Anda di halaman 1dari 7

TEORI BELAJAR MENURUT GAGNE

HANDOUT

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Kimia

Dosen Pengampu:

Riri Aisyah., M.Pd.


Imelda Helsy., M.Si.

Disusun Oleh:

Muhamad Hoerun Jamil (1182080034)

Lisana Shidqin ‘Aliya (1182080028)

Natasya Geminastiti (1182080038)

Wiwin Paulina (1182080070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA / PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne

Robert Mills Gagne (21 Agustus 1916 – 28 April 2002), Gagne lahir diAndover Utara,
Massachusetts. Ia mendapatkan gelar Ph.D dari Universitas Brown pada tahun 1940. Dia adalah seorang
Professor dalam bidang psikologi dan psikologi pendidikan di Connecticut College khusus wanita (1940-
1949), Universitas Negara bagian Pensylvania (1945-1946), Professor di Departemen penelitian
pendidikan di Universitas Negara bagian Florida di Tallahasse mulai tahun 1969. Gagne juga menjabat
sebagai direktur riset untuk angkatan udara (1949-1958) di Lackland,Texas dan Lowry, Colorado. Ia
pernah bekerja sebagai konsultan dari departemen pertahanan (1958-1961) dan untuk dinas pendidikan
Amerika Serikat (1964-1966), selain itu ia juga bekerja sebagai direktur riset pada Institut penelitian
Amerika di Pittsburgh (1962-1965).

A. Teori Belajar Gagne

Sebagaimana tokoh-tokoh dalam psikologi pembelajaran, Gagne berpendapat bahwa belajar


dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan
individu seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan
berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari
oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.

Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks.
Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada
seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada
seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.

Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan
responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga
mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar,
implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.

1. Sistematika ”Delapan Tipe Belajar”

Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:

a. Belajar Isyarat (Signal Learning)

Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respon bersyarat. Seperti menutup mulut
dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara. Lambaian tangan, isyarat untuk datang
mendekat. Menutup mulut dan lambaian tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang
adalah respons. Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons
yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional. Menurut Krimble (1961) bentuk belajar
semacam ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar.

b. Belajar Stimulus – Respons ( Stimulus Respons Learning)

Berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur dan emosional. Tipe belajar S – R,
respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu hubungan S-R. Mencium bau masakan
sedap, keluar air liur, itupun ikatan S-R. Setiap respons dapat diperkuat dengan reinforcement.

c. Belajar Rangkaian (Chaining)

Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antar S-R yang bersifat segera.
Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik, seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan, minum.

d. Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)

Suatu kalimat “unsur itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal. Seseorang dapat
menyatakan bahwa unsur berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti balok,
kubus, atau kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam
urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain.

e. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)

Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan berbagai
bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.

f. Belajar Konsep (Concept Learning)

Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta.
Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri-ciri khusus (kelas),
seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, ikan. Kemampuan membentuk konsep ini
terjadi jika orang dapat melakukan diskriminasi.

g. Belajar Aturan (Rule Learning)

Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua
pelajaran di sekolah, seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam segitiga sama
dengan 180o. Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.

h. Belajar Pemecahan masalah ( Problem Solving Learning)


Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini merupakan pemikiran. Upaya
pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan dengan
masalah itu. Dalam pemecahan masalah diperlukan waktu, adakalanya singkat adakalanya lama.
Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu,
mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu. Dalam segala langkah diperlukan pemikiran.
Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba-tiba. Dengan ulangan-ulangan masalah tidak
terpecahkan, dan apa yang dipecahkan sendiri-yang penyelesaiannya ditemukan sendiri lebih
mantap dan dapat ditransfer kepada situasi atau problem lain. Kesanggupan memecahkan masalah
memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain.

2. Sistematika “Lima Jenis Belajar”

Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya
merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar. Uraian tentang sistematika lima
jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan
kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut
melakukan sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua hasil
belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal
satupersatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciriciri sama dalam satu
kategori dan berbeda sifatnya dari kategori lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi
lima kategori hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran
intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.

a. Informasi verbal (Verbal information)

Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan,
dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan
maupun tertulis. Informasi verbal meliputi ”cap verbal” dan ”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang
dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta
adalah kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.

b. Kemahiran intelektual (Intellectual skill)

Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri
dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata,
dan gambar).

c. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)


Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga
ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.

d. Keterampilan motorik (Motor skill)

Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan
tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

e. Sikap (Attitude)

Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah
baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

3. Fase-Fase Belajar

Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam
proses belajar, yaitu:

a. Fase penerimaan (Apprehending phase)

Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama
timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang
apa yang sudah diterimanya).

b. Fase penguasaan (Acquisition phase)

Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang yang telah belajar
akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya.

c. Fase pengendapan (Storage phase)

Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila
diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.

d. Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)

Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan
(memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita
harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan
pengungkapan kembali. Fase ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta
mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak berubah-ubah. Menurut
Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya proses belajar,sedangkan pada
fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.

B. Kekurangan Teori Belajar Menurut Gagne


1. Pembelajaran hanya berpusat pada guru
2. Komunikasi berlangsung satu arah
3. Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
4. Murid hanya mendengarkan
5. Keaktifan berpikir dan berkreasi setiap siswa berbeda, sehingga pembelajaran akan
terhambat untuk siswa yang berfikirnya lamban.

C. Kelebihan Teori Belajar Menurut Gagne


1. Mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran
2. Membantu meningkatkan keaktifan siswa untuk berpikir dalam kegiatan pembelajaran
3. Siswa akan berusaha mengaitkan suatu kejadian atau proses pembelajaran yang menarik
dengan materi yang disampaikan
4. Cocok untuk anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa
5. Dapat dikendalikan guru sehingga mendapatkan hasil yang maksimal

D. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran

a. Mengontrol perhatian siswa.

b. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.

c. Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.

d. Penyajian stimulus yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.

e. Memberikan bimbingan belajar. f. Memberikan umpan balik.

g. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.

h. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.

i. Memberikan kesempatan untuk melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Milka.2014. Kontribusi teori belajar gagne dalam meningkatkan kompetensi pedagogik pendidik.Jurnal
KIP.Vol 3.(2).

Anda mungkin juga menyukai