Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASKEB KOMUNITAS ( ASKEB V)


“UNSAFE ABORTION”

Dosen Pengampu: Rini Mustikasari,K.P,S.SIT,M.Keb

Di Susun Oleh Kelompok 3


Dita pratiwi (19.10.15401.003)
Wana Nuraini (19.10.15401.023)

STIKes KELUARGA BUNDA JAMBI


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020 s.d 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah askeb komunitas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosenRini
musikasari,K.P,S.SIT,M.Kebpada mata kuliah askeb komunitas. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosenRini
musikasari,K.P,S.SIT,M.Kebselaku dosenmatakuliah askeb komunitasyang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 03 maret 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ......................................................................................................................
B. Penyebab ....................................................................................................................
C. Metode .......................................................................................................................
D. Ciri-ciri ......................................................................................................................
E. Dampak ......................................................................................................................
F. Komplikasi .................................................................................................................
G. Hukum .......................................................................................................................
H. Peran bidan ................................................................................................................
I. Kriteria yang baik ......................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aborsi sesuatu yang dianggap sebagai sebuah tindakan kriminal dimana terjadinya
pembunuhan, tetapi walaupun demikian pada perkembangannya dari waktu ke waktu
aktifitas aborsi semakin mengalami peningkatan yang sangat tinggi khususnya dikalangan
para remaja. Bagi para remaja yang terdapat di kota-kota besar, aborsi merupakan sesuatu
hal yang dianggap biasa karena hampir setiap harinya berita tentang aborsi muncul di
media elektronik maupun di media cetak. Sedangkan para remaja yang berada di desa
atau yang tinggal di desa maupun juga di kota-kota kecil belum tentu tidak melakukan
aborsi walaupun persentasenya sedikit. Saat ini aborsi tidak aman (unsafe abortion) akibat
kehamilan yang tidak diinginkan masih merupakan salah satu penyebab tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI). aborsi hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu, yaitu
berdasarkan indikasi kedaruratan medis atau kehamilan akibat pemerkosaan.
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan
yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan
jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak
memenuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan keluarga miskin yang
tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe abortion dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan mengakibatkan kematian bagi kaum ibu.
WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi yang
tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 2010). Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu
di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap
20 tindak aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti melakukan kekerasan fisik
seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda. Jika tindakan pertama tidak berhasil, maka
wanita tersebut melakukan tindakan kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan yang
dapat menggugurkan kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi obat-
obatan yang dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi obat
tradisional seperti nenas muda.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi,
perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang
segera, sehingga kejadian tersebut harus dicegah dengan memberikan pendidikan dan
pelayanan kesehatan yang berkukalitas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi unsafe abortion?
2. Apa penyebab unsafe abortion?
3. Apa saja metode yang dilakukan untuk unsafe abortion?
4. Apa saja ciri-ciri unsafe abortion?
5. Bagaimana dampak unsafe abortion?
6. Apa komplikasi dari unsafe abortio?
7. Bagaimana hukum unsafe abortion?
8. Bagaimana peran bidan dalam menangani unsafe abortion?
9. Bagaimana kriteria yang baik untuk unsafe abortion?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi unsafe abortion?
2. Untuk mengetahui penyebab unsafe abortion?
3. Untuk mengetahui metode yang dilakukan untuk unsafe abortion?
4. Untuk mengetahui ciri-ciri unsafe abortion?
5. Untuk mengetahui dampak unsafe abortion?
6. Untuk mengetahui komplikasi dari unsafe abortio?
7. Untuk mengetahui hukum unsafe abortion?
8. Untuk mengetahui peran bidan dalam menangani unsafe abortion?
9. Untuk mengetahui kriteria yang baik untuk unsafe abortion?
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan
oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai,
sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. (Bidan Menyongsong
Masa Depan, PP IBI).
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan
tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien. (Behrman Kliegman,
2000:167).
Unsafe abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kurang terampil
(tenaga medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat
kesehatan (WHO, 1998).
Dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan
darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari
tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis
tertentu.
Berdasarkan UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa setiap orang dilarang
melakukan aborsi dapat dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan medis yang
dideteksi sejak usia dini kehamilan dan aturan ini diperkuat dengan Pasal 77 yang berisi
pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman,
dan tidak bertanggung jawab sera bertentangan dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu untuk
menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang
sangat rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.
B. PENYEBAB
Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan
yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti :
 Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
 Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
 Kehamilan di luar nikah.
 Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
 Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.
 Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
 Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.

C. METODE
Metode aborsi yang tidak aman yang umumnya digunakan di berbagai negara bervariasi,
dari metode teknik medis lanjut yang digunakan oleh dokter sampai teknik tradisional
berbahaya yang digunakan oleh dukun, teman, atau tetangga yang menolong atau oleh
wanita hamil itu sendiri.
Untuk para pelaku abortus yang tidak profesional, upaya yang dilakukan antara lain
adalah memasukkan cairan ke dalam uterus. Cairan yang digunakan bervariasi, mulai dari
air sabun sampai disinfektan rumah tangga yang dimasukkan melalui semprotan ataupun
alat suntik. Di beberapa negara juga menggunakan pasta yang bersifat abortif yang
mengandung zat iritatif. Sediaan jamu dan obat-obatan per oral juga sering digunakan.
Berbagai jamu dan obat yang diduga bersifat abortif dapat ditemukan di pasaran bebas di
negara-negara berkembang. Di Bangladesh, obat-obat tersebut kemungkinan mengandung
air raksa.
Metode lain yang relatif lebih berbahaya adalah memasukkan alat atau benda asing ke
dalam rongga rahim. Di India digunakan pucuk wortel yang telah dikeringkan; di Philipin
alat tesebut adalah pisang atau daun tumbuh-tumbuhan lokal kalachulchi. Di Ghana,
digunakan ranting pohon comelina yang jika dimasukkan ke dalam rahim akan menyerap
air dan mengembang membuka leher rahim serta menyebabkan abortus. Jenis lain adalah
tanaman Jatropha yang mengandung bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan
abortus.
Di Amerika latin, upaya abortus dilakukan dengan memasukkan ujung kateter yang lentur
ke dalam rongga rahim. Ujung yang lain diikatkan di pangkal paha. Wanita tersebut
kemudian disuruh berjalan sehingga ujung kateter yang berada di dalam rongga rahim
bergoyang-goyang menggangu isi rahim dan merangsang abortus. Ada pula yang
menggnakan cairan kina yang toksik pada bayi dan si ibu. Ada juga para wanita yang
melakukan sendiri dengan memasukkan plastik berongga ke dalam rongga rahim,
kemudian memasukkan alat atau kawat melalui plastik tersebut untuk mengorek rongga
rahim.

D. CIRI – CIRI
 Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
 Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
 Kurangnya fasilitas dan sarana
 Status illegal

E. DAMPAK
Dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Ph.d, dijelaskan bahwa pada
saat dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang
wanita, yang secara garis besarnya terdapat dua macam resiko, yaitu:
 Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik Pada saat dan setelah melakukan
aborsi, maka wanita ada kemungkinan besar mengalami resiko kesehatan dan
keselamatan terhadap tubuh atau fisiknya
 Resiko gangguan psikologis atau kejiwaan. Gejala ini di kenal di dunia psikologi
sebagai Post abortion syindrome (sindrom pasca aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini
dicatat dalam Psychological Reactions Reported After Abortion yang diterbitkan oleh
The Post Abortion Review (1994).

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi akibat tindakan-tindakan yang tidak aman terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan misalnya dengan melakukan abortus provokatus oleh
dukun, dengan meminum jamu-jamuan, ramuan.
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan
yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan
jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak
memenuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi,
perdarahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang
segera.
Tingginya AKI mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk  dan
secara tidak langsung mencerminkan kegagalan pemerintah dan masyarakat untuk
mengurangi risiko kematian ibu.  Peningkatan kualitas perempuan merupakan salah satu
syarat pembangunan sumber daya manusia.
Strategi untuk menurunkan risiko kematian karena aborsi tidak aman adalah dengan
menurunkan ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.  Ini dapat dimungkinkan
bila pemerintah mampu menyediakan fasilitas keluarga berencana yang berkualitas
dilengkapi dengan konseling.
Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui
komunikasi dan pemberian informasi yang obyektif untuk membuat keputusan tentang
penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan
keinginan klien, tanpa menghakimi.  Bagi remaja yang belum menikah, perlu dibekali
dengan pendidikan seks sedini mungkin sejak mereka mulai bertanya mengenai seks. 
Namun, perlu disadari bahwa risiko terjadinya kehamilan selalu ada, sekalipun pasangan
menggunakan kontrasepsi. Bila akses terhadap pelayanan aborsi yang aman tetap tidak
tersedia, maka akan selalu ada ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.

G. HUKUM
Menurut KUHP orang yang dapat dihukum adalah orang yang menggugurkan kandungan
seorang wanita, juga wanita yang digugurkan kandungannya. Sedangkan dalam praktek
yang tidak dihukum adalah dokter yang melakukan aborsi dengan indikasi medis, yaitu
dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwa atau menjaga kesehatan wanita yang
bersangkutan.
Persoalannya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kita yang merupakan
peninggalan masa kolonialisasi Belanda melarang keras dilakukannya aborsi dengan
alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 – 349. Bahkan
pasal 299 intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada
siapa saja yang memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat
digugurkan.

H. PERAN BIDAN
 Sex education
 Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
 Peningkatan sumber daya manusia
 Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.

I. KRITERIA ABORSI YANG AMAN


 Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan berpengalaman
melakukan aborsi
 Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak.
 Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus
steril atau tidak trcemar kuman dan bakteri.
 Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat
haid.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakukan oleh
orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai,
sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Aborsi tidak aman tidak
selalu sama dengan aborsi ilegal. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak
tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai.
Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi dan
hukumpun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam
masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk
kegagalan KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman
(unsafe abortion).
DAFTAR PUSTAKA

Elvahra, Zoya. 2017. Peran Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Untuk Meningkatkan
Pengetahuan Terkait Tindakan Aborsi Pada Remaja Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan
(KTD). https://osf.io/hd5z6/download. Diakses pada tanggal 03 maret 2021. Pada pukul
11.15 WIB.
Pajailung ,Elvis Umbu Lepa. 2018. Pencegahan Aborsi dan Resiko Bahaya Kesehatan.
https://osf.io/f7c5w/download/?format=pdf. Diakses pada tanggal 03 maret 2020. Pada
pukul 11.25 WIB.
Tri, ajeng. 17 agustus 2016. Unsafe abortion. (1) (doc) unsafe abortion 2 | ajeng tri -
Academia.edu. Diakses pada tanggal 03 maret 2020. Pada pukul 12.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai