Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN

1. menurut Gagne (1985), bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (lihat Ratna Wilis Dahar, 1989, hal. 11).
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di
dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat
menentukan proses dan hasil belajar.

2. Faktor-faktor penentu pemilihan strategi pembelajaran yaitu:


A. Tujuan pembelajara
Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran ialah tujuan, yang dalam Kurikulum 2004 dirumuskan dalam
bentuk kompetensi, sebab semua komponen tersebut termasuk strategi pembelajaran
dipilih dan difungsikan untuk mencapai tujuan pembelajara.

B. Bahan pembelajaran
Apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru bagi siswa maka guru
hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau
melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa. Sebaliknya, apabila materi yang
akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal siswa maka guru dapat meminta
siswa untuk mengemukakan pengetahuannya yang berkenaan dengan materi yang
dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. Apabila
materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu guru harus
memberikan banyak contoh agar siswa menguasai dengan mudah konsep yang dibahas.

C. Siswa
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah siswa mengingat tujuan
yang harus dicapai dari proses tersebut ialah perubahan perilaku siswa. Oleh karena, di
dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, faktor siswa tidak boleh
diabaikan. Setelah kita menetapkan strategi pembelajaran yang dipilih sebaiknya
gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan materi atau bahan pelajaran
sehingga dalam menentukan bagaimana teknik menggunakan strategi pembelajaran
tersebut, faktor siswa menjadi salah satu pertimbangan kita.

D. Guru
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai contoh, di lapangan kadang-
kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian siswa dan
jelas. Sementara itu, ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran
yang sama dengan guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa,
bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama
tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. Hal-hal seperti itu perlu menjadi
pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Demikian
pula kondisi fisik guru, terutama pada saat akan mengajar.

E. Sarana (ALAT DAN SUMBER), Waktu, Dan Ruangan


Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran ialah alat peraga, seperti peta, globe, gambar, foto, chart, grafik, dan
sebagainya; serta alat-alat pelajaran, seperti alat-alat untuk praktik. Jumlah dan
karakteristik alat-alat tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan kita di dalam
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Termasuk dalam kelompok ini ialah
media pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, seperti paket
modul, pengajaran berprograma, dan pengajaran melalui alat audio (seperti kaset tape
recorder). Demikian pula halnya sumber materi pelajaran, seperti buku-buku pelajaran,
lingkungan sekitar. Misalnya, kita menghendaki bahwa setiap siswa dapat melakukan
percobaan dari konsep yang dibahas. Sementara itu, jumlah bahan dan alat percobaan
yang tersedia di sekolah tidak mencukupi untuk semua siswa. Tentu guru tidak dapat
memaksakan setiap siswa untuk melakukan percobaan. Guru dapat meminta siswa
untuk melakukan percobaan secara kelompok.Di samping ketersediaan sarana (alat dan
sumber pelajaran), waktu yang tersedia juga harus menjadi pertimbangan guru dalam
menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Apabila guru hanya memiliki
waktu yang sedikit untuk membahas suatu konsep, misalnya 20 menit, tentu tidak tepat
membahas konsep tersebut dengan meminta anak untuk melakukan diskusi kelompok.
Waktu akan habis digunakan untuk kegiatan membagi atau membentuk kelompok.
Sebaliknya, apabila waktu yang tersedia cukup leluasa, guru dapat melaksanakan
kegiatan diskusi yang berjenjang, siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil
yang hasilnya akan dibahas dalam diskusi kelas.

3. Delapan tipe belajar yang dapat dilakukan siswa menurut gadne


 Belajar Isyarat (Signal Learning)

Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respon bersyarat. Seperti
menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara. Lambaian
tangan, isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dan lambaian tangan adalah
isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe belajar semacam ini dilakukan
dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons yang dilakukan itu bersifat umum, kabur
dan emosional. Menurut Krimble (1961) bentuk belajar semacam ini biasanya bersifat
tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar.

 Belajar Stimulus – respons ( Stimulus Respons Learning)

Berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur dan emosional. Tipe
belajar S – R, respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu hubungan S-R.
Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itupun ikatan S-R. Jadi belajar stimulus
respons sama dengan teori asosiasi (S-R bond). Setiap respons dapat diperkuat dengan
reinforcement. Hal ini berlaku pula pada tipe belajar stimulus respons.

 Belajar Rangkaian ( Chaining)

Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antar S-R yang
bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik, seperti gerakan dalam
mengikat sepatu, makan, minum, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal, bapak-
ibu.

 Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)

Suatu kalimat “unsur itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal. Seseorang
dapat menyatakan bahwa unsur berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai
bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk
jika unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain.

 Belajar Diskriminasi ( Discrimination Learning)

Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan
berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.

 Belajar Konsep (Concept Learning)

Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran
terhadap fakta. Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulan belakang menurut
ciri-ciri khusus (kelas), seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, ikan. Dapat
pula digolongkan, manusia berdasarkan ras (warna kulit) atau kebangsaan, suku bangsa
atau hubungan keluarga. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat
melakukan diskriminasi.

 Belajar Aturan (Rule Learning)

Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam
semua pelajaran di sekolah, seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam
segitiga sama dengan 180 derajat. Belajar aturan ternyata mirip dengan verbal chaining
(rangkaian verbal), terutama jika aturan itu tidak diketahui artinya. Oleh karena itu
setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.

 Belajar Pemecahan masalah ( Problem Solving Learning)

Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini merupakan pemikiran. Upaya
pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan
dengan masalah itu. Dalam pemecahan masalah diperlukan waktu, adakalanya singkat
adakalanya lama. Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap
unsur dalam masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu. Dalam
segala langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan
tiba-tiba (insight). Dengan ulangan-ulangan masalah tidak terpecahkan, dan apa yang
dipecahkan sendiri-yang penyelesaiannya ditemukan sendiri- lebih mantap dan dapat
ditransfer kepada situasi atau problem lain. Kesanggupan memecahkan masalah
memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain.

4. Tahapan perkembangan siswa diihat dari aspek perkembangannya


 Masa Perkembangan yang Cepat

Pada anak terjadi pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan pertumbuhan yang
dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada
tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut
interaksi sosial, perolehan dan penggunaan bahasa, kemampuan mengingat, serta
berbagai fungsi lainnya.

 Pengaruh yang Lama

Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwaperistiwa dan


pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal memberikan pengaruh yang lama dan
kuat terhadap perkembangan individu pada masamasa berikutnya. Kebanyakan ahli
teori psikologi berpendapat bahwa apa yang terjadi hari ini sangat banyak ditentukan
oleh perkembangan ketika masa kanak-kanak.
Proses yang Kompleks
Para peneliti yang mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks,
berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih
sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat
membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu
berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang
dipergunakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan
bagaimana menggunakannya adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini
adalah dengan mempelajari proses kemampuan berbahasa. Ketika anak belajar
membentuk kalimat yang terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan
mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama
tersebut para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara
berbicara anak yang sederhana sampai dewasa yang lebih kompleks.

 Nilai yang Diterapkan.


Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium
dan sering kali mengkaji pertanyaan-pertanyaan teoritis berdasarkan hasil
penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata.
Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan
berkaitan dengan orang tua dan peranannya dalam kehidupannya sehari-hari,
percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi
berharga mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian
teoritis dapat secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pola pendidikan atau
pengajaran.
 Masalah yang Menarik
Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk
dikaji. Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan
kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakteristik
anak yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan
perkembangan anak yang merupakan misteri dan menarik. Dalam hal ini ilmu
pengetahuan lebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan dari pada jawabannya.

Anda mungkin juga menyukai