A. Teori Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah proses yang dimana informasi dipertukarkan antara 2/lebih system
yang eksis di sebuah lingkungan umum. Informasi biasanya didefinisikan sebagai hal atau
energi berpola yang mengurangi ketidakpastian di dalam perilaku masa depan dari sistem -
sistem yang saling berinteraksi
B. Model Komunikasi
Model adalah representasi abstrak dari beberapa aspek teori. Terdapat 5 macam model komunikasi
yaitu:
Model ini menyarankan aliran satu arah informasi dari sumber informasi ke
penerima tanpa feedback dan tanpa konsep noise. Namun model ini menjelaskan secara
terperinci mengenai faktor2 yang berpengaruh terhadap keabsahan komunikasi dan pada
tahap mana saja di dalam proses tempat faktor2 tersebut beroperasi.
Model ini menggambarkan berbagai cara dimana para individual dan organisasi
memutuskan pesan - pesan mana saja yang dikomunikasikan dan bagaimana pesan - pesan
tersebut dimodifikasi atau dihilangkan dalam proses komunikasi. Unsur feedback dipakai
dan diperhatikan.
1. Pandangan komunikasi bersifat linear (satu arah) dan bukannya cyclical (2 arah).
2. Bias sumber berasal dari penekanan terhadap ketergantungan antar tiap pihak dalam
organisasi.
3. Kemunculan tendensi untuk berfokus kepada obyek komunikasi mengorbankan konteks
tempat dimana obyek2 tersebut eksis.
4. Kemunculan tendensi untuk berfokus terhadap pesan itu sendiri dengan mengorbankan
silence dan timing pesan.
5. Kemunculan tendensi untuk mempertimbangkan fungsi utama komunikasi secara persuasif
(bujukan/ajakan) dan bukannya mengutamakan metode mutual understanding
(pemahaman bersama), konsensus dan aksi kolektif.
6. Kemunculan tendensi untuk berkonsentrasi kepada efek2 psikologi komunikasi kepada
individu2 terpisah dan bukannya kepada efek2 sosial dan hubungan antara para individual
dalam jaringan kerja.
7. Adanya kepercayaan terhadap hubungan sebab - akibat mekanistis daripada hubungan
sebab - akibat saling bersama yang mewarnai karakter sistem informasi manusia.
b. Pesan.
Terdapat 5 elemen pesan yang harus dipertimbangkan ketika menganalisa komunikasi yaitu:
1. Isi pesan.
2. Pengorganisasian atau struktur pesan.
3. Kode pesan.
4. Perlakuan pesan.
5. Elemen pesan.
• Pengorganisasian pesan.
1. Cara terbaik untuk mengorganisasikan pesan tergantung kepada kebudayaan dimana
informasi digunakan.
2. Cara optimal untuk menciptakan struktur sebuah pesan juga tergantung kepada latar
belakang partisipan.
3. Sebelum menyampaikan pesan, seorang sumber harus menentukan level atensi dan level
kegelisahan/keinginan para partisipan yang berhubungan dengan material dan konteks
dimana pesan tersebut disampaikan.
4. Efektivitas penyampaian pesan bergantung kepada penempatan argumen atau material di
dalam sebuah presentasi. Dalam hal ini, 3 strategi urutan penempatan argumentasi/material
adalah sbb : climax (klimaks) dimana informasi terpenting dipresentasikan terlebih dahulu;
anticlimax (anti klimaks) dimana informasi terpenting dipresentasikan di bagian paling
akhir dan pyramidal pattern (pola piramid) dimana informasi terpenting dipresentasikan di
bagian tengah.
5. Fakta dan data menyatakan bahwa metode climax dan anticlimax lebih baik daripada
metode pyramidal pattern.
6. Fakta dan data juga menyebutkan bahwa metode climax lebih efektif dari metode
anticlimax.
7. Urutan paling efektif dalam menciptakan perubahan sikap para partisipan adalah :
introduction (perkenalan); transition (transisi) dan concluding information (penyimpulan
informasi).
• Perlakuan pesan.
1. Informasi akuntan sudah seharusnya berlebih - lebihan, berlimpah - limpah.
2. Pengulangan informasi menyebabkan peningkatan pemahaman akan material pesan yang
disampaikan. Pengulangan informasi menyebabkan fakta2 dan ide2 penting tersimpan rapi
di benak para partisipan.
3. J. Woelfel dan J. Saltiel berargumen bahwa hubungan antara pengulangan/repetisi dan
efektivitas bersifat linear yaitu semakin banyak informasi diterima seseorang, maka
semakin besar lah efeknya.
4. Para akuntan harus berusaha keras untuk membuat para partisipan terlibat dan
berkomitmen secara aktif kepada informasi yang sedang dipresentasikan karena partisipasi
aktif lebih efektif daripada sekedar membaca secara pasif dalam hal menambah material di
dalam perbendaharaan pengetahuan para partisipan.
5. 8 parameter yang harus diperhatikan dalam mempresentasikan laporan keuangan kepada
para partisipan : (1) Kompleksitas struktur dan materi, (2) Keabstrakan, (3) Konsep2 baru,
(4) Kebutuhan akan pengetahuan latar belakang, (5) Daya tampung ketika membaca, (6)
Waktu yang terkonsumsi, (7) Sensitivitas terhadap suara dari luar, (8) Isi memory jangka
panjang.
c. Saluran.
W. Schramm mengkategorikan saluran penyampaian informasi berdasarkan 6 dimensi ini
:
1. Segala rasa yang terpengaruh : Komunikasi face - to - face memungkinkan penggunaan
semua rasa, sementara media penyampaian informasi yang lain menggunakan subset dari
semua rasa tersebut dalam bentuk kombinasi untuk memproduksi pengaruh yang berbeda
- beda di dalam diri penerima pesan.
2. Peluang melakukan feedback : Peluang terciptanya feedback sebagai sarana pertukaran
informasi lebih maksimal dalam komunikasi face - to - face.
3. Jumlah kendali penerima : Terdapat kontrol dengan volume signifikan dalam interaksi
antar personal.
4. Tipe pengkodean pesan : Interaksi face - to - face memungkinkan penggunaan tanda - tanda
non verbal ketika berkomunikasi.
5. Kekuatan multiplikatif (penggandaan) : Sistem komunikasi massa mampu menjangkau
partisipan dalam jumlah besar dan menyebar secara efisien dan cepat.
6. Pemeliharaan pesan : Sebuah kelebihan media massa adalah rekaman/file permanen akan
suatu pesan/informasi yang hal itu tidak ada dalam komunikasi face - to - face.
d. Penerima.
Semakin sumber pesan dan penerima pesan memiliki kesamaan dalam berbagai
faktor (latar belakang budaya, latar belakang demografis, dll), maka semakin mudah &
efektif komunikasi antar mereka terjadi.
• Analisis pemirsa.
1. Analisis ini dilakukan untuk men -design pesan2 yang lebih efektif kemudian mengirim
pesan2 tersebut via saluran yang paling sesuai.
2. Analisis ini dilakukan dengan cara menginvestigasi para pemirsa potensial dan aktual
sebelum tahap pembuatan dokumen. Analisis ini menentukan berbagai kebutuhan yang
akan dicukupi oleh materi - materi yang direncanakan. Sehabis itu, sebuah analisis pemirsa
potensial perlu dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang melatarbelakangi
kehidupan para pemirsa seperi faktor demografi, keahlian, budaya, dll.
• Analisis jaringan kerja.
1. Pada dasarnya penggambaran struktur komunikasi suatu organisasi dilakukan dengan cara
memeriksa aliran informasi antar komponen2 di dalam sistem.
2. Dalam analisis jaringan kerja, posisi setiap individu dalam struktur komunikasi organisasi
menentukan perilaku, sikap dan pengetahuan mereka.
e. Feedback (umpan balik)
• Feedback = pesan yang disampaikan oleh penerima kepada sumber pesan sebagai respon
atas pesan orisinil.
• Feedback memungkinkan terciptanya pertukaran ide, sehingga sasaran komunikasi
menjadi lebih mampu dipahami.
• Feedback memastikan terjadinya komunikasi efektif karena terjadi pemahaman ide2 antar
individu di dalam sebuah jaringan kerja sosial atau organisasi formal.
• Dalam situasi overload : Penerima pesan berkemungkinan tidak bisa memberikan perhatian
kepada pesan2 penting dan sumber pesan berkemungkinan tidak menyediakan waktu untuk
menyiapkan pesan efektif ----------> para karyawan menjadi tertekan ------> kinerja
karyawan memburuk.
• Dalam situasi underload --------> para partisipan mungkin merasa tidak familiar untuk
berhadapan dengan informasi yang diberikan karena mereka merasa bahwa informasi
tersebut bukan untuk mereka dan juga merasa bahwa orang lain telah men - take care segala
sesuatu yang diberitakan oleh pesan tersebut --------> para karyawan menjadi tertekan ----
---> konsep diri karyawan memburuk.
• Para manager disarankan untuk mengadopsi sistem otomatisasi kantor, manajemen data
dan jaringan komputer untuk men - design suatu sistem dengan harapan komunikasi efektif
akan terjadi.
c. Audit komunikasi.
Audit komunikasi adalah sebuah prosedur yang dijalankan untuk menganalisa
aktivitas2 komunikasi organisasi dan untuk menyediakan pedoman design struktur
organisasi. Audit komunikasi digunakan untuk menentukan kadar kesehatan komunikasi
organisasi. Audit komunikasi menginvestigasi 3 fase aktivitas komunikasi perusahaan :
1. Kadar kecukupan informasi yang berasal dari sumber daya2 organisasi melalui saluran2
tertentu mengenai topik2 spesifik.
2. Struktur komunikasi organisasi.
3. Iklim atau hasil praktek komunikasi.