Anda di halaman 1dari 6

SOAL TEKS EDITORIAL 1

1. Harga BBM resmi dinaikkan sebesar dua ribu rupiah pada Senin, 17 November
2014. Kenaikan BBM ini memicu reaksi dari banyak pihak. Kenaikan BBM ini otomatis
memengaruhi seluruh harga yang ada di masyarakat, mulai dari harga sembako hingga
tarif angkutan umum. Bukan  hanya para ibu rumah tangga yang merasakan dampak
kenaikan BBM tersebut, pedagang hingga para pelajar pun merasakan efek dari
kenaikannya. Ibu rumah tangga kini harus pandai-pandai mengatur keuangan keluarga
agar tetap cukup hingga akhir bulan dengan kondisi harga yang semakin mencekik. Para
pelajar pun, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun yang menggunakan
angkutan umum untuk ke sekolah, harus mulai mengirit uang jajan mereka. 
Kenaikan BBM memang telah tersebar luas. Hal tersebut membuat masyarakat menjadi
resah dan mengambil tindakan dengan cara menaikkan harga sembako. Saat BBM naik,
aksi protes dari mahasiswa pun tak dapat ditahan lagi.
Keberpihakan penulis dalam kutipan tajuk rencana tersebut kepada . . .
a. ibu rumah tangga
b. pelajar
c. pemerintah
d. masyarakat
e. pedagang
2. Melalui layar televisi, kekerasan itu dapat disaksikan masyarakat mancanegara. Di tengah
era globalisasi dan transparansi sekarang ini, praktis tidak ada kejadian yang bebas dari
tembus pandang. Langsung atau tidak, dampak kekerasan itu ditanggung oleh seluruh
masyarakat Indonesia karena dapat membuat kaum investor asing menjadi ragu
menanamkan modal di Indonesia. Para investor membutuhkan ketenangan dan stabilitas
keamanan agar usahanya berjalan lancar. Dunia usaha memang sangat sensitif atas
gangguan keamanan. Lebih menyakitkan lagi kalau kekerasan itu digunakan negara-
negara tetangga dalam kompetisi industri pariwisata dengan mendiskreditkan Indonesia
sebagai negara yang tidak aman dikunjungi pelancong.
Opini penulis dalam tajuk rencana tersebut adalah …
a. Tidak ada kekerasan yang tidak dapat menimbulkan dampak negatif terhadap investor
asing.
b. Kekerasan dapat membuat kaum investor asing menjadi ragu menanamkan modal di
Indonesia
c. Kita bangsa Indonesia mau tidak mau harus menerima dampak kekerasan yang
ditayangkan televise
d. Negara-negara  tetangga dapat merebut perhatian negara lain untuk menanamkan
modalnya.
e. Kekerasan dapat ditonton langsung oleh seluruh masyarakat Indonesia dan
mancanegara.
3. Keberpihakan isi tajuk rencana tersebut adalah kepada … 
a. penindak kekerasan
b. masyarakat Indonesia
c. pemerintah Indonesia
d. investor asing
e. masyarakat asing
4. Cermati tajuk berikut
Apakah janji semasa pemilihan presiden hanya berfungsi sebagai penarik simpati?
Ataukah janji itu merupakan cita-cita yang muncul dari lubuk hati? Bagaimana kita harus
menempatkan janji pemimpin? Yang bijak tentu menilai kinerja pemimpin secara adil.
Waktu setahun belum cukup menampilkan hasil yang nyata, lebih-lebih satu prestasi.
Apalagi kalau mengingat kondisi yang diwarisi sangat parah. Profesionalisme jelas
merupakan modal utama untuk membuat pemerintah berjalan dengan baik. Pekerja
profesional membuat tugas dapat dengan mudah terlaksana. Pemerintah kita rupanya
tidak cukup terampil untuk mengikuti kiprah kemajuan yang diperlihatkan Cina dan
negara-negara Asia lain yang sudah lebih maju.
Permasalahan opini ditujukkan kepada ....
a. Pemerintah
b. Rakyat
c. Cina
d. negara Asia
e. generasi muda
Bacalah teks editorial berikut untuk nomor 5-6!
Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua,
mencapain95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak
usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius
Mekiuw di Merauke, Sabtu (26/5).
5. Kalimat utama dalah paragraf diatas adalah ...
a. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai
95%.
b. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan.
c. Hal itu tidak usah dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran
Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke
d. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai
85%.
e. Hanya saja, hal itu dinilai patokan kualitas kelulusan.
6. Fakta dalam paragraf diatas ...
a. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju.
b. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal.
c. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi
satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa.
d. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai
95%.
e. Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan,
khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air.
Bacalah teks editorial berikut !
7. Namun, satu hal yang sama-sama menjadi perhatian adalah memajukan mutu pendidikan
secara nasional.
Kata kerja Rasional yang terdapat pada kalimat diatas ...
a. Namun
b. Menjadi
c. Memajukan
d. Yang
e. Secara
8. Dua solusi yang ditawarkan dalam editorial ini adalah pemanfaatan kemajuan teknologi
melalui program palapa ring dan belajar dengan pengalaman yang ada.
Sinonim dari kata yang bercetak miring adalah ...
a. Akibat
b. Masalah
c. Jalan keluar
d. Pencapaian
e. Kesimpulan
9. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai
95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah
dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw
di Merauke, Sabtu (26/5).
Kalimat langsung dari kalimat diatas ...
a. “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua,
mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu
tidak usah dibanggakan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke
Vincentius Mekiuw di Merauke
b. “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua,
mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu
tidak usah dibanggakan” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke
Vincentius Mekiuw di Merauke
c. “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua,
mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu
tidak usah dibanggakan.” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke
Vincentius Mekiuw di Merauke
d. Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di
Merauke “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua,
mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu
tidak usah dibanggakan.”
e. Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di
Merauke “Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua,
mencapai 95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu
tidak usah dibanggakan,”
10. Perhatikan paragraf berikut!
(1) Mari kita jadikan pasca-UN sebagai momentum berbenah. (2) Sebagai bangsa
pembelajar, (3) jangan lagi kita mendengar kabar serupa tahun depan, (4) karena
hakikat pembelajaran adalah dicapainya perbaikan, (5) bukan pencapaian yang sama
dengan kemarin, apalagi lebih buruk.
Kalimat ajakan yang terdapat dalam paragraf diatas ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
11. Bacalah teks editorial berikut !
Meski lulus dengan persentase tinggi, dari kawasan Indonesia timur masih timbul
kerisauan tentang bagaimana bersaing dengan lulusan asal Jawa. Ini kerisauan yang harus
kita pikirkan upaya mengatasinya. Sejumlah putra Indonesia timur, seperti dari Papua
atau NTT, berhasil menunjukkan intelegensia tinggi, seperti unggul dalam olimpiade
fisika. Tugas kita berikutnya, bagaimana kita menjadikan itu sebagai pola, bukan kasus.
Kesimpulan yang tepat untuk teks editorial tersebut ...
a. Upaya menyamakan persaingan lulusan Indonesia timur dengan Jawa
b. Lulusan Indonesia timur sangat berprestasi
c. Banyak ajang yang berhasil dijuarai putra putri Jawa
d. Upaya pemerintah menjadikan lulusan asal Jawa lebih maju daripada Indonesia timur
e. Menjadikan pola, bukan kasus
12. Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya
saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air.
Antonim kata yang bercetak miring ..
a. Privat
b. Spesial
c. Umum
d. Personal
e. Seksama
13. Bacalah teks editorial berikut !
(1) Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan,
khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. (2)
Di wilayah barat, pendidikan relatif maju. (3) Lulusan UN bisa langsung bersaing
secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal. (4) Sebaliknya, siswa dari
Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau
setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa.
Kalimat opini terdapat dalam nomor ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 3 dan 4
14. Bacalah teks editorial berikut !
REFLEKSI HASIL UJIAN NASIONAL
Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai
95%. Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah
dibanggakan, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw
di Merauke, Sabtu (26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini
diwacanakan, khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di
Tanah Air. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing
secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika
ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan
setingkat dari Jawa.
Berdasarkan paragraf diatas tema yang tepat adalah ...
a. Kemanusiaan
b. Pendidikan
c. Sosial
d. Kebudayaan
e. Permasalahan ekonomi

Soal Uraian
Bacalah teks editorial dibawah ini!
Sedia Mitigasi Sebelum Bencana
Tim Redaksi Lampung Post 09 Aug 2018 – 1:30 199
SEDIA payung sebelum hujan, menjadi ungkapan yang diajarkan nenek moyang dan menjadi
patokan untuk mengantisipasi setiap problem yang akan datang. Untuk itulah pemerintah
menggaungkan program mitigasi untuk setiap daerah yang rawan bencana.
Sudah sepatutnya pemerintah menggelar berbagai upaya pencegahan, kesiapsiagaan, peringatan
dini, antisipasi, dan mitigasi hingga penanggulangan becana. UU No 24/2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Pasal 5 menyebutkan pemerintah dan pemerintah daerah menjadi
penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Tolok ukur kesiapsiagaan dan mitigasi yang dilakukan pemerintah itu tecermin dari gempa dua
kali di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa pertama terjadi pada 28 Juli 2018
dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) dan tidak ada korban jiwa. Selain itu, juga tidak terjadi
tsunami di sepanjang pantai Lombok Utara itu.
Dan sepekan kemudian, pada 5 Agustus 2018 gempa kembali mengguncang Lombok Utara, saat
warga sedang menunaikan salat magrib. Kali ini gempa berkekuatan makin dahsyat, yakni 7 SR.
Walau tidak terjadi tsunami, korban jiwa jatuh sangat banyak. Ratusan warga meninggal dunia
terkena reruntuhan bangunan saat gempa itu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebagian besar korban meninggal
akibat tertimpa bangunan roboh. Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) berteori bahwa gempa pertama merupakan pendahuluan, sementara gempa utamanya
atau main earthquake pada 5 Agustus dengan kekuatan 7 SR. Selanjutnya gempa susulan dengan
kekuatan yang relatif lebih kecil.

Jika disimak dari penjelasan dua badan pemerintah yang dipercaya untuk menanggulangi
bencana itu, berarti sudah ada prediksi bahwa Lombok Utara adalah daerah rawan gempa. Sebab,
daerah itu berada di atas patahan lempeng bumi, sehingga jauh hari mestinya sudah bisa
dilakukan mitigasi bencana.
Pengertian mitigasi sendiri sesuai dengan UU 24/2007 itu adalah upaya mengurangi risiko
bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. Hal itu berarti di daerah
Lombok Utara semestinya sudah dilakukan upaya itu, setidaknya sosialisasi kepada masyarakat
menghadapi gempa. Sosialisasi konstruksi bangunan antigempa dan jalur-jalur evakuasi sudah
disiapkan.

Kini Lampung juga merupakan daerah rawan bencana gempa bumi, terkait posisi Bumi Ruwa
Jurai di atas patahan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Sehingga akan ada ancaman korban
jiwa, jika pemerintah lalai untuk menyediakan mitigasi sebelum bencana itu datang, penderitaan
bagi masyarakat banyak akan menjadi pemandangan tragis yang tidak dapat terelakkan lagi.
Jangan sampai akibat kurangnya mitigasi, bencana yang datang akan memakan banyak korban.
Apalagi jika mitigasi dan penanggulangan bencana hanya dijadikan proyek. Maka, korban yang
sudah sangat terluka justru makin menjerit pada dalamnya sakit. Sedia mitigasi sebelum bencana
datang menerjang adalah keharusan.

1. Peristiwa utama yang dibahas pada teks editorial tersebut adalah ...
2. Sebutkan kalimat opini dalam teks tersebut ...
3. Dalam teks editorial memiliki stuktur berupa kesimpulan, tulislah kesimpulan dalam teks
tersebut ...

Anda mungkin juga menyukai