ROBERT GAGNE
DISUSUN OLEH:
VENY MAULINA
20211112007
Teori belajar model nine instructional events Robert M.Gagne ini membantu
para guru , para perancang pembelajaran dan para pengembang program
pembelajaran untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri peserta
didik sehingga dapat mempengaruhi,mempelajar atau menghambat proses belajar
peserta didik
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Mengingat begitu pentinganya belajar, banyak ilmuan yang mengkaji tentang teori
belajar. Salah satu teori belajar tersebut adalah teori belajar dari Robert M. Gagne.
BAB 2
PEMBAHASAN
Robert Mills Gagne adalah seorang ilmuwan psikologi yang lahir di Andover
Utara,Massachusettspada 21 Agustus 1916 dan meninggal pada 28 April 2002.
Tahun 1937 Gagne memperoleh gelar A.B. dari Yale University dan tahun 1940
memperoleh gelar Ph.D. dari Brown University dalam bidang psikologi. Beliau
adalah seorang professor dalam bidang psikologi dan psikologi pendidikan di
Connecticut College for women(1940–1949, Penn State University dari tahun 1945-
1946, serta professor di Tallahasse, Florida State University mulai tahun 1969.Antara
tahun 1949-1958, Gagne menjadi Direktur Perceptual and Motor Skills Laboratory
US Air Force. Pada waktu inilah dia mulai mengembangkan teori “Conditions of
Learning” yang mengarah pada hubungan tujuan pembelajaran dan kesesuaiannya
dengan desain pengajaran. Teori ini dipublikasikan pada tahun 1965. Gagne
merupakan seorang tokoh psikologi yang mengembangkan teori belajar dan
pengajaran.Walaupun pada awal karirnya, dia adalah seorang behaviorist, namun
belakangan dia memusatkan perhatian pada pengaruh pemrosesan informasi
terhadap belajar dan memori.Dia juga dikenal sebagai seorang psikolog
eksperimental yang berkonsentrasi pada belajar dan pengajaran.
KONSEP EKSPERIMEN
penting yaitu :
3. Kejadian-kejadian instruksional
Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang
mencapai kulminasinya pada “The Condition of Learning”. Banyak gagasan Gagne
tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan informasi, pada
bukunya “The Condition of Learning” Gagne membahas tentang fase-fase dalam
belajar, kapabilitas manusia yang dihasilkan setelah belajar (outcomes), kondisi atau
tipe pembelajaran (the eight conditions learning) dan kejadian-kejadian belajar (nine
intructional events), serta hubungan kejadian-kejadian tersebut2
2. . Fase-Fase Belajar
Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah
fase dalam proses belajar, yaitu:
Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa
langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah
pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya).
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang
yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya
perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksud
untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan
menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat
penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase
ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta
mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak
berubah-ubah.Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus,
dimana terjadinya proses belajar,sedangkan pada fase ketiga dan keempat
merupakan hasil belajar
g. Rule learning (belajar aturan) Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak
aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah mengenyam pendidikan.
Misalnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan
lainnya. Suatu aturan dapat diberikan contoh-contoh yang konkrit.
4. Menyajikan stimulus
Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.
Contoh: Guru menyampaikan materi “hutan” dengan bercerita menggunakan
wayang hutan (dibuat sendiri, berupa gambar-gambar seperti : pohon, binatang,
jamur, batu, matahari, air dll yang diberi tongkat). Guru juga mengajak siswa ikut
memainkan wayang yang disediakan.
6. Memancing Kinerja
Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk
menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
Contoh: Di pertemuan berikutnya, untuk siswa TKA kegiatan berupa membuat
gambar hutan, dan guru dapat memancing siswa bercerita tentang hutan melalui
gambar yang siswa buat. Untuk siswa TKB kegiatan dapat berupa membuat maket
hutan. Siswa TKB dapat membuat “hutan” nya sendiri atau berkelompok dengan
bahan-bahan yang disediakan (karton, kertas warna, gunting, lem, dll) dan guru
dapat memancing siswa bercerita tentang hutan malalui maket yang siswa buat.
7. Memberikan balikan
Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah
hasil belajarnya benar atau tidak.
Contoh: Berkaitan dengan poin sebelumnya yaitu memperoleh unjuk kerja siswa,
guru dapat memberikan balikan atas hasil karya yang siswa buat. Misalnya, ketika
siswa menunjukkan maket hutan buatannya, guru dapat mengajukan pujian atau
mengajukan beberapa pertanyaan yang memancing siswa menceritakan hasil
karyanya. Misalnya ketika siswa membuat gajah berkaki dua guru dapat bertanya
“Ini apa?” “Menurutmu kaki gajah ada berapa?” jika siswa mengalami kesulitan, ajak
siswa melihat buku, gambar atau foto gajah hingga siswa memahami.
ANALISIS TEORI
Teori ini masih diterapkan hingga saat ini Salah satu sekolah yang sudah
menerapkan teori Robert M. Gagne dalam proses pembelajarannya adalah SMA
Sains Al-Qur’an, salah satu lembaga pendidikan menengah formal yang berada di
bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Sekolah yang
mengintegrasikan kurikulum nasional dengan kurikulum unggulan pesantren
tersebut baru berdiri pada tahun 2014, namun sudah banyak menorehkan prestasi
tingkat nasioanal maupun internasional dalam bidang akademik maupun non-
akademik. Tentunya sistem pembelajaran juga didesain dengan kreatif dan inovatif
dalam memenuhi tuntutan zaman. Salah satu mata pelajaran pokok yang menjadi
pelajaran khas pesantren dengan ditambahkannya program pesantren didalamnya
adalah PAI pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Robert M.
Gagne, karena model pembelajarannya sesuai tahapan pembelajaran yang
diterapkan di SMA Sains Al- Qur’an
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Learning.
dihasilkan setelah belajar (outcomes), kondisi atau tipe pembelajaran (the eight
3. Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
retrieval (fase mengingat kembali) serta empat fase yang tidak utama yaitu fase
4. Kondisi atau tipe pembelajaran menurut Gagne dibagi menjadi delapan, antara
(memecahkan masalah)
SUMBER REFERENSI
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/implementasipenerapan-teori-gagne-
dalam.html?m=
https://adityanursasongko.wordpress.com/2015/10/23/profil-singkat-gagne/
https://ulyanurnihayati.wordpress.com/2015/05/25/teori-belajar-menurut-robert-
m-gagne/
http://waajibaty.blogspot.com/2011/07/analisis-tokoh-robert-mills-gagne.html?
m=1
https://www.instructionaldesign.org/theories/conditions-learning/
https://id.thpanorama.com/articles/uncategorized/robert-m-gagn-biografa-y-su-
teora-constructivista-del-aprendizaje.html
https://www.kompasiana.com/sriwidiyati/61680d890101903985414b02/mengenal-
teori-belajar-robert-gagne
https://www.gurusumedang.com/2020/12/teori-belajar-conditioning-of-
learning.html
https://pmat.uad.ac.id/teori-belajar-gagne.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132303693/pendidikan/PengembanganPembelaja
ranMatematika_UNIT_3_0