a l i s m e
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakankenyataan.
Dikatakan pula bahwa kenyataan alam initersusun dari banyak unsur,lebih dari
satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani kuno adalah Anaxagoras
dan Empedocles yang mengatakan bahwa substansi yang ada ituterbentuk dan terdiri dari 4
unsur, yaitu tanah, air, api dan udara. Tokoh modern aliran ini adalah William
James ( 1842-1910 M ) dari New York yang terkenal sebagai seorang psikolog dan
Filosof Amerika. Menurutnya, kenyataan terdiri daribanyak kawasan yang berdiri
sendiri. Dunia bukanlah suatu Uni-Versum,melainkan suatu Multi-Versum. Dunia
adalah suatu dunia yang terdiri dari banyak hal yang beraneka ragam atau pluralis.
Menurut Prof. S. Takdir Alisyahbana, ontology-metafisika dibagi

9
menjadidua, yaitu: mengenai kuantitas (jumlah) dan yang mengenai kualitas
(sifat). Yang mengenai kuantitas terdiri atas: monoisme, dua lism dan
pluralisme. Sedang yang mengenai kualitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu
yang melihat hakikat kenyataan itu tetap danyang melihat hakikat kenyataan itu
sebagai kejadian. Yang termasuk golongan pertama ( tetap ) ialah:
 Spiritualisme
 Idealisme (materialisme)
Yang termasuk golongan kedua (kejadian) ialah:
 Mekanisme, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian di dunia
iniberlaku dengan sendirinya menurut hukum sebab akibat.
 Aliran teleologi, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian yang satu
berhubungan dengan kejadian yang lain, bukan oleh hukum sebab
akibat,melainkan semata-mata oleh tujuan yang sama Determinisme, yakni
aliran yang mengajarkan bahwa kemauan manusia itu tidak
merdeka dalam mengambil putusan-putusan yang penting, tetapi sudah
terpasti lebih dahulu.
 Indeterminisme, yakni aliran yang berpendirian bahwa kemauan manusia
itubebas dalam arti yang seluas-luasnya.

D. Filsafat
Filsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya
telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka berpikiran maju dan bersifat
liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka
yang bersifat tradisional yakni berpegang teguh kepada doktrin ajaran Al-Qur’an
dan Al-Hadits secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat bahkan
menolaknya.
Berbagai analisis tentang penyebab kurang diterimanya filsafat di kalangan
masyarakat Islam pada umunya adalah karena pengaruh pemikiran Al-Ghazali
yang dianggapnya sebagai pembunuh pemikiran filsafat. Anggapan ini
selanjutnya telah pula dibantah oleh pendapat lain yang menyatakan bahwa
penyebabnya bukanlah Al-Ghazali, melainkan sebab-sebab lain yang belum jelas.

10
1. Pengertian Filsafat Islam
Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan Islam.
Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan sophos yang berarti
ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap
ilmu atau hikmah.
Selanjutnya kata Islam berasal dari kata bahasa arab yaitu aslama, yuslimu,
islaman yang berarti patuh, tunduk, berserah diri. Kata tersebut berasal dari salima
yang berarti selamat, sentosa, aman, dan damai. Selanjutnya Islam menjadi suatu
istilah atau nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul.
2. Aliran Utama Pemikiran Filsafat
 Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan
melalui kegiatan menangkap objek. Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran
empirisme yang disebabkan oleh kelemahan indera dapat dikoreksi, seandainya
akal digunakan. Fungsi pancaindera adalah untuk memperoleh data-data dari alam
nyata dan akal menghubungkan data-data itu satu dengan yang lain.
Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak
dalam ide. Kebenaran mengandung makna ide yang sesuai dengan atau yang
menunjuk kepada kenyataan,
Kelemahan rasionalisme adalah criteria untuk mengetahui kebenaran dari
suatu ide yang menurut seseorang jelas tetapi menurut orang lain tidak. Jadi
masalah utamanya adalah evaluasi kebenaran dari premis-premis yang digunakan.
 Empirisme
Empirisme berasal dari bahasa Yunani yaitu Empeirikos artinya
pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi.
Namun hasil tangkapan inderawi masing-masing individu dapat berbeda karena
terbatas pada sensiblitas organ-organ tertentu.

11
Aliran empirisme memandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari
pengalaman yang kita alami selama hidup kita. Di sini, pernyataan ilmiah berarti
harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah
dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan
dan eksperimentasi.
Kelemahan aliran empirisme antara lain :
 Indera terbatas, benda yg jauh kelihatan kecil ternyata tidak.
 Indera menipu, pada org yang sakit demam, udara akan terasa dingin.
 Objek menipu misalnya pada fatamorgana atau ilusi.
 Berasal dari indera dan objek sekaligus. Misalnya mata tidak mampu
melihat seekor kerbau secara keseluruhan.

 Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-
proses mental atau psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu pengetahuan
menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran, yang diberikan oleh
pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang
(subjek).
Idealisme subjektif akan menimbulkan kebenaran yang relative karena setiap
individu berhak menolak kebenaran yang datang dari luar dirinya, sehingga
kebenaran universal tidak diakui. Oleh karena itu kebenaran agama dan aturan
kemasyarakatan hanya bisa benar untuk kelompok tertentu dan tidak berlaku bagi
kelompok lain.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Fiqh atau Hukum Islam
Merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling dikenal oleh masyarakat.
Fiqh dikategorikan sebagai ilmual-hal, yaitu ilmu yangberkaitan dengan tingkah
laku kehidupan manusia, dan termasuk ilmu yang wajib dipelajari, karena dengan
ilmu itu pula seseorang baru dapat melakukankewajibannya mengabdi kepada
Allah melalui ibadah shalat, puasa, haji, dan sebagainya.
 Teologi
Di dalam Ilmu ini dibahas tentang cara ma’rifat (mengetahui secara
mendalam) tentang sifat-sifat Allah dan para Rasul-Nya dengan menggunakan
dalil-dalil yang pasti guna mencapai kebahagian hidup abadi. Ilmu ini termasuk
induk ilmu agama dan paling utama bahkan paling mulia, karena berkaitan dengan
zat Allah, zat para Rasul-Nya.
 Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajar i penjelasan asal
atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau
realitas.
 Filsafat
Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau
hikmah. Selanjutnya Islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad Saw. sebagai Rasul.

13
DAFTAR PUSTAKA
M. Ali Hasan. Studi Islam. (Jakarta, Rajagrafindo Persada : 2000). Hal. 146
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada :
2004). Hal. 268
Didin Saefuddin Buchori. Metodologi Studi Islam. (Bogor, Granada Sarana
Pustaka : 2005). Hal. 78
Didin Ssefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, Granada Sarana Pustaka,
hal.102-105
Didin Saefuddin Buchori Ibid. Hal 82
Didin Saefuddin Buchori Ibid. Hal. 84
Didin Saefuddin Buchori. Ibid. Hal. 84
Abuddin Nata. Op.Cit. Hal. 275
Abuddin Nata. Ibid. Hal. 278
Abuddin Nata. Ibid. Hal. 324
Abuddin Nata, hal. 286-289
Abuddin Nata, hal. 292-293
Tariq Ramadan. Menjadi Modern Bersama Islam. (Jakarta, Teraju : 2003). Hal. 98
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada :
2004). Hal. 315

14

Anda mungkin juga menyukai