Anda di halaman 1dari 30

BUPATI BUNGO

PROVINSI JAMBI
PERATURAN BUPATI BUNGO
NOMOR TAHUN 2018

TENTANG

TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DUSUN


SETIAP DUSUN DI KABUPATEN BUNGO TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BUNGO,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan


Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaiman telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016
tentang perubahahan kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
tentang DD Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, menetapkan “Ketentuan mengenai
tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa ditetapkan dengan peraturan
bupati/walikota.”
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
Peraturan Bupati Bungo tentang Tata Cara Pembagian
dan Penetapan Rincian Dana Desa setiap Dusun di
Kabupaten Bungo Tahun Anggaran 2019.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang


Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah
Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2755);
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Dusun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2019(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 223, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6263);

2. Peraturan Pemerintah ................... 2


-2-

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Dusun (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Dusun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5864);
6. Peraturan Presiden Nomor Nomor 129 Tahun 2018
tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 244)
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
537), sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 121/PMK.07/2018
tentang Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke
Daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018Nomor1341);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.07/2017
tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa Setiap
Kabupaten/Kota dan Penghitungan Rincian Dana Desa
Setiap Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1884);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunanan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018
tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1448);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pemerintahan Dusun (Lembaran Daerah
Kabupaten Bungo Tahun 2016 Nomor 10).

MEMUTUSKAN................... 3
-3-

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TATA CARA PEMBAGIAN DAN


PENETAPAN RINCIAN DANA DUSUN SETIAP DUSUN DI
KABUPATEN BUNGO TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintah Provinsi adalah Gubernur besertaPerangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
3. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
4. Bupati adalah Bupati Bungo.
5. Camat adalah pimpinan Satuan Kerja Perangkat daerah
Kecamatan.
6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat
daerah Kabupten Bungo.
7. Desa atau Dusun atau yang disebut dengan nama lain
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Kabupaten Bungo.
8. Pemerintah Dusun adalah Kepala Desa atau Rio atau
yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Dusun
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Dusun.
9. Badan Permusyawaratan Dusun yang selanjutnya
disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
10. Musyawarah Dusun adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Dusun, Pemerintah Dusun, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Dusun untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
11. Dana Dusun yang selanjutnya disingkat Dana Dusun
adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi dusun yang
ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat

12. AlokaSI Dasar ................... 4


-4-

12. Alokasi Dasar adalah alokasi minimal Dana Dusun yang


akan diterima oleh setiap Desa secara merata yang
besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
Anggaran Dana Dusun yang dibagi dengan jumlah Desa
secara nasional
13. Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan status Dusun tertinggal dan Dusun
sangat tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin
tinggi.
14. Alokasi formula adalah alokasi yang dihitung dengan
memperhatikan jumlah penduduk Dusun, angka
kemiskinan Dusun, luas wilayah Dusun dan tingkat
kesulitan geografis Dusun setiap kabupaten.
15. Indeks Kesulitan Geografis Dusun yang selanjutnya
disebut IKG Dusun adalah angka yang mencerminkan
tingkat kesulitan geografis suatu Dusun berdasarkan
variabel ketersediaan pelayanan dasar, kondisi
infrastruktur, transportasi dan komunikasi.
16. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah
yang ditentukan oleh bupati untuk menampung seluruh
penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan.
17. Rekening Kas Dusun yang selanjutnya disingkat RKD
adalah rekening tempat penyimpanan uang pemerintah
dusun yang menampung seluruh penerimaan dusun dan
untuk membayar seluruh pengeluaran dusun pada bank
yang ditetapkan.
18. Jumlah Dana Dusun adalah Jumlah dusun yang
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan
ditetapkan dengan peraturan daerah.
20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Dusun yang
selanjutnya disingkat APBDusun adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan dusun yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Dusun dan BPD, yang
ditetapkan dengan Peraturan Dusun
21. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dusun,
selanjutnya disingkat RPJM Dusun, adalah Rencana
Kegiatan Pembangunan Dusun untuk jangka waktu 6
(enam) tahun
22. Rencana Kerja Pemerintah Dusun selanjutnya disingkat
RKP Dusun, adalah penjabaran dari RPJM Dusun untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
23. Indeks Dusun Membangun yang selanjutnya disebut IDM
adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari Indeks
Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks
Ketahanan Ekologi Dusun.
24. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh
kuasa dari Bendaharawan Umum Negara untuk
melaksanakan sebagian fungsi Kuasa Bendaharawan
Umum Negara.
25. Aparat Pengawas ................... 5
-5-

25. Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang selanjutnya


disingkat APIP adalah Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Inspektorat Provinsi Jambi serta
Inspektorat Kabupaten Bungo.
26. Badan Usaha Milik Dusun yang selanjutnya disebut BUM
Dusun adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Dusun melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Dusun yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Dusun.
27. Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara yang selanjutnya disingkat Aplikasi
OMSPAN adalah aplikasi yang digunakan dalam rangka
memonitoring transaksi dalam Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara dan menyajikan informasi sesuai
kebutuhan yang diakses melalui jaringan berbasis web.
28. Jumlah Dusun adalah jumlah Dusun yang ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri.
29. Sisa Dana Dusun adalah Dana Dusun yang disalurkan
oleh Kabupaten Kepada Dusun yang tidak habis
digunakan oleh Dusun sampai akhir tahun anggaran dan
menjadi bagian dari sisa lebih perhitungan anggaran
APBDus.

BAB II
PENETAPAN RINCIAN DANA DUSUN

Pasal 2

Rincian DD setiap Dusun di Kabupaten Bungo Tahun Anggaran


2019, dialokasikan secara merata dan berkeadilan
berdasarkan:
a. Alokasi Dasar;
b. Alokasi Afirmasi; dan
c. Alokasi Formula yang dihitung dengan memperhatikan
jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan
Indeks Kesulitan Geografis (IKG) setiap dusun;

Pasal 3

1. Alokasi Dasar setiap dusun sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 huruf a dihitung berdasarkan alokasi dasar
perkabupaten/kota dibagi jumlah Dusun sebagaimana telah
ditetapkan dalam lampiran Peraturan Presiden Nomor 129
Tahun 2018 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2019;
2. Alokasi Dasar untuk setiap dusun di Kabupaten Bungo
tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 672.421.000,-

Pasal 4

1. Alokasi Afirmasi setiap Dusun sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 2 huruf b diberikan kepada Dusun Tertinggal
dan Dusun Sangat Tertinggal yang memiliki Jumlah
Penduduk Miskin Tinggi;
2. Besaran Alokasi ................... 6
-6-

2. Besaran Alokasi Afirmasi setiap Dusun sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan ketentuan
dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara
pengalokasian DD setiap Kabupaten/Kota dan
penghitungan rincian DD setiap desa;
3. Alokasi Afirmasi untuk Kabupaten Bungo tahun Anggaran
2019 sebesar Rp. 422.578.000,-

Pasal 5

1. Alokasi Formula sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2


huruf c, dihitung berdasarkan data Jumlah Penduduk,
angka Kemiskinan, Luas wilayah dan Indek Kesulitan
Geografis yang bersumber dari Kementrian yang berwenang
dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan di Bidang Statistik.
2. Penghitungan Alokasi Formula setiap dusun sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan denga menggunakan
formula sebagai berikut:
AF Dsn = {(0,10 x Z1)+(0,50 x Z2)+(015 x Z3)+(0,25 x Z4)} x AF Kab

Keterangan:
AF Dusun = Alokasi Formula setiap Dusun
Z1 = Rasio jumlah penduduk setiap dusun
terhadap total penduduk dusun Kabupaten
Bungo
Z2 = Rasio jumlah penduduk miskin setiap
dusun terhadap total penduduk miskin
dusun Kabupaten Bungo
Z3 = Rasio luas wilayah setiap dusun terhadap
total luas wilayah dusun Kabupaten Bungo
Z4 = Rasio IKG setiap dusun terhadap total IKG
dusun Kabupaten Bungo
AF Dsn = Alokasi Formula Dusun
AF Kab = Alokasi Formula Kebupaten Bungo
DD Kab = Rp. 114.776.496.000,-
3. Alokasi Formula untuk Kabupaten Bungo tahun Anggaran
2019 sebesar Rp.19.542.502.000

Pasal 6

Indeks Kesulitan Geografis Dusun sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 huruf c ditetapkan oleh Bupati berdasarkan data dari
Kementrian Keuangan Republik Indonesia

Pasal 7

Penetapan Rincian DD setiap Dusun di Kabupaten Bungo Tahun


Anggaran 2019 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.

BAB III ................... 7


-7-

BAB III
PENYALURAN DD

Pasal 8

(1) Penyaluran DD dilakukan melalui pemindahbukuan dari


RKUD ke RKD
(2) Pemindahbukuan dari RKUD ke RKD dilakukan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Dusun diterima
dari RKUD setelah persyaratan penyaluran telah dipenuhi.
(3) Penyaluran DD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Tahap I sebesar 20% (dua puluh perseratus),
disalurkan paling cepat bulan Januari dan paling
lambat minggu ketiga bulan Juni;
b. Tahap II sebesar 40% (empat puluh perseratus),
disalurkan paling cepat bulan Maret dan paling lambat
minggu keempat bulan Juni;
c. Tahap III sebesar 40% (emapat puluh perseratus),
disalurkan paling cepat bulan Juli.
(4) Penyaluran DD dari RKUD ke RKD tahap I sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a, dilaksanakan setelah
Bupati Cq. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Dusun
menerima Peraturan Dusun mengenai APBDusun dari Rio.
(5) Penyaluran DD dari RKUD ke RKD tahap II sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b, dilaksanakan setelah
Bupati Cq. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Dusun
menerima laporan realisasi penyerapan dan capaian output
DD tahun anggaran sebelumnya dari Rio.
(6) Penyaluran DD dari RKUD ke RKD tahap III sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, dilaksanakan setelah
Bupati Cq. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Dusun
menerima laporan realisasi penyerapan dan capaian output
DD sampai dengan tahap II dari Rio.
(7) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output DD
sampai dengan tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat
(8), menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling
kurang sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dan rata-
rata capaian output menunjukkan paling kurang sebesar
50% (lima puluh persen).
(8) Capaian output sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan
ayat (6) dihitung berdasarkan rata-rata persentase capaian
output dari seluruh kegiatan.
(9) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian
output sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6)
dilakukan sesuai dengan tabel referensi data bidang,
kegiatan, sifat kegiatan, uraian output, volume output, cara
pengadaan, dan capaian output.
(10) Dalam hal tabel referensi data sebagaimana dimaksud
pada ayat (9) belum memenuhi kebutuhan input data, Rio
dapat memutakhirkan tabel referensi data dengan
mengacu pada peraturan yang diterbitkan oleh
kementerian/lembaga terkait.

11. Format Penyusunan ................... 8


-8-

(11) Format Penyusunan Laporan Realisasi Penyerapan dan


Capaian Output DD sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dan ayat (6) tercantum dalam lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IV
PENGGUNAAN DD

Pasal 9

(1) DD diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program


dan kegiatan yang menjadi kewenangan dusun di bidang
pembangunan dusun dan bidang pemberdayaan
masyarakat dusun.
(2) Prioritas penggunaan DD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan
program dan kegiatan prioritas yang bersifat lintas bidang.
(3) Prioritas penggunaan DD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi masyarakat Desa berupa peningkatan
kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan dan
penanggulangan kemiskinan serta peningkatan pelayanan
publik di tingkat Desa.
(4) Penggunaan DD untuk prioritas bidang pembangunan
dusun dan pemberdayaan masyarakat dusun sebagaiman
dimaksud dalam ayat (1), menjadi Prioritas kegiatan,
anggaran dan belanja dusun yang disepakati dan
diputuskan melalui Musyawarah Dusun.
(5) Hasil Keputusan Musyawarah Dusun sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) harus menjadi acuan bagi
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Dusun dan
APBDus
(6) Rencana kerja Pemerintah Dusun dan APBDus
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan dalam
Peraturan Dusun
DD dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang
tidak termasuk dalam prioritas penggunaan DD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah mendapat
persetujuan Bupati.
(7) Mekanisme pengajuan pesetujuan Bupati sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) adalah sebagai berikut:
a. Diajukan oleh Rio kepada Bupati melalui Camat pada
saat melakukan proses penyusunan Rancangan
Peraturan Dusun tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Dusun
b. Persetujuan Bupati diberikan sebelum Rancangan
Peraturan Dusun tentang Anggaran Penapatan dan
Belanja Dusun ditetapkan;
c. Apabila Bupati tidak menyetujui maka Dusun tidak
diperbolehkan mengalokasikan DD untuk kegiatan
tersebut.
(8) Rincian prioritas penggunaan DD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 10 ................... 9
-9-

Pasal 10

Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari DD dilakukan secara


Swakelola dengan diupayakan menggunakan sumber
daya/bahan baku lokal dan lebih banyak menyerap tenaga
kerja dari masyarakat dusun setempat

Pasal 11

(1) Rio bertanggungjawab atas penggunaan DD


(2) Pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas
penggunaan DD
(3) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dibebankan pada APBD Kabupaten.

BAB V
PELAPORAN DD

Pasal 12

(1) Rio menyampaikan Laporan Realisasi Penyerapan dan


Capaian Output DD setiap tahap penyaluran kepada
Bupati;
(2) Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output DD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output DD
Tahun Sebelumnya;
b. Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output DD
Tahap I dan Tahap II; dan
c. Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output DD
Tahap III
(3) Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output DD
Tahun Sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a disampaikan paling lambat tanggal 7 Februari
tahun anggaran berjalan.
(4) Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output DD
Tahap I dan Tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b disampaikan paling lambat tanggal 7 Juni tahun
anggaran berjalan
(5) Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Output DD
Tahap III sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
disampaikan paling lambat tanggal 7 Februari tahun
anggaran berikutnya
(6) Dalam hal terdapat pemutakhiran Capaian Output setelah
batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), Rio dapat menyampaikan
pemutakhiran capaian output kepada Bupati.

BAB VI ................... 10
- 10 -

BAB VI
SANKSI

Pasal 13

(1) Bupati menunda penyaluran DD, apabila :


a. Bupati Belum menerima dokumen sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4), ayat (5) dan ayat (6);
b. Terdapat sisa DD di RKD Tahun anggaran Sebelumnya
lebih dari 30% (tiga puluh perseratus); dan/ atau
c. Terdapat Rekomendasi dari Aparat Pengawas Fungsional
Daerah
(2) Penundaan penyaluran DD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilakukan terhadap penyaluran DD tahap I
tahun anggaran berjalan sebesar Sisa DD di RKD tahun
anggaran sebelumnya.
(3) Dalam hal Sisa DD di RKD tahun anggaran sebelumnya
lebih besar dari jumlah DD yang akan disalurkan pada
Tahap II, penyaluran DD Tahap II tidak dilakukan.
(4) Dalam hal sampai dengan minggu pertama bulan Juli
tahun anggaran berjalan sis DD di RKD tahun anggaran
sebelumnya masih lebih besar dari 30 % (tiga puluh
perseratus), penyaluran DD yang ditunda sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak dapat disalurkan dan menjadi
sis Dana Dea di RKUD.
(5) Bupati melaporkan DD yang tidak disalurkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) kepada Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan DD.
(6) DD yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) tidak dapat disalurkan kembali pada tahun anggaran
berikutnya
(7) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
disampaikan oleh aparat pengawas fungsional di daerah
dalam hal terdapat potensi atau telah terjadi penyimpangan
penyaluran dan/atau penggunaan DD
(8) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepada
Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan DD
sebelum batas waktu tahapan penyaluran sebagaiman
dimaksud dalam Pasal 9.

Pasal 14

(1) Bupati menyalurkan kembali DD yang ditunda, apabila :


a. Dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a telah
diterima;
b. Sisa DD di RKD Tahun anggaran sebelumnya kurang
dari atau sama dengan 30% (tiga puluh perseratus); dan
c. Terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional
daerah.

(2) Dalam hal ................... 11


- 11 -

(2) Dalam hal penundaan penyaluran DD sebagaiman


dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a dan huruf c
berlangsung sampai dengan berakhirnya tahun anggaran,
DD tidak dapat disalurkan lagi ke RKD dan menjadi sisa
DD di RKUD;
(3) Bupati melaporkan sisa DD di RKUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada kepala KPPN selaku KPA
Penyaluran DAK Fisik dan DD;
(4) Bupati memberitahukan kepada Rio yang bersangkutan
mengenai DD yang ditunda penyalurannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling lambat akhir bulan
November tahun anggaran berjalan dan agar dianggarkan
kembali dalam rancangan APBDus tahun anggaran
berikutnya;
(5) Bupati menganggarkan kembali sisa DD di RKUD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam rancangan
APBD tahun anggaran berikutnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
(6) Dalam hal Dusun telah memenuhi persyaratan penyaluran
sebelum minggu pertama bulan Juli tahun anggaran
berjalan, Bupati menyampaikan permintaan penyaluran
sisa DD Tahap I yang belum disalurkan dari RKUN ke
RKUD kepada kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK
Fisik dan DD paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun
anggaran berjalan.

Pasal 15

(1) Bupati melakukan pemotongan penyaluran DD dalam hal


setelah dikenakan sanksi penundaan penyaluran Danan
Dusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
huruf b, masih terdapat sisa DD di RKD lebih dari 30% (tiga
puluh perseratus);
(2) Pemotongan penyaluran DD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pada penyaluran DD tahun anggaran
berikutnya;
(3) Bupati melaporkan pemotongan penyaluran DD
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala KPPN
selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan DD.

BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 16

(1) Bupati wajib membina dan mengawasi pelaksanaan


penggunaan DD yang meliputi :
a. Menetapkan pengaturan yang berkaitan dengan DD;
b. Membuat pedoman teknis kegiatan yang didanai dari
DD;
c. Melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan
penggunaan DD; dan
d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi
pelaksanaan pengelolaan dan penggunaan DD.

(2). Pembinaan ................... 12


- 12 -

(2) Pembinaan dan Pengawasan Camat meliputi :


a. Memfasilitasi penggunaan dan pengelolaan DD;
b. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi terkait
penggunaan dan pengelolaan DD; dan
c. Melakukan pengawasan penggunaan dan pengelolaan
DD.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan


Agar Setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Bungo

Ditetapkan di Muara Bungo


pada tanggal 2018

BUPATI BUNGO,

H. MASHURI

Diundangkan di Muara Bungo


pada tanggal 2018

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BUNGO,

H. RIDWAN IS
BERITA DAERAH KABUPATEN BUNGO 2018 NOMOR .....
- 13 -

LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI BUNGO
NOMOR ..... TAHUN 2018
TENTANG
TATA CARA PEMBAGIAN DAN
PENETAPAN RINCIAN DD
SETIAP DUSUN DI
KABUPATEN BUNGO TAHUN
ANGGARAN 2019

RINCIAN DD UNTUK SETIAP DUSUN


DI KABUPATEN BUNGO TAHUN ANGGARAN 2019

(ribu rupiah)

Pagu DD per-
No. Kecamatan Nama Desa
Desa

(1) (2) (3) (4)


1 Bathin III Ulu Buat 858.180.000
2 Timbolasi 758.141.000
3 Karak Apung 827.238.000
4 Lubuk Beringin 755.518.000
5 Senamat Ulu 807.192.000
6 Aur Cino 833.521.000
7 Muara Buat 745.613.000
8 Sungai Telang 844.816.000
9 Laman Panjang 829.809.000
10 Jujuhan Ilir Sari Mulya 796.814.000
11 Pulau Batu 732.009.000
12 Aur Gading 746.361.000
13 Tepian Danto 745.271.000
14 Bukit Sari 740.563.000
15 Kuamang 733.591.000
16 Lubuk Tenam 957.214.000
17 Tanah Sepenggal Lintas Rantau Makmur 788.404.000
18 Tanah Periuk 782.303.000
19 Paku Aji 752.945.000
20 Pematang Panjang 805.911.000
21 Embacang Gedang 742.101.000
22 Sungai Tembang 802.418.000
23 Sungai Lilin 868.214.000
24 Sungai Puri 743.508.000
25 Rantau Embacang 748.964.000
26 Tebing Tinggi 798.262.000
27 Lubuk Landai 843.790.000
28 Sungai Mancur 963.099.000
29 Pelepat Baru Pelepat 828.772.000
30 Batu Kerbau 889.218.000
31 Gapura Suci 988.069.000
32 Sungai Beringin 897.774.000
33 Sekampil 786.159.000
34 Rantel 800.912.000
- 14 -

35 Mulya Bakti 758.513.000


36 Cilodang 737.561.000
PAGU DD PER-
NO. KECAMATAN NAMA DUSUN
DUSUN
(1) (2) (3) (4)
37 Rantau Keloyang 859.517.000
38 Senamat 804.164.000
39 Mulya Jaya 791.895.000
40 Sungai Gurun 739.417.000
41 Dwi Karya Bakti 866.420.000
42 Bukit Telago 816.799.000
43 Balai Jaya 804.945.000
44 Limbur Lubuk Mengkuang Lbk. Tanah Terban 946.379.000
45 Sekar Mengkuang 753.606.000
46 Renah Sungai Ipuh 776.812.000
47 Pemunyian 2.207.844.000
48 Baru Lbk. Mengkuang 749.572.000
49 Muaro Tebo Pandak 765.689.000
50 Rantau Tipu 807.109.000
51 Tanjung Bungo 765.837.000
52 Pauh Agung 767.832.000
53 Tuo Limbur 806.062.000
54 Tebo Jaya 746.229.000
55 Limbur Baru 769.926.000
56 Tuo Lbk. Mengkuang 778.294.000
57 Renah Sungai Besar 753.209.000
58 Pelepat Ilir Purwosari 802.835.000
59 Koto Jayo 789.161.000
60 Kuning gading 761.347.000
61 Danau 830.995.000
62 Sumber Mulya 735.936.000
63 Muara Kuamang 815.446.000
64 Lingga Kuamang 771.930.000
65 Lembah Kuamang 756.653.000
66 Maju Jaya 798.003.000
67 Kuamang Jaya 750.933.000
68 Bangun Harjo 749.972.000
69 Tirta Mulya 800.057.000
70 Padang Palangeh 789.841.000
71 Sumber Harapan 780.477.000
72 Daya Murni 761.615.000
73 Lubuk 745.663.000
74 Karya Harapan Mukti 783.488.000
75 Bathin III Teluk Panjang 761.501.000
76 Air Gemuruh 789.594.000
77 Sarana Jaya 760.570.000
78 Purwo Bakti 936.052.000
79 Lubuk Benteng 892.216.000
80 Bungo Dani Pulau Pekan 736.416.000
81 Sungai Arang 825.859.000
82 Talang Pantai 1.034.018.000
83 Tanah Tumbuh Lubuk Niur 730.178.000
84 Bukit Kemang 758.526.000
85 Tanah Tumbuh 716.918.000
86 Renah Jelmu 748.877.000
- 15 -

87 Teluk Kecimbung 737.367.000


88 Tebing Tinggi Uleh 748.403.000
PAGU DD PER-
NO. KECAMATAN NAMA DUSUN
DUSUN
(1) (2) (3) (4)
89 Panjang 899.774.000
90 Perenti Luweh 774.040.000
91 Rambah 768.721.000
92 Pedukun 742.499.000
93 Koto Jayo 734.681.000
94 Bathin II Babeko Tuo Sepunggur 806.451.000
95 Simpang Bebeko 793.674.000
96 Babeko 771.957.000
97 Tanjung Menanti 761.613.000
98 Suka Makmur 731.485.000
99 Sepunggur 842.702.000
100 Jujuhan Talang Pamesun 767.740.000
101 Rantau Panjang 803.199.000
102 Pulau Jelmu 808.164.000
103 Baru Balai Panjang 786.695.000
104 Sirih Sekapur Perkembangan 781.232.000
105 Sirih Sekapur 786.567.000
106 Tanjung Belit 794.096.000
107 Rantau Ikil 827.837.000
108 Ujung Tanjung 785.271.000
109 Jumbak 757.550.000
110 Tanah Sepenggal Candi 746.053.000
111 Tanjung 776.787.000
112 Tanah Bekali 780.941.000
113 Telentam 744.117.000
114 Teluk Pandak 901.118.000
115 Empelu 754.811.000
116 Tenam 1.076.111.000
117 Pasar Rantau Embacang 859.342.000
118 Pasar Lubuk Landai 756.773.000
119 Sungai Gambir 886.085.000
120 Rantau Pandan Leban 1.967.223.000
121 Talang Sungai Bungo 831.524.000
122 Lubuk Kayu Aro 750.307.000
123 Lubuk Mayan 735.345.000
124 Rantau Duku 812.000.000
125 Rantau Pandan 879.215.000
126 Bathin II Pelayang Pulau Kerakap 765.035.000
127 Seberang Jaya 747.735.000
128 Talang Selungko 844.093.000
129 Pelayang 745.926.000
130 Peninjau 824.077.000
131 Rimbo Tengah Sungai Buluh 833.909.000
132 Sungai Mengkuang 869.610.000
133 Muko-muko Bathin VII Datar 806.328.000
134 Tebing Tinggi 737.734.000
135 Pekan Jum'at 767.300.000
136 Tanjung Agung 790.744.000
137 Baru Pusat Jalo 737.741.000
138 Bedaro 766.095.000
- 16 -

139 Suka Jaya 727.842.000

PAGU DD PER-
NO. KECAMATAN NAMA DUSUN
DUSUN
(1) (2) (3) (4)
140 Tebat 752.256.000
141 Mangun Jayo 759.219.000
Total 114.776.496.000
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI BUNGO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
TATA CARA PEMBAGIAN DAN
PENETAPAN RINCIAN DANA DUSUN
SETIAP DUSUN DI KABUPATEN
BUNGO TAHUN ANGGARAN 2019

A. FORM LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT DANA DUSUN TINGKAT DUSUN

LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT DANA DUSUN


TAHAP ............... TAHUN ANGGARAN.............
PEMERINTAH DUSUN..............
KECAMATAN ................. KABUPATEN BUNGO

PAGU DUSUN : Rp. ...................................


TENAGA
URAIAN VOLUME CARA ANGGARAN REALISASI SISA % CAPAIAN DURASI UPAH
NOMOR URAIAN KERJA KET
OUTPUT OUTPUT PENGADAAN (Rp) (Rp) (Rp) OUTPUT (Hari) (Rp)
(Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PENDAPATAN
1.2 Pendapatan Transfer
1.2.1 DD
- TAHAP PERTAMA
- TAHAP KEDUA
JUMLAH PENDAPATAN
2 Belanja Bantuan Ke Dusun.....
2.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1.1 Kegiatan ..................
2.1.2 Kegiatan ..................
2.1.3 dst
2.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Dusun
2.2.1 Pembangunan...............
2.2.2 Pembangunan...............
2.2.4 dst
2.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
2.3.1 Kegiatan ..................
2.3.2 Kegiatan ..................
2.3.3 dst
- 18 -

TENAGA
URAIAN VOLUME CARA ANGGARAN REALISASI SISA % CAPAIAN DURASI UPAH
NOMOR URAIAN KERJA KET
OUTPUT OUTPUT PENGADAAN (Rp) (Rp) (Rp) OUTPUT (Hari) (Rp)
(Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat
2.4.1 Kegiatan ..................
2.4.2 Kegiatan ..................
2.4.3 dst

JUMLAH BELANJA

3 PEMBIAYAAN
3.1 Pengeluaran Pembiayaan
3.1.2 Penyaluran Modal Dusun
- Modal Awal
- Pengembangan Usaha
dst

JUMLAH PEMBIAYAAN

JUMLAH
( PENDAPATAN – BELANJA – PEMBIAYAAN )

............................., ............................. 201...


KAUR KEUANGAN RIO.................

( ................................................... ) ( ................................................... )
- 19 -

B. FORM LAPORAN KONSOLIDASI REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT DANA DUSUN TINGKAT KECAMATAN

LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT DD


TAHAP ............... TAHUN ANGGARAN.............
PEMERINTAH DUSUN..............
KECAMATAN ................. KABUPATEN BUNGO
ANGGARAN REALISASI CAPAIAN
NOMOR URAIAN SISA (Rp) KETERANGAN
(Rp) (Rp) OUTPUT %
1 2 6 7 8 = 6-7 9 13
1 DUSUN .....................
A Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
B Bidang Pelaksanaan Pembangunan Dusun
C Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
D Bidang Pemberdayaan Masyarakat
E PEMBIAYAAN
JUMLAH
2 Dst ......................
A Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
B Bidang Pelaksanaan Pembangunan Dusun
C Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
D Bidang Pemberdayaan Masyarakat
E PEMBIAYAAN
JUMLAH
TOTAL JUMLAH

Ibu kota kecamatan, tanggal bulan tahun


CAMAT ...................................

(.........................................)
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI BUNGO
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN
DAN PENETAPAN RINCIAN DANA
DUSUN SETIAP DUSUN DI
KABUPATEN BUNGO TAHUN
ANGGARAN 2019

A. BIDANG PEMBANGUNAN DUSUN


1. Kegiatan Prioritas Bidang Pembangunan Dusun
Dusun dalam penetapan prioritas penggunaan DD, dapat mempertimbangkan
tipologi Dusun berdasarkan tingkat perkembangan Dusun, meliputi:
a. Dusun Tertinggal dan/atau Dusun Sangat Tertinggal memprioritaskan
kegiatan pembangunan Dusun pada:
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan
infrastruktur dasar; dan
2) Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi
serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran
yang diarahkan pada upaya pembentukan usaha ekonomi pertanian
berskala produktif, usaha ekonomi pertanian untuk ketahanan pangan
dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan.

b. Dusun Berkembang memprioritaskan kegiatan pembangunan Dusun pada:


1) Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi
serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran
untuk mendukung penguatan usaha ekonomi pertanian berskala
produktif, usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi
lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan kawasan
perDusunan;
2) Pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang
diarahkan pada upaya mendukung pemenuhan akses masyarakat
Dusun terhadap pelayanan sosial dasar dan lingkungan; dan
3) Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dasar.

c. Dusun Maju dan/atau Dusun Mandiri memprioritaskan kegiatan


pembangunan pada:
1) Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi
serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran
untuk mendukung perluasan/ekspansi usaha ekonomi pertanian
berskala produktif, usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha
ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan;
2) Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sosial dasar serta
pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang
diarahkan pada upaya mendukung peningkatan kualitas pemenuhan
akses masyarakat Dusun terhadap pelayanan sosial dasar dan
lingkungan; dan
3) Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dasar.

2. Daftar Kegiatan Prioritas Bidang Pembanguna Dusun


a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana Dusun
- 21 -

1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana lingkungan pemukiman, antara lain:
a) pembangunan dan/atau perbaikan rumah sehat untuk fakir miskin;
b) penerangan lingkungan pemukiman;
c) pedestrian;
d) drainase;
e) tandon air bersih atau penampung air hujan bersama;
f) pipanisasi untuk mendukung distribusi air bersih ke rumah
penduduk;
g) alat pemadam kebakaran hutan dan lahan;
h) sumur resapan;
i) selokan;
j) tempat pembuangan sampah;
k) gerobak sampah;
l) kendaraan pengangkut sampah;
m) mesin pengolah sampah; dan
n) sarana prasarana lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana


prasarana transportasi, antara lain:
a) Perahu
b) tambatan perahu
c) jalan pemukiman;
d) jalan Dusun antara permukiman ke wilayah pertanian;
e) jalan poros Dusun;
f) jalan Dusun antara permukiman ke lokasi wisata;
g) jembatan Dusun:
h) gorong-gorong;
i) terminal Dusun; dan
j) sarana prasarana transportasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

3) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana energi, antara lain:
a) pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
b) pembangkit listrik tenaga diesel;
c) pembangkit listrik tenaga matahari;
d) instalasi biogas;
e) jaringan distribusi tenaga listrik; dan
f) sarana prasarana energi lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

4) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana informasi dan komunikasi, antara lain:
a) jaringan internet untuk warga Dusun;
b) website Dusun;
c) peralatan pengeras suara (loudspeaker);
d) radio Single Side Band (SSB); dan
e) sarana prasarana komunikasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

b. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar


1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana kesehatan, antara lain:
a) air bersih berskala Dusun;
b) sanitasi lingkungan;
- 22 -

c) jambanisasi;
d) mandi, cuci, kakus (MCK);
e) mobil/kapal motor untuk ambulance Dusun;
f) alat bantu penyandang disabilitas;
g) panti rehabilitasi penyandang disabilitas;
h) balai pengobatan;
i) posyandu;
j) poskesdes/polindes;
k) posbindu;
l) reagen rapid tes kid untuk menguji sampel-sampel makanan; dan
m) sarana prasarana kesehatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana


prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:
a) taman bacaan masyarakat;
b) bangunan Pendidikan Anak Usia Dini;
c) buku dan peralatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini lainnya;
d) wahana permainan anak di Pendidikan Aanak Usia Dini;
e) taman belajar keagamaan;
f) bangunan perpustakaan Dusun;
g) buku/bahan bacaan;
h) balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
i) sanggar seni;
j) film dokumenter;
k) peralatan kesenian; dan
l) sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah
Dusun

c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana


prasarana usaha ekonomi Dusun
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha
pertanian berskala produktif yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan, antara lain:
a) bendungan berskala kecil;
b) pembangunan atau perbaikan embung;
c) irigasi Dusun;
d) percetakan lahan pertanian;
e) kolam ikan;
f) kapal penangkap ikan;
g) tempat pendaratan kapal penangkap ikan;
h) tambak garam;
i) kandang ternak;
j) mesin pakan ternak;
k) gudang penyimpanan sarana produksi pertanian (saprotan); dan
l) sarana prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

2) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana pengolahan hasil pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
- 23 -

pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan


kawasan perDusunan, antara lain:
a) pengeringan hasil pertanian seperti: lantai jemur gabah, jagung, kopi,
coklat, kopra, dan tempat penjemuran ikan;
b) lumbung Dusun;
c) gudang pendingin (cold storage); dan
d) sarana dan prasarana pengolahan hasil pertanian lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah
Dusun.

3) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana jasa serta usaha industri kecil dan/atau industri rumahan
yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan Dusun dan/atau produk unggulan kawasan perDusunan,
antara lain:
a) mesin jahit;
b) peralatan bengkel kendaraan bermotor;
c) mesin penepung ikan;
d) mesin penepung ketela pohon;
e) mesin bubut untuk mebeler; dan
f) sarana dan prasarana jasa serta usaha industri kecil dan/atau
industri rumahan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun
dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.
4) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pemasaran yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan, antara lain:
a) pasar Dusun;
b) pasar sayur;
c) pasar hewan;
d) tempat pelelangan ikan;
e) toko online;
f) gudang barang; dan
g) sarana dan prasarana pemasaran lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

5) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana Dusun Wisata, antara lain:
a) pondok wisata;
b) panggung hiburan;
c) kios cenderamata;
d) kios warung makan;
e) wahana permainan anak;
f) wahana permainan outbound;
g) taman rekreasi;
h) tempat penjualan tiket;
i) rumah penginapan;
j) angkutan wisata; dan
k) sarana dan prasarana Dusun Wisata lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

6) Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk kemajuan ekonomi yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
Dusun dan/atau produk unggulan kawasan perDusunan, antara lain:
a) penggilingan padi;
b) peraut kelapa;
- 24 -

c) penepung biji-bijian;
d) pencacah pakan ternak;
e) sangrai kopi;
f) pemotong/pengiris buah dan sayuran;
g) pompa air;
h) traktor mini; dan
i) sarana dan prasarana lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana


prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1) pembuatan terasering;
2) kolam untuk mata air;
3) plesengan sungai;
4) pencegahan kebakaran hutan; dan
5) sarana prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah
Dusun.

e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana


prasarana untuk penanggulangan bencana alam dan/atau kejadian luar
biasa lainnya yang meliputi:
1) kegiatan tanggap darurat bencana alam;
2) pembangunan jalan evakuasi dalam bencana gunung berapi;
3) pembangunan gedung pengungsian;
4) pembersihan lingkungan perumahan yang terkena bencana alam;
5) rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan yang terkena
bencana alam; dan
6) sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang lainnya sesuai
dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

B. BIDANG PEMBERDAYAAN
1. Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan
DD digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang Pemberdayaan
Masyarakat Dusun yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Dusun dalam penerapan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan
pertanian masyarakat Dusun dengan mendayagunakan potensi dan
sumberdayanya sendiri, meliputi:
a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan Dusun;
b. Pengembangan kapasitas masyarakat Dusun yang dilaksanakan di Dusun
setempat;
c. Pengembangan ketahanan masyarakat Dusun;
d. Pengembangan ketahanan keluarga;
e. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi Dusun melalui
pengembangan kapasitas dan pengadaan aplikasi perangkat lunak (software)
dan perangkat keras (hardware) komputer untuk pendataan dan penyebaran
informasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Dusun yang dikelola
secara terpadu;
f. Dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang
pendidikan, kesehatan, pemberdayaan warga miskin, pemberdayaan
perempuan dan anak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota
masyarakat Dusun penyandang disabilitas;
g. Dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup;
h. Dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan konflik sosial serta
penanganannya;
- 25 -

i. Dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang


dikelola oleh BUMDusun dan/atau BUMDusun Bersama;
j. Dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi
dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Dusun lainnya;
k. Pendayagunaan sumberdaya alam untuk kemandirian Dusun dan
peningkatan kesejahteran masyarakat;
l. Penerapan teknologi tepat guna untuk pendayagunaan sumberdaya alam dan
peningkatan usaha ekonomi pertanian berskala produktif;
m. Pengembangan kerja sama antar Dusun dan kerja sama Dusun dengan pihak
ketiga; dan
n. Kegiatan pemberdayaan masyarakat Dusun lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan melalui musyawarah Dusun.

2. Daftar Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan


a. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
1) pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:
a) penyediaan air bersih;
b) pelayanan kesehatan lingkungan;
c) kampanye dan promosi hidup sehat guna mencegah penyakit seperti
penyakit menular, penyakit seksual, HIV/AIDS, tuberkulosis,
hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa;
d) bantuan insentif untuk kader kesehatan masyarakat;
e) pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk
peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah;
f) kampanye dan promosi hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak
dan perlindungan Anak;
g) pengelolaan balai pengobatan Dusun dan persalinan;
h) perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil, nifas
dan menyusui;
i) pengobatan untuk lansia;
j) keluarga berencana;
k) pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas;
l) pelatihan kader kesehatan masyarakat;
m) pelatihan hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak dan
perlindungan Anak;
n) pelatihan pangan yang sehat dan aman;
o) pelatihan kader Dusun untuk pangan yang sehat dan aman; dan
p) kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat Dusun lainnya
yang sesuai dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam
musyawarah Dusun.

2) pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan antara lain:


a) bantuan insentif guru PAUD;
b) bantuan insentif guru taman belajar keagamaan;
c) penyelenggaraan pelatihan kerja;
d) penyelengaraan kursus seni budaya;
e) bantuan pemberdayaan bidang olahraga;
f) pelatihan pembuatan film dokumenter; dan
g) kegiatan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah
Dusun.

b. Pengelolaan sarana prasarana Dusun berdasarkan kemampuan teknis dan


sumber daya lokal yang tersedia
1) pengelolaan lingkungan perumahan Dusun, antara lain:
a) pengelolaan sampah berskala rumah tangga;
b) pengelolaan sarana pengolahan air limbah; dan
- 26 -

c) pengelolaan lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan


kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

2) pengelolaan transportasi Dusun, antara lain:


a) pengelolaan terminal Dusun;
b) pengelolaan tambatan perahu; dan
c) pengelolaan transportasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Dusun yang diputuskan dalam musyawarah Dusun.

3) pengembangan energi terbarukan, antara lain:


a) pengolahan limbah peternakan untuk energi biogas;
b) pembuatan bioethanol dari ubi kayu;
c) pengolahan minyak goreng bekas menjadi biodiesel;
d) pengelolaan pembangkit listrik tenaga angin; dan
e) Pengembangan energi terbarukan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

4) pengelolaan informasi dan komunikasi, antara lain:


a) sistem informasi Dusun;
b) koran Dusun;
c) website Dusun;
d) radio komunitas; dan
e) pengelolaan informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

c. pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan


prasarana ekonomi
1) pengelolaan produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan, antara lain:
a) pembibitan tanaman pangan;
b) pembibitan tanaman keras;
c) pengadaan pupuk;
d) pembenihan ikan air tawar;
e) pengelolaan usaha hutan Dusun;
f) pengelolaan usaha hutan sosial;
g) pengadaan bibit/induk ternak;
h) inseminasi buatan;
i) pengadaan pakan ternak; dan
j) sarana dan prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

2) pengolahan hasil produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan


usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan, antara lain:
a) tepung tapioka;
b) kerupuk;
c) keripik jamur;
d) keripik jagung;
e) ikan asin;
f) abon sapi;
g) susu sapi;
h) kopi;
i) coklat;
j) karet; dan
- 27 -

k) pengolahan hasil pertanian lainnya yang sesuai dengan kewenangan


Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

3) pengelolaan usaha jasa dan industri kecil yang difokuskan kepada


pembentukan dan pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau
produk unggulan kawasan perDusunan, antara lain:
a) meubelair kayu dan rotan,
b) alat-alat rumah tangga,
c) pakaian jadi/konveksi kerajinan tangan;
d) kain tenun;
e) kain batik;
f) bengkel kendaraan bermotor;
g) pedagang di pasar;
h) pedagang pengepul;dan
i) pengelolaan jasa dan industri kecil lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

4) pendirian dan pengembangan BUM Dusun dan/atau BUMDusun


Bersama, antara lain:
a) pendirian BUM Dusun dan/atau BUM Dusun Bersama;
b) penyertaan modal BUM Dusun dan/atau BUM Dusun Bersama;
c) penguatan permodalan BUM Dusun dan/atau BUM Dusun
Bersama;dan
d) kegiatan pengembangan BUM Dusun dan/atau BUM Dusun Bersama
lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun diputuskan dalam
musyawarah Dusun.

5) pengembangan usaha BUM Dusun dan/atau BUM Dusun Bersama yang


difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
Dusun dan/atau produk unggulan kawasan perDusunan, antara lain:
a) pengelolaan hutan Dusun;
b) pengelolaan hutan Adat;
c) industri air minum;
d) industri pariwisata Dusun;
e) industri pengolahan ikan; dan
f) produk unggulan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun
diputuskan dalam musyawarah Dusun.

6) pengembangan usaha BUM Dusun dan/atau BUM Dusun Bersama yang


difokuskan pada pengembangan usaha layanan jasa, antara lain:
a) pembangunan dan penyewaan sarana prasarana olahraga;
b) pengadaan dan penyewaan alat transportasi;
c) pengadaan dan penyewaan peralatan pesta; dan
d) pengadaan atau pembangunan sarana prasarana lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah
Dusun.

7) pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat dan/atau


koperasi yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan kawasan
perDusunan, antara lain:
a) hutan kemasyarakatan;
b) hutan tanaman rakyat;
c) kemitraan kehutanan;
d) pembentukan usaha ekonomi masyarakat;
e) pembentukan dan pengembangan usaha industri kecil dan/atau
industri rumahan;
- 28 -

f) bantuan sarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk usaha


ekonomi masyarakat; dan
g) pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah
Dusun.

8) pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk kemajuan ekonomi yang


difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
Dusun dan/atau produk unggulan kawasan perDusunan, antara lain:
a) sosialisasi TTG;
b) pos pelayanan teknologi Dusun (Posyantekdes);
c) percontohan TTG untuk produksi pertanian, pengembangan sumber
energi perDusunan, pengembangan sarana transportasi dan
komunikasi serta pengembangan jasa dan industri kecil; dan
d) pengembangan dan pemanfaatan TTG lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

9) pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha BUM Dusun dan usaha


ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan, antara lain:
a) penyediaan informasi harga/pasar;
b) pameran hasil usaha BUM Dusun, usaha ekonomi masyarakat
dan/atau koperasi;
c) kerjasama perdagangan antar Dusun;
d) kerjasama perdagangan dengan pihak ketiga; dan
e) pengelolaan pemasaran lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Dusun yang diputuskan dalam musyawarah Dusun.

d. penguatan dan fasilitasi masyarakat Dusun dalam kesiapsiagaan


menghadapi tanggap darurat bencana serta kejadian luar biasa lainnya yang
meliputi:
1) penyediaan layanan informasi tentang bencana;
2) pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana;
3) pelatihan tenaga sukarelawan untuk penanganan bencana; dan
4) penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang lainnya sesuai dengan
kewenangan Dusun yang diputuskan dalam musyawarah Dusun.

e. pelestarian lingkungan hidup antara lain:


1) pembibitan pohon langka;
2) reboisasi;
3) rehabilitasi lahan gambut;
4) pembersihan daerah aliran sungai;
5) pemeliharaan hutan bakau;
6) perlindungan terumbu karang; dan
7) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun yang
diputuskan dalam musyawarah Dusun.

f. Pemberdayaan masyarakat Dusun untuk memperkuat tata kelola Dusun


yang demokratis dan berkeadilan sosial
1) mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pembangunan Dusun yang dilaksanakan secara swakelola oleh Dusun,
antara lain:
a) pengembangan sistem informasi Dusun (SID);
b) pengembangan pusat kemasyarakatan Dusun dan/atau balai rakyat;
dan
- 29 -

c) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun yang


diputuskan dalam musyawarah Dusun.

2) mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Dusun secara


berkelanjutan dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan
sumber daya alam yang ada di Dusun, antara lain:
a) penyusunan arah pengembangan Dusun;
b) penyusunan rancangan program/kegiatan pembangunan Dusun yang
berkelanjutan; dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Dusun dan diputuskan
dalam musyawarah Dusun.

3) menyusun perencanaan pembangunan Dusun sesuai dengan prioritas,


potensi, dan nilai kearifan lokal, antara lain:
a) pendataan potensi dan aset Dusun;
b) penyusunan profil Dusun/data Dusun;
c) penyusunan peta aset Dusun; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Dusun yang diputuskan
dalam musyawarah Dusun.

4) menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada


kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan
kelompok marginal, antara lain:
a) sosialisasi penggunaan DD;
b) penyelenggaraan musyawarah kelompok warga miskin, warga
disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal;
c) penyusunan usulan kelompok warga miskin, warga disabilitas,
perempuan, anak, dan kelompok marginal; dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun yang
diputuskan dalam musyawarah Dusun.

5) mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam


pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Dusun,
antara lain:
a) pengembangan sistem administrasi keuangan dan aset Dusun
berbasis data digital;
b) pengembangan laporan keuangan dan aset Dusun yang terbuka
untuk publik;
c) pengembangan sistem informasi Dusun yang berbasis masyarakat;
dan
d) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun yang
diputuskan dalam musyawarah Dusun.

6) mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan Dusun


yang dilakukan melalui musyawarah Dusun, antara lain :
a) penyebarluasan informasi kepada masyarakat Dusun perihal hal- hal
strategis yang akan dibahas dalam Musyawarah Dusun;
b) penyelenggaraan musyawarah Dusun; dan
c) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun yang
diputuskan dalam musyawarah Dusun.

7) melakukan pendampingan masyarakat Dusun melalui pembentukan dan


pelatihan kader pemberdayaan masyarakat Dusun yang diselenggarakan
di Dusun.

8) menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya


manusia masyarakat Dusun untuk pengembangan Kesejahteraan
- 30 -

Ekonomi Dusun yang difokuskan kepada pembentukan dan


pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau produk unggulan
kawasan perDusunan, antara lain:
a) pelatihan usaha pertanian, perikanan, perkebunan, industri kecil dan
perdagangan;
b) pelatihan teknologi tepat guna;
c) pelatihan kerja dan keterampilan bagi masyarakat Dusun sesuai
kondisi Dusun; dan
d) kegiatan peningkatan kapasitas lainnya untuk mendukung
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Dusun dan/atau
produk unggulan kawasan perDusunan yang sesuai dengan
kewenangan Dusun dan diputuskan dalam musyawarah Dusun.

9) melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan


Dusun dan pembangunan Dusun yang dilakukan secara partisipatif oleh
masyarakat Dusun, antara lain:
a) pemantauan berbasis komunitas;
b) audit berbasis komunitas;
c) pengembangan unit pengaduan di Dusun;
d) pengembangan bantuan hukum dan paralegal Dusun untuk
penyelesaian masalah secara mandiri oleh Dusun;
e) pengembangan kapasitas paralegal Dusun;
f) penyelenggaraan musyawarah Dusun untuk pertanggungjawaban dan
serah terima hasil pembangunan Dusun; dan
g) kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Dusun yang
diputuskan dalam musyawarah Dusun.

BUPATI BUNGO

H. MASHURI

Anda mungkin juga menyukai