Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN LABORATORIUM JALAN RAYA 2019

2.3 Titik Lembek Aspal dan Ter ( Saftering Point With Ring and Ball Test )

2.3.1 Tujuan Pengujian

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui suhu dimana aspal dan
juga ter mulai lembek dan dapat digunakan dengan menggunakan alat ring dan
ball. Suhu menjadi acuan di lapangan atas kemampuan aspal dan ter menahan
suhu permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya
lekatnya.

2.3.2 Pendahuluan

Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai


dengan pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu.
Namun, demikian perilaku atau respon material aspal tersebut terhadap suhu pada
prinsipnya membentuk suatu spectrum/beragam tergantung dari komposisi dan
unsur penyusunnya. Percobaan ini diciptakan karena adanya perlembekan
(saftering) bahan-bahan aspal dan ter tidak terjadi secara sekejap pada suhu
tertentu, tetapi lebih merupakan perubahan gradual seiring penambahan suhu.
Oleh sebab itu, setiap prosedur yang dipergunakan untuk menentukan titik lembek
aspal atau ter hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut, artinya penambahan suhu
pada percobaan seharusnya berlangsung secara gradual dalam jenjang yang halus.

Dalam percobaan titik lembek ditunjukkan dengan suhu pada saat bola baja
dengan berat tertentu. Mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan
di dalam cincin berukuran tertentu sehingga aspal atau ter tersebut menyentuh
tanah dasar yang terletak pada tinggi tertentu sebagai akibat kecepatan
pemanasan.

Titik lembek menjadi salah satu batasan dalam penggolongan aspal dan ter.
Titik lembek haruslah diperhatikan saat akan membangun kontruksi perkerasan
jalan. Titik lembek hendaknya lebih tinggi dari suhu permukaan jalan sehingga
tidak terjadi perlelehan aspal akibat temperature permukaan jalan. Suhu titik
lembek aspal dan ter adalah 30oC - 200oC yang artinya masih ada nilai-nilai titik

KELOMPOK 1-TRANSPORTASI B
LAPORAN LABORATORIUM JALAN RAYA 2019

lembek yang sama dengan suhu permukaan jalan pada umumnya. Untuk itu
dilakukan usaha untuk mempertinggi titik lembek ini antara lain dengan
menggunakan filter terhadap campuran beraspal. Metode ring dan ball yang sering
digunakan bertujuan untuk mengukur titik lembek bahan semisolid sampai solid.
Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal dapat mencapai derajat
kelembekan ( mulai meleleh ) di bawah kondisi spesifik dari ter.

Berdasarkan tes yang ada disimpulkan bahwa faktor Spesifik Bina Marga
tentang titik lembek dipengaruhi untuk aspal keras pen 40 (Ring dan Ball Test)
adalah 51oC (minimum) dan 63oC (maksimum), sedangkan untuk pen 60 adalah
48oC (minimum) dan 58oC (maksimum) tidak seperti beberapa zat (misalnya air
yang berubah dari padat ke cair pada suhu ruang), bahan bitumen tidak memiliki
titik lembek yang pasti, sebaliknya, saat kenaikan suhu terjadi. Bahan ini
perlahan-lahan berubah dari padat lalu mencair (mengental). Dengan alasan
tersebut, nilai titik lembek harus diuji dan nilai yang didapat diharapkan dapat
menjadi patokan saat pengerjaan di lapangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengujian titik lembek:

a. Berat bola besi


b. Jarak antara ring denga dasar pelat
c. Besarnya suhu pemanasan

Aplikasi dari nilai titik lembek antara lain dapat digunakan sebagai:

a. Bersama – sama dengan nilai Penetrasi digunakan untuk menentukan PI


(Penetration Index) yang merupakan tingkat kepekatan aspal terhadap
temperatur.
b. Menentukan sifat kelelahan dari lapisan aspal dan agregat.

Pada percobaan untuk menentukan titik lembek aspal atau ter, penambahan
suhu hendaknya berlangsung secara gradual dalam jenjang yang halus. Dalam
percobaan ini, titik lembek ditunjukkan dengan suhu pada saat bola baja ( dengan
berat tertentu) mendesak turunnya suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan di

KELOMPOK 1-TRANSPORTASI B
LAPORAN LABORATORIUM JALAN RAYA 2019

dalam cincin (berukuran tertentu), sehingga aspal atau ter tersebut menyentuh
pelat dasar yang terletak pada tinggi tertentu. Adapun proses ini terjadi sebagai
akibat kecepatan pemanasan.

Metode ini dilakukan untuk mengetahui suhu ketika aspal dan ter mulai
lembek. Dalam metode ini, titik lembek aspal dan ter dapat diketahui dengan
menggunakan alat Ring and Ball. Data yang diperoleh dari metode ini akan
menjadi acuan di lapangan atas kemampuan aspal serta ter untuk menahan suhu
permukaan yang terjadi agar tidak lembek dan akhirnya akan mengurangi daya
lekatnya.

2.3.3 Alat dan Bahan


Alat:
a. Pengaman bola
b. Bola baja
c. Thermometer
d. Dudukan besi
e. Automatic ring and ball
f. Cincin kuningan
g. Spatula
h. Bejana
i. Stopwatch
Bahan:
a. Aspal
b. Air
c. Es Batu

KELOMPOK 1-TRANSPORTASI B
LAPORAN LABORATORIUM JALAN RAYA 2019

Berikut adalah gambar alat yang digunakan dalam pengujian titik lembek

1. Cincin kuningan 2. Bola baja dan Pengaman


bola

1.

3. Thermometer 4. Dudukan benda uji

KELOMPOK 1-TRANSPORTASI B
LAPORAN LABORATORIUM JALAN RAYA 2019

5. Alat Uji Titik Lembek 6. Bejana Pengujian


(Automatic Ring and Ball)

7. Stopwatch 8. Spatula

2.3.4 Prosedur Pengujian


1. Persiapan benda uji
a. Memanaskan sampel perlahan-lahan sambil mengaduk terus – menerus
hingga cair merata.
b. Menuangkan sampel ke dalam 2 cincin yang alasnya sudah diolesi
gliserin.
c. Mendinginkan sampel selama 30 menit.
d. Meletakkan sampel ke dalam ember berisi air selama ±24 jam.

KELOMPOK 1-TRANSPORTASI B
LAPORAN LABORATORIUM JALAN RAYA 2019

2. Langkah-langkah pengujian
a. Memasang dan mengatur posisi sampel di atas pelat yang telah disiapkan.
Kemudian memasukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana.
b. Mempersiapkan air dengan es batu sampai mencapai suhu dibawah 5oC.
c. Memasang thermometer diantara kedua sampel.
d. Mengamati kenaikan suhu per 5oC, hingga mencapai titik lembeknya.

2.3.5 Pembahasan
Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel terlampir.

2.3.6 Kesimpulan

Dari hasil pengujian titik lembek aspal dan ter, titik lembek sampel
pertama didapat suhu 57oC, dan titik lembek sampel kedua didapat pada suhu
62oC. Jadi, nilai rata-rata titik lembek kedua sampel adalah pada suhu 59,5oC.
Menurut Bina Marga berdasarkan SNI 2434:2011 untuk aspal nilai batas
minimum titik lembek adalah 48oC dan nilai maksimumnya adalah 59,35oC.
Sehingga hasil percobaan tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dan dapat
digunakan dalam konstruksi jalan raya.

2.3.7 Daftar Pustaka

Tim Laboratorium Jalan Raya Penuntun Praktikum Jalan Raya Laboratprium


Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Riau,2019

SNI 2434:2011

KELOMPOK 1-TRANSPORTASI B
LAPORAN LABORATORIUM JALAN RAYA 2019

Berikut tabel hasil pengujian titik lembek

LABORATORIUM JALAN RAYA Kelompok: Kelompok 1 Mulai Percobaan : November 2019


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS RIAU Jenis Sampel
: Selesai Percobaan : November 2019
Kampus Bina Widya, Simpang Baru, Pekanbaru Material : Pemeriksa :
No. Suhu yang diamati

1 5 0 0
2 10 1' 4"19 1' 4"19
3 15 1' 36"75 1' 36"75
4 20 2' 8"10 2' 8"10
5 25 2' 44"84 2' 44"84
6 30 3' 21"55 3' 21"55
7 35 4' 5"43 4' 5"43
8 40 4' 48"3 4' 48"3
9 45 5' 21"16 5' 21"16
10 50 5' 57"62 5' 57"62
11 55 6' 32"89 6' 32"89
12 57.5 6' 47"91 6' 47"91 57.5
13 60 6' 59"0 6' 59"0
14 60.3 60.3

KELOMPOK 1-TRANSPORTASI B

Anda mungkin juga menyukai