KELOMPOK 2
Andri Juliyanto
Anetta Lesmana
Deni Syafri
Detty novia regina
Haikal Gifari
Mira
Muhammad adafiah
Nadia Rachmawaty
Randy Sebastian
Raudatul Jannah
Tommy Damanik
Tri Prajasa B.R
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
BANDUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Mengkaji dan mengetahui struktural organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung,
dan menganalisa Good Corporate Governance dan Good Clinical Governance yang tercakup
dalam struktural organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
I.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Struktural Organisasi yang terdapat di Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung?
2. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung?
3. Bagaimana penerapan Good Clinical Governance di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung?
BAB II
ISI
II.2 Tujuan
Tujuan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung terdiri dari berbagai aspek
baik dari segi pelayanan, teknologi dan informasi, hingga performa sumber daya
insaninya. Beberapa tujuan dari Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung adalah sebagai
berikut:
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
4) Spesialistik Rheumatologi
5) Spesialistik Jantung
6) Spesialistik Endokrin
7) Spesialistik Ginjal
8) Spesialistik Hemodialisa
c) Layanan Medical Check-Up
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung memiliki pelayanan medical check-up antara
lainnya sebagai berikut:
1) Pemeriksaan fisik dan konsultasi internist
2) Pemeriksaan dokter kebidananan
3) Pemeriksaan dokter gigi
4) Pemeriksaan EKG
5) Pemeriksaan USG Abdomen
6) Pemeriksaan USG Mammae
7) Pemeriksaan Rontgent Thorax
8) Pemeriksaan Treadmill
9) Pemeriksaan Spirometri
10) Pemeriksaan Laboratorium:
Darah Rutin: Hb, Leukosit, Diff Count, Hematokrit Trombosit,
Eritrosit, MCV, MCH, MCHC
Urin Rutin: Bj, Ph, Albumin, Glukosa, Sedimen, Bilirubin,
Urobilirubin, Keton, Nitrit, Darah Samar
Feses Rutin
Kimia Darah
Fungsi Endokrin: Gula darah puasa, Gula Darah PP (2 jam setelah
makan)
Fungsi Ginjal: Ureum, Creatinin, Asam Urat
Fungsi Hati: Bilirubin total, BilirubinDirek, Protein Total, Albumin,
Alkali Fosfatse, SGOT, SGPT
Lemak: Cholesterol, rigliserid, HDL, LDL (ekstra
Imunologi: Hbs Ag, ANTI HBs
Salah satu faktor kunci dalam pengembangan pelayanan rumah sakit adalah
bagaimana meningkatkan mutu pelayanan klinik. Rumah sakit adalah lembaga yang
memberikan pelayanan klinik sehingga mutu klinik merupakan indikator penting bagi baik
buruknya rumah sakit. Baik dan buruknya proses pelayanan klinik dipengaruhi oleh
penampilan kerja dokter spesialis pada rumah sakit. Sebagaimana sistem governance di
manajemen rumah sakit, saat ini dikembangkan sistem governance di klinik. Pengembangan
ini dipelopori oleh Inggris pada dekade 90-an dengan menggunakan istilah clinical
governance.
Kerangka kerja clinical governance tersusun atas empat hal yaitu evidence based
medicine, informasi yang baik, penilaian kerja klinik, dan hubungan antara klinisi dengan
manajemen. Berbagai implikasi besar muncul dengan kerangka kerja ini. Pertama, rumah
sakit melakukan pelaksanaan praktik klinik berbasis pada bukti (evidence based practice).
Pelaksanaan evidence based merupakan hal yang berat. Kedua, dilakukan perbaikan
infrastruktur informasi klinis. Ketiga, dilakukan pengembangan mekanisme untuk menilai
kinerja klinik yang terpadu dengan kinerja manajemen. Keempat, perlu dilakukan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan di antara staf klinis. Dalam hal
ini harus terdapat klinisi yang menjadi pemimpin (leader) dari para klinisi.
Akretitasi JCI salah satunya terkait dengan penerapan good clinical governance,
dimana dewan pengawas menginginkan adanya pelayanan yang sesuai dengan
akreditasi, akan membuat direksi untuk membuat acuan tenatang pelayanan klinik
yang bermutu, yang dibarengi dengan strategi penerapan mutu. Di rumah sakit
Muhammadiyah Bandung telah dibentuk staf khusus yang bertanggungjawab untuk
menerapkan dan mengorganisir kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinik, tim
tersebut bertugas terus menerus di dalam implementasi dari hasil akreditasi yang
salah satunya tentang mutu pelayanan klinik, kegiatan peningkatan mutu pelayanan
klinik di implementasikan pada tingkat tingkat tertentu, dari mulai dtingkat diereksi,
manajer senior, tim komite medis, sampai dengan tim –tim di masing masing
bagian,yang membahas tentang pelayanan klinik.
Diadakannya rapat – rapat rutin anggota SMF dan komite medic baik dengan
ketua komite medic, dengan direksi maupun dengan manajemen Rumah Sakit terkait
dengan pelayanan klinik, Rumah sakit melakukan strategi untuk mengantarkan
program – program yang harus dikerjakan terkait dengan Akredtasi internasional
tersebut dengan memanfaatkan kewibawaan dari ketua komite medic ,dalam kaitan
rapat – rapat rutin anggota komite medis dan klinis cenderung berkomitmen karena
melihat ketua komite medic yang berwibawa tersebut. Dalam partisipasi terkait
dengan audit medis dilakukan dengan support dengan system Informasi teknologi ,
dimana terdapat laporan ekesekutif.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Konsep good corporate governance (GCG) pada rumah sakit disebut
sebagai good hospital governace (GHG) atau dalam bahasa indonesia disebut
sebagai sistem tata kelola rumah sakit yang baik. Konsep good hospital
governace (GHG) sama dengan konsep tata kelola perusahaan pada umumnya,
namun disesuaikan aplikasinya pada jenis bisnisnya yaitu layanan kesehatan.
Undang-Undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pada pasal 33
ayat 1 menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel”.
Salah satu faktor kunci dalam pengembangan pelayanan rumah sakit
adalah bagaimana meningkatkan mutu pelayanan klinik. Rumah sakit adalah
lembaga yang memberikan pelayanan klinik sehingga mutu klinik merupakan
indikator penting bagi baik buruknya rumah sakit. Baik dan buruknya proses
pelayanan klinik dipengaruhi oleh penampilan kerja dokter spesialis pada
rumah sakit. Sebagaimana sistem governance di manajemen rumah sakit, saat
ini dikembangkan sistem governance di klinik.
Prinsip dasar dalam pengembangan pengelolaan clinical governance
adalah bagaimana mengembangkan sistem untuk meningkatkan mutu klinik.
Peningkatan mutu tersebut dilakukan dengan cara memadukan pendekatan
manajemen, organisasi, dan klinik secara bersama.
3.2 Saran
Tuntutan masyarakat akan peningkatan dalam memberikan pelayanan
menunjukkan bahwa rumah sakit sebagai organisasi sektor publik dalam
pengelolaannya belum sesuai dengan harapan masyarakat di daerah,
masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah
sakit, dimana transparansi dan akuntabilitas publik dirasa masih kurang.
Prasetyono (Manasikana, 2015) menyebutkan bahwa belum optimalnya
pelayanan publik dari rumah sakit dimungkinkan karena belum
diimplementasikan sepenuhnya konsep good corporate governance.
DAFTAR PUSTAKA
Sutojo, S & Al Drige, J. (2005), Good Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan yang
sehat, PT.Damar mulia Rahayu, Jakarta
Roland M, Campbell S, Wilkin D. Clinical Governance: A Convincing Strategy for Quality
Improvement. J Manag Med. 2001; 15(3): 188-201