Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

NU di ERA REFORMASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ke-NU-an Semester Ganjil 2020/2021

Oleh:

Dhifani masruroh NIM : 202044510107

Fina maulia rahmawati NIM : 202044510110

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAM ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH

KENCONG JEMBER

2020

i
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat allah swt karena anugerah dan rahmat-
nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini penulis
telah berusaha semaksimal mungkin yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan
yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-
hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini. Namun penulis
menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 2
2.1 Sejarah Lahir dan Berdirinya NU ...................................................................... 2
2.2 Peranan NU Pada Masa Reformasi..................................................................... 2
2.3 Peranan NU Pada Pasca Reformasi..................................................................... 5
BAB III. PENUTUP ..................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 6
3.2 Saran ................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nahdlatul ulama’ yang berarti (kebangkitan ulama atau kebangkitan cendekiawan
islam) disingkat nu adalah sebuah organisasi islam besar di indonesia yang bergerak di
bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Keterbelakangan baik secara mental maupun
ekonomi yang dialami bangsa indonesia akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi
telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini
melalui jalan pendidikan dan organisasi.
Peranan NU sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat dari masa ke masa.
Seperti semangat kebangkitan bangsa indonesia terus menyebar ke manamana setelah rakyat
pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai
jawabannya, munculah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan. Kalangan pesantren
yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan
membantu organisasi pergerakan, seperti nahdlatul wathan (kebangkitan tanah air) pada
1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan nahdlatul fikri (kebangkitan pemikiran) sebagai
wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian
didirikan nahdlatut tujjar (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk
memperbaiki perekonomian rakyat. Setelah berkoordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya
muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama NU (kebangkitan ulama)
pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926).

1.2. Rumusan Masalah


A. Bagaimana sejarah lahirnya nu ?
B. Apa saja peranan nu di era reformasi ?
C. Apa saja peranan nu di masa pasca reformasi ?
1.3 .Tujuan
A. Untuk mengetahui sejarah lahirnya nu
B.untuk mengetahui peranan nu di era reformasi
C.untuk mengetahui peranan nu di masa pasca reformasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Lahir dan Berdirinya Nahdlatul Ulama


Nahdlatul ulama didirikan pada 16 rajab 1344 h (31 januari 1926). Organisasi ini
dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari sebagai rais akbar. Untuk menegaskan prinsip dasar
organisasi ini maka KH. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab qanun asasi (prinsip dasar),
kemudian juga merumuskan kitab i’tiqad ahlussunnah wal jama’ah. Kedua kitab tersebut
kemudian di implementasikan dalam khittah NU yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan
warga nu dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.
Organisasi ini bertujuan untuk menegakkan ajaran islam menurut paham kitab i’tiqad
ahlussunnah wal jama’ah ditengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah negara
kesatuan republik indonesia.
Untuk mencapai tujuannya tersebut, NU menempuh berbagai jenis usaha di berbagai
bidang, antara lain sebagai berikut :
1. Di bidang keagamaan, melaksanakan dakwah islamiyah dan meningkatkan rasa
persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luar.
Hal ini terbukti dengan lahirnya lembaga-lembaga pendidikan yang bernuansa nu dan
sudah tersebar di berbagai khususnya di pulau jawa bahkan sudah memiliki cabang
di luar negeri.
3. Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang
sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
4. Di bidang ekonomi mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil
pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat. Hal ini
ditandai dengan lahirnya bmt dan badan keuangan lain yang telah terbukti membantu
masyaraka
5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
.
2.2 Peranan NU Pada Masa Reformasi
Presiden nu pertama lahir di era ini, yakni KH.Abdurrahman Wahid (gus dur) seorang
tokoh nu yang kontroversial (baca: pola pikirnya sulit dipahami dan sering “nyleneh”). Dua
presiden yang disegani oleh amerika adalah bung karno dan gus dur (red).nu dari tingkatan
2
pusat hingga daerah semakin tertata dalam “penggodogan” kader-kadernya untuk berkiprah
membangun bangsa, namun masih kurangnya respon distribusi kader (baca: mainstream
penokohan) sehingga sedikit terhambat dalam beberapa hal teknis dan kurang merata. Oleh
karenanya mari kita sebagai jam’iyah nu kembali merealisasikan cita-cita luhur dalam
pengembangan keagamaan dan kebangsaan. Memulai dari hal kecil untuk gerakan yang lebih
besar, dari nu untuk indonesia.
Masa reformasi yang menjadi tanda berakhirnya kekuasaan pemerintahan orde baru
merupakan sebuah momentum bagi nahdlatul ulama untuk melakukan pembenahan diri.
selama rezim orde baru berkuasa, nahdlatul ulama cenderung dipinggirkan oleh penguasa saat
itu. Ruang gerak nahdlatul ulama pada masa orde baru juga dibatasi, terutama dalam hal
aktivitas politiknya.
Pada masa reformasi inilah peluang nahdlatul ulama untuk memainkan peran
pentingnya di indonesia kembali terbuka. Nahdlatul ulama yang merupakan ormas islam
terbesar di Indonesia, pada awalnya lebih memilih sikap netral menjelang mundurnya
soeharto. Namun sikap ini kemudian berubah, setelah pengurus besar nahdlatul ulama (pbnu)
mengeluarkan sebuah pandangan untuk merespon proses reformasi yang berlangsung di
indonesia, yang dikenal dengan refleksi reformasi.
Refleksi reformasi ini berisi delapan butir pernyataan sikap dari PBNU, yaitu :
Nahdlatul ulama memiliki tanggung jawab moral untuk turut menjaga agar reformasi
Berjalan kea rah yang lebih tepat.
1. Rekonsiliasi nasional jika dilaksanakan harus ditujukan untuk merajut kembali
ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan dirancang kearah penataan.
2. Sistem kebangsaan dan kenegaraan yang lebih demokratis, jujur dan berkeadilan
3. Reformasi jangan sampai berhenti di tengah jalan, sehingga dapat menjangkau
terbentuknya sebuah tatanan baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Penyampaian berbagai gagasan yang dikemukakan hendaknya dilakukan dengan
hati-hati penuh kearifan dan didasari komitmen bersama serta dihindari adanya
pemaksaan kehendak.
5. Kasus-kasus pelanggaran ham di masa lalu harus disikapi secara arif dan bertanggung
jawab.
6. TNI harus berdiri di atas semua golonga.
7. Pemberantasan kkn harus dilakukan secara serius dan tidak hanya dilakukan pada
Kelompok tertentu.

3
8. Praktik monopoli yang ada di indonesia harus segera dibasmi tuntas dalam setiap
Praktik ekonomi.
Menjelang Nopember 1998, para mahasiswa yang merupakan elemen paling penting
dalam gerakan reformasi, makin menjadi tidak sabar dengan tokoh-tokoh nasional yang
enggan bergerak cepat dalam gerakan reformasi ini. Pada tanggal 10 nopember 1998 para
Mahasiswa merancang sebuah pertemuan dengan mengundang Kh.Abdurrahman wahid,
Megawati soekarnoputri, prof.dr. Amien rais dan sri sultan hamengkubuwono x. Tempat
pertemuan ini dipilih di ciganjur (rumah kh. Abdurrahman wahid), karena kondisi kesehatan
Kh. Abdurrahman wahid saat itu belum sembuh total dari serangan stroke yang menimpanya.
Keempat tokoh nasional pro reformasi tersebut membentuk sebuah kelompok yang sering
diisebut kelompok ciganjur. Kelompok ini kemudian mengeluarkan sebuah deklarasi yang
dikenal dengan deklarasi ciganjur, yang berisi delapan tuntutan reformasi, yaitu :
a. Menghimbau kepada semua pihak agar tetap menjunjung tinggi kesatuan dan
pesatuan bangsa.
b. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan memberdayakan lembaga
perwakilan sebagai penjelmaan aspirasi rakyat.
c. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat sebagai asas perjuangan di dalam proses
pembangunan bangsa.
d. Pelaksanaan reformasi harus diletakkan dalam perspektif kepentingan yang akan
datang.
e. Segera dilaksanakan pemilu oleh pelaksana independent.
f. Penghapusan dwi fungsi abri secara bertahap, paling lambat 6 tahun dari tanggal
pernyataan ini dibacakan.
g. Menghapus dan mengusut pelaku kkn, yang diawali dari kekayaan soeharto dan
kroni-kroninya.
h. Mendesak untuk segera dibubarkannya pam swakarsa.

Gerakan reformasi harus dijalankan dengan cara-cara yang damai dan menolak
segalabentuk tindakan kekerasan atas nama reformasi. Di berbagai wilayah indonesia digelar
istighosah yang bertujuan untuk memohon kepada allah swt agar bangsa indonesia
dapatsegera terbebas dari krisis yang sedang melanda. Istighosah terbesar yang
diselenggarakan oleh nahdlatul ulama diadakan di jakarta pada bulan juli 1999, yang dihadiri
tokoh-tokoh Nasional. Dengan penyelengaraan istighosah, diharapkan dapat mempererat
silaturahim dan mengurangi ketegangan antar komponen bangsa.
4
2.3. Peran NU Pada Masa Pasca Reformasi
Dengan tidak lagi menjadi parpol, NU sebagai organisasi kemasyarakatan bisa lebih
leluasa mengembangkan diri, memfokuskan pada visi dan misinya di bidang-bidang sosial,
kemasyarakatan, keagamaan dan pendidikan. makin banyak tantangan yang dihadapi, massa
Nu yang banyak bermukim di pedesaan terutama di jatim dan sebagian jawa tengah serta
beberapa daerah mulai intensif mendapatkan perhatian dari pimpinan nu, sebagian besar
Nahdliyin di pedesaan tak lepas dari belitan kemiskinan, namun organisasi-organisasi otonom
Nu melakukan langkah-langkah lebih konkrit untuk berupaya mengatasi kemiskinan, karena
bila dibiarkan terus-menerus lama-kelamaan akan menggerus massa nu dikhawatirkan akan
banyak umat nahdliyn semakin renggang hubungan silaturahim fungsional dan strukturnya
dengan NU.organisasi-organisasi otonom NU adalah muslimat NU, GP ANSOR,
FATAYAT, IPNU dan IPPNU, juga kalangan mahasiwanya yang tergabung dalam PMII.
Organisasi-organisasi otonom itu sebenarnya merupakan potensi cukup besar yang bila
dikelola maksimal akan menjadikan pohon nu lebih subur, rindang dan akarnya juga semakin
kuat angkatan muda NU semakin banyak yang menjadi intelektual dalam berbagai bidang
bahkan mulai ada yang sudah diperhitungkan dalam forum nasional maupun internasional.
Pada 1985 mereka mendirikan lembaga kajian dan pengembangan sumberdaya
manusia (lakpesdam)NU. Selain itu sebetulnya nu memiliki kelebihan dari warganya
kalangan bawah yang menjadi wiraswasta meskipun sebagian besar masih dalam skala usaha
kecil. Tapi di sini
sudah ada modal dasar yakni jiwa wiraswasta mereka bila mereka terus dibina oleh NU
dengan dukungan pemerintah mereka tidak akan sulit untuk ditingkatkan menjadi wiraswasta
tingkat menengah dan kemudian tinggi.
Misi nu yang tak kurang beratnya adalah bagaimana mengantisipasi gerakan-gerakan
Radikal dari kalangan islam sendiri, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
mengantisipasi hal itu pada 2012 nu membentuk laskar aswaja untuk merespons keresahan
atas radikalisme berbasis agama pegangan yang dipakai nu sejauh ini tetap mempertahankan
paham ahlus sunnah wal jama'ah (aswaja) yang disesuaikan dengan kultur masyarakat dalam
bingkai kebangsaan dan NKRI menangkal gerakan radikal lewat gerakan dakwah dan secara
fisik bila dalam keadaan terpaksa dengan laskar aswaja. Aswaja bila ditilik pengertiannya
adalah aliran yang dianut siapa pun umat islam yang berpegang teguh pada al qur'an dan
sunnah nabi dengan pengertian itu maka sebenarnya nu bukanlah satu-satunya organisasi
islam di indonesia yang menganut paham aswaja. Secara akidah nu menempatkan dirinya di
jalan tengah, tidak mengakomodasi ekstrimisme baik radikal maupun liberal.
5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Peran NU Pada Masa Reformasi
Pada masa reformasi inilah peluang nahdlatul ulama untuk memainkan peran
pentingnya di indonesia kembali terbuka. Nahdlatul ulama yang merupakan ormas islam
terbesar di indonesia, pada awalnya lebih memilih sikap netral menjelang mundurnya
soeharto. Namun sikap ini kemudian berubah, setelah pengurus gp ansor, fatayat, ipnu dan
ippnu, juga kalangan mahasiwanya yang tergabung dalam pmii. Organisasi-organisasi
otonom itu sebenarnya merupakan potensi cukup besar yang bila dikelola maksimal akan
Menjadikan pohon nu lebih subur, rindang dan akarnya juga semakin besar nahdlatul
ulama (PBNU) mengeluarkan sebuah pandangan untuk merespon proses reformasi yang
berlangsung di indonesia, yang dikenal dengan refleksi reformasi.
2. Peran NU Pada Masa Pasca Reformasi
Dengan tidak lagi menjadi parpol, nu sebagai organisasi kemasyarakatan bisa lebih
leluasa mengembangkan diri, memfokuskan pada visi dan misinya di bidang-bidang sosial,
kemasyarakatan, keagamaan dan pendidikan makin banyak tantangan yang dihadapi, massa
NU yang banyak bermukim di pedesaan terutama di jatim dan sebagian jawa tengah serta
beberapa daerah mulai intensif mendapatkan perhatian dari pimpinan nu. Sebagian besar
Nahdliyin di pedesaan tak lepas dari belitan kemiskinan, namun organisasi-organisasi otonom
NU melakukan langkah-langkah lebih konkrit untuk berupaya mengatasi kemiskinan, karena
bila dibiarkan terus-menerus lama-kelamaan akan menggerus massa NU dikhawatirkan akan
banyak umat nahdliyn semakin renggang hubungan silaturahim, fungsional dan strukturnya
dengan NU organisasi-organisasi otonom nu adalah muslimat NU kuat.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://islami.co/sejarah-singkat-nahdlatul-ulama/
http://zakaaswaja.blogspot.co.id/2016/07/peranan-nahdlatul-ulama-dari-masa-ke.html
http://pengayaan.com/sejarah-lahir-dan-berdirinya-nahdlatul-ulama/

Anda mungkin juga menyukai