A. Syarat-syarat Pelaporan
Dalam interaksi dengan manusia, kita seringkali memberitahukan informasi kepada orang lain
mengenai karakteristik kita. Dengan demikian, orang lain mampu mempertimbangkan apakah ia
mampu menerima kita atau sebaliknya, serta bagaimana cara-cara berkomunikasi dengan kita.
Sama halnya dengan pelaporan informasi pada setiap perusahaan, misalnya pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan merupakan salah satu agenda utama perusahaan yang wajib dilaksanakan
setiap satu periode akuntansi perusahaan berakhir. Pelaporan keuangan meliputi informasi-
informasi keuangan seperti neraca, laba/rugi, arus kas dan lain-lain.
Persyaratan pelaporan dikenakan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan organisasi
dengan cara yang beraneka rupa. Setiap orang yang terlibat dalam perancangan atau penggunaan
sistem informasi perlu memahami dampak yang mungkin dari persyaratan pelaporan terhadap
pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidentifikasikan dampaknya.
Terdapat dua pendapat dari para psikolog terhadap perilaku pelapor/pembuat laporan serta
penerima laporan, yaitu:
1. Para psikolog mengakui bahwa perilaku orang lain tidak dapat dipaksakan sesuai dengan
keinginan seseorang atau kelompok.
2. Psikolog eksperimental bersama manajer dan badan regulasi berpendapat sesuai riset mereka
bahwa secara aktif mereka mencoba untuk mempengaruhi perilakuorang lain agar berjalan sesuai
keinginan mereka.
Untuk menanggulangi hal tersebut, maka dibutuhkan fungsi audit pelaporan keuangan dari
akuntan publik independen yang bersertifikasi, dari audit internal oleh staf yang bertanggung
jawab pada top manager untuk mengecek para bawahan di tempat, dan kunjungan sosial dari para
penyandang dana dari badan layanan sosial.
Seringkali timbul keraguan dalam diri pelapor untuk menentukan bagaimana penerima
menggunakan informasi dari laporannya. Biasanya penerima jarang sekali mengemukakan
bagaimana mereka menggunakan informasi tersebut. Hal ini menyebabkan pelapor
kesulitan untuk memprediksi kapan dan bagaimana laporan tersebut akan digunakan oleh
penerima. Jika terjadi hal seperti itu, maka prediksipelapor akan didasarkan atas
pengalaman sebelumnya. Kadang kala, bahkan ketika orang menyatakan dengan jelas
mengenai bagaimana mereka berencana untuk mengunakan informasi yang dilaporkan,
mereka secara aktualnya menggunakan informasi tersebut dengan cara yang mereka
indikasikan atau janjikan tidak akan digunakan.
c. Insentif (Sanksi)
Si penerima menginginkan agar laporan yang dibuat oleh pelapor memuat segala
sesuatu yang diinginkan oleh si penerima. Tetapi dalam beberapa kasus, pelapor sudah
memprediksi respons penerima yang tidak senang atas laporan tersebut sehingga pelapor
enggan untuk melaporkannya.
d. Penentuan Waktu
1. Akuntansi Keuangan,
Badan-badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan di Amerika
Serikat telah mengakui dampak potensial yang dimiliki oleh persyaratan pelaporan
terhadap perilaku korporat. Pada awal tahun 1969 diusulkan bahwa prinsip- prinsip
akuntansi yang diterima secara umum dapat memengaruhi perilaku korporat.
Beberapa prinsip akuntansi kemudian diterapkan setelah diperdebatkan terlebih
dahulu mengenai dampak yang akan ditimbulkannya. Beberapa hal yang
kontroversial dari pernyataan standar akuntansi tersebut merupakan contoh
mengenai bagaimana prinsip akuntansi memengaruhi perilaku.
2. Akuntansi Perpajakan,
3. Akuntansi Manajerial,
4. Akuntansi Sosial.
Pada titik ini, Cranston harus memutuskan apakah akan mencurahkan waktu dan energi
untuk lebih dekat memantau proses perekrutan dan mencoba untuk memahami penyebab data yang
dihasilkan. Kemudian ia harus memutuskan apakah akan mengambil tindakan untuk mencapai
hasil yang berbeda jika yang muncul sesuai dan layak. Dia sudah berusaha untuk mendapatkan
klarifikasi mengenai apa, jika ada, tindakan yang diharapkan dari dirinya, tetapi tidak berhasil.
Personel garisnya mungkin telah benar ketika mereka mengatakan bahwa penyebab dari data
sebelumnya diamati adalah bahwa pelamar minoritas dan perempuan tidak serta memenuhi syarat
sebagai orang benar-benar dipekerjakan. Meskipun demikian, mungkin layak waktu Cranston
untuk mencurahkan energi untuk lebih mendokumentasikan fakta ini untuk menghindari masalah
di masa depan.
Sementara Cranston mungkin dapat memprediksi kemungkinan reaksi jika dia tahu akan
mendapatkan informasi yang dilaporkan, dia tidak tahu siapa yang akan. bahkan jika informasi
tersebut awalnya akan pergi hanya untuk atasannya di kantor pusat, ini adalah ada jaminan bahwa
hal itu tidak akan dikirim kemudian di tempat lain. Menyelidiki penyebab dari statistik jelas akan
membutuhkan waktu dan bisa berakibat organisasi tambahan jika manajer merasa dia atau kantor
personalianya adalah campur dengan pekerjaan mereka. Setidaknya, itu adalah salah satu laporan
yang lebih untuk diisi.
Jika ada sumber daya kendur dalam organisasi, atau jika Cranston terjadi untuk menjadi
pribadi peduli dengan perempuan dan / atau hak-hak minoritas, dia dapat membuat upaya untuk
menyelidiki apa yang menyebabkan pola statistik saat ini. Jika ia menemukan bahwa memang ada
diskriminasi dalam proses perekrutan dan promosi, ia mungkin mengambil tindakan untuk
memperbaiki hal ini. Namun, karena sebagian besar manajer dalam lingkungan kompetitif saat ini
sudah di bawah tekanan, Cranston tidak mungkin bahkan menyelidiki penyebab pola data yang
diamati kecuali dia mendapat sinyal yang jelas dari atas bahwa itu adalah kepentingan yang terbaik
untuk melakukannya.
Adapun metode lainnya, yaitu melakukan survei yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
telah diprediksi jawabannya kepada pelapor mengenai perilakunya. Survei dapat dilakukan dengan
kontak pribadi, melalui alat komunikasi atau melalui kuisioner. Biasanya jawaban yang diberikan
pelapor dapat berupa kebohongan untuk menutupi perilaku aslinya. Namun dapat pula persepsi
yang tidak akurat mengenai perilaku pelapor..