Npm : 17311003
Rute pemberian oral adalah rute yang paling umum dan populer.
Bentuk sediaan oral yang dirancang harus memperhitungkan rentang pH ekstrim, ada atau tidak adanya makanan,
enzim degradatif, berbagai permeabilitas obat di berbagai daerah usus, dan motilitas pada saluran pencernaan.
Obat yang diberikan secara oral melewati berbagai bagian kanal enteral, termasuk rongga mulut, kerongkongan, dan berbagai
bagian dari saluran pencernaan. Residu akhirnya keluar dari tubuh melalui anus.
Waktu transit total, termasuk pengosongan lambung, transit usus kecil, dan transit kolon, berkisar 0,4-5 hari.
Tempat yang paling penting untuk absorpsi obat adalah usus kecil. Waktu transit usus kecil berkisar dari 3 sampai 4 jam untuk
subyek sehat.
Jika absorpsi tidak sempurna pada saat obat meninggalkan usus kecil, absorpsi tidak menentu atau tidak lengkap.
Usus kecil biasanya diisi dengan cairan pencernaan dan cairan, yang menjaga cairan isi lumen.
Sebaliknya, cairan dalam kolon (usus besar) direabsorpsi, dan kandungan lumenal dalam usus besar adalah semipadat atau padat,
membuat disolusi obat lebih lanjut tidak menentu dan sulit.
Rongga mulut atau mulut merupakan tempat masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh. Mulut dan bibir sangat penting bagi
manusia.
Struktur ini juga disebut sebagai rongga bukal, tetapi sebenarnya harus dibatasi ke daerah pipi bagian dalam.
Mulut memanjang dari bibir ke orofaring di bagian belakang dan dibagi menjadi dua daerah:
(a) ruang depan oral luar (the outer oral vestibule), yang berbatasan dengan pipi dan bibir,
(b) ruang depan interior mulut (the interior oral vestibule), yang dibatasi oleh gigi maksila dan lengkungan mandibula.
Rongga mulut yang tepat terletak di antara lengkungan gigi di mana gigi terletak
4. Esophagus / kerongkongan:
Kerongkongan menghubungkan faring dan lubang jantung di lambung. pH cairan dalam esofagus adalah antara 5 ,6
Bagian bawah esofagus berakhir dengan sfingter esofagus, yang mencegah refluks asam dari lambung.
Tablet atau kapsul dapat tersangkut di daerah ini, dapat menyebabkan iritasi lokal. Disolusi obat sangat kecil terjadi
di kerongkongan.
4.2 kesimpulan
Adhesi esofagus dari bentuk sediaan dapat menyebabkan masalah lokal ulserasi atau absorpsi obat
tertunda.
Secara umum, ada beberapa faktor yang mempengaruhi formulasi :
d) volume air dengan bentuk sediaan yang diberikan e) karakteristik permukaan bentuk sediaan.
5. Lambung
Lambung memiliki beberapa fungsi:
1. Bertindak sebagai reservoir untuk makanan,
2. Memproses ke dalam air perut yg memfasilitasi absorpsi nutrisi dari usus kecil,
3. Mengatur penghantaran makanan ke usus kecil di mana nutrisi diabsorpsi,
4. Menghasilkan asam yang bakteriostatik, karena makanan yang dicerna tidak steril, dan juga
menghasilkan pH yang benar untuk berfungsinya pepsin.
5. Di depan lambung adalah hati, bagian dari diafragma, dan anterior dinding perut/abdomen.
6. Pankreas, ginjal kiri, adrenal kiri, limpa, dan usus besar (kolon) terletak di belakangnya.
7. Ketika perut kosong, berkontraksi, dan kolon transversus naik untuk menempati ruang yang kosong.
8. ukuran, bentuk, dan posisi lambung dapat cukup bervariasi tergantung pada sejauh mana isinya serta atas ketegangan
di dalam otot-otot dinding
9. Lambung diinervasi oleh saraf vagus. Namun, saraf pleksus lokal, hormon, mechanoreceptors sensitif terhadap
bentangan dinding GI, dan kemoreseptor mengontrol regulasi sekresi lambung, termasuk asam dan pengosongan
lambung.
10. pH puasa lambung sekitar 2 sampai 6. Dengan adanya makanan, pH lambung sekitar 1,5 sampai 2, karena asam
klorida disekresikan oleh sel parietal.
11. Sekresi asam lambung distimulasi oleh gastrin dan histamin.
12. Makanan dan cairan dikosongkan dengan membuka sfingter pilorus ke dalam duodenum.
13. Pengosongan lambung dipengaruhi oleh kandungan makanan dan osmolalitas. Asam lemak dan mono-dan
digliserida menunda pengosongan lambung.
14. Kerapatan-tinggi makanan umumnya dikosongkan dari lambung lebih lambat. Hubungan waktu pengosongan
lambung terhadap absorpsi obat dibahas lebih lengkap pada bagian berikutnya.
15. Gastrin dilepaskan dari sel G, terutama di mukosa antral dan juga dalam duodenum.
16. Pelepasan gastrin diatur oleh distensi lambung (pengembangan) dan adanya peptida dan asam amino.
17. Substansi yang disebut faktor intrinsik untuk absorpsi vitamin B-12 dan enzim lambung yang berbeda, seperti pepsin,
menginisiasi pencernaan protein, yang disekresi ke dalam lumen lambung untuk memulai pencernaan.
7. Jejunum
adalah bagian tengah dari usus kecil, antara duodenum dan ileum.
Pencernaan protein dan karbohidrat berlanjut setelah penambahan cairan pankreas dan empedu dalam duodenum.
Bagian dari usus kecil ini umumnya memiliki lebih sedikit kontraksi daripada duodenum dan lebih disukai dalam studi absorpsi
in-vivo obat.
8. Ileum
Ileum adalah bagian akhir dari usus kecil. Tempat ini memiliki lebih sedikit kontraksi daripada duodenum dan mungkin akan
diblokir oleh kateter dengan balon tiup dan perfusi untuk studi absorpsi obat.
pH ileum sekitar 7, dengan bagian distal setinggi 8. Karena adanya sekresi bikarbonat, obat asam akan larut.
Sekresi empedu membantu melarutkan lemak dan obat hidrofobik. Katup ileocecal memisahkan usus kecil dari kolon
(ususbesar).
Sebelum memasuki materi , kita perlu tau system pencernaan terdiri dari mulut , esophagus, lambung,
menuju usus halus terbagi 3 duodenum, jejenum, ileum, dan menuju kolon.
1. Sediaan oral
Obat pertama kali masuk ke mulut itu ada sublingual, bukal, dan rute langsung ke esophagus.
Untuk contoh obat sublingual (bawah lidah ) penyerapan sangat besar karena pembuluh darah sangat banyak
Contoh : isdn untuk obat jantung
Untuk bukal dimasukan antara guci dan pipi
Ada obat yang langsunh di telan, waktu transit 2 detik : langsung masuk ke lambung sebelumnya melewati esophagus dengan
diameter 3cm kemudian terjadi gerak peristaltic – lambung (LDA) –librasi (proses penghancuran obat )- disolusi (proses
pelarutan )- Absorbsi (misal obat asam lemah dia akan terlarut di lambung dan akan terionisasi di usus dan ketika obat
tersebut basa lemah maka dia akan langsung terionisasi di usus).
Tingkat keasaman lambung
Untuk waktu transit pembukaan ilous akan lebih sempit, untuk konsistensi lebih besar
Untuk tegangan permukaan lampung 34-47 cm kuadrat
(2) Peristaltik : gerakan akibat regangan usus adanya aksi penumpukan makanan yang meningkat berhub dgn
pengerutan gelombang yang terjadi tiba-tiba dalam berpa menit.
(3) Peduler : adanya kelengkungan pada usus yang menuju ke suluruh dinding usus dan bercampur pada isi usus.
Gangguan transeat
Waktu transit pada lambung akan meningkat pada keadaan obstuksi / tukak lambung.
3. Biofarmasetika oral
Tablet
Harus diuji waktu hancur, dengan cara tablet salut 25-40 menit
Diuji dengan alat waktu hancur
Uji disolusi : dilakukan terhadap ph dan kecepatan kelarutan
Penjelasan evaluasi dan jurnal biofarmasi rute oral
Uji absobrsi
(i) Uji permeasi dengan usus terisolasi
Syarat membrane tetap terjaga viabilitas nya selama proses uji sehingga dapat di peroleh reprodusiibilitas dan
validitas ekperimen baik.
BA/BE
BA : kecepatan dan jumlah obat yang mencapai sirkulasi sitemik dan keseluruhan yang menunjukan kinetic zat
aktif yang mencapai peredaran darah dari jumlah obat yang diberikan.
BA absolut : bioavaibilitas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu sediaan obat dibandingkan
dengan biovaaibilitas zat aktif tersebut dengan pemberian intravena.
BA relative : bioavaibilitas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu sediaan obat
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain selain intravena.
Bioekivalen produk : suatu sediaan yang laju dan jumlah absobrsinya tidak berbeda secara bermakna apabila
diberikan dalam dosis percobaan yang sama.