Dosen Pengampu :
Mohd. Jamil, SKp.,M.BioMed
DISUSUN OLEH :
Kelompok D
Fitriatul Munnawarroh (2011316036)
Lili Resta Septiana (2011316029)
Pendi Gunawan Syah (2011316038)
Rizki Cahaya Putri (2011316044)
Al Hanifah Armes (2011316031)
Ahmad Mudhofir (2011316041)
Della Fatimah (2011316042)
Septria Rossa (2011316027)
Teguh Wiradharma (2011316034)
Vivi Ramadhani (2011316037)
Windi Wahyuni (2011316045)
A. Analisa Situasi
Universitas Andalas
3. ruangan
a. Tenang
dan memahami tentang pentingnya mengatur dan menjaga pola hidup sehat,
gejala-gejala dari penyakit, agar tidak memperburuk kondisi tubuh yang telah
d. Audiens mampu menjelaskan kembali pola hidup yang sehat pada orang
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
E. Setting Tempat
Keterangan : : Edukator
: Responden
: Partisipan
F. Teori (Terlampir)
G. Media
1. Leaflet
2. Power point
H. Kegiatan Penyuluhan
1 10 Menit Pembukaan
non farmakologi.
6 10 Menit Penutup
I. Evaluasi
Stándar evaluasi
sehari-hari.
KONSEP TEORI
JANTUNG KORONER
A. Definisi
kematian di Indonesia. Survei kesehatan rumah tangga yang dilakukan secara berkala
kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kkematian pada tahun 1993dan
meningkat menjadi 24,4% pada tahun 1998 ( PERKI, 2004 dalam Arif Muttaqin, 2009).
yang memiliki riwayat keluarga atau pola hidup kurang sehat salah satunya adalah
penyakit jantung coroner. Penyakit jantung coroner (arteri coroner) adalah jenis
penyakit yang banyak menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat
penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi coroner karena adanya endapan lemak
Perubahan pola hidup, pola makan, dan stress juga dapat mengakibatkan terjadinya
Otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen
dari arteri coroner agar jantung dapat berkontraksi dan memompa darah ke seluruh
tubuh secara normal. Namun, jika terjadi penyumbatan arteri yang semakin buruk,
terutama arteri coroner, maka otor jantung dapat mengalami iskemia (berkurangnya
pengerasan pembuluh darah yang disebabkan oleh akumulasi dari lemak, kolestrol,
hasil pembuangan sel, kalsium, dan fibrin. Arteri yang seringkali mengalami
arterosklerosis yaitu arteri coroner. Penyakit jantung coroner (coronary heart disease)
ditandai dengan adanya ateroma yang berkumpul didalam sel yang melapisi dinding
arteri coroner. Atheroma tersebut terbentuk secara bertahap dan tersebar dari
percabangan besar kedua arteri coroner utama. Kedua arteri coroner tersebut
mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Arteroma dapat menonjol
kepermukaan dalam arteri, sehingga diameter arteri menjadi sempit dan dapat
B. Manifestasi Klinis
Penyakit arteri coroner sangat berbahaya apabila tidak segera di tangani karna
menanggulangi hal tersebut kita harus mengetahui apa saja tanda dan gejala dari
penyakit arteri coroner, menurut rudi hariano, tahun 2013 tanda dan gejala dari arteri
1. Nyeri dada atu rasa tidak enak dibagian tengah dada/uluh hati, perasaan tertekan,
berat atau remuk yang berlangsung selama tak lebih dari beberapa menit atau
2. Sulit bernafas/sesak nafas. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam
5. Pusing dan pingsan dapat terjadi karena penurunan aliran darah ke otak akibat
denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang
buruk.
Tanda dan gejala yang biasanya juga akan menyertai antara lain sebagai berikut :
2. Rasa sakit atau tak nyaman di bagian-bagian lain pada bagian tubuh atas, termasuk
C. Etiologi
1. Factor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain diet ( pola makan) tinggi lemak
atau kolestrol, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, stress,
a. Diet (pola makan) tinggi lemak yaitu lemak, yang tidak larut dalam air, akan
terikat dengan lipoprotein yang larut dalam air sehingga memungkinkan untuk
dapat diangkut dalam sistem peredaran darah. Tiga elemen metabolism lemak
antara lain kolestrol total, LDL, dan HDL. LDL menyebabkan efek berbahaya
kecil. Individu yang memiliki diabetes mellitus memiliki kadar kolesterol dan
dan tekanan darah dengan menstimulasi sistem saraf simpatis. Selain itu,
e. Obesitas, stress, dan kurang gerak ikut berperan dalam proses penyakit
arteriosclerosis ini. Semakin banyak factor resiko yang dimiliki, maka semakin
2. Factor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain orag yang berusia >40
tahun dan jenis kelamin (pria atau wanita setelah menopause), serta riwayat
keluarga.
D. Patofisiologi
Secara patologis, lesi dimulai dari trauma endotel yang disebabkan oleh berbagai
factor yang telah dibahas sebelumnya. Setelah terjadi trauma endotel, sel endotel
mengalami inflamasi dan terjadi aktivitas makrofag. LDL yang teroksidasi masuk ke
intima dinding endotel dan membentuk lapisan lemak. Otot sel polos berpoliferasi dan
menghasilkan kolagen menuju lapisan lemak serta membentuk plak fibrosa. Plak ini rentan
ruptur. Jika plak ruptur, maka terbentuk thrombus yang dapat menyumbat pembuluh darah
arteriosclerosis yaitu :
resiko untuk arteriosclerosis. Kadar kolesterol di atas 180 mg/dL (pada orang yang
berusia 30 tahun) atau di atas 200 mg/dL (pada orang yang berusia > 30 tahun),
arterosklerotik. Prosedur ini dilakukan dengan cara mengikuti pergerakan aliran zat
F. Pencegahan
antara pembuluh darah dengan factor resikonya. Cara yang dapat digunakan untuk
3. Berhenti merokok
penyakit arteri coroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang
dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh
dari orang yang selalu merokok tanpa menghiraukan berapa lama mereka telah
merokok sebelumnya.
G. Penatalaksanaan Medis
Menurut Asikin tahun 2016 penatalaksanaan medis yang dilakukan untuk pasien
1. Diet modifikasi pola makan pakai obat untuk menurunkan kadar kolesterol dan
trigliserida.
2. Obat anti trombosit mengkonsumsi aspirin atau obat anti trombosit untuk
dan dapat menurunkan jumlah lemak dalam darah, serta meningkatkan HDL.
4. Kontrol kadar gula darah, pada pengidap diabetes mellitus, kadar gula darah perlu
endotel.