MODUL 3
Reaksi Adisi elektrofilik, mekanisme umum reaksi nukleofilik hidrokarbon tak jenuh,
reaktivitas, mekanisme reaksi.
Reaksi adisi alkena secara umum dapat digambarkan sebagai berikut, dengan E
adalah pereaksi yang bertindak sebagai elektrofilik dan Nu adalah pereaksi yang
berindak sebagai nukleofilik.
Beberapa tipe reaksi yang akan dipelajari adalah adisi hidrogen halida, asam sulfat,
air (dengan dibantu oleh katalis asam), dan halogen.
Adisi Elektrofilik
1. Elektron pada ikatan π alkena bereaksi dengan elekktrofil.
2. Elektrofil adalah pereaksi pencari elektron. Elektrofil memiliki sifat elektrofilik.
Spesi yang termasuk elektrofil yaitu yang memiliki kemampuan donor proton
seperti asam Brønsted-Lowry, reagen netral seperti bromin (karena dapat terpolarisasi
sehingga salah satu ujung positif), dan asam Lewis seperti BH3, BF3, dan AlCl3. Ion
logam yang mengandung orbital kosong- ion perak (Ag+), ion raksa (Hg2+), dan ion
platina (Pt2+) juga bertindak sebagai elektrofil.
Hidrogen halida, contohnya, bereaksi dengan alkena melalui penerimaan
pasangan elektron dari ikatan π untuk membentuk ikatan σ antara hidrogen dan satu
atom karbon, dengan melepas ion halida. Hal ini menyebabkan orbital p kosong dan
muatan positif pada karbon lain. Hasil akhirnya yaitu pembentukan karbokation dan
ion halida dari alkena dan HX.
Pada tahap selanjutnya, reaksi karbokation dengan ion halida, karbokation adalah
elektron, dan ion halida adalah nukleofil.
Hidrogen halida (HI, HBr, HCl, dan HF) mengalami adisi terhadap ikatan rangkap dua
alkena.
Adisi ini terkadang berlangsung dengan melarutkan hidrogen halida dalam pelarut
seperti asam asetat atau CH2Cl2 atau dengan bubbling gas hidrogen halida secara
langsung terhadap alkena dan menggunakan alkena itu sendiri sebagai pelarut. HF
dipreparasi sebagai polihidrogenflourida dalam piridin.
• Urutan reaktivitas hidrogen halida dalam adisi alkena yaitu HI>HBr>HCl>HF
Terkecuali alkena sangat tersubstitusi, HCl bereaksi sangat lambat sehingga reaksi
tersebut tidak terlalu berguna sebagai metode preparasi. HBr mengalami adisi secara
cepat, namun jika tidak dilakukan pencegahan, reaksi dapat menghasilkan produk
lainnya.
Adisi HX terhadap alkena asimetris dapat terjadi dalam dua cara. Pada
praktiknya, satu produk biasnaya mendominasi. Adisi HBr terhadap propena
contohnya, dapat menghasilkan 1-bromopropana atau 2-bromopropana. Produk
utamanya adalah 2-bromopropana.
Ketika 2-metil propena bereaksi dengan HBr, produk utamanaya adalah 2-bromo-2-
metilpropana, bukan 1-bromo-2-metilpropana.
Dengan pertimbangan bahwa banyak contoh yang seperti ini, maka kimiawan
Rusia Vladimir Markovnikov pada 1870 memformulasikan yang sekarang disebut
sebagai aturan Markovnikov.
• Salah satu cara untuk menyatakan aturan Markovnikov yaitu bahwa pada adisi
HX terhadap alkena, atom hidrogen akan terikat pada atom karbon dari ikatan
rangkap yang memiliki jumlah atom hidrogen lebih banyak.
Ilustrasi dari adisi HBr terhadap propena sebagai berikut
Mekanisme adisi hidrogen halida terhadap alkena melibatkan dua tahapan sebagai
berikut.
(Sumber: Solomons dan Fryhle, 2011)
Tahap 1 merupakan tahap yang penting karena merupakan tahap penentu laju. Pada
tahap 1, alkena mendonorkan sepasang elektron terhadap proton dari hidrogen
halida dan membentuk karbokation. Tahap ini sangat endoterm dan memiliki energi
aktivasi bebas yang besar. Akibatnya reaksi berjalan lambat. Pada tahap 2
karbokation yang sangat reaktif menstabilkan diri melalui penggabungan dengan ion.
Tahap yang eksoterm ini memiliki energi aktivasi bebas yang sangat rendah dan
reaksi yang berlangsung sangat cepat.
Adisi ini berlangsung melalui mekanisme radikal dan bukan mekanisme ionik.
• Adisi anti-Markovnikov terjadi hanya ketika HBr digunakan dan terdapat
peroksida, dan hal ini tidak terjadi secara signifikan jika HF, HCl, HI bahkan
ketika terdapat peroksida.
Oleh karena itu, produk dapat tersedia sebagai pasangan enansiomer. Pertanyaannya
sekarang bagaimana enansiomer ini terbentuk? Apakah satu enansiomer terbentuk
dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibanding isomer lainnya? Jawabannya adalah
tidak, karbokation yang terbentuk pada tahap pertama adisi adalah trigonal planar
dan akiral. Ketika ion halida bereaksi dengan karbokation akiral dalam tahap kedua,
reaksi sama-sama mungkin terjadi pada kedua sisi. Reaksi yang mengarah ke kedua
enansiomer terjadi pada laju yang sama, dan oleh karena itu, enansiomer dihasilkan
dalam jumlah yang sama sebagai bentuk rasemat.
Mekanisme
Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana merupakan kebalikan dari mekanisme
dehidrasi alkohol. Hal ini dapat diilustrasikan pada mekanisme hidrasi 2-metilpropena
dan membantingkannya dengan mekanisme dehidrasi 2-metil-2-propanol.
Reaksi dimana alkena terhidrasi atau alkohol terdehidrasi adalah reaksi dimana
produk akhir diatur oleh posisi dari kesetimbangan. Oleh karena itu, pada dehidrasi
alkohol, paling baik adalah untuk menggunakan asam pekat sehingga konsentrasi air
rendah. (Air dapat dihilangkan ketika terbentuk, dan hal tersebut dapat dibantu
dengan menggunakan suhu tinggi). Pada hidrasi alkena paling baik untuk
menggunakan asam encer karena konsentrasi air tinggi. (Hal tersebut juga dapat
dibantu dengan menggunakan suhu rendah).
Penataulangan
• Satu kerumitan yang berhubungan dengan hidrasi alkena adalah terjadinya
penataulangan.
Karena reaksi melibatkan pembentukan karbokation pada tahap pertama,
karbokation yang terbentuk pada awal selalu menataulang untuk membentuk kondisi
yang lebih stabil (atau kemungkinan yang isoenergetik) jika penataulangan
memungkinakan. Hal ini diilustrasikan pada pembentukan 2,3-dimetil-2-butanol
sebagai produk utama ketika 3,3-dimetil-1-butena mengalami hidrasi.
Contoh lainnya dari adisi halogen terhadap ikatan rangkap adalah sebagai berikut.
Dua contoh di atas menunjukkan bahwa adisi halogen merupakan anti adisi terhadap
ikatan rangkap dua.
Ketika bromin digunakan untuk reaksi ini, bromin dapat bertindak sebagai tes
keberadaan ikatan rangkap karbon-karbon. Jika dilakukan penambahan bomin
terhadap alkena (atau alkuna), warna merah-kecoklatan dari bromin menghilang saat
itu juga selama alkena (atau alkuna) berada dalam kondisi berlebih.
Sifat ini berbeda dengan alkana. Alkana tidak bereaksi secara berarti dengan bromin
atau klorin pada suhu ruang dan tidak adanya cahaya. Ketika alkana bereaksi pada
kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, jenis reaksinya adalah substitusi
dibanding adisi dan melalui mekanisme yang melibatkan radikal.
(Sumber: Solomons dan Fryhle, 2011)
Meskipun mekanismenya mirip dengan adisi H-X terhadap alkena, namun hal ini tidak
menjelaskan fakta penting. Seperti yang disebutkan di bagian sebelumnya adisi
bromin atau klorin terhadap alkena merupakan anti-adisi.
Adisi bromin terhadap siklopentena, contohnya, menghasilkan trans-1,2-
dibromosiklopentana, bukan cis-1,2-dibromosiklopentana.
Proses ini ditunjukkan pada adisi bromin untuk siklopentena di bawah ini.
Penyerangan pada kedua karbon memiliki kemungkinan yang sama karena ion
bromonium siklik adalah simetris. Ion bromonium siklik memiliki bidang vertikal simeti
melalui atom bromin dan ditengah-tengah antara karbon 1 dan 2. Oleh karena itu,
trans-dibromida terbentuk sebagai campuran rasemat.
Mekanisme adisi Cl2 dan I2 terhadap alkena mirip dengan yang terjadi pada
Br2, melibatkan pembentukan dan pembukaan cincin dari ion halonium yang
dimaksud.
Adisi Elektrofilik Bromin dan Klorin terhadap Alkuna
• Alkuna menunjukkan jenis reaksi adisi yang sama dengan klorin dan bromin
pada alkena
• Dengan alkuna, adisi mungkin dapat terjadi satu atau dua kali, tergantung
pada jumlah molar ekuivalen dari halogen yang digunakan.
• Adisi satu molar ekuivalen klorin atau bromin terhadap alkuna secara umum
menghasilkan anti adisi dengan konformasi trans-dihaloalkena.
Adisi bromin terhadap asam asetilendikarboksilat, contohnya, menghasilkan isomer
trans dengan persentase produk 70%.
Atom hidrogen dari hidrogen halida terikat pada atom karbon yang memiliki jumlah
atom hidrogen lebih banyak. 1-heksuna, contohnya, bereaksi lambat dnegan satu
molar ekuivalen hidrogen bromida menghasilkan 2-bromo-1-heksenaa dan dengan
dua molar ekuivalen menhasilkan 2,2-dibromoheksana.
Adisi HBr terhadap alkuna dapat dibantu dengan penggunaan asetil bromida
(CH3COBr) dan alumina daripada larutan HBr. Asetil bromida bertindak sebagai
prekursor HBr dengan mereaksikan dengan alumina untuk membentuk HBr.
Contohnya, 1-heptuna dapat diubah menjadi 2-bromo-1-heptena dalam persentase
produk yang bagus menggunakan metode ini.